Riuh rendah suara kelas Hukum International C angkatan 2005. Terdengar hingga kelas sebelah dan beberapa orang lalu lalang. Jelas sudah, kalau mereka sudah mengakrabkan diri satu dengan lain nya. Dan tibalah sang ketua kelas mengumumkan;
"Gengs, hari ini kelas Ilmu Hukum Politik dosen nya tidak ada. So. Yuk absen yak!" Teriak Oop di barengi oleh teriakan anak - anak kelas C.
"Oh yah. Bulan July ini ada teman kita yang ulang tahun, gengs."Sambung Oop dan membuat kelas hening sejenak.
"Siapa Op?" Teriak anak gaul kampus Tritunggal yang tidak lain tidak bukan Teresa.
"Widia, Gerry, dan Via." Bales Oop sembari mengumumkan nama - nama tersebut.
Sementara nama yang disebut oleh Oop bingung dan saling berpandangan.
"Kamu tanggal berapa Wid?" Tanya Via ke Widia dengan tampang aneh.
"Gue tanggal 7, elu?" Tanya balik dari Widia yang penasaran.
"Aku tanggal 7 juga, Gerry tanggal berapa?" Jawab Via sekaligus menanyakan tanggal kelahiran Gerry.
"Tanggal 7 juga. Kita samaan?" Bales Gerry dan terdengarlah suara - suara sumbang yang meminta traktir.
Tanpa basa basi anak - anak kelas langsung memberikan nama - nama restaurant untuk minta traktir.
"Sorry-sorry nih. Karena makan di restaurant terlalu mainstream bagaimana kita makan di Touchscreen ajah?" Kata Gerry setengah teriak ke khalayak mahasiswa yang sudah kelaparan.
"Woooooh ngga modal woooo" Teriakan balasan dari anak - anak kelas.
"Kita sewa touchscreen buat kita ajah, dan makan sepuasnya. Minum bayar sendiri lah." Ujar Gerry dan disertai anggukan anak - anak kelas yang tidak menolak all you can eat di touchscreen.
*touchscreen means warteg*
Setelah menyerukan itu otak Gerry langsung memutar keadaan ke Widia dan Via.
"Kita minta Touchscreen buat nyiapin 120pax di warteg nya. Nanti memunya kita pilih, trus kita bagi 3 deh." Kata Gerry memimpin aksi ini.
"Anjrot, seriusan Ger? Ntar ketahuan gimana?" Sela Widia sambil menatap heran temen nya ini.
"Tunggu gue di kost an malem ini. Menghadapi perut barbar mereka, kita juga harus barbar." Sambung Gerry dan Via pun mengikuti aturan yang Gerry buat.
Setelah Mata kuliah pagi tidak ada, dan mata kuliah selanjutnya menanti. Akhir nya 3 anak ini memutuskan untuk berjalan ke kantin buat mencari makan siang.
Dan saat menuju kantin melewati ruangan padus...
"Via, kemari sebentar." Teriak lelaki setengah mateng. Berambut sebahu dan keriting ombak.
"Iyah, Kak Trias." Sahut Via dan sambil mengisyaratkan ke 2 teman nya untuk makan duluan dan dia akan menyusul.
"Via, besok latihan yah. Soalnya kita kurang suara 2 Alto." Kata Trias yang menyerahkan partitur padus.
"Okeh kak. Jam berapa yah? Biar Via siap - siap."
"Kamu dateng jam 5 yah, pulang kuliah. Ingat jangan makan gorengan dan minum es." Kata Trias sambil mengancam Via karena acara padus ini sangat penting.
"Baik kak. Akan ku laksanakan." Kata Via yang tidak dapat menyembunyikan ekspresi muka senang nya.
Setelah ketemu Trias, Via langsung bergegas menuju kantin kampus dan mencari 2 teman nya yang sudah lebih dahulu datang.
Sambil mencari dan memincingkan matanya Via terus mencari 2 temen nya itu. Namun tidak bertemu. Karena serius mencari 2 teman nya itu tanpa sengaja bertatapan dengan katakana senior.
"Maaf kak, siap salah." Kata Via dengan melemah juga ketakutan.
"Nyari siapa?" Tanya senior Via yang mulai memikirkan hal jail dikepalanya.
"Saya nyari teman saya kak. Maaf, bener-bener tidak sengaja." Jawab Via dan sekaligus menundukan kepala.
"Eh, Oscar. Udah kasian anak baru masih juga di plonco." Kata salah satu senior Via kepada senior yang punya rencana usil tadi.
"Diam kau, aku tidak plonco adik ini. Cuma nanya saja. Oh, yah. Siapa nama kamu dik?" Balas Oscar sekaligus menanyakan nama Ke Via.
"Nama saya Novia Heidy, biasa dipanggil Via." Jawab Via dan semakin bergetar suaranya.
Semakin juga Oscar senang menjahilin nya, dan tidak lama tangan Oscar iseng menarik rambut ekor kuda Via. Via hanya bisa teriyaki teriak kecil tak berdaya.
"Kak, sakit kak. Sakit kak." Jerit Via yang dibsrengin ketawa oleh Oscar dan teman - teman nya. Seakan tidak ada tenaga untuk melepas tangan Oscar yang semakin kuat memegang rambut Via.
Dan tiba - tiba....
Blaaaaaak, helm motor mendarat manis di kepala Oscar.
"Budeg yah lu. Orang udah jerit- jerit sakit masih ajah." Teriak Widia dan ditangan kananan nya masih memegang helm.
Sebelum terjadi kericuhan lebih lagi teman - teman Oscar langsung membawa Oscar pergi.
"Ayo pulang." Kata Widia sambil menarik tangan Via tanpa perlawanan sedikit pun.
Disatu sisi ada sepasang mata yang terus mengawasi pergerakan Via.
"Siapa itu? Berani amat sama senior." Tanya orang - orang kepo yang berada di sekitarnya.
Lantaran kejadian itu Widia menjadi terkenal, gara - gara berani melawan Oscar yang dijuluki dengan kesangaran dari barat dan mahasiswa abadi.
Sementara Widia dan Via masih diam - diam an di perjalanan pulang. Hingga sampai di kost an mereka dan melihat Gerry duduk diruang tamu.
"Besok, elu ikutan Gerry deh. Latihan gih Taekwondo biar gak di bully terus." Ujar Widia membuka kebisuan saat ini.
"Nggak berani Wid." Jawab Via dengan muka memelas.
"Aduh, Via. Kan yak. Jangan gedein pipi makanya. Masak ama senior takut?" Bales Widia sambil menahan emosi.
"Aduh Wid, ngapain berantem kalau bisa ngomong baik - baik"
"Via, boneka barbie menuju babi. Mana ada neng, begitu baik - baik".
" Via bukan babi kok Wid. Besok - besok kabur deh Via." Isak Via yang sudah tidak tertahan.
Entah kenapa setelah kuliah Via menjadi lemah begini. Padahal sewaktu SMU, dialah wanita perkasa yang membalas orang jika dia dibully.
"Udah Wid, kasian Via. Vi, ini aer." Sela Gerry saat melihat keduanya bicara.
"Besok, Via pergi sama gue ajah. Nggak usah belajar Taekwondo." Sambung Gerry memberi keputusan.
"Betewe, kita kan mau ultah. Ini Touchscreen bagaimana ceritanya?" Tanya Widia ke Gerry karena mengingat kejadian pagi ini.
"Begini ceritanya, kelas kita 40orang x 8000, nah kalau sepuasnya jadi di x 3 ajah." Penjelasan Gerry ke Widia.
"Trus?"
"Total 120x8000 \= 960000: 3\= 320rb per orang. Murah kan?"
"Pinter juga lu Ger. Kan kagak mahal jadinya"
"Abis itu kita baru makan dim sum di Maybe Star. All you can eat per orang 150rb. Mayan kan?"
"Iyah, ketimbang kita hura - hura." Bales Widia yang kesenengan tidak mentraktir 1 kelas. Juga disepakati Via juga.
"Benar, kan lebih baik kita makan all you can eat. Tapi bayarnya masing - masing yah." Timpal Gerry dan dikuti anggukan bersama 2 wanita pengikut.
Malam di Kost an White House begitu semarak. Tanpa terasa penghuni kamar pojok, langsung menutup keras jendela kamarnya yang pertanda tidak suka.
3 anak manusia ini ternyata masih terus bercanda hingga larut malam. Karena ingin tahu, akhirnya ;
"Ger, elu lahir tahun berapa? Elu juga Via?" Tanya Widia penuh rasa ingin tahu.
"Gue, tahun 1987. Elu Wid?" Jawab Gerry pasti dan membalikan pertanyaan.
"Gue juga. Elu via?" Jawab Widia.
"Saya juga, 1987." Jawab Via yang mencari ktp nya. Sebagai bukti akurat untuk teman - teman nya.
"Gilaaaaaa, ternyata oh ternyata. Bisa yah kita lahir dan ketemu. Wah jodoh nih!" Serobot Gerry saat melihat ktp Via, diikuti Widia juga Gerry.
Seusainya mereka merencanakan traktir temen - temen satu kelas. Mereka kembali ke kamar masing - masing.
Bipp... Bipp...
Dengan cekatan 3 anak manusia itu membuka SMS broadcast dari ketua kelas bahwa sabtu ini ada kelas pengganti di pagi hari. Dan serempak mereka langsung kesel sejadi - jadinya.
Jelas saja rencana harus berubah semua, terlebih lagi Via yang sudah mengatur kencan dengan kak Dewin. Harus SMS mengganti jam.
"Malam kak, maaf mengganggu." Tulis Via ke Kak Dewin.
"Yes, Via. May I Help You?" Jawab Dewin membuat dunia Via sedikit gelap.
"Kak, aku dapet kelas pengganti sabtu ini. Bisa kah kita mundur ke jam makan siang?" Tanya Via sambil berharap Kak Dewin tidak membatalkan.
"Boleh, nanti aku jemput kamu yah di Kampus?" Balas Dewin
"Okeh kak. Aku tunggu. Kakak mau makan siang apa?" Jawab Via dan ini obrolan dia terpanjang bersama Kak Dewin.
"Aku suka lalapan, tapi aku mau bawa kamu ketempat lain. Pasti kamu suka, Vi."
"Baiklah kak, sampai jumpa besok yah." Kata Via menutup pembicaraan mereka. Tanpa disadari Via membuka lemari baju. Untuk memilih baju casual ke kampus sekaligus kencan dengan Kak Dewin.
Waktu terasa lama sekali berjalan dan mata Via belum terpejam. Seperti anak kecil, dia pun ingin segera pagi. Dan saat waktu menunjukan pukul 6 pagi. Via bergegas menuju kamar mandi. Karena kamar mandi akan jadi perebutan antara Weny, Gerry, dan Widia.
"Wih, semangat amat Via. Biasanya klo sabtu siang bangun nya dan bersiap- siap ke Bandung. Ini kok pagi sekali?" Tegur Gerry saat berpapasan dengan Via di depan meja makan.
"Iyah, Abis kelas mau langsung pulang Gerry. Kangen rumah soalnya." Bales Via yang memamerkan lesung pipinya. Dan menimbulkan getar - getar cinta tidak sengaja.
Dengan cepat Gerry menepuk mukanya agar lekas sadar. Bahwa dia sudah punya kekasih, kenapa saat melihat Via. Rasa ingin melindungi besar sekali, entah darimana datang nya. Langsung dia masuk ke kamarnya dan menyiapkan diri untuk mata kuliah pengganti.
"Gerry, barengan yah perginya. Widia tadi duluan bareng sama Chandra. Katanya dia mau ke Taman Puring buat beli peralatan Mapala." Sapa Via saat melihat Gerry keluar dari kamar nya. Sontak membuat Gerry kaget melihat Via berdandan cantik pakai rok putih selutut polos dan digabung dengan baju pink merah muda serta bandana yang senada dengan roknya. Rambut dibuat teruai menampilkan warna hitam legam menghasilkan kontras dengan warna kulitnya yang putih susu. Jika orang tidak tahu, mungkin dia dibilang warga keturunan Tiong Hoa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
𝒮🍷⃞⃟Ive•Сɛƨℓιɛα•ଓε🐬♀♛ƐꝈƑ⃝🧚
Thor ini eps berapa kata sih???
Sumpah aku nge dubbing nya smpe mata g bs bertahan🤣🤣
2021-11-11
0