BAB 10

"Ukhhhh." Juli mengerak-gerakkan badannya ke kiri dan kekanan begitu bangun tidur, tidur cukup membuatnya fress, "Nikmatnya sehat." ujarnya mensyukuri nikmat Allah yang sering dilupakan oleh mahluk bernama manusia.

Dan seperti biasa, Juli tersenyum begitu matanya disambut oleh poster besar BTS yang ditempelkan tepat didepan tempat tidurnya, katanya tidur diawasi oleh tujuh cowok ganteng membuat tidurnya nyenyak, memang ada-ada saja sik Juli, itukan cuma poster doank.

"Pagi oppa oppa ganteng." sapanya sambil senyum-senyum, "Pagi opa Jin." Jin memang disapa secara khusus mengingat Jin adalah biasnya, "Aihh aih, baru nyapa gambarnya aja gue jadi gimana gitu, apalagi kalau berhadapan dengan orangnya langsung, bisa pingsan gue." Juli mesem-mesem.

"Astagaa, jadi lupakan belum sholat shubuh, ini gara-gara oppa Jin sieh mengalihkan duniaku." setelah menyalahkan orang yang gak bersalah, Juli buru-buru kekamar mandi untuk mengambil air wudhu.

***

"Oke, sempurna." pujinya pada diri sendiri sambil melihat pantulannya dicermin rias, dengan riasan natural, iyalah natural, masak menor sieh, bisa langsung masuk ruang BP dia dihari pertama kalau dandannya seperti tante-tante. 

Juli memgambil kuncir rambut yang tergeletak dimeja dan menguncir rambutnya seperti ekor kuda, menyemprotkan sedikit parfum dan selesai, dia siap menyambut hari baru dan sekolah baru.

"Gue siap untuk segala hal yang baru." Juli mengendus tubuhnya dan bergumam, "Hmmm bau toko." gumamnya karna semuanya serba baru, maklum ini hari pertama masuk sebagai murid baru.

Namun sebelum dia beranjak pergi,  ritual yang dilakukan sebelum benar-benar berangkat sekolah adalah, pamitan dulu sama idolanya.

"Gue pergi sekolah dulu oppa oppa ganteng, doain Juli supaya hari pertama masuk berjalan lancar, dapat teman baru, dapat guru yang baik." Juli bicara seolah tuh poster bisa mendengar kata-katanya.

"Selamat tinggal oppa Jin, selamat tinggal oppa V, selamat tinggal op…"

"Hehh, udah jam berapa ini, bisa telat kita." April tiba-tiba membuka pintu kamarnya sambil ngomel-ngomel mengintrupsi acara berpamitan Juli.

"Iya bentar ah, ganggu aja lo." kesal juga Juli karna aktifitas pamitannya diganggu, "Gue belum selesai pamitan sama oppa gue."

"Dasar sinting, pamitan sama gambar."

"Tutup mulut."

"Kalau lo masih melakukan ritual gila lo itu, gue bakalan ninggalin lo." ancam April langsung berlalu meninggalkan Juli.

"Ikhhh, tunggu Prill, gak sabaran banget sieh." jerit Juli kesal.

"Bye oppa, gue berangkat sekolah dulu ya." Juli melambaikan tangannya dan berlari menyusul April.

"Pagi kak." sapa Juli begitu tiba dimeja makan, disana kakaknya sudah rapi dengan pakaian kerjanya.

April juga disana tengah menikmati sarapan roti tawar, April mendelik begitu melihat Juli.

"Duduk, sarapan dulu." perintah Agus yang diangguki oleh Juli.

"Kenapa lama sekali."

"Ohh itu..."

"Pamitan sama poster BTS." lapor April.

Juli langsung menendang kaki adiknya dibawah meja, dan memberi tatapan yang seolah mengatakan, "Tutup mulut lo, jangan ngelaporin hal yang tidak penting sama kak Agus."

Tendangan kakaknya cukup kuat membuat April meringis, karna gak terima, April membalas menendang kaki kakaknya, terjadi tendang-tendangan dibawah meja membuat meja sedikit bergetar.

"Apa yang kalian lakukan." tanya Agus melirik ke bawah meja dan melihat kaki adiknya saling menendang satu sama lain, kpergok begitu berhasil membuat mereka menghentikan aksi mereka.

"Akhh, kami cuma bercanda doank kok kak, ya kan Pril."

"Iya kak, kami cuma bercanda."

"Ya sudah, jangan bercanda lagi, ayok lanjutkan sarapan kalian, nanti kalian telat lagi dihari pertama kalian masuk sekolah."

Dengan patuh dan bersamaan Juli dan April menjawab, "Baik kak."

Karna sekolah mereka searah, makanya Agus membelikan adiknya satu motor yang dipakai berdua.

****

Juli tersenyum memandang bangunan megah dan kokoh SMA PERTIWI yang berdiri menjulang dihadapannya, sekolah yang menjadi pilihannya, dia bangga menjadi salah satu siswa SMA PERTIWI, salah satu SMA paforit di Jakarta, sekolah yang akan menjadi tempatnya menuntut ilmu selama tiga tahun, Juli berharap masa-masa SMAnya berjalan indah dan penuh kenangan, dan Juli berharap bisa menemukan cinta disini juga, membayangkan hal itu membuatnya senyum-senyum sendiri.

Tiba-tiba, dari arah belakang ada yang menabrak punggung Juli, hal tersebut membuat Juli terjengkang kedepan.

"Awww." desis Juli karna lututnya tergores oleh lantai paping blok.

"Ehh, lo jatuh ya, makanya jangan jadi tembok berlin donk menghalangi jalan orang." ujar sik penabrak bukannya malah minta maaf malah ngomel dan berlalu begitu saja.

"Duhhh." Juli mengusap-ngusap lututnya, "Bukannya minta maaf malah ngomel-ngomel, padahalkan dia yang salah, dasar gak bertanggung jawab." rutuk Juli.

Padahal baru tiga detik yang lalu dia membayangkan hal-hal indah yang akan dia lalui di masa-masa putih abu-abunya, eh ini malah dapat malapetaka.

"Apa lo baik-baik saja." seseorang bertanya l.

"Gue…"

Berbarengan dengan pertanyaan itu, sebuah tangan kokoh terulur didepan Juli yang membuat Juli menghentikan kalimatnya, dia beralih memandang tangan tersebut dan perlahan mendongak untuk melihat siapa pemilik tangan yang berbaik hati membantunya itu.

Diluar keinginannya, bibir Juli sedikit menganga dengan mata memandang takjub cowok yang ada didepannya, kalau seperti disinetron-sinetron, tuh cowok diselubungi oleh cahaya disekitarnya, ditambah lagi senyumannya itu membuat Juli alamak gak nahan.

"Massyaallah, tampannya." gumam Juli reflek menyuarakan isi hatinya.

Sik cowok tersipu malu mendengar pujian tersebut, namun kemudian dia kembali bertanya, "Apa lo baik-baik saja."

"Ehhh." jadi gelagapankan sik Juli, "Iya gue baik-baik saja." Juli meraih tangan sik cowok yang digenggam oleh sik cowok dengan erat, dan kemudian membantu Juli berdiri, Juli gak mau menyia-nyiakan kesempatan emas memegang tangan sik cowok tampan.

"Ya Allah tangannya, hangat dan nyaman." batin Juli, "Apa dia calon jodoh gue kali ya."

"Baguslah kalau lo baik-baik saja." ujar sik cowok tersenyum yang membuat Juli meleleh dan menatap sik penolong dengan pandangan cengo.

"Kalau gitu gue duluan, dan hati-hati, jangan sampa lo jatuh lagi." setelah pamit secara sepihak cowok itu langsung pergi meninggalkan Juli yang masih terpana oleh ketampananya.

"Heii." teriak Juli, diakan belum mengucapkan terimakasih, lebih dari itu, dia juga lupa menanyakan nama cowok yang telah mengambil hatinya dihari pertama sekolah, hal ini membuat Juli berjanji dalam hati akan mencari tahu tentang cowok tersebut, Juli yakin akan sering bertemu karna mereka satu sekolah.

"Sepertinya Allah mengabulkan doaku, buktinya baru saja menapakkan kaki gue udah jatuh cinta pada pandangan pertama sama cowok baik hati." 

Juli jadi senyum-senyum sendiri, "Malapetaka membawa berkah." gumamnya bersukur karna tabrakan barusan, "Coba tadi kalau gue tidak tabrak, gak mungkin gue kenal sama tuh cowok." masih senyum-senyum sendiri.

"Dekk, apa adek baik-baik saja."

Sebuah suara bariton menegurnya yang membuat Juli kembali mendapatkan kesadarannya.

Juli menoleh kesumber suara dan, "Akhh." kaget Juli, "Astagfirullahhalajim" lafalnya begitu melihat bentukan orang yang ada disampingnya, manusia sieh, tapi banyak bulunya, mulai dari bulu jambang, kumis, bulu tangan yang semuanya lebat, dan Juli yakin ditempat tersembunyi masih banyak bulu-bulu lebat, laki-laki itu tinggi tegap, kulitnya gelap, persis kayak penjahat difilm-film india yang sering ditonton ibunya, melihat seragam yang dikenakan, Juli yakin orang ini adalah satpam sekolah.

"Apa adek sehat." mengabaikan rasa kaget Juli sik satpam yang bernama salim itu kembali mengajukan pertanyaan.

"Ehh, iya pak saya baik-baik saja." jawab Juli kikuk, .

"Syukurlah, saya fikir adek kesambet, senyum-senyum sendiri, disini soalnya banyak yang sering kesurupan, jadi adek, jangan sampai kosong fikirannya agar mahluk astral tidak gampang masuk." pesan pak salim.

Juli jadi malu sendiri karna ketahuan senyum-senyum sendiri, "Iya pak, saya duluan." pamitnya buru-buru pergi untuk menutupi rasa malunya.

***

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!