“Dia kan karyawan baru?”
“Iya benar, hari pertama udah ada masalah aja.”
“Tadi sih, yang aku tahu, dia dengan menggoda Pak Purba.”
“Serius? Wah ... berani amat.”
“Jangan fitnah loh, gak baik.”
“Beneran, aku juga denger tadi,” kata karyawan satunya lagi.
Beberapa karyawan berbisik – bisik di balik kaca ruangan Pak Dahlan. Meski tirai ruangan mengguna vertikal blind, masih cukup terlihat jelas pemandangan di dalam.
“Ih, tuh cewek gak tau malu banget ya. Malah berani melawan lagi sama istri si Bos.”
“Kita aja yang udah lama kerja, gak berani tuh goda-godain si Bos.”
“Iya, heran deh. Kita mah tau diri. Mencintai si Bos, bagai punguk merindukan bulan.”
Para karyawan itu masih saja bergunjing sambil mengintip, mereka lupa akan pekerjaannya yang terbengkalai.
**#
“Ma, sudah. Malu!” sergah Purba mencoba melerai perkelahian istrinya.
Mona tidak menggubris Purba, beberapa kali tangan Purba ditepisnya.
Purba melirik pada Bizar, assisten itu mengerti apa yang dimaksud tuannya. Bizar mencoba lagi masuk pada pertengkaran kedua wanita di hadapannya yang semakin seru saja perkelahian mereka.
Sedikit susah untuk melerai, tapi akhirnya ....
“Apaan sih, singkirkan tanganmu!” Mona tak terima saat Bizar memegang lengan Mona, untuk menjauhkan dari Rara.
Purba berinsiatif menahan Rara, karena mereka masih berusaha untuk bertarung, walau Bizar sudah memisahkan mereka.
“Kataku lepas, lepas!” teriakan dan hentakkan tangan Mona, mampu membuat Bizar melepaskan tangannya dan sedikit mundur dari istri sang Bos.
“Aku tunggu kamu di rumah, Mas!” ucap Mona sambil menunjukkan jari telunjuknya di hadapan Purba yang masih memegang Rara.
Mona membuang muka, kemudian berbalik dengan wajah masih penuh emosi. Tak lupa dia juga menatap Rara dengan tajam.
Bruk!
Pintu ruangan di banting saat Mona ke luar.
“Apa lihat-lihat?!” hardik Mona pada karyawan yang masih berada di sekitar ruangan Pak Dahlan.
“Minggir.” Masih terdengar suara Mona yang memarahi karyawan karena menghalangi jalannya.
**#
Terlihat Pak Dahlan datang, dia heran, mengapa di depan ruangannya begitu ramai?
“Ada apa ini? Bubar, bubar! Jangan sampai saya berikan sanksi. Gak sopan kalian, mengintip – intip ke ruangan saya,” seru Pak Dahlan memperingati karyawan yang masih berkerumun di depan kaca ruangannya.
“Kembali ke tempat kerja, masing-masing,” tegur Pak Dahlan kembali.
Saat Pak Dahlan masuk, pemandangan aneh terlihat. Wajah Rara begitu kusut, begitu pun bajunya.
“Apa yang terjadi, Pur?” tanya Pak Dahlan pada Purba yang masih diam.
“Tadi istri saya dan ...,” ucapannya terhenti saat Rara memotongnya.
“Ah, sudahlah. Bapak sama aja. Lemah!” ketus Rara kemudian pergi meninggalkan ruangan.
Rupanya sesaat setelah Mona pergi tadi, Purba membujuk Rara agar tenang dan melupakan semua kejadian itu. Bahkan berkali-kali Purba meminta maaf.
Namun, Rara merasa tak terima harus menerima begitu saja. Sudah dituduh oleh Mona, di jambak lagi, bukan sekali saja. Jadi dia menganggap di sini Purba pun ikut bersalah, tidak bisa menenangkan dan memberi pengertian pada istrinya.
“Ada apa sih ini sebenarnya? Tadi aku pergi masih baik-baik saja,” Pak Dahlan meminta penjelasan pada Purba.
Purba menjelaskan kejadian ketika Rara tanpa sengaja menumpahkan kopi pada tangan Purba.
“Oh ... mungkin dia pikir, aku ini kamu, Pur. Ahaha, ada-ada aja. Berarti kegantengan kita sama. Tua-tua gini, kau gak kalah bersaing sama kamu, kan Pur?” Di tengah pembicaraan, Pak Dahlan malah bercanda.
Purba menarik nafas dan melanjutkan ceritanya sampai entah mengapa Mona datang. Purba tak menyangka bahwa Mona akan menyusulnya ke sana.
“Mungkin istrimu sudah datang ke kantor Pur, tapi kamu gak ada. Jadi deh, ke sini,” analisa Pak Dahlan tepat.
“Huft ... mungkin juga, Pak.” Purba tidak begitu memedulikan. “Oh ya, tadi aku ada kabar dari Pak Gunawan, mengenai acara fashion di Dubai. Makanya aku balik lagi ke sini,” lanjut Purba.
"Ok, kita bahasa pekerjaan saja. Urusan wanita, belakangan. Hem ... dasar wanita selalu menghambat memang.
Mereka pun mengakhiri pembicaraan yang tidak penting, tragedi salah paham mereka abaikan. Kini saatnya membahas bisnis kembali.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments
DRAGON
hehe ada yang kena semprot sama karyawan baru
2022-09-06
1
IF
Oh ada wulan... kaya asisten gitu ya Mom...
btw itu kalo Pak Bos bisa liat balon bicara yg dipikiran Rara... bisa abis itu Rara~tukang ngumpat😅
2022-07-08
5
Tikus pasar
besok otornya updet lagi jam 6 pagi ya? asiik udah ada jadwalnya, jangan males tor. jangan bikin mood pembaca kesel
2022-07-02
12