Tidak Menepati Janji

“Jadi sekarang kamu pindah kantor? Wah hebat. Gajinya gede dong?” tanya Retno, saat Rara baru menceritakan tentang pengalamannya di hari pertama kerja.

“Begitulah mungkin ini rejekinya anak-anakku,” sahut Rara yang sedang memilih-milih pakaian punya Retno.

Rara memang tidak memiliki baju kantoran, soalnya dia juga tak berpikir akan kerja kantoran. Tujuannya jadi buruh atau pesuruh asal digaji dengan layak, sudah bersyukur.

Rara juga tidak menceritakan secara detail, alasan dirinya pindah kantor. Dia tak ingin Retno berpikir macam-macam dan salah paham juga. Nanti, saatnya tiba dengan waktu yang tepat, dia pasti cerita.

“Tapi kamu bener-bener beruntung loh, saat posisi sekretaris si bos kosong dan CV kamu diketahui olehnya, beruntung banget... aku ikut seneng, serius,” ucap Retno memegang kedua tangan Rara dengan erat.

Rara hanya mengangguk dengan membalas senyum bahagia menyambut genggaman tangan Retno yang sama-sama bahagia. Aslinya di dalam hati, Rara merasa ini benar-benar keberuntungan tak ada sangkut pautnya dengan CV dirinya.

‘Bahkan aku juga gak tahu, apakah Pak Purba melihat CV-ku atau tidak. Bodo, ah, yang penting kerja ikutin perintahnya, dan gak aneh-aneh,' batin Rara.

***

Keesokan harinya Rara berangkat pukul 06:30, sudah mengenakan pakaian lebih rapih dan elegan, tidak seperti saat kemarin, hitam putih dengan bawahan celana panjang.

Saat ini, Rara menggunakan rok span berwarna biru dongker dengan panjang dibawah lutut, tapi ada belahan sekitar satu jengkal. Dengan baju atasa hem berwarna putih tulang sedikit motif bunga dengan kerah berenda. Sepatu hak 3cm, milik Retno.

Retno yang memilihkan baju seperti itu, karena kebetulan dia hanya punya itu. Walau Retno hanya pegawai cafe, tapi dia juga sedang dekat dengan sang manajer, jadi beberapa baju Retno ada yang formal. Karena terkadang diajak ke pesta-pesta para bos.

***

Rara sampai di kantor pusat pukul tuju kurang. Dia menyapa Pak satpam, cukup ramah. Namun, saat masuk ke kantor belum ada siapa pun, apakah dia terlalu pagi?

Rara ke luar kembali, dia takut terjadi apa-apa dan disalahkan, karena di dalam sendiri.

“Pak satpam, memang kantor ini masuk jam berapa ya, Pak?”

“Jam 7, mbak,” jawab security singkat.

‘hari gini masih ada yang manggil satpam,' batin security merasa aneh.

“Tapi kok belum ada orang ya, Pak?” tanya Rara kembali.

“Paling bentar lagi, Mbak. Tunggu aja,”jawab security, “Nama mbak siapa ya? Biar enak aja gtu ngobrolnya," tanya Pak security kemudian.

Rara kemudian memperkenalkan diri, sekaligus menjelaskan bahwa dia adalah sekretaris baru di kantor Bonafit Tekstil.

Sebenarnya agak gugup juga saat memperkenalkan diri, takut pak satpamnya merasa aneh, seorang Rara jadi sekretaris.

Di mana-mana sekretaris lulusan sekolah tinggi, penampilan OK, Rara merasa dirinya kurang good looking sebagai sekretaris, gak pede.

“Oh, Mbak Rara. Saya Surya, nah, nanti ada security satu lagi namanya Dendi. Mba bisa panggil saya atau Dendi kalau ada apa-apa tentang keamanan,” jelas Pak Surya

Rara pun berbincang sebentar, saat terlihat sudah ada beberapa karyawan yang masuk, Rara pamit ke dalam untuk menanyakan pada karyawan lain, siapa tahu ada yang mau mengarahkan dirinya harus bagaimana.

“Eh, Mbak Rara, nanti sebelum ke ruangan Bos, ada meja yang paling dekat dengan arah pintu ruangan Bos. Namanya Fira, Mbak bisa tanya-tanya ke dia,” ucap Surya.

Rara mengangguk kemudian mengucapkan terima kasih sebelum pergi.

***

Saat di dalam kantor, Rara berusaha ramah pada setiap karyawan yang ditemui. Dia langsung menuju ruangan Purba dan mencari karyawan yang bernama Fira, terlihat dari nama yang ada di dada kanannya.

“Em, maaf. Dengan Mbak Fira? Saya Rara Mbak,” Rara menyodorkan tangannya.

Fira pun menyambutnya dengan baik. Dia juga ramah merespons apa yang Rara butuhkan. Rara menceritakan keperluannya.

“Mba boleh menunggu di ruangan Pak Purba. Mari saya antar,” ajak Fira.

Fira termasuk orang lama di perusahaan itu, sehingga Purba mempercayakan kunci ruangannya dan beberapa masalah padanya. Meski Fira bukan sekretaris, tapi Fira orang cukup penting bagi perusahaan itu.

Purba sengaja menempatkan posisi Fira sebagai karyawan biasa, agar dapat memantau teman-temannya tanpa mencolok bahwa dia orang kepercayaan perusahaan.

“Mbak Rara tunggu di sini saja dulu, sebentar lagi Pak Purba datang, paling telat pukul sembilan biasanya,” ucap Fira sambil menghubungi bagian konsumsi untuk menyajikan suguhan untuk Rara.

“Saya kembali ke meja saya ya, Mba. Kalau ada apa-apa, bilang saja. Permisi.” Fira pun ke luar dan kembali pada tugasnya.

Hampir satu jam Rara menunggu dari pukul 07:30, Rara membaca beberapa majalah yang ada di bawah meja di hadapannya, benar-benar membosankan. Itu majalah fashion, Rara tidak mengerti. Alhasil dia membuka ponselnya dan membuka beberapa medsos.

Tak terasa sudah pukul setengah 10, Rara memutuskan untuk ke luar ruangan, dia tidak menanyakan pada Fira, pastinya kalau ada kabar, Fira pasti memberi tahu tanpa diminta.

Rara menuju pos satpam, dia ingin menanyakan pada Pak Surya saja, siapa tahu lebih tahu informasi tentang Purba atau mungkin Pak Purba sudah datang, tapi belum masuk ke ruangannya.

"Pak, ini sudah hampir pukul 11, loh. Kenapa Pak Purba belum datang ya?" tanya Rara.

"Iya ya, Mbak. Tumben sekali, saya pun tidak tahu," sahut Pak Surya.

"Coba Bapak hubungi saja, tolong tanyakan."

"Waduh, saya nggak berani Mbak. Kalau ke assistennya, saya bisa," jawab Pak Surya.

"Ya udah, ke Mas Bizar aja. Masa iya dia nggak tahu tentang bosnya, kan?" ujar Rara.

"Baik mbak," ucap Surya kemudian membuka ponselnya, mengirim pesan pada Bizar.

"Sudah Mbak, tinggal nunggu balasan saja. Sebaiknya Mbak Rara tunggu di dalam saja. Di sini panas," lanjut Surya.

"Iya, Pak. Makasih ya."

#**

Satu jam Rara menunggu di ruangan Purba, belum juga muncul yang ditunggu. Kesabarannya mulai habis, dia balik lagi ke post jaga, lagi-lagi Fira dilewatinya.

dari Surya, mendapatkan jawaban yang sama seperti sebelumnya. Belum ada kabar dari Purba.

"Yaudah kalau gitu, nanti saya tunggu sebentar lagi." Rara berusaha masih sabar. Padahal hatinya sangat dongkol.

"Oh ya, Pak. Kalau bawa makanan ke ruangan Pak Purba, boleh? Saya lapar, tapi gak mau makan di kantin, belum berani, gak punya temen," tanya Rara sekaligus meminta izin.

"Boleh Mbak, nggak apa-apa. Itu kan sudah disediakan makanan dan minumannya juga, berarti nggak apa-apa makan di ruangan Pak Purba. Mbak Rara termasuknya, kan tamu."

Rara mengangguk dan mengucapkan terima kasih, setelah itu kembali ke ruangan Purba.

"Mbak Rara, kalau mau makan siang, pesan aja ke saya, nanti saya sampaikan ke petugasnya," ucap Fira, saat Rara melintas di depan meja kerjanya.

"Oh, bisa gitu ya? Baiklah. Saya pesan makan siang samain aja kaya yang lain," pinta Rara gak mau ribet memikirkan menu. Sudah dibuat menunggu oleh Purba saja, hatinya udah dongkol banget, mana lapar. Menu apa pun pasti dimakan.

***

Sepuluh menit kemudian makanan tiba. Rara langsung menyantapnya sampai habis waktu sudah menunjukkan hampir pukul dua siang, ada yang mengetuk pintu.

Rara berdiri menghampiri pintu, mau melihat siapa yang datang.

"Maaf, Mbak Rara. Ini ada pesan dari Pak Bos, sepertinya dia tidak masuk hari ini, karena istrinya sakit," ucap Pak satpam.

Rara teridam sejenak, 'Tahu gini, aku pulang dari tadi, huh,' batin Rara. Namun, tidak menunjukkan raut muka yang kesal di depan Surya.

"Iya, Pak. Terima kasih," ucap Rara, tapi dia tidak langsung ke luar ruangan. Rara malah balik ke dalam dan duduk sebentar.

"Bos tidak punya akal, kan bisa kasih kabar ke aku kalau hari ini gak masuk, selaupa itu emang? Dasar amnesia, Huh."

Bruk ...!

Rara mengomel sendiri kemudian melempar majalah yang ada didepannya.

'Ini zaman canggih, tekhnologi buat komunikasi sudah mudah, ngabarin gitu aja sampe gak bisa.' Rara menenangkan diri dulu sebelum keluar.

Sekitar 10 menit ada di dalam ruangan yang sudah pasti Bosnya tak akan datang, akhirnya Rara keluar ruangan, dia mau langsung pulang saja. Dengan membawa rasa dongkol, marah dan kesal entah kesal apa tak bisa digambarkan.

"Wih... jadi ini calon Bu Bosnya, punya nyali juga datang saat Pak Purba tak ada," ucap salah satu karyawan yang entah gimana, tiba-tiba banyak sekali berkerubung di depan ruangan Purba.

Rara hanya celingukan, bingung ada apa.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

suharwati jeni

suharwati jeni

koq bisa banyak orang

2024-07-14

0

DRAGON

DRAGON

ga habis fikir aku. kenapa selalu ada yang nyebar fitna ke rara🥺🥺🥺

2022-09-06

0

lihat semua
Episodes
1 Amukan Gandi
2 Keberuntungan Yang Sial
3 Nyonya Bos Murka
4 Dua Wanita Pergi
5 Hampir Menyerah
6 Pelecehan
7 Sepakat Pindah Kantor
8 Mona Mengamuk
9 Tidak Menepati Janji
10 Lagi-lagi Tuduhan
11 Minta Putus
12 Tak Pernah Seperti Ini
13 Masa Lalu Mengganggu
14 Balas Tidak?
15 Histeris Kedua Kalinya
16 Keguguran
17 Aku dan Sekretaris
18 Bos Besar Datang
19 Tak Sabar
20 Jatah
21 Antar Pulang
22 Rencana Besar
23 Sedang Ingin
24 Rara Action
25 Kelakuan Menjijikan
26 Kabar Dari Kampung
27 Menangis di Pelukan Bos
28 Untung Tak Curiga
29 Kata Tetangga
30 Tidak Sesuai Ekspektasi
31 Purba Sensitif
32 Rara Kabur
33 Mengelabui
34 Purba Paham
35 Mengalah
36 Ternyata Bayi Orang Lain
37 Belajar Bersikap Baik
38 Sakit tapi Belanja
39 Uang Apa?
40 Yosef Kompor
41 Masih Ragu
42 Sugesti Hot
43 Yosef si Casanova
44 Mulai Menggoda
45 Asal Mula CEO
46 Kepercayaan Sahabat
47 Pengakuan Cinta
48 Sudah Terbuka
49 Tantangan Nyonya Bos
50 Lebih Memilih Selingkuhan
51 Menguntit
52 Selingkuhan vs Istri Sah
53 Lemah
54 Menjadi Casanova
55 Ranjang Pecah
56 Morning Kiss Untuk Kekasih Gelap
57 Rara Unggul
58 Rencana Gagal
59 Dicemburui Bos
60 Sahabat Pengertian
61 Suami Menyebalkan
62 Belajar Jadi Sekretaris
63 Mencuri Kemesraan
64 Kekasih Gelap Lebih Unggul, Lagi.
65 Takluk Ancaman
66 Apapun Masalahnya, Jangan Selingkuh
67 Purba Kacau
68 Tahu Bukan Bayinya
69 Nasihat Mertua
70 Suasana Mendukung
71 Apa Salahnya Mencoba
72 Tak Bisa Melawan Takdir
73 Masih Bersabar
74 Mau Insaf
75 Pendekatan
76 CCTV Tetangga
77 Mantan Panas
78 Licik
79 Menjemput Azkiya
80 Akhirnya Melamar
81 Sama-Sama sakit.
82 Bersabar
83 Mulai Dapat Perhatian
84 Apa Salahku
85 Belum Puas
86 Rencana Mantan
87 Mau Nikah Siri
88 Maafkan Aku
89 Tetangga Wartawan
90 Penawaran Gila
91 Fantasinya Patah
92 Berkorban Demi Bukti
93 Gampang Curiga
94 Mencari Alasan
95 Ke Singapura
96 Mulai Diintai
97 Ketuk Palu
98 Mantan Tunggu Aku
99 Azkia Malang
100 Are You Ok Mona
101 Liontin Kejutan
102 Berharap Untuknya
103 Perjuangan Azkia
104 Yang Ke-2 Prioritas
105 Rindu Mama
106 Lamaran Sementara
107 Curhatan sang Majikan
108 Kabar Baik dan Buruk
109 Akhirnya Beradu
110 Sugar Momma
111 Menemukan Alamat Mantan
112 Ratapan Azkia
113 Ikatan Batin
114 Bisa dikondisikan
115 Kejutan Pengganti
116 Hubungan Sampai Mana?
117 Muncul Curiga
118 Persaingan Lama Mencuat
119 Penyelidikan
120 Telepon dari Madu
121 Dia di Dekat Rumah
122 Mendengar Bulan Madu
123 Jangan Lupakan Tujuan
124 Sama-sama Dendam Masa Lalu
125 Cinta Membuat Buta
126 Kedatangan Orang Tua
127 Cinta Memang Gila
128 Calon Mantu Baru
129 Menantu Menyenangkan
130 Wejangan Orang Tua
131 Kesialan
132 Memaksakan Nikah
133 Gagal Mendadak
134 Perjalanan Menuju Pelaminan
135 Diskusi
136 Firasat Istri Sah
137 Kedua tapi Pertama
138 Saatnya
139 Pemanasan
140 Si Kecil Pusing
141 Kacau
142 Hasutan
143 Lesu
144 Rencana Matang
145 Semringah
146 Penyusup
147 Lagi Bu Molly
148 Sebentar Saja
149 Membantu Teman
150 Waktu Mulai Kacau
151 Masih Prepare
152 Sekretaris Tidak Tahu Apa-apa
153 Kebetulan Menguntungkan
154 Di Mana Pun Hajar
155 Diabaikan
156 Semakin Dekat Azkia
157 Pergi Ke Tempat Yang Salah
158 Bencinya Seorang Anak
159 Mulai Mandiri
160 Satu Tahun Berlalu
161 Memory Azkia
162 Masih Sakit Hati
163 Anak Pelipur Lara
164 Serba Bingung
165 Pendekatan Azka
166 Misi Azka Untuk Azkia
167 Misi Pertama Azka
168 Nama Adik Baru
169 Tentang Momongan
170 Benarkah Kebetulan
171 Bahagia Serempak
172 Saatnya Ketahuan
173 Tidak Pernah Damai
174 Teror Minta Bayaran
175 Akhirnya Cerita
176 Teror Berujung Perselisihan.
177 Tekanan Untuk Berhasil
178 Rara Menghindar
179 Temu Janji Peneror
180 Sibuk Masing-masing
181 Feeling Azka.
182 Dijebak Peneror
183 Pilihan Sulit
184 Benar-benar Kejutan
185 Perjanjian Secara Tidak Langsung
186 Diskusi Maksud Peneror
187 Meminta Menyudahi
188 Kasih Sayang Tak Adil
189 Tidak Ada Siapa-siapa
190 Azkia Ikut Pulang Tidak
191 Akhirnya Pulang
192 Pulang
193 Dengan Waktu Semuanya Pulih
194 Kisah Baru
Episodes

Updated 194 Episodes

1
Amukan Gandi
2
Keberuntungan Yang Sial
3
Nyonya Bos Murka
4
Dua Wanita Pergi
5
Hampir Menyerah
6
Pelecehan
7
Sepakat Pindah Kantor
8
Mona Mengamuk
9
Tidak Menepati Janji
10
Lagi-lagi Tuduhan
11
Minta Putus
12
Tak Pernah Seperti Ini
13
Masa Lalu Mengganggu
14
Balas Tidak?
15
Histeris Kedua Kalinya
16
Keguguran
17
Aku dan Sekretaris
18
Bos Besar Datang
19
Tak Sabar
20
Jatah
21
Antar Pulang
22
Rencana Besar
23
Sedang Ingin
24
Rara Action
25
Kelakuan Menjijikan
26
Kabar Dari Kampung
27
Menangis di Pelukan Bos
28
Untung Tak Curiga
29
Kata Tetangga
30
Tidak Sesuai Ekspektasi
31
Purba Sensitif
32
Rara Kabur
33
Mengelabui
34
Purba Paham
35
Mengalah
36
Ternyata Bayi Orang Lain
37
Belajar Bersikap Baik
38
Sakit tapi Belanja
39
Uang Apa?
40
Yosef Kompor
41
Masih Ragu
42
Sugesti Hot
43
Yosef si Casanova
44
Mulai Menggoda
45
Asal Mula CEO
46
Kepercayaan Sahabat
47
Pengakuan Cinta
48
Sudah Terbuka
49
Tantangan Nyonya Bos
50
Lebih Memilih Selingkuhan
51
Menguntit
52
Selingkuhan vs Istri Sah
53
Lemah
54
Menjadi Casanova
55
Ranjang Pecah
56
Morning Kiss Untuk Kekasih Gelap
57
Rara Unggul
58
Rencana Gagal
59
Dicemburui Bos
60
Sahabat Pengertian
61
Suami Menyebalkan
62
Belajar Jadi Sekretaris
63
Mencuri Kemesraan
64
Kekasih Gelap Lebih Unggul, Lagi.
65
Takluk Ancaman
66
Apapun Masalahnya, Jangan Selingkuh
67
Purba Kacau
68
Tahu Bukan Bayinya
69
Nasihat Mertua
70
Suasana Mendukung
71
Apa Salahnya Mencoba
72
Tak Bisa Melawan Takdir
73
Masih Bersabar
74
Mau Insaf
75
Pendekatan
76
CCTV Tetangga
77
Mantan Panas
78
Licik
79
Menjemput Azkiya
80
Akhirnya Melamar
81
Sama-Sama sakit.
82
Bersabar
83
Mulai Dapat Perhatian
84
Apa Salahku
85
Belum Puas
86
Rencana Mantan
87
Mau Nikah Siri
88
Maafkan Aku
89
Tetangga Wartawan
90
Penawaran Gila
91
Fantasinya Patah
92
Berkorban Demi Bukti
93
Gampang Curiga
94
Mencari Alasan
95
Ke Singapura
96
Mulai Diintai
97
Ketuk Palu
98
Mantan Tunggu Aku
99
Azkia Malang
100
Are You Ok Mona
101
Liontin Kejutan
102
Berharap Untuknya
103
Perjuangan Azkia
104
Yang Ke-2 Prioritas
105
Rindu Mama
106
Lamaran Sementara
107
Curhatan sang Majikan
108
Kabar Baik dan Buruk
109
Akhirnya Beradu
110
Sugar Momma
111
Menemukan Alamat Mantan
112
Ratapan Azkia
113
Ikatan Batin
114
Bisa dikondisikan
115
Kejutan Pengganti
116
Hubungan Sampai Mana?
117
Muncul Curiga
118
Persaingan Lama Mencuat
119
Penyelidikan
120
Telepon dari Madu
121
Dia di Dekat Rumah
122
Mendengar Bulan Madu
123
Jangan Lupakan Tujuan
124
Sama-sama Dendam Masa Lalu
125
Cinta Membuat Buta
126
Kedatangan Orang Tua
127
Cinta Memang Gila
128
Calon Mantu Baru
129
Menantu Menyenangkan
130
Wejangan Orang Tua
131
Kesialan
132
Memaksakan Nikah
133
Gagal Mendadak
134
Perjalanan Menuju Pelaminan
135
Diskusi
136
Firasat Istri Sah
137
Kedua tapi Pertama
138
Saatnya
139
Pemanasan
140
Si Kecil Pusing
141
Kacau
142
Hasutan
143
Lesu
144
Rencana Matang
145
Semringah
146
Penyusup
147
Lagi Bu Molly
148
Sebentar Saja
149
Membantu Teman
150
Waktu Mulai Kacau
151
Masih Prepare
152
Sekretaris Tidak Tahu Apa-apa
153
Kebetulan Menguntungkan
154
Di Mana Pun Hajar
155
Diabaikan
156
Semakin Dekat Azkia
157
Pergi Ke Tempat Yang Salah
158
Bencinya Seorang Anak
159
Mulai Mandiri
160
Satu Tahun Berlalu
161
Memory Azkia
162
Masih Sakit Hati
163
Anak Pelipur Lara
164
Serba Bingung
165
Pendekatan Azka
166
Misi Azka Untuk Azkia
167
Misi Pertama Azka
168
Nama Adik Baru
169
Tentang Momongan
170
Benarkah Kebetulan
171
Bahagia Serempak
172
Saatnya Ketahuan
173
Tidak Pernah Damai
174
Teror Minta Bayaran
175
Akhirnya Cerita
176
Teror Berujung Perselisihan.
177
Tekanan Untuk Berhasil
178
Rara Menghindar
179
Temu Janji Peneror
180
Sibuk Masing-masing
181
Feeling Azka.
182
Dijebak Peneror
183
Pilihan Sulit
184
Benar-benar Kejutan
185
Perjanjian Secara Tidak Langsung
186
Diskusi Maksud Peneror
187
Meminta Menyudahi
188
Kasih Sayang Tak Adil
189
Tidak Ada Siapa-siapa
190
Azkia Ikut Pulang Tidak
191
Akhirnya Pulang
192
Pulang
193
Dengan Waktu Semuanya Pulih
194
Kisah Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!