Rara langsung pulang atas perintah Purba, meski waktu pulang kantor masih cukup lama. Selain untuk menenangkan diri, penampilannya juga sudah berantakan.
Purba pun sudah memberikan pesan, bahwa besok Rara ke kantor seperti biasa dan didampingi Bizar untuk sementara mengarahkan tugas-tugasnya.
Sengaja Purba mengingatkan Rara melalui pesan, meski tadi di kantor sudah diberi tahu, agar Rara merasa mendapatkan perhatian lebih dari Purba dan moodnya kembali baik.
***
“Kenapa? Kok murung?” tanya Retno saat malam. Mereka sedang menyimak tayangan televisi.
Retno melihat Rara yang semenjak sore saat dia pulang kerja, kelihatan gak banyak bicara dan sorot matanya seakan sedang memikirkan sesuatu. Hingga saat ini mereka sedang menonton televisi, tapi Rara tidak fokus pada tayangannya.
“Gandi balik lagi, Ret.” Rara hanya menjawab singkat.
“Maksud kamu? Dia mau balikan? Kamu sebenernya udah cerai sama dia?” Retno tak mengerti apa maksud dari ucapan sahabatnya.
Rara menggeleng, kemudian menceritakan saat tadi dirinya menelepon dengan Ibunya di pasar.
“Jadi sebenarnya kamu ke Jakarta itu bukan semata-mata butuh kerjaan ya? Kayanya ada yang kamu sembunyikan deh dari aku. Kenapa, sih? Kaya dengan siapa saja?"
Retno sebenarnya sudah curiga dari awal, tumben Rara tiba-tiba menghubungi setelah hampir dua tahun tak pernah berkomunikasi sama sekali. Bukan Retno tak ingin direpotkan, hanya aneh saja rasanya.
Retno tahu karakter Rara yang tidak mungkin memiliki attitude seperti itu, menghubungi teman saat ada perlu saja.
“Ra, jujur saja. Mumpung kamu di sini. Kemarin-kemarin aku sama sekali tak tahu kabar tentangmu, bahkan aku tanya sama ibu saja, dia tidak tahu. Padahal kita satu kampung loh,” desak Retno.
Rara bingung harus memulai dari mana, “E ... Iya Ret. Aku diusir warga kampung.” Rara mulai berbicara.
“Hah? Serius? Kenapa?” Retno benar-benar terkejut.
“Karena fitnah. Sungguh ini fitnah Ret, kau tahu aku, buat apa aku berbohong.”
“Cerita saja, kamu takut aku jadi benci kamu? Kaya kita baru kenal kemarin sore aja. Ayo cerita.”
Atas desakan Retno, akhirnya Rara bercerita kejadian saat di kampung. Dari awal penyiksaan Gandi hingga fitnahan istri Pak Haji Dadan.
Kemudian alasan mengapa Rara tidak pernah menghubungi Retno pun diceritakannya. Itu semua karena larangan Gandi yang tak ingin Rara kenal dengan banyak orang. Gandi tak ingin Rara menjelek-jelekkan keluarganya.
Padahal itu hanya prasangka Gandi saja. Karena keluarganya sebenarnya rentenir dengan kedok usaha koperasi milik orang lain. Dan Gandi juga pencemburu, maka dari itu pergaulan Rara sangat dibatasi.
“Ih ... aku kok jadi kesel sama suamimu itu. Kalau tahu dari lama, saat itu juga aku bawa kamu ke kota. Aku punya pengacara yang biasa nangani kasus perceraian, kamu mau?” Retno memberikan respons yang mengingatkan pada harapan ibunya Rara.
“Oh ya, Ret. Kebetulan tadi ibu juga minta agar aku segera menceraikan Mas Gandi secara sah. Kira-kira biayanya berapa ya? Aku takut mahal banget,” tanya Rara, semoga ada jalan keluar yang ringan.
“Nanti aku tanyain ke orangnya dulu ya, pokoknya sekarang kamu kalau ada apa-apa cerita dong. Zaman sekarang, wanita harus berpikir logis. Kebanyakan mikir pake hati, diinjak-injak, entar.” Retno merasa geram sendiri dengan pengalaman hidup sahabatnya.
Kedua sahabat itu berbincang sampai kurang lebih pukul 20 lewat. Kamar tidur mereka terpisah, walau kecil, tapi itu cukup nyaman untuk privasi mereka.
Saat Rara pergi ke kamarnya, dia melihat ada pesan di ponsel. “Pak Purba?” Rara merasa heran.
‘Semangat untuk besok, tidur yang nyenyak ya!’
Rara tersenyum membaca pesan tersebut. Dia merasa bahagia, merasa belum pernah mendapatkan perhatian semanis ini.
“Balas nggak ya? Tapi balas gimana? Nanti kalau dibalas dikira aku GeEr?” gumam Rara, sambil terus menatap ponsel pada layar yang menunjukkan pesan Purba.
Rara terus bergulat dengan hatinya, antara membalas pesan Purba atau jangan. Padahal, Purba mengirim pesan tersebut agar Rara semangat kerja dan merasa diperhatikan oleh atasannya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments
DRAGON
CEO nya udah mulai nyaman🤣 rara juga mulai baper 😍. ayo lah rara jual mahal aja 🤗, biar CEO nya makin penasaran sama kamu🤭🤭
2022-09-06
0