KILAUAN EMAS VOL.1
Di lorong goa yang mirip labirin, Sean dan Jessica menyusuri setiap sudut tempat yang penuh dengan gunungan emas seperti di alam mimpi
"Apa kau lihat dia Sean? dia sangat kolot. Bahkan pesawat pun ia tak tahu. Apakah selama menjalani kehidupnya, ia tak pernah berinteraksi sosial atau semacamnya pada orang lain. Sungguh menyebalkan bertemu dengannya?" gerutu Jessica masih sewot.
"Sudahlah. Tak ada gunanya memperhatikan dia. Kita hanya perlu menemukan Edward setelah itu kita bisa pergi dari tempat ini!" balas Sean sedikit bersikap dewasa.
"Okelah Sean. Lagi pula aku tak ingin bertemu manusia kolot seperti itu lagi. semoga saja ini menjadi yang terakhir dan selama-lamanya tidak akan berjumpa dengannya lagi," sekali lagi Jessica bergumam sewot.
Sean hanya meliriknya.
Sean tahu betul tingkah Jessica.
Tingkah remaja namun bersikap sedikit apatis.
Kedua remaja itu menyusuri sudut-sudut lorong goa.
Emas berserakan dimana-mana bagai sampah tak berguna dan hanya terlihat seperti limbah.
"Sean, lihatlah! aku masih saja heran pada tempat ini. Bagaimana bisa tak ada penduduk yang tahu tempat ini. Bahkan emas-emas hasil tambang pun masih berada di tempatnya!" Jessica mulai memancing rasa penasaran keduanya.
Kedua tangan Jessica meraba-raba dinding goa yang penuh dengan lapisan emas.
Emas itu timbul, Bahkan ia bisa merasakan bahwa itu benar-benar sebuah hiasan alami yang mengecat dinding goa dengan apik.
"Aku juga merasa begitu. Terlihat dari mesin tambang ini (Sean mendekati alat pemisah emas dan tanah), sebenarnya para pekerja tambang sengaja meninggalkan tempat dengan terburu-buru!" Sean memang ahli dalam menerka suatu misteri.
kali ini Sean memulai sebuah investigasi kecil ala dirinya sendiri.
"Kau lihat patahan emas ini. Bahkan semua yang ada disini di biarkan begitu saja. Pasti ada sebuah rahasia besar di balik terbengkalainya tambang emas ini,"
Sean melanjutkan tebakannya.
Dengan tubuh yang sedang duduk mengambil potongan emas di hadapannya itu.
"Dan juga, bau bahan bakar ini sangat menyengat meskipun tempat ini telah lama di tinggalkan.
Aku rasa karena mereka meninggalkan tempat ini secara buru-buru sehingga lupa mematikan stop kontak mesin tambang ini.
Sehingga mesin ini mati karena kehabisan bahan bakar.
Selain itu bahan bakar tumpah dimana-mana. seharusnya jika sudah tumpah, bukankah bau ini akan hilang terombang-ambing oleh angin.
Tapi mengapa masih tetap menyengat? Apakah para pekerja disini menambahkan sesuatu di dalamnya?.
Menurut perkiraan ku tempat ini telah di tinggalkan bertahun-tahun yang lalu.
Entah karena sebuah musibah atau hal lainnya, dapat di pastikan bahwa para pekerja itu meninggalkan tempat ini penuh dengan tanda tanya?. Agar siapa pun bisa memecahkan misteri ini."
terang Sean pada Jessica.
"Jadi maksud mu mereka dengan sengaja meninggalkan tempat ini secara tiba-tiba begitu?.
Kemudian berharap bahwa akan ada seseorang yang bisa memecahkan misteri ini. Begitulah yang kau maksud Sean?" sambung jessica mulai memahami Sean.
"Benar sekali. Ada banyak kisah dari tempat ini jika kita bisa menyusurinya secara perlahan," tukas Sean.
"Sekarang aku mengerti kenapa kau sangat cerdas. Karena kau memahami situasi secara detail hanya dengan melihat suasana TKP saja. Bahkan kau bisa memprediksi suatu hal dengan baik seolah kau bisa melihat masa depan, ingatan mu pun sangat baik." puji Jessica pada Sean.
"Bahkan jika ku memahami situasi dengan jelas kau akan tahu cara menyelesaikan masalah mu," tambah Sean pada ucapan Jessica.
Sean bicara pada Jessica, namun tangannya tak bisa berhenti untuk menyentuh emas-emas yang ada dihadapannya itu.
"Aku tak mengerti! bagaimana bisa kita telah melewati dua lorong goa ini, tapi aku merasa bahwa kita hanya berjalan pada satu lorong saja?" Jessica mulai memperhatikan langkah mereka.
"Apakah ada yang salah dengan tempat ini?" lanjut Jessica bertanya pada Sean.
"Tempat ini tak salah. Tapi pandangan manusialah yang salah. Mereka yang melalui tempat ini akan merasakan hal yang sama seperti kita, yaitu terkurung dalam imajinasi kita sendiri.
Bahkan sampai akhir hayat pun kita tak akan menemukan jalan keluar.
Inilah tujuan pemilik tambang ini. Ia tak ingin ada orang lain yang tahu bahwa disini banyak emas.
Maka itulah kenapa ruangan imajinatif ini tercipta.
Hanya ada satu pintu keluar dari sini. Bisa jadi pintu itu adalah jalan masuk kita kemari tadi bersama Yudhar," jawab Sean. Ia mulai menunjukan tebakan cerdasnya itu.
"Jadi maksud mu kita harus kembali ke tempat dimana kita meninggalkan Yudhar, begitu?" Jessica mulai menebak mengikuti alur cerdik Sean.
"Atau jika kita tak bisa menemukan titik akhir dimana kita meninggalkan Yudhar tadi, maka kita tak akan bisa keluar dari sini selama-lamanya. Oh tuhan aku tak ingin mati secara konyol disini," Jessica mulai menunjukan sikapnya yang terlalu berpikiran jauh kedepan bukan yang dipikirkan sekarang.
"Tidak. Kita tidak perlu kembali ketitik akhir, dimana kita meninggalkan anak itu tadi.
karena aku yakin dia tahu ada jalan keluar yang lebih cepat. Aku menebak bahwa lama kita menaiki kereta itu selama 8 menit lebih 32 detik. Jika kita kembali ketempat itu maka akan butuh waktu selama 10 menit untuk sampai di titik, dimana kita meninggalkan anak itu.
Untuk keluar dari tempat ini menuju pintu masuk awal tadi kita membutuhkan waktu setidaknya berlipat-lipat dari waktu kita meluncur kesini.
Itu artinya kita akan berjalan melalui jalan yang sama di lalui oleh kereta itu selama 8 jam 32 menit 32 detik.
Belum sampai di pintu masuk itu kita akan kehabisan tenaga dan kelaparan.
Oleh karena itu pasti disetiap ruangan ada pintu rahasia untuk keluar dari ruangan ini.
Aku yakin pasti pintu itu terselip di dinding-dinding goa ini. Atau mungkin mereka membangunnya di bawah tanah yang kita pijak," Tambah Sean bicara panjang, lebar dan detail.
"Benarkah apa yang kau katakan Sean?" respon Jessica cepat.
"Tentu saja! kita hanya perlu menemukan pintu itu lalu meninggalkan tempat ini," Sean kembali menjawab penuh keyakinan.
"kalau begitu mari kita cari pintu itu. aku sudah tak tahan lagi berada disini." Jessica memulai pencarian.
"Hmmmm baiklah, ayo kita mulai!" Timpal Sean ikut memulai pencarian.
Keduanya langsung memulai aksi.
Mereka sibuk mencari sesuatu yang aneh dan berbeda dari yang lainnya.
Tumpukan emas mereka bongkar, mesin pemisah emas dan kotoran tanah pun tak luput dari perhatian.
Helm tambang pekerja, cangkul parang semuanya mereka periksa.
Sepatu boot, pakaian pekerja yang berserakan dimana-mana, bahkan di mesin pengangkut emas pun mereka perhatikan.
Tanah yang keduanya pijak, dinding-dinding emas dan tiang-tiang goa mereka ketuk-ketuk berharap ada sesuatu di dalamnya.
Tanah galian tambang pun mereka sikat, namun hasilnya nihil.
"Aku merasa ide mu mencari pintu itu salah Sean. Kau lihat bahkan tak ada yang aneh disini," Jessica mulai menyerah setelah sekian lama mencari tak ada hasil.
Ia mulai duduk diatas helm pekerja dengan raut wajah lelah dan lesu.
"Baiklah. Kau istirahat saja biarkan aku sendiri yang mencarinya," Sean tak menyerah. Ia tak biasa mengeluh disaat situasi macam ini.
Ia dengan keyakinannya masih mencari pintu itu.
Pintu yang akan membawanya keluar dari tempat asing dan tak terarah.
Sedangkan Jessica hanya termenung lemah.
Matanya hanya bisa menyaksikan Sean yang penuh semangat.
Jessica tak pernah berharap bisa menemukan pintu.
Ia telah menyerah.
Jauh sebelum permainan di mulai.
..
BERSAMBUNG.
**
**
**
**
SARANJANA EPISODE 17
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
ciber ara
aku makin suka deh dengan sean
sean benar2 jenius bisa memecahkan setiap masalah malah menurutku sean itu mirip sama detektip sherlock
aku agak kurang suka sama jessica masa dia nyerah gitu aja
mana nih semangat anak muda ✊✊✊✊
tapi thor fihgting maaf ya aku baru baca soalnya sibuk banget
2019-10-15
0
☆ Rhea Deedra ☆
Semakin menarik ceritanya Thor..
Sean sgguh bijak..
Apapun yg akan d lakukannya, dipikirkan terlebih dahulu smpai sematang mungkin..
Astaga..!!
Aku jadi semakin suka dgn Sean..
nanti bagaimana dgn Arionku jika aku berpaling dgn Sean??
🤧🤧🤧
2019-10-06
7
Nadia Putri
suka Thor.
seru ceritanya apalagi Sean cerdik
lanjut up thor
2019-10-06
1