Keadaan di Amsterdam Airport Schiphol, dengan temprature 20 - 25 derajat. Via, Gerry, Widia dan William datang disaat Amsterdam dalam musim panas menuju musim gugur di bulan Oktober 2007. Mereka akan melewatkan tahun baru di negeri orang.
Sesampainya mereka di dorm University of Amsterdam, Gerry langsung mendaftarkan keberadaan nya bersama dengan Via dan Widia juga William.
"Huh, keren banget yah kampusnya. Kapan kampus kita begini yah Wid?" Kata Via ke Widia. Sementara Widia hanya tersenyum dengan kecut, akibat kelelahan perjalanan panjang.
"Yuk, kita ke kamar kita. Besok kita bisa Jalan - jalan keluar. Terus siap - siap deh Wid. Lusa elu ke Paris dan si Pia ke Lyon, baik - baik yah kalian." Kata Gerry menasehati mereka berdua.
"Tenang, Ger kalau gue mah. Kalau Via? Nah gue juga agak bingung dah tuh." Bales Widia. Dan Via hanya memamerkan senyum penuh dengan lesung pipinya. Gerry merasa deg deg an, yah namun apa boleh buat jika sahabatnya sudah ada yang punya.
Beberes koper Gerry, Via, dan Widia langsung membawa kamera digital mereka untuk segera mengabadikan keadaan mereka. Sementara William se sekali melihat kelakuan 3 anak tersebut tertawa karena lucu dengan tingkah nya yang sangat ajaib ini.
"Vi, kita makan di luar yuk?" Panggil William dengan muka yang sangat aneh Via langsung menjawab.
"Nggak. Mahal banget kalau makan diluar Will." Jawab Via dan sejenak Willi berasa seperti tidak berguna dan ingin bicara kalau dia mampu bayar.
"Kita masak ajah Will, nanti beli bahan - bahan nya. Biar hemat pengeluarannya." Kata Widia yang melihat sikon dari pada ada prahara nantinya.
Karena tidak mempunyai kekuatan untuk berbicara akhirnya William mengikuti saran yang dibuat Widia demi keselamatan hubungan ini. Walau dalam hatinya dia ingin berbicara jujur kalau William mampu dan memberitahukan siapa jati dirinya. Tapi dia takut kehilangan Via yang dia sudah kejar selama 1 tahun. Dan hubungan baru berjalan 2 bulan, bahkan hubungan mereka bener - bener bahagia.
"Gerr, kenapa u?" Tanya Widia saat melihat Gerry duduk dan memandang jalanan dengan tatapan kosong.
"Enggak, gue lagi melepaskan sesuatu yang pahit ajah." Jawab Gerry dengan muka yang menutupi semua kekesalan nya tadi di Jakarta.
"Gue lihat kok, Nori sama cowok. Dia kan ketemu sama gue di toilet, terus langsung pergi." Kata Widia kembali dan menuai Muka aneh dari Gerry.
"What? Kok elu nggak ngomong sama gue?" Cecar Gerry.
"Ngapain? Elu bakalan sakit, mending elu lepasin ajah cewek kayak begitu sudah nggak layak. Elu perjuangkan lagi, Ger!" Bales Widia sambil duduk di bangku.
Gerry pun mulai merenungkan perkataan nya Widia dan akhirnya mulai mendapat ide menarik.
"Wid, elu pacaran sama Ucink?" Tanya Gerry dengan penuh keinginan tahu mendalam.
"Hmm.. Gimana yak?" Jawab Widia dalam ragu. Dia sendiri pun masih ragu dengan Ucink yang punya nama asli Ari Herlambang.
"Et dah buset, jadi nasib Ucink kayak Toni dong?" Ledek Gerry sambil jalan menuju kasir yang dimana Via dan Willi sudah ada di antrian kasir.
Sementara Widia masih memikirkan ledekan Gerry yang penuh tusukan kata - katanya. Selesai berbelanjan tibalah keributan seperti biasa 3 anak ini. Tidak di Indonesia, Tidak di Amsterdam. Mereka ribut bagaikan pasar kalau sudah masuk dapur.
"Tadi Via yang belanja. Gerry yang masak yaaah..." Kata Via sudah memelas.
"Enak ajah. Sekarang kan emang Via kalau di jadwal." Gerry pun tidak mau kalah.
"Ih, kok gitu sih?" Via mulai ngambek. Sementara Widia diem saja dan Willi pun akhirnya datang dan berusaha menengahi.
"Jadi gak ada yang mau masak? Okeh, delivery ajah. Bagaimana? Terus patungan yak?" Kata William menengahi 2 anak yang keras kepala.
"Ngggaaaaak." Jawab mereka berdua kompak.
Keheningan cuma bertahan 10 menit ketika William kembali ke ruangan TV.
"Ini kenapa sayur semua? Mana daging nya Pidut!" Jerit Gerry.
"Itu ada Gerrooong. Tak culek matamu yak!" Kata Via nggak mau kalah mempertahankan pendapat.
"Berisik dah elu berdua. Masak berdua, gak usah bawel." Jerit Widia sambil cekak pinggang. Sudah dipastikan jika 2 orang yang berantem tadi langsung takut.
"Iyah bebs." Sahut mereka berdua.
Dalam waktu setengah jam akhirnya jadi juga makanan dan plus nasi. Mereka berempat menikmati kebersamaan di musim panas menuju gugur. Awal baru untuk perjalanan mereka ber 3.
Habis makan malam Gerry dan Widia jalan - jalan keluar untuk membakar lemak. Karena nasi dimasak Via berlebihan.
"Gerr, bener gue pacaran sama Ucink." Kata Widia yang akhirnya meluncur sendiri setelah di ledek sama Gerry.
Senyum kemenangan terjadi setelah hampir seharian di ledek.
"Udah berapa lama?" Tanya Gerry sambil terus berjalan menuju minimart 24 jam.
"Udah 2 minggu. Tapi masih di jalanin ajah. Elu gimana?" Tanya Widia yang berusa mengalihkan pembicaraan.
"Udah putus gue sama Nori. Single deh gue, naksir cewek tapi cewek nya punya pacar." Curhat Gerry.
"Hahaha..." Meledaklah ketawa Widia. Karena dia tau siapa yang Gerry suka.
Widia tau kalau Gerry menyimpan rasa ke Via. Namun Gerry menahan agar tidak merusak persahabatan yang ada. Terlambat Widia menjodohkan mereka berdua. Malam semakin larut sehingga Gerry dan Widia berjalan kembali ke dormitory.
Sementara di dormitory.....
"Via, jika suatu saat nanti kamu mengetahui rahasia ku. Apakah kamu akan pergi?" Tanya William ke Via dengan memeluknya di dapur umum dormitory.
"Tergantung, kalau itu sebuah kebohongan Via akan pergi. Jika itu belum dibicarakan Via akan pertimbangkan." Jawab Via dengan pasti.
"Aku kasih tau kamu sebuah rahasia besar." Kata William dengan wajah super serious dan dingin.
"Apa?" Kata Via yang terbiasa memasang muka flat nya.
"Aku mau kamu selesai kuliah nikah sama aku." Kata William yang mulai melaksanakan rencana nya.
Tanpa diduga Via hanya memberikan tatapan aneh karena menurut dia itu bukan rahasia.
"Ayoo dong Via, jawab." Kata William mulai memaksa.
"Janji, jangan kasar - kasar sama Via yah." Via memberikan persyaratan khusus.
"Aku janji Via."
"Satu hal lagi Will. Once you lie, I don't need to wait for leaving you alone."
"I promise you with all my heart and my life. I swear it." Jawab William sambil memeluk Via yang sudah berberes dapur sehabis makan bersama.
3 hari di Amsterdam kini William, Via dan Widia. Bersiap menuju Paris dengan kereta cepat. Perjalanan menuju Paris menggunakan Kereta memakan Waktu 3 jam setengah. Muka Via sangat excited banget karena dia akan melihat keindahan seperti yang diceritakan buku A lonely planet.
Buku traveling yang selalu Via jadikan pegangan selama traveling dimanapun. Dari buku tersebut ada terbesit keinginan untuk menjadi seorang traveler.
*Please Like and Comment yah*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments