Kepergian Via dan Gerry ke Bandung tanpa ada yang tahu. Membuat William kewalahan mencari Via. Jelas saja Via mematikan telephone seluler nya mengganti dengan nomor lain. Namun paket datanya masih di pakai untuk BBMan.
"The truth came out and said that the reality". Tulis Via di status BBM mengganti profile picture nya dengan gambar berlatar belakang hitam.
William yang membaca status tersebut penasaran dan terus menghubungi Via namun tak ada hasil. Akhirnya menghubungi Gerry pun juga tidak ada yang mengangkat. Begitu juga Widia juga sama, William mulai gelisah dan tak berfikir panjang menuju Kost an Via.
Sampai di Kost an Via, Willi menemukan Widia yang baru selesai mandi.
"Wid, si Via hari ini kemana ajah?" Tanya Willi tanpa basa basi lagi.
"Ngga tahu, dia ngga bilang apa-apa tadi." Jawab Widia dengan muka keheranan nya.
"Gue telephone dia nggak aktif, di BBM in kagak nyahut. Gue telephone Gerry, ngga diangkat. Telephone elu juga, makanya gue kesini." Curhat Willi. Widia pun melihat status BBM Via.
Tidak menunggu lama Widia menelephone Via namun tidak nyambung. Lalu menelephone Gerry tidak nyambung.
"Will, elu nggak lagi berantem kan sama Via?" Tiba-tiba Widia mencecar Willi.
"Enggak, gue biasa ajah. Cuma beberapa hari ini Via aneh." Balas Willi.
"Aneh gimana?" Kata Widia.
"Aneh ajah. Selalu nanya gue lagi nggak bohong kan." Balas Willi.
Widia menduga kalau Via sudah menemukan kejanggalan. Kelar Willi kalau Via sampai tahu kalau Via dibohongi.
Drrrrrt...
BBM dari Gerry,
Gerry: Kenapa beb?
Widia: Via sama elu nggak?
Gerry: Hah?
Widia: Willi nyariin nih.
Gerry: Nggak.
Widia: Elu dimana?
Gerry: Di jalan.
Widia memberikan hasil percakapan Gerry dan dirinya ke Willi. Membuat Willi semakin bingung mencarinya.
"Elu pulang, kalau Via dah balik nanti gue info ke elu." Kata Widia menenangkan William.
Tanpa banyak bicara William menuruti perkataaan Widia. Setelah mengantar William pulang. Widia langsung menelpon kembali Gerry.
"Halo Ger!" Widia langsung memanggil nya.
"Yes, bebih. Ada apa?" Kata Gerry dengan santai.
"Via sama elu kan?" Tanya Widia tanpa basa - basi.
"Iyah, gue lagi nemenin dia. Gue pulang nanti mau sleding kepala si Willi." Amuk Gerry setelah mendengar cerita dari Via.
"Nggak usah, Ger. Jangan ikut campur. Biarin Via yang mengahadapinya." Kata Widia akhirnya menebak omongan Gerry di chat td.
"Baiklah. Kalau Via sudah tenang, gue anter dia pulang." Kata Gerry mengakhiri pembicaraan nya dengan Widia.
Widia akhirnya menyimpulkan bahawa Via sudah mengetahui siapa Willi. Widia mengerti belum siap nya Via menghadapi kedepan apalagi Willi seorang public figure di Indonesia.
Setelah 2hari di Bandung akhirnya Via pulang juga. Menuju kampus Tritunggal, lalu mulai menghindari orang- orang yang berdekatan dengan Willi.
2hari pun membuat Willi semakin menjadi karena tidak ada kabar dari Via. Semua teman - teman kampus nya bahkan jarang melihat Via di kampus.
Drrrrrt... BBM masuk dan tanpa sengaja kebuka sama Via.
Willi: Kamu kenapa?
Via: Tidak apa-apa. Sibuk banget aku, skripsi ini.
Willi: Oh, mau aku bantu?
Via:Tidak usah. Aku mau sendiri.
Willi: Makan yuk?
Via: Tidak usah. Aku mau sendiri.
Willi: Aku lapar dan kangen kamu.
BBM terakhir tidak di buka sama Via dan di diamkan saja. Willi akhirnya mempunyai pikiran negative. Apakah Via selingkuh? Apakah benaran dia sedang mengerjakan skripsi.
"Willllll...." Teriak Marsell mengagetkan Willi yang sedang dikantin kampus.
"Apa?" Sahut Willi yang males meladeni Marsell.
"Gue tadi ketemu Via di perpus. Sibuk amat tuh anak." Kata Marsell membuat Willi kaget.
"Iyah, kan lagi skripsi dia." Bela Willi.
"Oooh pantesan. Dia bener-bener fokus yah? Pake headset buat dengerin orang konferensi. Gue panggil cuma nengok doang." Kata Marsell menginfokan ke Willi.
"Iyah, dia nggak mau gue bantuin katanya malu." Bales Willi dengan sedikit bangga apa yang Via lakukan.
Setelah pembicaraan itu William terus memperhatikan Via dari kejauhan dan belum bisa mengganggu nya. Padahal hati ini rindu memeluk badanya dan mencium bibirnya yang selalu manis.
3 Bulan William menunggu terus akhirnya selesai juga skripsi nya Via menuju sidang, saat berjalan menuju kantor administrasi. Via tidak sengaja menabrak William saat membuka pintu kantor administrasi. William pun langsung berbinar melihat wajah Via yang terlihat lebih kurus dan tampak kusam.
Di lain hati Via senang melihat Willi yang sangat dia rindukan. Candaan nya dan pelukan hangat yang selalu menyemangati Via. Namun Via sudah bertekat untuk meninggalkan Willi yang harus menjadi pewaris bisnis Putraland Group di Indonesia.
"Siang Pak, ini skripsi nya lalu ini bukti bayar sidang." Kata Via kepada penjaga administrasi.
"Wah, emang murid teladan kamu. Nggak heran Bapak dosen William mengejar dirimu."Bales Penjaga admistrasi.
" Wah, ini mah jauh dari Pak William. Saya pamit yah."Jawab Via yang mengambil jadwal sidang nya dan keluar dari ruangan.
Sementara diluar William menunggu dengan senang karena bisa jalan sama Via. Begitu Via keluar segerombolan cewek melihat William lalu menghampiri untuk mengucapkan selamat atas terpilih nya di kantor firma Adnan Buyung Nasution.
Dengan secepat kilat Via langsung pergi keluar tanpa menyia-nyiakan kesempatan ini. Dikepala nya masih berfikir sisa 3 bulan mau diapain? Akhirnya Via iseng - iseng mengontak UN.
*United Nations(Perserikatan Bangsa - Bangsa).
Berharap masih ada harapan untuk bisa bekerja disana.
Setelah 1 minggu menunggu di Bandung. Via mulai membetulkan Curriculum Vitae melamar kerja. Dan termyata email masuk,
Membuat Via terkejut bahwa dia dipanggil untuk menjadi karyawan disana. Sambil menunggu sidang skripsinya. Tanpa berfikir panjang Via langsung menjawab iyah.
Setelah 3hari proses, Via mendapatkan ticket pesawat dan segala macamnya. Via pun ke Jakarta untuk membereskan barang - barang yang akan di bawa ke Geneva, Switzerland. Dan sebagian dipaketkan.
"Bu, Via mau pamit. Karena sudah selesai kuliah nya." Kata Via ke ibu Kost an.
"Loh, kenapa tidak barengan sama Gerry dan Widia?." Tanya ibu Kost an.
"Mereka belum kasih jadwal sidang. Via disuruh pulang saja bu." Kata Via mulai belajar bohong.
"Oh begitu, barang nya Sudah dikeluarkan semua?" Tanya Ibu Kost.
"Sudah bu, ini kuncinya." Kata Via yang menyerahkan kunci kamar kost an. Lalu setelah itu pamit meninggalkan kost an.
Mendengar Via pamit ke Bandung, Willi mencari alamat rumah Via. Dan mencari keberadaan nya juga meminta penjelasan kenapa Via semakin hari semakin menghindar.
"Gerr, elu tau Via kemana kan? Jangan infoin ke Willi." Kata Widia mencoba menjebak Gerry.
"Enggak, Via tadi ada kok di kost an." Jawab Gerry. Walau sebenarnya Gerry mengetahui Via ada dimana saat ini tepatnya.
"Phiiiiii." Gedor Widia yang membuat sekitar kaget.
"Udah balik ke Bandung orang nya."Kata Ibu kost saat mendengar gedoran Widia.
Secepatnya Widia menghubungi Via, namun selalu tidak aktif.
"Ini anak kemana yah?" Gumam dalam hati Widia.
Drrrrtttt BBM Via begetar saat mau boarding.
Via melihat Gerry memberikan photo nya dan selembar kertas bertuliskan safe flights.
Via: Thank you for support.
Gerry: See you soon yah di Geneva.
Via: Absolutely
Lalu Via mematikan telephone selulernya dan boarding menuju Geneva, Switzerland.
Sementara Willi akhir nya memutuskan untuk meneruskan jabatan di Putraland Group. Sekaligus menunjukan bahwa dia sebagai pewaris yang competent dalam bidang nya.
Tak lupa selalu William mencari tahu keberadaan Via yang sudah mulai menghilang sejak kepergian nya ke Geneva, Switzerland. Semua orang hanya mengetahui Via pulang ke Bandung, tetapi sampai saat ini Via belum bisa di temukan. Tidak mengurungkan niat William namun membangkitkan adrenaline untuk menemukan Via.
Perjalanan 20 Jam membuat Via sedikit jet lag dan mulai pusing.
"Hi, Ms. Novia Heidy." Sapa seorang yang membawa papan nama Via.
"Hi, thank you for pickup me." Bales Via yang mengikuti orang tersebut.
"Baik, setelah ini kita akan langsung ke bagian administrasi. Lalu ke dormitory yang disediakan untuk Ms Novia Hidy." Kata yang mengantar Via dan Via pun menurut mengikuti langkah Bapak tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments