5

Beberapa hari kemudian

Syifa dan Omanya datang ke panti asuhan KASIH BUNDA. Panti asuhan yang beberapa waktu lalu mereka kunjungi.

Mereka kaget karena tidak biasanya sepi di halaman panti, pemilik panti berjalan ke arah mereka saat melihat mereka datang dan menyapa mereka dengan ramah.

"Tumben sepi, anak-anak pada kemana?" tanya Janeta saat menoleh kiri kanan.

"Mereka sedang belajar mengaji, kebetulan keponakan saya baru pulang dari Kairo minggu lalu, dia main ke sini jadi anak-anak minta diajari ngaji sama dia," ucap Amara pemilik panti dengan senyum bangga.

"Nenek Amara, boleh tidak Syifa ikut belajar mengaji?" tanya Syifa polos

"Tentu, ayo Nenek antar menemui mereka," ajak Amara sambil memegang tangan Syifa

Syifa tersenyum menoleh kearah Omanya yang juga ikut tersenyum bahagia karena cucunya mau dengan sendirinya belajar mengaji.

Mereka berjalan menuju ruangan tempat anak-anak belajar, ternyata keponakan Bunda Amara adalah Annisa, wanita bercadar itu.

Annisa menoleh saat mereka mengucap salam, diapun menjawab salam mereka dengan suara lembutnya.

Janeta menatap ke arah Annisa setelah Annisa menjawab salam.

Suaranya Wanita bercadar ini sangat lembut, pasti wajahnya juga cantik batin Janeta menatap lekat pada Annisa

Mereka mendekat ke arah Annisa.

"Nisa, ini Syifa dan Bu Janeta, mereka donatur tetap panti sini tapi baru beberapa kali kesini," ucap Amara saat memperkenalkan Syifa dan Janeta

Annisa mengangguk sambil menatap ke arah mereka.

"Syifa mau ikut belajar mengaji sama kamu," tambah Amara

"Yang lainnya sudah pada selesai, Syifa mau gak kita belajarnya berdua aja?" tanya Annisa saat memegang tangan Syifa.

"Mau," kata Syifa mengangguk senang

Annisa masih memegang tangan Syifa dan karena mejanya agak tinggi, Annisa langsung memangkunya.

"Belajarnya seperti ini ya," ucap Annisa

Syifa tersenyum senang sambil mengangguk. Dia bahagia berada dipangkuan tante ini.

"Umurnya berapa?" tanya Annisa sambil menatap anak dipangkuannya.

"4 tahun lebih Tante," ucap Syifa polos tapi jelas.

"Karena baru 4 tahun pasti belum pernah belajar mengaji kan?" tanya Annisa lembut dan sangat lembut membuat orang yang mendengarnya bahagia apalagi anak kecil.

Syifa mengangguk, "Belum pernah,"

"Jadi karena belum pernah kita belajarnya dari pertama, dari Iqro," ucap Annisa sambil membuka Iqro.

Asyifa masih asing melihat huruf arab di depannya, tapi rasa ingin tahunya cukup besar.

"Mulai dari sini," Annisa menunjuk huruf pertama lalu menyebutnya dan diulangi oleh Syifa

Amara dan Janeta melihat dari luar, Janeta tersenyum saat melihat Syifa selalu salah menyebut pengucapan huruf Arab hingga akhirnya Annisa mengulangnya berkali-kali.

Setelah beberapa lama belajar, Annisa menyudahi belajarnya. Dia menurunkan Syifa dari pangkuannya, Syifa merasa kecewa tidak lagi duduk dipangkuan tante yang baru dikenalnya tapi sudah dia yakini sangat baik.

Mereka berjalan mendekati Amara dan Janeta, Amara pamit pergi ke belakang hingga akhirnya tersisa mereka bertiga dan memutuskan untuk pergi ke halaman panti. Ketiga orang itu berjalan pergi ke halaman panti dan mengobrol di sana sambil duduk.

"Apa besok Tante Nisa datang lagi ke sini?" tanya Syifa berharap

"Iya, Insya Allah setiap hari Tante Nisa akan datang ke sini sekitar pukul 2 sore," ucap Annisa sambil mengelus rambut Syifa.

"Oma bolehkah setiap hari kita ke sini?" tanya Syifa sambil memegang lengan Omanya.

"Tentu, tempat ini gak jauh dari rumah kita," jawab Janeta yang memang ikut menyukai Annisa.

"Yee... makasih Oma," ucap Syifa senang

"Ya sudah sekarang kita pulang dulu, pamit sama Tante Nisa," kata Janeta

"Tante Nisa, Syifa pulang dulu, besok Syifa datang lagi," ucap Syifa

"Iya, hati-hati," kata Annisa sambil membelai wajah Syifa.

Syifa tersenyum dan langsung turun dari kursi, Syifa mencium tangan Annisa.

"Assalamu 'alaikum," ucap Janeta

"Wa'alaikumussalam," ucap Annisa sambil melambaikan tangan pada Syifa.

Syifa juga melambaikan tangan, seperti tidak rela berpisah dengan tante yang baru dikenalnya hari ini tapi sudah sangat disukainya.

*

Syifa dan Omanya sudah pulang ke rumah, Reyhan juga pulang cepat hari ini.

Syifa duduk di sofa melihat Papanya sibuk dengan laptopnya.

"Pa, Syifa mau cerita," ucap Syifa

"Cerita apa sayang?" ucap Reyhan sambil menutup laptopnya, dan langsung berbalik menghadap Syifa, sesibuk apapun dia jika Syifa bicara maka Ia akan melupakan hal lain dan mendengar putrinya dengan serius.

"Tadi saat di panti asuhan, Syifa ketemu Tante yang wajahnya ditutup seperti ini," cerita Syifa sambil menutup wajahnya dengan tangan kecil, "Hanya matanya yang terlihat," tambahnya antusias

"Terus?" tanya Reyhan sambil fokus mendengarkan Syifa.

"Terus Tante itu ngajarin Syifa mengaji Pa, besok-besok Syifa mau belajar lagi ke sana," ucap Syifa bahagia tidak sabar menantikan hari esok.

"Jadi Syifa sudah mulai belajar mengaji? itu sangat bagus," ucap Reyhan bahagia sambil mengelus kepala Syifa, dia bangga pada putrinya yang sudah mulai belajar.

Syifa tersenyum bahagia, dan memangku ke Papanya sambil merangkul leher papanya.

"Tadi Tante itu memangku Syifa seperti ini, dia sangat baik Pa, suaranya lembut, tangannya juga lembut," ucap Syifa

"Oh ya? Pasti Tante itu suka anak kecil," kata Reyhan yang selalu serius jika anaknya bercerita.

Syifa mengangguk, ini pertama kalinya Syifa menceritakan kesukaannya tentang wanita lain selain Omanya, karena selama ini dia hanya dekat dengan Omanya.

Dari kecil Syifa gak pernah dapat kasih sayang seorang Ibu, jadi bertemu wanita baik saja sudah membuatnya bahagia batin Reyhan

Saat tiba Azan Magrib, seperti biasa Reyhan dan Syifa sudah siap untuk sholat, Janeta dan Pramana tersenyum melihat mereka berdua.

Pramana dan Janeta juga masuk ke kamar untuk sholat. Rumah mereka sangat jauh dari masjid jadi sholatnya sering di rumah, sangat jarang Reyhan dan papanya ke Masjid.

Setelah selesai sholat, Syifa mencium tangan Papanya.

"Pa, di televisi Syifa lihat saat mereka sholat, Mamanya duduk di samping anaknya," ucap Syifa polos.

"Syifa ingin seperti itu?" tanya Reyhan

Syifa mengangguk antusias.

"Kita bisa sholat bareng Oma dan Opa, Syifa duduk di samping Oma, bagaimana?" ucap Reyhan

"Baiklah," ucap Syifa dengan wajah murung, padahal bukan itu maksudnya. Dia ingin duduk di samping orang yang bisa disebut mama.

Reyhan terlihat sedih menatap ke arah Syifa, dia tau maksud putrinya tapi berpura-pura tidak tahu.

"Papa sedih karena Syifa ya? Syifa janji gak bakal bilang seperti itu lagi," ucap Syifa saat melihat mata sedih papanya.

Reyhan mengusap kepala Syifa sambil tersenyum.

"Papa gak sedih kok," ucap Reyhan mulai tersenyum, "Hanya saja papa akan sedih jika Syifa sedih,"

Terpopuler

Comments

Agustina Kusuma Dewi

Agustina Kusuma Dewi

laki laki baik u.perempuan baik
QS. an Nur 26
jd kt tdk boleh menjads ssorg akan perbuatanya yg lampau.
proses hijrah menuju kebaikan itulah yg dihitung ol Allah.. lebih besar mana baiknya or jeleknya.
reward Allah surga lo..
😍😘😍😘🙏🙏

2023-05-19

1

Lina Maulina Bintang Libra

Lina Maulina Bintang Libra

krna dirimu slh milih bini reyhan

2022-12-09

1

Wanti Suswanti

Wanti Suswanti

si Denada kemana ko gak diceritain lagi..

2022-11-10

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!