Baru sesaat Purba duduk, Rara sudah tidak seperti tadi, isakannya lebih tenang.
“Loh, kok diam?” tanya Purba. “Udah tenang? Aku boleh bicara?” lanjutnya lagi.
Sebelum itu, Purba mengambil tisu dan memberikan pada Rara, serta air minum lagi, karena yang tadi sudah habis.
Purba duduk di samping Rara, tapi duduk agak menyerong menghadap Rara. “Yakin kita putus?” ucap Purba tiba-tiba.
Rara terbengong tidak paham maksud Purba. Yang tadinya masih sedikit sesenggukan, kini benar-benar terdiam dan menoleh pada Purba.
“Maksud Bapak, apa?” tanya Rara bingung campur kaget.
“Tadi kamu bilang, kita putus. Ok.” Purba mengiyakan kemauan Rara.
“Eh tidak,” segera Rara menjawab, tapi kembali bingung. “Em, maksud saya ... em, gimana sih jadinya, kok saya bingung Pak?” Rara malah kebingungan sekarang. Dia meminta Purba menjelaskan.
“Jadi gini, tadi saat kamu marah-marah, minta putus, kan?” jelas Purba.
“Emang iya?” Rara malah balik bertanya.
“Kalau gak percaya, ayo kita lihat CCTV,” tantang Purba.
“Eh, gak usah,” Rara menolak. Dia percaya, Purba tidak berbohong.
Lalu Purba menjelaskan tentang para karyawan yang sudah keterlaluan tadi, rupanya mereka mendapatkan rekaman video yang disebarluaskan melalui pesan WhatsApp. Yang parahnya lagi, video tersebut sudah menyebar ke seluruh kantor cabang.
Rekaman video yang isinya saat kejadian di kantor cabang yang menggambarkan Mona sedang berselisih dengan Rara.
Mengapa Purba mengatakan dengan jujur, bukan mau membuat Rara tambah malu. Akan tetapi, buat antisipasi Rara jika suatu saat nanti dia akan pergi ke kantor – kantor cabang lainnya. Harus tahu bagaimana bersikap dengan image yang sudah melekat buruk itu.
Rara harus bisa menghandle jika ada hal-hal buruk lagi yang akan dia terima. Mungkin, harus kuat mental.
“Tapi ...,” ucap Purba dengan tenang dan lembut, “Kamu jangan khawatir, dengan waktu, semuanya akan baik-baik saja. Nanti mereka akan lelah sendiri. Percaya sama aku. Kita fokus pada diri sendiri. Buktikan kita tidak seperti yang mereka sangkakan, buktikan kita lebih sukses dari mereka,” ucap Purba panjang lebar.
Rara terdiam, merenung. Seakan menyelami setiap kata yang Purba lontarkan. Kemudian Rara tiba-tiba mengangguk.
“Benar kata Bapak. Ibu saya juga bilang gitu. Jika kita tidak melakukannya, tenang saja. Bungkam mulut mereka dengan keberhasilan kita,” ucap Rara, teringat nasihat ibunya.
Purba tersenyum, pada akhirnya Rara sudah mulai dapat mengendalikan perasaannya.
“Oh ya, besok kamu tetap masuk seperti biasa. Saya jamin, tidak akan ada lagi yang berani melecehkanmu. Jika pun masih ada yang keras kepala, kamu acuhkan saja,” imbuh Purba.
“Berarti besok Bapak, masuk kantor?” tanya Rara.
“Tidak, istriku di rumah sakit. Besok ka....” ucapan Purba terpotong oleh Rara.
“Hah? Istri Bapak di rumah sakit? Kenapa?”
“Tidak apa-apa, biasa, orang hamil suka ada saja gangguan.”
"Bukan karena saya kan, Pak?"
Purba hanya menggeleng dengan senyuman.
“Syukurlah... takutnya gara-gara perkelahian kemarin. Jadi besok saya harus bagaimana?” tanya Rara kembali.
“Besok kamu ditemani Bizar, dia yang akan mengarahkan apa saja tugas kamu dan hal-hal yang kamu belum ketahui.”
Rara mengangguk mendengar penjelasan dari Purba. Dia tak masalah ada Purba atau tidak di kantor, jika sudah diberi tahu seperti ini. Tujuannya ke kota, kan hanya untuk kerja.
Yang penting ada yang memberi tahu apa yang tidak diketahui.
Rara hanya kesal saja, sudah dibuat janji malah seakan diombang-ambingkan. Mana ditambah para karyawan yang tidak jelas asal usul ikut memfitnah dirinya. Selain itu tekanan dan trauma saat dari kampung masih mengganggu mentalnya.
“Eh?” Rara terhenyak saat Purba menyentuh kedua tangannya.
Darah Rara berdesir, tak menyangka tiba-tiba Purba berani melakukan itu. Dan payahnya, Rara tidak dapat melakukan penolakan.
Rara malah seakan terhipnotis, baru kali ini dia merasakan perasaan seperti itu. Tangan Purba yang hangat, lembut tapi kokoh.
“Ingat ya ...,”
Purba mengatakan sesuatu sebelum mengakhiri pertemuan itu.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments
DRAGON
wahh rara bakal jatuh cinta sama bos nya nih
2022-09-06
0
Santika
Cerita CEO bukan sembarang CEO
2022-07-06
8