10

Syifa memaksa Omanya untuk pergi ke panti sambil merengek, anak ini jarang bersikap seperti ini dan jarang menyukai orang atau barang berlebihan seperti ini.

"Syifa masih belum terlalu sehat, kita perginya besok saja ya...?" bujuk Omanya yang sibuk mengelap keringat di dahinya.

"Syifa sudah sehat, ayo Oma cepat pergi. Pasti Tante Nisa sudah datang," kata Syifa merengek seperti akan menangis.

"Gak bisa, nanti Papa marah lo," kata Janeta tetap menolak.

"Kalau gitu, Syifa gak mau minum obat," kata Syifa ngambek dan langsung berbaring membelakangi Omanya.

Janeta menaikkan alis, menghela nafas, cucunya jarang marah dan malah hampir tidak pernah tapi sekarang dia tidak berdaya melihat cucunya ngambek dan lebih tepatnya marah karena keinginannya tidak dipenuhi.

"Ya baiklah minum dulu obatnya, kita akan langsung ke sana setelah ini," kata Janeta sambil memegang sirup milik Syifa.

Asyifa bangkit dan langsung tersenyum, dia yang tidak suka minum obat langsung semangat meminumnya tanpa jeda tanpa mengerutkan dahi seperti biasanya, rasa pahit hilang dengan sendirinya, yang ada hanya rasa manis baginya.

"Pintar!" ucap Janeta saat melihat sirupnya di sendok habis dalam sekejap. Dia memberikan sendok kedua dan seperti tadi langsung habis.

Janeta menggelengkan kepalanya melihat tingkah cucunya.

*

Janeta langsung membawa Syifa ke panti asuhan sesuai janjinya. Saat itu Annisa sedang bersama anak-anak lain di halaman sedang belajar melukis pemandangan, sesekali dia melihat ke suatu arah, mungkin juga menunggu Syifa datang.

Dia melihat ke arah Syifa yang memang baru datang, senyumnya langsung mengembang walau tidak bisa dilihat orang lain. Syifa berlari mendekat dengan bahagia, lupa akan sakitnya tadi pagi.

"Sebentar lagi selesai, Syifa duduk dulu ya," ucap Annisa sambil memangku Syifa yang sudah mencium tangannya.

Syifa mengangguk, duduk diam di pangkuannya dengan patuh. Setelah anak-anak selesai menggambar, dia membawa Syifa masuk untuk belajar mengaji.

Saat mereka belajar mengaji, Syifa mulai terlihat mengantuk.

"Kalau Syifa mengantuk, besok baru kita lanjut," kata Annisa saat melihat Syifa selalu menguap, dia mengusap rambut Syifa dengan lembut, Syifa mulai terbiasa dipegang oleh tante yang disukainya ini.

Sering tante-tante di luar sana mendekatinya dan baik padanya, walau dia anak kecil tapi dia mungkin bisa merasakan mana yang tulus dan mana yang tidak.

Wanita di luar sana mendekatinya karena ingin mendekati papanya, ingin menjadi istri papanya, berbeda dari Annisa yang tidak mengetahui apapun.

Syifa mulai berbaring di pangkuan Annisa, Annisa menepuk-nepuknya dengan lembut hingga dia tertidur pulas.

Janeta berjalan masuk dan melihat Syifa sudah tidur lelap di pangkuan Annisa. Pemandangan seperti ini adalah pemandangan yang selalu ingin dia lihat, matanya berkaca-kaca melihat ini, dia tidak menyesal Reyhan menikahi Denada tapi dia menyesal tidak bisa membuat Denada jadi wanita sebaik orang di depannya.

"Sini Syifanya, kamu pasti capek," ucap Janeta ingin mengambil Syifa di pangkuan Annisa

"Gak kok, nanti kalau dipindahin dia akan bangun," kata Annisa masih terus menepuk Syifa dan mereka berbicara pelan.

"Dia mengantuk karna efek samping obat, tadi dia sakit perut tapi memaksa ke sini, jadi setelah minum obat langsung ke sini," cerita Janeta yang sudah duduk di lantai di samping Annisa.

"Ya Allah, pantesan wajahnya pucat banget," kata Annisa sambil membelai wajah Syifa.

"Dia sangat bahagia di sini karena ada kamu, setiap hari dia bercerita sama Papanya tentang kamu." Janeta tersenyum, "Mungkin karena dari kecil dia gak pernah dapat kasih sayang dari Ibunya, sehingga saat bertemu kamu, dia merasa hangat dan nyaman." Janeta bercerita dengan wajah sedih sambil menatap kearah wajah tidur Asyifa

Annisa ikut menatap ke arah Syifa dengan sedih.

"Dari waktu masih bayi, dia sudah ditinggal pergi Ibunya, jadi dia gak pernah merasakan kasih sayang seorang Ibu," tambah Janeta dengan air mata mulai menetes

Annisa semakin sedih mendengarnya, matanya juga berkaca-kaca, jadi Syifa juga hampir sama dengan anak panti.

Syifa terbangun karena Annisa bergerak.

"Tante Nisa belum sholat Asar, Syifa sama Oma dulu ya?" ucap Annisa saat melihat anak di pangkuannya

"Syifa juga belum sholat," ucap Syifa lemah

"Ah ya sudah ayo," ajak Annisa membantu Syifa berdiri dan dia juga berdiri dengan kaki yang sedikit kaku karena terlalu lama berdiri.

Mereka bertiga pergi wudhu, Annisa membantu Syifa wudhu, setelah selesai Janeta membawa Syifa ke dalam dan sholat duluan.

Setelah mereka pergi baru Annisa membuka cadarnya dan mengambil air wudhu.

Saat selesai sholat Syifa mencium tangan Omanya dan langsung keluar, baru setelah mereka keluar, Annisa sholat sendiri. Walau mereka sesama perempuan tapi dia belum siap memperlihatkan wajahnya pada orang lain.

Setelah selesai sholat, Annisa kembali memakai cadarnya dan berjalan keluar menemui Syifa dan Omanya yang sudah menunggunya.

"Tadi Syifa doa minta apa?" tanya Annisa saat memegang Syifa

"Syifa minta sama Allah, semoga nanti Syifa punya Mama seperti Tante Nisa," kata Syifa polos dengan senyum bahagianya.

Janeta kaget mendengar ucapan Syifa

Andai kamu tau sayang, seperti apa Mama kandungmu pasti kamu kecewa batin Janeta

"Semoga Allah mengabulkan pinta Syifa, saat Syifa punya Mama nanti, Syifa gak boleh ya lupa sama Tante Nisa," kata Annisa tersenyum

Syifa mengangguk, "Tentu,"

Janeta tersenyum melihat mereka berdua yang sudah seperti ibu dan anak.

Seandainya Annisa mau jadi Mama untuk Syifa pasti Syifa bahagia, tapi itu gak mungkin, mana mau Annisa sama Reyhan yang seorang duda sedangkan dia masih gadis, punya ahlak baik dan berpendidikan pula batin Janeta masih sambil menatap Annisa.

Annisa menatap Syifa jadi tidak sadar saat ditatap orang lain, Syifa tersenyum terus saat bersama Annisa.

Terpopuler

Comments

Qiza Khumaeroh

Qiza Khumaeroh

sabar sabar nnt bkal dijlasin kn thoorr kmn denada

2022-03-12

1

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

berarti Denada yg pergi ninggalin Reyhan dan anak nya ya

2022-02-06

1

Noer Anisa Noerma

Noer Anisa Noerma

semangat authooorr💪💪💪💪💪

2022-01-13

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!