Permulaan
"Eed apakah itu kau?" tanya Sean sembari menyinari pojok semak-semak hutan.
Suara itu amat misterius, seperti bayang- bayang suatu makhluk besar.
"Ayolah Eed, kau jangan buat kami cemas!" Jessica mengiba dengan ekspresi setengah khawatir.
Cratak..
Suara itu makin mendekat.
Makin jelas di telinga keduanya.
Sean memasang kuda-kuda dengan segenap kewaspadaan.
Jessica, jelas tubuhnya telah menggigil dan gemetar ketakutan.
Ia bersembunyi di balik bahu sean yang lebar sambil matanya sesekali mengintip.
"Sean apakah itu hantu?" tanya jessica takut.
"Tenanglah, aku belum tahu itu hantu atau bukan," Jawab Sean dengan was-was.
****
Dan tiba-tiba saja suara ranting tadi berubah jadi suara Auman serigala buas, yang muncul dari kegelapan malam.
Roar. rrrrrrghhh..
Begitulah suaranya mengeram ganas.
Raungan suaranya sangat menggelegar seakan-akan semua hewan dalam hutan rimba itu takut padanya.
Burung-burung terbang meninggalkan sarangnya karena tak tahan pada suara yang amat berisik itu.
Tubuhnya besar.
Sangat besar bahkan lebih besar dari serigala pada umumnya.
Bulunya lebat dan tebal berwarna abu-abu kecoklatan.
Sorot matanya berwarna kuning kemerahan akibat tersinari oleh senter Sean.
Datang secara tiba-tiba membuat Sean dan Jessica terjatuh karena reflek kaget.
"Sean aku takut," ucap Jessica seraya membantu membangunkan Sean yang terjatuh.
Jessica bersembunyi di belakang Sean dan enggan menampakan diri.
"Tenanglah, aku akan melindungi mu," Pinta Sean.
Ia memutar-mutarkan lampu yang ada ditangannya ke wajah serigala berharap bayangan sinar terang itu membuat fokusnya teralihkan.
Roar.
Srigala kembali mengaum ganas.
Perlahan tapi pasti ia mendekat pada Sean dan Jessica.
Tak ada efek apapun dari sinar itu, bahkan tak membuat hewan itu gentar justru ia merasa tertantang.
Sean hanya bisa mengalihkan perhatian srigala dengan sebilah ranting pohon.
Ia terus melindungi Jessica yang bersembunyi di belakangnya, mereka berdua semakin mundur sebab srigala terus saja mendekati mereka.
bercampur takut keduanya rasakan.
"Sean bagaimana ini, ia terus saja mendekat!" ucap Jessica.
"Diamlah, aku pasti akan melindungi mu. percayalah pada ku," sekali lagi Sean menjawab Jessica dengan ucapan yang bahkan lebih kuat dan berani dari yang Jessica bayangkan.
Sean merasa sedikit gemetar, namun ia mencoba memberanikan diri untuk menjinakkan hewan ganas itu.
"Hush..." usir Sean pada hewan itu.
Roar..
rrrrrrrrr.
Ia mendengus dengan nafas hidungnya.
Getaran suaranya, semrawut wajahnya yang menyeramkan.
Sorot mata yang tajam, giginya nampak buas bagai gergaji besi, cakarnya bak martil membuat Sean tak sanggup melawannya.
"Hei kawan, ayolah. Kita bisa saja berteman. Bukan menjadi makanan," Sean mencoba bernegosiasi pada hewan buas.
"Aku hanya ingin menemukan teman ku, bukan mengusik mu. Ayolah kawan. kami tak akan menyakiti mu.
Aku janji pada mu, jika kau melepaskan kami. Aku akan mengunjungi setiap saat!
Bahkan jika kau memakan kami, kau tak akan merasa kenyang karena daging kami penuh bakteri. Menjijikan dan bahkan lebih jijik dari bangkai.
Ayolah kawan, kau pasti bukanlah tipe hewan yang memangsa manusia. Benar bukan yang aku katakan."
Sean berkata percaya diri seolah itu adalah hewan peliharaannya yang akan mendengarkan kata-katanya.
Bahkan jika srigala itu bisa bicara mungkin ia akan mengatakan "Santapan lezat seperti mu tak akan ku lepaskan begitu saja," gumam srigala dengan ekspresi senyum bahagianya. Srigala itu bisa saja merasa puas bahkan bisa tertawa lepas.
"Sean apa yang kau katakan? apakah dia mengerti ucapan mu," tanya jessica menghela ucapan Sean pada hewan buas itu.
"Dengarkan aku, aku mencoba mengulur waktu padanya, itu hanya tak tik agar kita bisa kabur dari sini. Aku tak tahu apakah dugaan ku ini benar atau salah tapi aku harap ini benar-benar bisa membantu kita lolos dari terkamannya," Sean bicara dengan ekspresi campur aduk.
"Kau lihat di belakang kita! itu adalah goa, kita akan terjebak disana jika tak memikirkan siasat.
Goa itu tak memiliki pintu masuk dari segala sisi, kemungkinan pintu masuknya ada di sisi Utara. Jadi kita hanya bisa mengalihkannya lalu kabur menuju barat. Menurut perkiraan ku ia akan menerkam kita dari sisi timur.
Jika aku tak salah dengar ada suara kereta tambang disana. Maka kita harus berlari ke arah barat. Kita tak bisa melawannya dengan tangan kosong karena ia jauh lebih besar dari srigala yang ada di film. Ketika ia mencoba menerkam kita, apapun yang terjadi kau harus tetap di sampingku. Apa kau paham pada ucapan ku," Sean menjelaskan secara detail pada Jessica dengan ekspresi agak mengendalikan kepanikan.
Dengan kecerdikannya Sean bisa memperkirakan suatu hal yang akan terjadi dengan cermat!.
"Aku paham," jawab jessica percaya penuh pada Sean.
"Kalau begitu jangan pernah lepaskan genggaman tangan ku!" bisik Sean pada Jessica sekali lagi.
Sesuai dengan perkiraan Sean, Kali ini srigala itu tak ingin membuang kesempatannya.
Ia melompat dan menerkam kedua manusia yang ada dihadapannya.
Ia melakukannya sesuai dengan apa yang Sean katakan.
Hewan itu sangat lapar, sehingga penuh gairah untuk menerkam kedua bocah ini.
Sean dan Jessica sudah merasa terpojok di posisi yang telah Sean tebak sebelumnya.
"Jessica, siap..lari!" teriak Sean.
Ia sudah paham situasi ini.
Srigala itu akan melakukannya dengan perkiraan Sean.
Mereka berlari kencang meninggalkan srigala buas yang hendak menerkam menuju arah barat.
"Jessica kau harus kuat, kau tak boleh lelah sebelum kita sampai di sana (kereta tambang yang di maksud Sean)." teriak Sean berlari.
Sean tak melepaskan pegangan tangannya pada Jessica.
"Baiklah Sean, aku bisa melakukannya?" sahut Jessica dengan nafas ngos-ngosan.
Srigala itu tetap saja mengejar kedua rekan itu.
Mungkin sudah menjadi aktivitas sehari-harinya dalam menangkap dan memburu mangsanya yang lezat.
Sekencang-kencangnya mereka berlari, penolong nampaknya berpihak pada mereka.
"Hoi, naik kesini." teriak seseorang dari kereta tambang yang Sean maksud.
Sesuai tebakan Sean, bahwa tak jauh dari tempat mereka bertemu hewan itu ada aktivitas.
Sean tak buang pikiran apapun.
Ia menarik Jessica menuju ke kereta tambang yang ia maksud sebelumnya.
Disana seorang remaja seumuran mereka duduk menanti di dalamnya.
seolah ia paham bahwa Sean membutuhkan bantuan.
Sean dan Jessica akhirnya mampu meraih kereta itu dengan kemampuan mereka.
Pengemudi kereta mulai memutar tuas kemudi kereta tambang dengan fasih, lincah ,lihai.
Mereka mulai meluncur dari atas tebing menuju kedalam goa.
Anak itu sangat paham jalur yang mereka lalui.
Srigala masih tak menyerah meskipun, kemampuan larinya tak secepat kereta kayu itu.
Banyak halangan dan rintangan yang di lalui oleh srigala itu demi menangkap kedua bocah mangsanya itu.
Di atas kereta kecil itu, keduanya merasa sedikit aman, setidaknya bisa menghindar dari ancaman srigala buas itu.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Sean pada Jessica.
Sean memeluknya dengan erat, ia tak ingin Jessica terluka. Bagaimana ia akan mengatakannya pada tuan Muller jika putrinya terluka.
"Hmmm, aku baik-baik saja. Terima kasih telah menjaga ku!" balas Jessica.
Kini kedua remaja itu mengatur nafas.
Kereta meluncur sangat cepat, memasuki ruang pertama yang lebih mirip labirin tetapi menurut Sean ia sedang dalam wahana rollercoaster.
Remaja yang mengemudi kereta masih fokus pada kendaraanya.
Ia benar-benar pandai dalam hal ini.
Tahu arah jalan keluar masuk goa bekas pertambangan yang telah lama di tinggalkan.
Bahkan sesekali ia meminta kedua penumpangnya untuk berpegangan dengan erat karena jalur yang mereka lalui menurun sangat tajam.
Lalu menanjak dan begitu seterusnya.
Emas, berlian, perak perunggu semuanya terlihat oleh Sean dan jessica selama perjalanan mereka.
BERSAMBUNG.
**
**
**
SARANJANA EPISODE 15
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
☆ Rhea Deedra ☆
Serigalaa..
Sungguh menegangkan Thor..
2019-10-06
1
Yanse asiska ferly
kapan up thor
2019-10-05
0