Adventure Of Lord Lausius
Sean terbangun dari tidurnya kala ia mencium sedapnya aroma daging panggang yang baru saja di masak.
Dia berguling di tempat tidurnya, seraya menarik selimut hangat miliknya, menutupi bahunya, dan membenamkan kepalanya ke bantal yang terbuat dari sutra lembut berwarna putih.
Dia merasa sangat nyaman, santai, seolah dia ingin berbaring di tempat tidurnya untuk waktu yang lama.
Namun kemudian sekonyong-konyongnya, mimpi semalam yang telah ia lalui membanjiri ingatannya.
Mimpi buruk datang melanda kala seekor monster mengerikan yang lebih mirip tirrano saurus Rex lengkap dengan ukuran yang sangat besar dan mengerikan mengejarnya.
Seolah mimpi tersebut menjadi nyata. Sean tidak bisa membayangkan semua mimpi ini. Mimpi yang mengerikan bahkan jauh lebih seram dari pada film horor dan thriller.
Jantungnya berdegup kencang, keringat pun ikut membanjiri keningnya.
Kegelisahan demi kegelisahan ia rasakan. Monster yang mengejarnya terlihat sangat buas dengan gigi tajam bak belati, kuku sekeras martil dan rupa yang menyeramkan mencoba menerkamnya dengan girang.
Dalam mimpinya itu, monster raksasa mengejarnya tanpa lelah. Ia mengejar Sean penuh kegirangan di wajahnya yang mengerikan itu, kemana pun Sean berlari melangkahkan kakinya. Mungkin jika dia adalah manusia, dia akan tersenyum licik untuk menerkam Sean.
Bahkan Sean pun tak tahu dari mana makhluk besar itu muncul dalam mimpinya lalu tiba-tiba mengejarnya.
Hingga akhirnya Sean pun merasakan sesuatu di tubuhnya.
Ia merasa bahwa tubuhnya mulai kelelahan dan kehabisan tenaga dengan nafas yang tersengal-sengal yang hampir saja ia tak bisa merasakan nikmatnya udara segar yang berhembus.
Sesuatu yang benar-benar mendesak ini, tak bisa membuat Sean mampu bergerak leluasa hingga akhirnya ia merasa tubuhnya mulai kelelahan. Dan dirinya terjatuh pingsan tak sadarkan diri di sebuah pohon yang begitu besar dari pohon lainnya.
Seperti pohon bonsai raksasa, pohon yang nampak dengan sengaja menonjolkan batangnya yang besar dari batang lainnya.
Siapa pun yang melihatnya akan merasa sedikit terkesan.
Namun sebelum matanya yang indah itu terpejam, samar-samar seseorang menghampirinya dan memberikan sesuatu tepat di tangannya. Seolah mengisyaratkan suatu permintaan pada dirinya.
Ia meninggalkan sebuah tongkat yang terbuat dari besi alumunium ringan dengan hiasan bunga teratai di ujung tongkat yang besarnya hampir menyamai jari telunjuknya.
Namun sayang Sean tak merasakan maupun mengingat apapun setelah mimpi itu, lebih tepatnya ketika dia pingsan di bawah pohon besar itu. Mimpi ini bahkan bertemu dengan orang itu benar-benar misterius. Itulah yang Sean rasakan.
Yang terjadi dalam mimpinya semalam usai ia bertemu dengan sosok misterius yang telah memberikannya tongkat kecil hanyalah seberkas ingatan kecil.
Tapi tetap saja yang masih teringat dalam otaknya adalah, "Jaga tongkat ini dengan baik-baik." Itulah pesan yang terakhir sebelum mimpi itu berakhir tak bahagia.
Selanjutnya pun Sean tak tahu apa yang terjadi padanya. Sean ingin bertanya apa yang terjadi berikutnya.
Apakah hewan itu memakannya atau malah menyelamatkannya. Namun dia tidak tahu harus bertanya pada siapa.
Sean tak tahu. Ibu, Ayah dan dirinya jelas ia tahu mimpi itu membawanya dalam fantasi yang penuh ketakutan. Apalagi sudah membawa kedua orangtuanya masuk dalam arus kengerian ini.
Sean tiba-tiba meloncat dari kamar tidur, kala terlintas wajah Ibu di kepalanya. Dia mulai menyadarkan diri dari bayang-bayang mimpi buruk semalam yang tengah membanjiri ingatannya pagi itu.
"Ibu!" Sean memekik khawatir pada sang ibu.
Sean bergegas keluar dari kamarnya dengan cekatan demi memastikan apakah ibunya baik-baik saja atau tidak. Namun ia tak sengaja menjatuhkan sesuatu dari meja lampu tidurnya.
Tring....
Sebuah benda mirip-/ mirip dengan yang ada dalam mimpinya, terjatuh di bawah ranjang tidur dan dengan rasa ingin tahu ia pun mengambil benda yang ia jatuhkan itu.
Sean melihatnya seksama seraya tergopoh kaget.
"Apa ini benar-benar nyata?" Tanya Sean pada dirinya sendiri. Dirinya mulai sadar pada mimpi buruk itu. "Apa aku masih bermimpi?"
Kemudian matanya melirik baju yang ia kenakan dalam mimpinya itu. Baju itu kini tergeletak di keranjang dalam keadaan basah.
"Tidak mungkin jika ini nyata?" Sean sekali lagi bertanya pada dirinya sendiri karena tak percaya bahwa mimpi semalam adalah nyata.
Mimpi adalah mimpi, dan ia tak akan berfikir terlalu jauh tentang mimpi aneh itu.
Mimpi yang hanya akan membuat ketakutan untuk remaja seusianya.
Ia teringat pada sang ibu dan ayah. Ia khawatir jika kedua orang tuanya terjadi sesuatu yang tak pernah ia harapkan.
Oleh karena itu ia bergegas menuju ke kamar orang tuanya. Ia membuka kamar itu. Dan ya, yang tampak hanya sebuah kamar kosong yang rapi dengan kedua kaca jendela terbuka lebar. Bahkan sprei tidur orang tuanya sudah terpasang rapi mengencang di segala sisi.
"Kerapian khas Ibunya," Pikir Sean sambil tersenyum.
Hanya sebuah kamar yang terawat dengan sempurna yang ia dapati di pagi hari ini.
Tiba-tiba ia mendengar suara seseorang dari lantai utama rumahnya.
Suara seseorang sedang sibuk dengan wajan yang sangat berisik. Di tambah aroma sedap masakan daging panggang yang menyeruak di hidungnya.
Ia berfikir bahwa itu adalah Ibunya.
"Ibu baik-baik saja, dia sudah kembali?" gumam Sean.
Sean kemudian membalikan badan lalu berderap menuruni anak tangga, hingga dua mata anak tangga ia langkahi.
Ia melesat dengan cepat menuju ke dapur tempat sumber suara yang telah menarik perhatiannya.
"Ibu... Ibu sudah kembali?" tanya Sean khawatir, cemas bahkan sedikit was-was.
lalu ia kaget, kali ini sang Ayah ternyata sudah duduk di meja makan menyantapi sarapan pagi .
Sedangkan sang ibu terlihat sibuk kesana kemari membawa makanan.
"Kamu sudah bangun?" Tanya sang Ibu saat melihat Sean menghampiri keduanya.
"Iya," Sean menjawab dengan senang.
"Kapan Ayah dan Ibu tiba di rumah?" tanya Sean kembali seraya menarik kursi lalu menduduki nya.
"Ayah dan Ibu baru saja datang pagi ini. Dan ya karena kita tidak bertemu selama sebulan ini, maka apapun yang kamu mau akan ayah turuti. Dan juga ayah dalam waktu senggang saat hari libur sekolah mu tiba. Oleh karena itu Ayah ingin membawa kalian liburan ke pulau yang sangat indah yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya!" Ayah Sean menyahut pertanyaan anaknya dengan bahasa yang amat santai. "Bagaimana, apa kalian setuju?" Lanjut sang Ayah minta pendapat kepada Ibu dan anak itu.
"Yeah! Itu ide yang lumayan bagus. lagi pula kita sudah lama tidak melakukan liburan," sahut Sean. "Apa Ibu setuju Bu, pada rencana ini?" Sean ikut meminta pendapat sang Ibu. Entah apa yang akan di ucapkan dari mulut sang Ibu, Sean ingin mendengarnya.
Ibu hanya tersenyum sedikit sambil mengangguk menandakan setuju. Tanpa kata-kata apapun, padahal Sean sangat menantikan ucapan pendapat sang ibu.
Sean nampak terlihat senang meskipun Ibunya tak memberikan jawaban yang memuaskan. Baginya kebahagiaannya sungguh lengkap kala kedua orang tuanya akhir pekan ini pulang ke rumah dan akan membawanya liburan ke pulau yang sangat istimewa.
Ia tak bisa membayangkan seperti apa pulau itu. Indah, eksotis, atau sunsetnya yang memanjakan mata.
Entahlah, dirinya hanya ingin menikmati akhir liburan sekolahnya yang panjang nanti. Namun bukan besok perjalanan itu dilakukan, tetapi setelah Sean libur sekolah.
Dimana hari itu adalah hari kebebasan bagi seluruh murid sekolah menengah di Amerika.
Dirinya pun berharap kedua orangtuanya tak begitu sibuk dengan pekerjaan.
Sehingga mereka bisa melewati hari liburan yang menyenangkan.
Bersenang-senang dengan gerusan air pantai, bersepeda mengitari kaki gunung, menikmati pemandangan yang hijau bahkan memancing bersama sang ayah di danau, itulah yang sudah terbayang di dalam otaknya.
Benar-benar ide brilian, menurut Sean.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Nasir
Kak like balik dong...
2023-01-17
0
要钱💸
Wow bagus ceritanya, ada beberapa kalimat yang kurang relevan sih tapi overall uda bagus. Uda like sama rate 5stars nih ❤️ Semangatt!!
Jangan lupa feedback di cerita aku juga ya "Forced Climbing to Liang Mountain"
Mari saling support 🙏 and makin sukses hingga jadi author yg dikenal, thankyou💮💐
2021-06-05
0
Iin Indah
Saranjana berada di pulau kotabaru,tempat kelahiran ku thor
2020-10-05
1