Purba sebisa mungkin menenangkan Mona yang kini hanya menangis dan berteriak – teriak. Suster pun mencoba membantu menenangkan.
Namun, tiba-tiba Mona lemas tak sadarkan diri. Purba yang sejak tadi siap berada di dekat Mona, membopong tubuh istrinya ditempatkan di tempat tidur.
Suster memeriksa kondisi Mona, denyut jantung, nadi dan kandungannya. Namun, suster merasa ada yang janggal pada detak jantung kandungan Mona. Dia segera memanggil Dokter. Sedang Purba merapikan keadaan Mona dengan tisu basah.
Keadaan Mona yang berkeringat hebat dan sisa-sisa air mata, membuat Mona terlihat sangat kusut dan pucat.
“Purba, ada apa lagi dengan Mona?” tanya Hartanto beriringan saat dia membuka pintu.
Purba menggeleng, dia tak dapat memberikan penjelasan sekarang, karena keadaan Mona belum jelas bagaimana.
Hartanto melihat keadaan Mona, berkali-kali mengusap rambut Mona, menyentuh kening dan menggenggam tangan Mona. Kali ini Ibunya Mona tak ikut, dia sedang ada kegiatan, terlanjur di luar.
Hartanto berkali-kali melihat pada Purba, seakan peringatan tajam pada menantunya itu, jika terjadi apa-apa pada putrinya.
Kemudian dokter masuk, dia langsung memeriksa Mona, tak lama kemudian Dokter keluar lagi tanpa berkata apa pun. Namun, setelah itu ada dua perawat yang membawa brankar.
“Ada apa dengan anak saya, Dok?” Hartanto panik.
“Pasien mengalami reaksi serius pada kandungannya,” singkat suster kemudian mengikuti dokter yang sudah berjalan agak jauh.
Hartanto terdiam, kemudian menarik lengan menantunya. Mereka duduk pada sebua sofa di ruangan tersebut. “Purba, jelaskan pada Papa. Ada kejadian apa lagi? Kamu tahu kehidupan Mona sebelumnya bukan? Dia tidak mudah lemah, kehidupannya keras, dia tidak akan kenapa-kenapa kalau tidak ada yang menyinggung perasaannya.
“E-ma-maafkan Aku Pah. Tadi kami berselisih lagi.” Purba jujur.
“Apa lagi permasalahannya?”
Purba kemudian langsung menceritakan masih kesalahpahaman pada Rara, tapi kali ini Purba benar-benar mengaku salah karena telah meninggalkan Mona di rumah sakit sendirian, meski ada suster yang menjaga.
“Aku bingung, Pah. Karena hanya aku yang bisa membuat keadaan ricuh itu menjadi tenang. Semoga Papa mengerti situasi aku. Dan ... Aku juga gak menyangka akan ada yang melaporkan pada Mona,” Purba berusaha membela dirinya. Karena memang posisinya saat itu terdesak.
“Papa bisa lihat videonya?” pinta Pak Hartanto.
Purba kemudian menyodorkan ponsel milik Mona dan langsung pada layar video yang diputar.
Hartanto geleng-geleng kepala, “Memang harus seperti itu ya? Menenangkan seorang karyawan? Atau karena dia wanita?” Tuan Hartanto mengorek kejujuran dari menantunya.
“Tolong pahami keadaanku saat itu Pah. Justru karena menghadapi perempuan serba salah, kasar takut lebih salah.”
Pak Hartanto menyayangkan tindakan Purba yang menyepelekan kepercayaannya.
“Sepertinya Papa harus lebih tegas pada kamu, Purba. Bukan Papa tak memahami kondisimu, justru ini pelajaran bagi kamu agar bisa lebih bijak lagi memutuskan jalan keluar dari masalah.” Pak Hartanto memberi nasihat panjang lebar pada Purba.
Walau Purba tidak sepenuhnya bersalah, tapi sebagai pemimpin dia kurang bijak dalam memutuskan masalah. Menurut Hartanto, lebih baik kantor hancur daripada keadaan orang terdekat, keluarga, orang yang disayang jadi hancur menderita.
“Dengan sangat terpaksa, Papa akan memberikan sanksi. Untuk adikmu tidak ada lagi berasa siswa selama dua semester. Dan untuk orang tuamu, hasil kebun dan sawah langsung setor ke gudang, tanpa pembagian apa pun. Nanti Papa akan bicara pada mandor untuk mengawasi. Siapa tahu orang tuamu melakukan kecurangan,” ucap Hartanto.
Purba hanya bisa diam, mengangguk kecil tanda mengerti, menerima sanksi yang mertuanya berikan.
“Aku juga akan menaruh dua ajudan di sini, untuk mengawasimu. Apa pun yang terjadi, kamu tidak boleh ke mana-mana, kecuali atas izin dari Papa.” Hartanto bersikap tegas pada menantunya.
Tidak berapa lama, suster datang memberitahukan bahwa Mona baru saja melakukan kuretase, karena keguguran. Kemudian Purba diminta ke ruangan Dokter.
**#
“Pak Purba, kondisi istri anda sangat lemah. Mungkin karena mengalami tekanan berkali-kali dalam jarak yang dekat. Meski sekarang sudah dalam kondisi aman serta proses kuret telah dilakukan, mohon jangan ada lagi tekanan, karena bisa memengaruhi pendarahan yang mungkin akan terus berlanjut. Hormonnya jadi tidak seimbang karena stress berlebih.”
Purba mendengarkan penjelasan Dokter dengan saksama, serta beberapa vitamin dan obat penunjang pemulihan diberikan.
**#
Mona sudah berada kembali di ruang perawatan, Purba pun selesai dari ruang Dokter dan menuju ke ruang perawatan. Ternyata di sana sudah ada mertuanya, sedangkan Mona terlihat masih memejamkan matanya.
“Papa Pulang Pur, ingat pesan Papa,” ucap Hartanto menepuk bahu Purba.
Purba menghela napas, dia menatap Mona yang terbaring lemah. “Huft ... andai perilakumu tenang sedikit, saja. Aku mungkin dengan tulus akan menyayangimu walau cinta belum bisa tumbuh,” gumam Purba.
**#
Waktu telah malam, Mona sudah sempat bangun tadi, makan kemudian minum obat. Badannya pun sudah diseka dan berganti pakaian oleh suster.
Mona belum tahu kandungannya keguguran, dia hanya sedang malas menyapa Purba. Maka dari tadi dia hanya dirawat suster. Purba diabaikannya walau ada di sana.
Waktu menunjukkan pukul 21: 00, Purba belum juga mengantuk. Penat rasa tidak melakukan aktivitas apa pun. Ada beberapa pesan dari Rara masuk.
‘Pak, hari ini pekerjaan saya selesai. Tadi ada klien yang mau bertemu Bapak. Oleh Mas Bizar dilayani sambil saya belajar juga cara bicara pada klien. Alhamdulillah hari ini lancar.’
Purba hanya membaca pesan Rara, mau dibalas pun apa? Toh tidak ada masalah.
Namun, lama kelamaan jenuh semakin terasa. Purba melihat ponselnya, tak ada yang menarik. Mau sambil kerja urusan kantor, tidak bawa laptop.
Entah mengapa, terbersit untuk chat Rara.
‘Kamu sudah tidur?’ isi pesan Purba.
“Hem ... Ceklis satu,” gumam Purba. Akhirnya dia mencoba memejamkan mata semampunya. Mungkin saja lama-lama akan tertidur juga.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments
DRAGON
bab ini aku merasa kasihan sama mona😣😖😖 gimana nanti kalau tau keadaannya dia kalau nanti tau dia keguguran🥺🥺 wanita mana yang ga tertekan kalau tau dia keguguran😭😭
2022-09-06
0