Farhan pun punya kesempatan untuk meluangkan waktu menemani wisata kedua orang tuanya di Boston, Massachusetts bersama Hani dan juga Donny.
Pertama-tama mereka mengunjungi Akuarium New England, mereka mengunjungi pameran di galeri yang mengelilingi atrium untuk melihat jenis-jenis koleksi hewan-hewan laut. Di mulai dari Thinking Gallery, Freshwater Gallery, Edge of The Sea Tide Pool, Northern Waters of The World Gallery, Tropical Gallery, Blue Planet Action Center, dan Yawkey Coral Reed Center.
Mereka juga mengunjungi pameran penguin, melihat petugas di Akuarium New England memberi makan kepada penguin-penguin, selain itu petugas juga kepada pengunjung bagaimana cara hidup dan apa saja yang dimakan oleh penguin itu.
Dan terakhir mereka mengunjungi Harbor Seal Training Session di Plasa bagian depan Akuarium New England. Mereka melihat bagaimana anjing laut berinteraksi dengan pelatihnya. Anjing laut itu sudah dilatih untuk mencium, melambai dan menyapa kepada pengunjung yang ingin berinteraksi dengan mereka.
Mama dan papa Farhan tak ingin melewatkan kesempatan itu, tak lupa Donny stand by dengan kameranya untuk memotret setiap momen liburan kedua orang tua Farhan.
Mama Farhan menarik tangan Hani untuk maju berinteraksi juga dengan anjing laut tersebut, Hani awalnya menolak, namun karena dipaksa, akhirnya ia pasrah. Hani tertawa lepas dan tersenyum sangat cantik ketika anjing laut itu mengecup pipinya, tak lupa Donny memotretnya dengan bidikan yang sempurna.
Setelah itu giliran Donny, Hani dan Farhan memaksanya untuk mau berinteraksi dengan si anjing laut. Kecuali Farhan, ia tak mau, tentu ia tak ingin jadi pusat perhatian maju ke depan dengan kursi rodanya. Hani mengambil alih kamera dan memotret momen Donny bersama si anjing laut.
Setelah itu mereka menonton atraksi-atraksi yang ditampilkan si anjing laut setelah diberi perintah oleh pelatihnya.
Donny sempat menangkap pemandangan saat Farhan diam-diam menatap senang ke arah Hani yang fokus menatap ke depan dengan senyum lebar saat melihat atraksi si anjing laut. Tak lupa Donny memotret momen itu, setelah bunyi klik, Hani menyadari dan menoleh ke arah kamera Donny, lagi-lagi Donny memotret wajah Hani secara close up dengan ekspresi yang alami dan cantik.
Setelah dari Akuarium New England, Farhan mengajak semuanya mengunjungi Boston Common sebuah taman kota tertua di Amerika, di sana banyak spot foto yang menarik. Taman ini sudah memberi akses khusus bagi Farhan yang menggunakan kursi roda mereka melewati pintu masuk khusus bagi pengguna kursi roda.
Semuanya duduk bersantai di bawah sebuah pohon rindang dan hijau sambil melihat-lihat kesibukan orang-orang lain yang juga mengunjungi taman dan melihat anak-anak bermain lari-larian dekat kolam katak.
Karena baru memasuki musim semi, taman itu sangat indah, hijau dan sejuk. Hani dan mama mertuanya mengeluarkan kotak makan berisi potongan buah-buahan segar sebagai camilan mereka bersantai di sana.
Tak lama kemudian, Gita datang setelah ditelpon oleh Hani, sehingga rombongan mereka bertambah. Setelah menikmati makan buah-buahan segar, semuanya melihat perairan di taman itu dipenuhi oleh kapal-kapal angsa yang kebanyakan dinaiki berdua oleh pasangan muda-mudi, yang pacaran ataupun yang sudah menikah.
Mama dan papa Farhan tak mau ketinggalan, mereka juga mengajak Hani, namun tak mau karena Farhan tidak bisa ikut naik berdua ke kapal angsa karena kondisinya yang terbatas.
Kalau Farhan mau, Donny bisa membantunya, namun Farhan menolak, baginya hal itu merepotkan meski tidak bagi Donny. Hani justru meminta Donny menemani Gita naik kapal angsa berdua, sementara Hani mengambil alih kamera dan memotret setiap momen mereka di atas kapal angsa di perairan taman Boston Common.
"Kamu bisa naik kapal angsa itu sama Gita, biar Donny tinggal di sini untuk memotret," ujar Farhan tiba-tiba ketika Hani selesai mengambil beberapa gambar.
"Aku tidak mungkin naik kapal angsa itu kalau kamu tidak ikut Han," ucap Hani sambil memandang senang ke arah perairan itu.
"Aku memang tidak bisa, kamu tahu sendiri bagaimana kondisiku,"
"Kalau begitu aku juga tidak akan pernah naik kapal itu," Hani memilih acuh dan kemudian berjalan mengambil beberapa spot foto yang menarik.
Setelah kapal angsa, semuanya berjalan menuju ke sebuah spot foto yang dikelilingi bunga-bunga indah bermekaran yang mengelilingi sebuah patung di tengah-tengah taman Boston Common.
Itu adalah patung berkuda George Washington, yang merupakan pejuang kemerdekaan Amerika sekaligus presiden pertama Amerika. Mereka berfoto dengan latar belakang patung George Washington.
Donny selalu siap menjadi fotografer. Sesi pertama, kedua orang tua Farhan yang berfoto bersama dalam beberapa kali kutipan, kemudian Hani dan Farhan, untuk kutipan selanjutnya Hani mengajak Farhan berdiri, ia membantu suaminya itu bangkit dari kursi roda, kemudian sebelah tangan Hani merangkul pinggangnya untuk menjaga keseimbangan tubuh Farhan ketika berdiri.
Hani tersenyum lebar ke arah kamera, pada kutipan berikutnya Farhan balas merangkul pundak Hani, ketika ia berdiri ternyata Farhan cukup tinggi hingga bisa meraih bahu istrinya. Kedua tersenyum bahagia saat Donny memberi aba-aba untuk memotret.
Gita melihat bagaimana perubahan sikap Farhan sekarang kepada adiknya. Sorot mata dan juga sikap Farhan kepada Hani menunjukkan kehangatan, semua tidak seperti yang dibayangkannya.
Selanjutnya giliran Hani dan Gita yang berfoto berdua. Setelah itu, foto keluarga, dalam satu bingkai tanpa adanya Donny, sebab Donny harus jadi fotografer. Gita juga sempat keluar dari objek foto karena keinginan kedua orang tua Farhan untuk berfoto bersama anak dan menantu mereka.
Hani kembali membantu Farhan untuk berdiri, sehingga mereka berempat berfoto dalam keadaan berdiri, tanpa harus membuat Farhan duduk sendirian di kursi rodanya sehingga terlihat pendek ketika difoto.
Dan terakhir adalah Donny yang berfoto sendirian, dengan Hani yang menjadi fotografer. Ia juga berfoto berdua dengan Farhan dan dalam posisi Farhan berdiri dari kursi rodanya.
Setelah puas mengitari Akuarium New England dan Boston Common, hari sudah semakin sore. Dan terakhir mereka mengunjungi Faneuil Hall Marketplace, sebuah pusat perbelanjaan tiga lantai yang juga dilengkapi dengan restoran, di sana rencananya mama dan papa Farhan akan membeli oleh-oleh untuk dibawa pulang ke Indonesia, dan juga oleh-oleh untuk besan mereka, yaitu ayah dan ibu Hani.
Sebelum berburu oleh-oleh, mereka makan malam terlebih dahulu. Mereka duduk di meja yang panjang, mama dan papa Farhan memesan makanan yang enak-enak dan dalam porsi yang lumayan.
"Farhan sayang, bagaimana kuliah kamu?" tanya mama Farhan di sela-sela santap malam mereka.
"Ya lancar saja ma. Semester ini aku program beberapa mata kuliah yang seharusnya jadwalnya semester depan," jawab Farhan sambil menyuapkan makanan ke mulutnya.
Gita merasa takjub atas prestasi Farhan, kalau seperti itu berarti Farhan memperoleh IPK yang sangat tinggi sehingga bisa memprogram mata kuliah semester depan di semester ini. Dengan begitu Farhan bisa selesai magister dalam kurun waktu kurang dari dua tahun.
"Ya pasti begitu, sejak S1 Farhan sudah begitu. Di angkatannya dia yang pertama kali yudisium," celetuk papa Farhan. "Nak Gita bagaimana dengan kuliah kamu?" papa Farhan lanjut bertanya kepada Gita.
"Alhamdulillah lancar om," jawab Gita dengan singkat.
"Coba kamu yang menikah dengan Farhan dulu, kalian pasti akan sama-sama sibuk dengan perkuliahan masing-masing dan mungkin saja akan selesai sama-sama juga,"
"Pa, kenapa bicara begitu," tegur mama Farhan sambil melirik ke arah Hani yang tampak biasa saja meski sejujurnya agak kurang suka papa mertuanya menyinggung rencana awalnya dulu yang berniat menjodohkan Farhan dengan Gita.
"Itukan dulu ma, Farhan justru berjodoh dengan Hani. Setidaknya Hani bisa mengurus Farhan selama dia kuliah di sini," sahut papa Farhan sambil tersenyum bangga kepada Hani.
"Apalagi Hani sangat pandai memasak," lanjut mama Farhan yang juga tersenyum saat memuji menantunya.
Farhan melirik ke arah Hani yang duduk di sampingnya, kemudian tersenyum, "iya ma, pa, Hani sudah jadi istri yang baik, mengurus rumah dan juga mengurus aku,"
Gita merasa risih melihat Farhan berlaku demikian kepada adiknya.
"Nak Hani, kamu tidak berpikir untuk lanjut kuliah juga?" tanya papa Farhan penasaran.
"Sekarang Hani belum kepikiran pa. Hani cuma berharap suatu hari nanti Hani bisa punya butik dan brand fashion sendiri," jawab Hani.
"Mumpung kamu masih muda nak, kamu bisa belajar fashion di Perancis, Italia atau dekat-dekat dari sini, di New York," papa Farhan menawari. "Biar papa yang menanggung semua biaya kuliah kamu sampai selesai,"
"Terima kasih pa. Hani pikir-pikir dulu, tapi nanti saja kalau begitu, setelah Farhan selesai kuliah atau setelah dia sembuh dan bisa jalan kembali. Kalau Hani kuliah sekarang, Hani tidak bisa fokus mengurus Farhan dan semua kebutuhannya," jawab Hani dengan keputusannya.
"Aku tidak apa-apa Han, aku sama dengan papa mendukung kalau memang kamu mau lanjut kuliah," celetuk Farhan di dekatnya.
Hani menggeleng pelan, "tidak Han. Ini sudah keputusan aku. Berbakti kepada suami adalah yang utama daripada mengejar pendidikan setinggi-tingginya tapi aku tidak bisa fokus mengurus suamiku, apalagi kondisi kamu sekarang, aku takut kalau kuliah aku akan mengabaikan kamu Han, tentu aku akan jadi istri yang durhaka," Hani menjelaskan sambil menatap Farhan penuh cinta.
"Papa benar-benar bangga sama menantu papa yang satu ini,"
"Beruntung kamu nak, dapat istri sebaik Hani, jangan sia-siakan istri kamu," sahut mama Farhan juga.
Hani dan Farhan saling berpandangan dan tersenyum. Dari bawah meja, sebelah tangannya menyentuh tangan Hani dan menggenggamnya erat. Hani balas menggenggam tangan suaminya dengan lebih erat lagi.
***
Sebelum kembali ke Indonesia papa Farhan menghadiahkan sebuah mobil model sedan kepada Hani, alasannya supaya ke mana-mana Hani tidak mesti naik taksi apalagi kereta bawah tanah. Dia bisa bepergian sendiri ke supermarket atau ke mana saja dengan mobil itu.
Hani sangat kaget dengan hadiah mobil itu, jika saja papa mertuanya mengatakan lebih dulu sebelum membeli mobil itu, tentu Hani akan menolak. Tapi mau diapa, mobil itu sudah ada di halaman depan rumahnya.
"Papa kenapa repot-repot segala beli mobil," kata Hani.
"Jangan menolak pemberian mertua kamu nak, itu karena papa sayang sama kamu, sama seperti papa sayang kepada Farhan,"
"Iya pa, terima kasih banyak mobilnya,"
"Nanti Donny akan membantu kamu mengurus driving license di sini, biar ke mana-mana kamu tidak ditilang sama polisi,"
"Siap tuan," sahut Donny.
Setelah itu, Hani, Farhan dan Donny mengantarkan papa dan mama Farhan ke bandara, setelah papa Farhan memberikan kunci mobil itu kepada Hani.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Raisa Byi04
ceritanya syuka thor...cm maap" aj y thor kdg suka lupa like krn g sbar buat part selanjutnya,bkannya g suka tp saking antusias baca amp lupa like kdg jg g tau judul part nya
2021-05-26
0
Dina Papilaya
mantep dibeliin mobil
2020-10-09
1