Di sisi yang lain Via melihat William lucu karena tingkah laku nya aneh dan membuat Via merasa canggung.
"Pak, dimakan ayam nya. Nanti enggak enak loh." Ledek Via membuat William semakin canggung.
"Oh iyah. Mari makan." Bales William dan menyembunyikan telephone selulernya.
"Kalau bapak tidak suka jangan dipaksa. Saya ngga enak jadinya, kan saya engga tau bapak sukanya apa." Via menyambung ledekan nya.
"Aku suka kok. Cuma gugup ajah kamu panggil pak. Berasa om om."
"Jadi mau saya panggil apa pak?"
"Willi ajah, atau WT."
" Oh kirain Will I am this me.." Via menggoda William menjadi dengan lagu nya Bryan Adams- Here I am. Mereka berdua pun akhir nya melebur kegugupan William dan mulai berbicara terbuka.
Ternyata Via yang dia lihat selama ini penuh kelembutan. Membuat William semakin menyukainya. Karena kebanyakan cewek - cewek di dekatnya mengetahui latar belakang dirinya hanya memanaatkan dirinya. Sementara Via, dia tidak tahu malah mengira William sudah om - om.
"Yuk pulang, by the way kamu nggak dicariin pacar kan?" Jebak William semoga tidak mengecewakan.
"Yah elah Will, nanya punya pacar atau enggak pake style lama banget." Ledek Via lagi.
"Gitu? Terus kamu sudah punya pacar belum?"
"Belum. Aku nyari pria dewasa, sederhana dan pintar."
"Kenapa sederhana? Bukan nya para wanita suka dengan pria mapan, berduit dan memanjakan mereka dengan hadiah dan keromantisan bak di negeri dongeng?"
"Itu kan cewek lain, aku tidak. Aku tidak suka pria seperti itu. Hanya membeli wanita lalu dia buang seenaknya tanpa ada harga diri seperti kamu katakan." Tusukan kata - kata Via saat berjalan ke mobil membuat William meliriknya penuh arti.
Diskusi itu berlanjut selama perjalanan dari Mak Donal menuju kost an White House.
"Jadi menurut mu, pria yang sederhana, dewasa yang mengayomi, dan pintar berarti itu yang menarik perhatian mu."
"Iyah, karena pria pintar dia punya manner dan integritas. Kalau sederhana aku lebih suka hidup dengan kemampuan ku bukan dari fasilitas yang orang tua kasih."
"Jadi aku kira - kira masuk kriteria mu nggak?"
"Menarik. Aku belum sanggup menghadapi mulut perempuan di kampus tentang dirimu." Jlebb, tusukan kata - kata Via lagi. William merasa seperti dipermainkan, apakah Via mengetahui latar belakangnya namun berpura - pura tidak mengetahui. Atau emang benar dia tidak tahu siapa sebenernya William.
"Emang via tahu gosip Willi apaan?"
"Kamu pria dingin, kasar mulutnya dan gay. Tapi sayang nya kamu ganteng dan pintar jadi terkenal deh."
"Damn it." Kata kasar itu keluar juga setelah dia mencoba bertahan.
"Hmm, kan."
"Via tidak suka cowok kasar Will."
"Let me share my real me yah Via. Iyah, aku kasar, dingin dan sebagai nya you name it and label it. But aku pria normal loh!"
"Terus kenapa belum punya pacar?"
"Karena pacar nya baru saja berfikir aku gay."
"Masa? Kok gitu?" Via merasa aneh dan kurang peka saat Willi berkata seperti itu. Dengan kekuatan dan keberanian yang sudah dia kumpulkan selama 1 tahun. Akhirnya Willi meminta Via untuk jadi pacarnya.
"Novia Heidy, mau kah kamu jadi wanita ku?"
"Will, ini terlalu cepat. Aku belum bisa saat ini, apalagi status mu dosen. Aku belum sanggup."
"Bagaimana kita jalanin dulu?" Kata William sambil menggenggam tangan Via. Dan tidak keluar satu katapun dari mulut Via.
Sampai di depan pintu rumah kost an, Via masih terdiam dan berpamitan masuk ke Kostan. Willi merasa ada bom waktu di hatinya menunggu jawaban Via.
"Gerrrr... Gerry..." Gedor Via dan dibuka juga pintu kamar nya. Melihat Gerry yang sempoyongan ngantuk lalu duduk di kasur.
Via pun langsung tidur di pojokan kasur Gerry. Melihat Via seperti itu badan Gerry langsung segar dan merasa aneh.
"Kenapa Via?" Tanya Gerry yang memasukan rambut Via ke belakang kuping.
"Enggak apa - apa kok Ger." Jawab Via sesegukan. Entah bagaimana setan masuk ke tangan Gerry membuat tangan nya memeluk Via saat ini dan mukanya mendekat ke kupingnya Via.
"Belajar bohong dari siapa Via? Via diomelin sama William? Biar Gerry sledding kepalanya."
"Willi suka sama Via, Gerryyyyy"
"Terus kenapa? Bagus dong daripada Dewin itu."
"Iyah sih. Tapi tetep ajah dia itu penyuka sesama jenis kata orang - orang." Adu Via dan membuat Gerry ketawa mendengarnya. Lalu memutar badan Via menghadap Gerry, dan menghapus air mata Via.
"Via, yang dikatakan orang belum tentu 100% sebelum ada bukti kongkrit."
"Kok Gerry bela dia? Emang Gerry mau Via di bully?"
"Loh, bukan biasa yah Via di Bully?"
"Iyah, Via biasa dibully sama kalian hingga lupa rasanya di bully."
"Jalanin ajah dulu yah, kalau Via tidak suka baru bilang." Kata Gerry sambil mengelus kepala Via dan yang di elus kepalanya sudah ketiduran. Gerry merasakan sakit banget saat dengar William menyatakan cinta ke Via. Rasanya ingin bilang tidak usah pacaran sama William.
Saat sinar matahari mulai menyeruak masuk ke kamar Gerry. Samar - samar Via merasakan pelukan hangat. Dan dia ingin lebih lama lagi dikamar Gerry. Saat mengetahui Via sudah bangun Gerry buru - buru melepaskan pelukan nya namun ditarik Via segera untuk balik memeluk Via.
"5 menit lagi Gerr, jangan lepasin dulu." Pinta Via membuat Gerry kembali memeluknya.
Lebih dari 5 menit Gerry langsung duduk di pinggir kasur. Via langsung memasang muka sedih. Buru - buru Gerry bilang,
"Ayo bangun. Pindah kamar, jangan ganggu gue tidur." Perintah Gerry.
"Enggak mau. Tumben begini amat yak, biasa ngga protest." Rajuk Via.
"Daripada bikin maksiat nanti, gara - gara elu nyenggol junior gue. Bahaya kan?" Kata Gerry to the point saat Via mulai ngambek. Dan Via langsung berdiri keluar kamar, lalu ke kamarnya. Mukanya langsung memerah akibat kejadian tadi.
"Huh, pantesan dia duduk. Tadi itu aku nggak sengaja nyentuh area itu yang ternyata sudah mengeras saat meluk dia." Batin Via.
Dikamar mandi....
"Sial, kenapa berulah sih elu tong. Kan jadi aneh begini." Kata Gerry sambil mengguyur badan nya dengan air dingin. Agar menurunkan ketegangan yang ada.
Di luar kamar mandi....
Gubraaaaaaakkk....
Pintu kamar di banting dari ruangan sebelah, sehingga Via dan 2 orang penghuni lain nya keluar dari kamar untuk mencari tahu siapa yang membanting.
Gerry yang di kamar mandi buru - buru menyelesaikan mandinya. Semua warga kost an White House berkumpul si ruang tamu.
"Kak, siapa yang banting pintu?" Tanya semua warga ke seseorang yang asik duduk di ruang tamu.
"Dari arah kamar mandi sih. Gerry kayaknya.." Sambung si seseorang itu dengan enteng nya.
"Mana ada gue banting pintu lagi mandi. Kamar mandi sebelah siapa yang mandi?" Gerry tiba - tiba menyambar karena tidak terima di tuduh.
"Terus siapa dong?" tanya seseorang itu dan mereka sedikit panik.
"Ayo check kak Rian, jangan - jangan maling." Kata penghuni lain ke seseorang itu yang ternyata Rian senior mereka.
"Ayo Gerr. Bawa ini tongkat.." Perintah Rian memberikan tongkat kayu.
Mereka berdua berjalan ke arah kamar mandi sebelah nya. Dan membuka pintu kamar mandi, yang ternyata tidak ada orang....
Lalu tercium sangat menyengat bau harum bunga melati, tanpa kata - kata mereka berdua saling pandang. Dan langsung menjauh dari kamar mandi sebelah yang....
Ahk sudahlah!
Setelah kejadian itu Gerry dan Rian diam terpaku karena masih segar banget bau melati. Dan dikacau kan oleh Via yang merengek minta di anter ke Mall membeli beberapa perlengkapan kelas yang akan dia ikutin di Bogana Sari Pastry School.
"Kalau cerita ke Via pasti ini anak ketakutan, dan bakalan rusuh nanti malem." Batin Gerry berkecamuk saat Gerry mengantar Via ke Mall.
Biiiip... Biiiiip...
"Elu dimana Gerr?" Text dari William.
"Di Mall elu inih. Nemenin Via beli perlengkapan." Bales Gerry sambil fotoin Via dan kirim ke William.
"Hahaha, cakep amat cewek gue." Kata William yang sudah mengclaim Via ceweknya.
"Terserah elu boy! Eh sekalian gue minta tolong. Nanti jemput Via yah di Bogana Sari Pastry School." Gerry meminta tolong ke William. Tidak banyak buang waktu William menyanggupinya menjemput Via.
Sementara Gerry memegang dadanya yang terasa sakit akibat William bilang Via pacarnya. Tapi mungkin ini jalan yang terbaik karena Gerry tau Via hanya menganggap diri nya sebagai sahabat.
"Udah belom sik?" Tanya Gerry sudah mulai emosi jiwa akibat kelaparan.
"Ini sudah, yuk kita makan terus anterin Via ke Bogana Sari yah Gerr." Pinta Via sambil memohon dengan mukanya yang chubby.
"Iyah Via. Dianterin ama Gerry!" Jawab Gerry yang sudah mencubit pipinya Via akibat gemas.
Mereka ber 2 langsung makan dan menelepon Widia yang lagi naik gunung Bunder di Bogor. Sudah jangan tanya lagi jika mereka bertiga sedekat apa.
Makan siang menuju sore telah selesai dan mengantar Via pun sudah. Gerry mulai terasa sepi dan bosan menghabiskan waktu senggang. Memutuskan untuk ke kampus melihat UKM taekwondo.
Di ruangan UKM taekwondo Gerry, langsung menuju loker untuk mengganti bajunya dan mengikuti sesi latihan.
"Gerr!" Panggil orang yang ada di auditorium yang di pakai oleh anak - anak kampus untuk taekwondo.
"Yah coach." Jawab Gerry sambil melakukan pemanasan.
"Well, Gue ngga basa - basi lagi. 3 minggu lagi Pekan Olahraga Mahasiswa di kampus Uniter. Gue berharap kita menyapu bersih cabang Taekwondo. Mengerti?" Kata coach yang to the point. Gerry pun mengangguk bahwa dia paham apa yang di bicarakan coach nya itu.
Sesi latihan pun di jalankan dengan kerja keras. Semua lini olahraga yang dipertandingkan nanti tidak boleh sembarangan bertanding. Jelas, kampus Tritunggal dari tahun ke tahun selalu memegang juara umum.
Biiip... Biiiip...
"Kamu sudah selesai latihan?" Text dari seseorang dan membuat Gerry mengeluarkan ide.
"Sudah, mau pulang juga. Bareng nggak?" Jawab Gerry menggoda orang yang disebelah sana.
"Boleh, tunggu aku di depan kampus. Aku berberes dulu di kantor Kepresma."Bales orang yang di goda sama Gerry.
" Okeh. Hati - hati yah." Goda Gerry kembali.
Setelah menunggu 10 menit akhirnya orang yang di goda oleh Gerry muncul.
"Sudah nunggu lama kah?" Tanya orang itu.
"Sudah, yuk." Bales Gerry dengan ekspresi datar.
"Makan dulu napah." Tiba-tiba orang itu menarik Gerry ke arah warung Soto Betawi kesukaan Via dan Widia.
"Gemma, pesen apa?" Gerry membuka percakapan.
"1 soto campur sama 1 1/2 nasi." Bales Gemma yang membuat Gerry bengong.
"Ini cewek rakus apa doyan." Tanya dalam batin Gerry saat mendengar cewek itu memesan.
Jelas beda banget sama Via yang pesan nya porsi imut - imut tapi banyak. Dan kebiasaan nya lain adalah tidak habis dia akan nangis minta pertolongan buat dibantuin makan nya.
Aahk kok tiba - tiba merindukan dia yang lagi pacaran sama dosen itu.
*please like dan comment yah*
Maaf juga kalau banyak typo dicerita sebelumnya. Author akan memperbaiki selanjutnya.
Terima Kasih atas dukungan nya.
Next: Keanehan pacar ku...
Kenapa semua seperti mimpi yah?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments