Tahun baru dan semangat baru! Tidak terasa tahun 2008 adalah tahun 3 buat Via, Gerry dan Widia. Jelas mereka menyelesaikan tugas dan mata kuliah dengan baik, sehingga tibalah menyusun skripsi.
"Woooow, tiba di Indonesia kita kudu lembur bagai sapi perah." Teriak Widia sambil membuka laporan akhir student exchange di bab terakhir.
"Tidak usah sedih dong, kan abis ini kita skripsweet nih." Jawab Gerry sambil menunjukan SKS yang akan di ambil di semester depan.
Sementara Via sedang sibuk memeriksa laporan akhir exchange students dan laporan akhir internship. Untuk di laporkan kepada kampus dan sekaligus memberikan journal kepada perpustakaan untuk kebutuhan laporan study banding.
Dan di lain pihak ada sepasang mata memperhatikan Via yang sedang berjalan menuju kantin.
"Hai cantik, apa kabar?"Goda pria itu dan membuat Via kaget dan langsung memeluknya.
"Hi, Congrats yah. Lulusan terbaik lowh!" Ledek Via ke Willi.
"Bangga kah?" Tanya Willi lagi dan membuat kepala Via terangguk dan masih terpesona melihat William lebih ganteng dari biasanya.
Aura kedewasaan nya terpancar ketika didepan Via tidak menggunakan kemeja untuk mengajar di kelas kampus.
"Jadi aku tidak dibawa in oleh - oleh sama princess ku?" Ledek Willi yang melihat Via sibuk memisahkan oleh - oleh untuk beberapa dosen yang menjadi penanggung jawab exchange student kali ini.
"Cuuups" Via mencium pipi William saat keadaan sepi dan menundukan kepala lagi sambil berpura - pura sibuk dengan barang - barangnya.
"Cuma ini?"Willi semakin menggoda Via dan sementara Via yang di goda malah pergi meninggalkan Willi.
Muka Via sudah merah karena malu dengan godaan yang dilempar oleh William. Setelah memberikan oleh - oleh kepada orang - orang yang sudah ada di dalam daftar. Via menuju toilet karena ada yang harus di buang, dan beberapa perempuan berdandan menor.
" Lizzie, elu diundang sama William ke party nya?" Tanya seorang perempuan di toilet kepada yang lain.
"Diundang dong. Masa seorang Lizzie nggak diundang?" Kata perempuan yang bernama Lizzie.
"Bukan nya William sudah punya cewek yah?" Tanya perempuan itu lagi.
"Belum, gue kemarin nanya sama Bella. Bella bilang belum sih. Kenapa? Elu mau daftar juga jadi pacar penerus Putraland Group, ngimpi lu ketinggian." Jawab Lizzie sambil terus menaruh make upnya.
"Siapa tahu bisa. Kan lumayan lowh kagak perlu kerja keras." Jawab perempuan tadi yang mulai emosi.
"Jenny, elu tuh mesti sadar kalau elu sendiri belum mampu. Kesian nanti, elu nggak kuat nanti bisa gila." Bales Lizzie yang mempertegas omongan nya yang tadi.
Sementara Via yang berada di toilet dalem mendengar percakapan mereka mulai menemukan titik terang dalam setiap apa yang dia cari selama ini.
"So, elu tiba jam berapa di acara nya William?" Tanya Jenny ke Lizzie dan keluar dari toilet.
"Jam 8, biar maximal persiapan gue." Jawab Lizzie.
"See you, di Diagonale yah." Ucap Jenny sekaligus berpisah dengan Lizzie.
Via yang masih didalam toilet mulai menyusun rencana untuk pembuktian apakah yang mereka omongin itu benar atau orang lain seperti yang William sering ungkapkan.
"Kamu kok lama banget di toilet nya. Kenapa?" Tanya William di mobil saat Via masuk ke dalam mobil.
"Sakit perut ku, Will." Kata Via dan membuat Willi pucat. Karena takut kejadian dirumah sakit dulu terulang kembali.
"Kerumah sakit yah?" Tanya Willi yang panik lalu menyalakan mobil.
"Nggak kok. Nggak perlu, malu tau." Jawab Via yang mulai mengetes William.
"Nanti kayak kemarin lagi kan repot." Bales William dan melajukan mobil secepat mungkin.
Sesampainya di Rumah sakit Tarumanegara, William mulai ke UGD (unit gawat darurat). Lalu mendaftarkan Via ke receptionist dan mencari dokter Benjamin Lukito. Tidak lama Via dibawa ke ruangan super VVIP. Lalu muncul lah dokter Benjamin Lukito bersama dengan William dan 1 orang cowok yang Via tidak kenal.
"Hai mbak Via. Apa kabar?" Tanya Dokter Benjamin Lukito.
"Baik dok. Dokter juga bagaimana kabar nya?" Jawab Via yang sekaligus menanyakan kabar dokter tersebut.
"Baik. Ini masuk kesini gara- gara makan cabai lagi?" Selidik dokter Benjamin Lukito.
"Nggak dok, Willi ajah yang berlebihan. Aku sebenarnya lagi PMS." Jawab Via yang menundukan muka nya ke bawah.
Seketika ketawa semua diruangan karena kepanikan Willi. Dan setelah mengetahui sakitnya tidak lama Via sudah boleh dipulangkan. Namun Via masih binggung dengan orang yang ada disamping Willi.
"Via, sini kenalin ini Prajna alias aming. Sahabat karib ku, Ming kenalin calon istri ku Novia Heidy." Kata William memperkenalkan Via dan Prajna alias aming
"Hai Via. Gue denger cerita elu, gue kira ini anak lagi sakit jiwa. Ternyata emang aslinya cantik yah." Sapa Prajna
"Haii, terima kasih buat pujian nya. Tapi nggak seperti yang dibicarakan kok." Jawab Via dan langsung memegang erat lengan baju nya William yang pertanda Via mulai tidak nyaman. Karena lirikan mata Aming mulai membuat Via gelisah.
Sehabis perkenalan tersebut Via dan William menuju kasir untuk membayar semua tagihan kamar. Lalu dengan muka dan tatapan aneh Aming mulai memberikan kartu hitam nya ke bagian receptionist.
"Your bills on me yah Will." Kata Aming sambil memberikan kedipan ke Via.
"Ngga usah, gue ajah. Kan cewek gue, thank you banget udah bantuin gue sampe kesini." Kata William yang menutupi kebohongan ini.
"Ah, it's okeh kok. Elu kan sohib gue Will." Bales Aming dan merangkul William.
Sejak pertemuan pertama dengan Aming, Via merasa janggal. Seperti pepatah pucuk dicinta ulam pun tiba. Entah angin apa Aming menelepon nya setelah 3 hari kemudian. Saat Via bersama William pergi ke supermarket.
"Halo" Jawab Via yang mengangkat telephone selulernya.
"Hai cantik. Aming nih, Willi ada disana? Apa kamu lagi sendiri?" Tanya orang itu sekaligus menggoda Via untuk menggunakan tangannya untuk mematikan telephone selularnya.
"Ada, udah yah Ming. Saya sibuk, terima kasih." Jawab Via mengakhiri pembicaraan dan menuju kasir yang sudah ada Willi yang sedang mengantri.
Jangan dibilang Prajna kalau tidak bisa meluluhkan hati wanita. Walau William sahabat karibnya, kalau urusan wanita cantik lain cerita.
Setelah di tolak mentah - mentah oleh Via. Prajna alias aming mulai nge add pin BBM Via.
Prajna: Vi, galak amat sih.
Via: Berisik!
Prajna: Maaf, tidak sengaja.
Via: Hmmm
Prajna: Bener yah kata William. Kamu aneh!
Via: Hmmm
Prajna: Nggak heran dikejar selama setaon nggak dapet.
Via: Hmmm,
Prajna: Kok Hmmm doang?
Via: Oooh
Prajna: Ternyata selain cantik kamu unik.
Via: Oooh
30 menit di chat bersama Via dan di Jawab Oooh dan Hmm. Membuat darah Prajna semakin mendidih menahan emosi. Bisa - bisa nya pesona Prajna dikalahkan.
"Maksudnya Aming apa coba?" Gumam Via dalam hati setelah menjawab pertanyaan ga penting nya Prajna.
Setelah seminggu keluar Rumah sakit. Via teringat pesta yang diadakan William. Tapi kenapa seminggu full William menginap dikamar Gerry untuk berjaga - jaga.
Jelas ini dimanfaatkan oleh Gerry dan Widia untuk perbaikan gizi. Anak kost macam mereka jelas membutuhkan asupan - asupan makanan yang ideal ya.
"Will, perhatian banget ama Via. Gimana dah cari kerja?" Pertanyaan Gerry yang membuat William tersentak oleh kata-katanya.
"Udah, minggu depan gue dah interview juga." Jawab Willi
"Kantor Firma apa?" Tanya Gerry lagi.
"Adnan Buyung Nasution, biar deket ke kampus." Kata Willi berusaha menutupi kebohongan nya.
Entah apa yang dipikirkan, Via mendapatkan ide untuk mengorek data dari sahabat karibnya Willi.
Keesokan hari setelah beberapa hari di lalui, percakapan dengan Prajna mulai lebih ringan.
Prajna: Via, kita gak jalan-jalan nih? (bujuk Prajna saat mengirimi pesan BBM).
Via: Nggak, Via sibuk kursus buat kue.
Prajna: Kue apa tuh? Wah pantesan William jadi gendut sekarang.
Via: Hahahaha
Prajna: Benar- benar menantu idaman banget deh.
Via: Belum lah. Ketemu orang tua Willi jugs belum. Jadi belum bisa dikatakan menantu idaman.
Prajna: Jelas lah menantu idaman. Bisa masak, bisa beberes, bisa berdandan. Menantu idaman keluarga Putralamd Group deh.
Via: Maksudnya?
Prajna: Iyah, William kan cucu lelaki tunggal Putraland Group.
Via: Ngaco! Kan kamu cucu nya kata Willi, jadi nggak usah aneh - aneh.
Prajna: Beneran. Besok gue bawa buktinya.
Via: Boleh! Siapa takut!!!
Bales Via yang mulai emosi dan menantang Prajna mengenai Willi. Kebenaran yang membuat Via terusik dengan cerita berbagai versi yang telah di dengar.
Siang di kampus Trituggal sedang seru kegiatan kampus, seperti kebanyakan kegiatan tersebut hasilnya dipergunakan membantu untuk donasi kepada pihak yang membutuhkan.
Via akhirnya menemui Prajna yang sedang asik menggoda mahasiswi tinggkat awal. Di sebuah kafe di dekat kampus Tritunggal.
"Mana buktinya?" Kata Via yang sudah tidak ada basa basi lagi.
"Sabar dong nyonya. Tapi gue ingin bertanya sedang apa ini semua?" Jawab namun duduk dipojokan di dekat kafe.
"Nggak ada, gak ada apa!! Kata Via berusaha meyakinkan Prajna.
" Beneran?" Bales Via yang mulai dipelan - Pelan.
Cerita dari Prajna sekaraang Via mulai memilih - milih berita yang bener masuk telinga. Namun kenyataan pahit harus Via telan karena Via mengetahui bahwa benar William adalah pewaris tunggal Putraland Group.
Mungkin sebagian orang senang. Namun tidak semudah yang dianggap kebanyakan orang, jika mendapat pasangan yang lebih mapan dan lain- lain akan memanfaatkan pasangan tersebut.
"Dooor" Gerry mengejutkan Via. Saat keluar dari toilet perempuan sehabis ketemu Prajna.
"Gerryyyyy." Kata Via setengah teriak melihat Gerry di belakang Via.
"Bengong ajah. Kenapa?" Tanya Gerry mulai kepo karena Via sedikit bertampang sedih.
"Nggak, kangen Via jalan - jalan sama Gerry." Kata Via sekaligus mengeluarkan ide spontan untuk jalan - jalan.
"Mau kemana? Yuk, kita jalan - jalan kemana ajah." Tanya Gerry lagi.
"Ke Bandung yuk?" Bales Via sekaligus mengajak Gerry pergi berdua.
"Berdua?" Tanya Gerry setengah tidak yakin akan omongan Via.
"Iyah, berdua. Mau kagak?" Jawab Via sekaligus menarik tangan Gerry.
tanpa persiapan apapun akhirnya Via langsung mempersiapkan diri ke mobil Gerry, dan Gerry pun langsung masuk ke mobil. Mereka berdua langsung pergi menuju Bandung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments