Habis juga makanan yang di pesan oleh Gemma tanpa minta bantuan Gerry menghabiskan. Di tambah dengan kue - kue jajanan pasar dan 2 gelas es teh manis.
"Itu perut apa karung, jebol amat ususnya?" Sindir Gerry ke Gemma.
"Iyah, jebol usus aku Gerr. Akibat Kampus punya problem nih." Curhat Gemma.
"Emang kampus kenapa lagi?" Tanya Gerry sambil ngebayar makanan yang dimakan.
"Hei, aku bayar setengah yah. Kan makan ku banyak!" Gemma menarik bill yang di kasih ke Gerry dan menghitung pengeluaran dia.
Melihat gelagat seperti itu Gerry suka dengan kharisma Gemma. Tidak heran dia jadi wakil president mahasiswa kampus Tritunggal.
"Ayo, jalan. Kamu mau ke Kostan mu apa main dulu ke kost an ku?" Tanya Gerry yang menggoda Gemma.
"Main di kost an mu deh. Sambil beresin ini tugas - tugas dari kepresma." Jawab Gemma dan Gerry pun mengajak nya ke kost an White House.
Bogana Sari Pastry School...
"Baik lah, selesai juga kelas hari ini dengan tema roti sobek. Nanti kita lanjutkan sesi membuat cake minggu depan." Kata Rusdy Rustandi chef pastry terkenal di Indonesia.
"Baik pak. Terima kasih." Jawab serempak orang - orang yang mengikuti kelas siang itu.
Mata Via mulai menelusuri area parkir dan mencari Gerry. Lalu mulai gusar karena sosok yang di cari tidak ketemu dan mulai panik. Mata Via sudah memerah dan ingin menangis karena Gerry tidak menjemput, dan....
"Siap - siap ajah Gerry kalau ada di kost an. Via akan membabi buta marah nya." Kata Via dalam hati sambil menghubungi Gerry tapi telephone seluler nya tidak aktif.
"Viaaa.." Teriak William yang panik karena mencari Via di dalam kelas tak ada.
"Willi?" Jawab Via ke heranan kenapa Willi yang menjemputnya.
"Kamu tuh, jangan suka kabur - kabur begini dong." Kata William menahan emosi, panik dan gelisah ketika tidak melihat Via di ruangan.
"Via nyari Gerry. Will!" Jawab Via yang masih bingung.
"Gerry ada latihan buat Pekan Olahraga Mahasiswa. Jadi minta Willi jemput Via, ditinggal bentar eh Via ngga ada." Sungut Willi.
"Emang Willi kemana?"
"Aku tadi ke toilet kebelet pipis. Eh begitu keluar kamu nggak ada di kelas."
"Oooooh bulaaat." Bales Via dan memasukan telephone selulernya ke dalam tas nya.
"Ayo pulang, Willi lapar loh Via." Ledek William ke wanita yang sibuk beresin tas dan perlengkapan nya.
Merasa tidak di gubris ledekan nya, William sengaja mengulang kembali.
"Duh sakit ini perut..." Kata William memegang bagian perut untuk menunjang akting sakit.
"Laaah, sakit? Yuk kita makan. Eh, Via punya roti deh." Kata Via yang mengeluarkan roti dari kotak container nya.
William merasa berhasil menggombali Via dan mengajak nya makan di salah satu restaurant terkenal di Jakarta.
"Yuk, masuk tuan putri Via." kata William membukakan pintu mobil nya membuat Via canggung.
"Terima kasih." Jawab nya dengan sedikit memerah mukanya.
1 jam setelah membelah macetnya Jakarta tiba di restaurant terkenal yang di kelola oleh salah satu juri program tv master chef Indonesia. Semua orang harus mengantri jika ingin makan disana.
"Will, kenapa kita kesini?" Tanya Via dengan muka bingung. Karena dress nya tidak cocok untuk makan disana.
"Tenang, aku pakai voucher dari teman ku yang kerja disini." Kata Willi berbohong ke Via dan meyakinkan jika ini hanya voucher. Tetapi yang sebenarnya dia membooking seluruh restaurant ini.
"Via, nggak ngerti menu nya Will." Bujuk Via untuk mengganti restaurant ini dengan yang lain.
"Udah, lagian mereka lagi renov dan sudah malam. Jadi sudah tidak ada tamu yang makan." Kata William meyakinkan Via dengan kebohongan berikutnya.
Gusar dan gelisah ditambah tidak nyaman membuat suasana makan malam menjadi aneh. William menyadari kalau dia baru saja melakukan hal bodoh untuk membuat Via terpesona. Ternyata dugaan teman - teman nya mengenai Via 100% salah besar. Tidak ada senyum di mukanya yang ada hanyala pertanyaan kapan pulang.
Ingin rasanya meluapkan kemarahan melihat Via tidak menghabiskan makanan yang dibuat khusus. Namun ternyata itu hanya memperkeruh hubungan dia dengan Via.
Akhirnya makan malam selesai juga, dan mereka berdua menuju mobil yang di antar oleh vallet parking.
"Via, kamu marah?" Tanya William saat mereka dalam perjalanan pulang.
"Aku nggak marah, cuma kurang suka dan kurang nyaman buat ku. Maaf yah ekspresi ku bikin kamu emosi." Bales Via dan di pamerkan nya senyum yang membuat William luluh.
"Maafin aku. Aku kira kamu akan senang jika makan di restaurant seperti itu, dengan suasana romantis." Kata William sambil tangan kirinya memegang tangan Via.
Tanpa di duga tangan Via langsung menepuk pelan - pelan dan berkata;
"Its alright kok. Cuma aku kurang suka ajah, aku prefer makan biasa saja dan bikin kenyang. Bukan berarti aku tidak bisa loh!" Jawab Via yang mencoba menenangkan William.
"Baik, besok - besok aku tidak akan begitu lagi." Kata William yang mengumbar janji ketika Via memberikan lampu hijau masalah restaurant tadi sudah selesai.
Setibanya di kost an White House William pamit untuk pulang. Dan Via langsung menuju ke kamarnya. Karena merasa bau matahari dan keringat. Via membereskan perlengkapan nya dan mengganti bajunya dengan baju mandi kesayangan nya. Lalu menuju kamar mandi.
30 menit mandi dan keramas, Via kembali ke kamarnya. Lalu membuka telephone selulernya yang sudah ada SMS dari William menanyakan sedang apa. Hausnya hati akan perhatian membuat Via senyum - senyum sendiri. Karena jam menunjukan pukul 11.00 malam Via mulai mengantuk dan sedikit terlelap.
Jennnnk.... Jennnnnnkkk...
"Bau harum melati ini dari mana yah?" Tanya Via dalam hati. Matanya yang ingin terpejam langsung melotot.
Digedornya kamar Widia, namun tak ada jawaban. Akhirnya di gedorlah kamar Gerry dan sepertinya ada suara wanita di dalam kamar Gerry.
"Geeyyyyyiii.... Geyiiiiiii." Jerit Via dan merasa bau harum melati semakin menyengat.
"Tunggu Vi, lagi tanggung. Bentar yah." Jawab Gerry.
"Buru buka pintunyaaaaaa..." Teriak Via dan tidak terasa mulai menetes air matanya.
"Iyaaaaah. Aduuuh.." Jawab Gerry sambil membereskan sisa - sisa pertempuran dan membuka pintu.
"Lama amat, keburu Via mati ketakutan baru dibuka. Ahk kan.." Oceh Via dan kaget melihat ada cewek yang sedang merapikan bajunya dan tatanan rambutnya.
"Ooowh maaf. Via nggak tahu." Kata Via mulai menyeka air matanya dan berdiri di sebelah Gerry.
"Gemm, udah pesen taksinya?" Tanya Gerry ke Gemma yang bete karena diganggu sama bocah gede yang bernama Via.
"Udah, see you yah Gerr. Tuh taksinya sudah dateng." Kata Gemma sambil memincingkan mata dengan penuh kebencian ke Via.
Setelah Gemma pergi Gerry membuka sprei tempat tidurnya, dan mengganti yang baru. Kalau tidak Via akan mengoceh sepanjang malam dan membuatnya sakit telinga.
"Maafin Via yah Gerr." Kata Via yang sudah memelas mukanya.
"Iyah, sudah kok. Lagian emang kenapa?" Tanya Gerry setelah mengganti spreinya.
"Tuh, Gerry cium bau bunga melati nggak?" Kata Via dengan muka serius.
"Nggak!" Jawab nya tegas dan langsung terbayang dan teringat kejadian tadi siang.
"Masa sih?"
"Enggak Via! Udah yuk tidur, besok kuliah juga kan?" Kata Gerry lagi dan berusaha kuat karena bisa bahaya kalau dia pun mencium nya.
Via akhirnya tidur dikamar Gerry dan Gerry tidur di kasur bawah. Mata akhirnya terpejam setelah 1 jam tidak bisa terpejam akibat memikirkan bau harum melati.
Gerry sudah terpejam dan membuat instrument indah akibat kelelahan dengan aktivitas tadi bersama dengan Gemma. Disatu sisi Gerry ingin tahu bagaimana tadi Via dan William.
Saat pagi - pagi...
Peperangan kembali terjadi dengan kamar mandi.
"Woooiiiii... Woiiii cepet." Teriak Gerry dan yang ketika gedor keluar dan membanting pintu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments