TELEPON DARI KANTOR
Suara menggema, suasana khas tempat yang ramai.
Suara ketikan keyboard komputer, suara hentakan orang berlalu lalang ke sana ke mari.
Suara sepatu pantopel yang berdetak bak suara hentakan kaki kuda.
Suara berisik dering telepon, suara mesin fotocopy, hingga suara gosipan karyawan wanita semua bercampur aduk
Ayah Sean, Dean Fujioka adalah seorang ahli Artificial intelligence bersama ibunya Elda Jane.
Kedua orang tua Sean adalah pegawai di AI corp (Artificial intelligence), perusahaan milik google.inc.
Menjabat sebagai ketua pimpinan riset yang bertujuan memajukan kecerdasan buatan atau lebih di kenal dengan AI ini, di percaya mampu memberikan inovasi baru dalam industri teknologi mutakhir.
"Hallo sayang! bagaimana perkembangannya (Sean)?" Tn. Dean penasaran pada hasil pemeriksaan Sean.
Melalui telepon genggamnya ia menghubungi nyonyya Jane.
Dengan pakaian rapi khas pekerja kantoran, lengkap dengan jas hitamnya, disertai sebuah headphone yang menempel pada telinganya, Tuan Dean berdiri menghadap keluar jendela gedung kantornya di lantai 68.
"Oh, jangan khawatir, hasilnya baik-baik saja. Dan kami sudah sampai di rumah saat ini," Nyonya Jane menjawab telepon suaminya itu. Nampak bahwa ia baru keluar mobil dengan dengan handphone ia jepitkan diantara telinga dan bahu kanan seraya kepalanya ia miringkan.
Sementara tangannya sibuk menenteng tas mahal ala sosolialita dan mengunci mobilnya dengan remote kontrol mobil.
"Oh syukurlah!" Tuan dean bersyukur lega karena tak ada kabar buruk dari putranya.
"Bagaimana pada Petter? apakah ia mengatakan sesuatu?" Suami Nyonya Jane kembali penasaran akan kelanjutan cerita istrinya itu.
"Petter hanya mengatakan akan menaikan dosis nya saja. Kau tak perlu khawatir berlebihan," Nyonya Jane menghibur suaminya.
"Syukurlah kalau begitu. Aku akan segera kembali kerumah!" Tuan Dean sekali berujar lega.
Kemudian mematikan panggilan teleponnya pada sang istri.
"Apakah itu ayah Bu?" Sambar Sean ingin tahu.
"Tentu saja!" Ibu Sean menjawab dengan nada senang.
"Apa ayah akan kembali kerumah?" Kembali Sean bertanya pada ibunya.
"Tentu saja!! sebentar lagi ia akan kembali kerumah. Sekarang ayah mu dalam perjalanan pulang!" Ibu Sean dengan semangat menjawab pertanyaan putranya siang itu, seraya membuka pintu rumahnya.
Lelah; itulah yang dirasakan oleh nyonya Jane.
Ia menyingkapi dan merebahkan dirinya di sofa empuk di ruang tamu rumahnya.
"Ahhhhh," desah nyonya Jane lega seraya menarik nafas panjang.
Ia merasa sangat enjoy dan rileks seolah dirinya berada di spa dan semacamnya.
Udara yang mengalir dari air conditioner yang sejuk makin menambah nikmatnya suasana hati nyonya Jane.
....
"Sean?" Ibu Sean menghentikan langkah kaki putranya yang hendak berjalan ke ruangan atas lebih tepatnya kamar Sean.
"Bawa ini! dan minumlah sesuai anjuran Petter."
Ibu Sean mengeluarkan sebuah bungkus berisi obat yang di berikan oleh Petter padanya tadi dari dalam tas.
"Baiklah Bu!" Sean memasang ekspresi terpaksa dengan nada lesu.
Ia menerima obat yang namanya pun bahkan Sean tak tahu.
Sebab Petter tak pernah mencantumkan merek, tanggal expired, bahkan siapa yang memproduksi obat itu.
Obat pemberian petter menurut Sean lebih mirip kapsul hair conditioner.
Baunya yang menyengat dan rasa pahit yang pekat memang menjadi ciri utama obat Petter.
Sean pun kembali menuju ke kamarnya,
dia duduk menyandarkan tubuhnya di kamar tidur nya, seraya memegang butiran kapsul obat yang di berikan petter. Dengan sejuta pertanyaan di benaknya?
-Untuk apa obat ini?
-Apa untungnya aku mengonsumsi obat ini?
-Jika aku tinggalkan obat ini (tidak -Meminumnya), apakah akan ada efek samping?
Itulah pertanyaan yang ingin selalu Sean tanyakan pada ibunya.
...
..
Samar-samar suara mobil masuk kedalam area parkir rumah Sean, ia melihat sang ayah telah tiba.
Dari atas kamarnya ia bisa melihat orang-orang berlalu lalang kesana kemari.
Sean juga melihat ibunya menyambut kedatang sang ayah dihalaman rumah mereka.
....
....
....
....
"Bagaimana keadaan kantor? apakah kondusif?" Nyonya Jane bertanya seraya mengambil tas milik suaminya.
"Ya begitulah," Tuan Dean menjawab sedikit lesu seraya melonggarkan kerah bajunya yang di apit oleh dasi berwarna hitam.
"Aku rasa kau sangat lelah hari ini? biarkan aku membuatkan mu teh madu hangat?" nyonya Jane mencoba membuat sang suami senang atas layanannya.
Kedua pasangan suami istri itu memasuki rumah, namun seorang pria tua tiba-tiba menyapa keduanya dari balik tembok pembatas rumah mereka.
"Hallo tuan Dean? hallo nyonya Jane?" sapa seorang pria bertubuh besar dan tinggi dengan ramah.
Tuan muller itulah namanya ia adalah tetangga sebelah rumah Sean, Pria paruh baya yang sangat berprilaku sopan terhadap tetangganya.
"Hai tuan muller." Tuan Dean menjawab dengan ramah dan juga bersahabat seraya melambaikan tangannya.
Keduanya kemudian hanya melemparkan senyum seraya tuan Dean masuk kedalam rumahnya.
Sedangkan tuan muller sendiri sedang memandikan tanaman nya yang tumbuh subur di dinding pembatas rumahnya dan rumah tuan Dean.
Kedua pasangan suami-istri itu masuk kedalam rumah dengan meninggalkan senyuman yang ramah dan membekas pada tuan muller yang malang.
"Hei Ayah!" sambang putri tuan muller yang cantik.
Jessica Muller, dia adalah putri tuan Muller sekaligus teman sekelas Sean di sekolahnya.
"Apa ayah tahu? Aku telah memutuskan kali ini kita akan liburan ke Indonesia!" Jessica dengan senyum tipisnya memberikan sebuah keputusan pada tuan muller yang sedang menyibukkan diri menyiram tanaman peliharaannya.
"Benarkah?" tuan Muller menjawab dengan ekspresi luar biasa tak percaya seraya membuang selang yang ada di tangannya.
"Ayah rasa itu ide yang buruk! bagaimana jika kita mengunjungi balinesia?" Tuan muller memberikan saran yang lain pada putrinya.
"Balinesia?" aku rasa Ayah harus belajar banyak tentang peta dunia! sebab Balinesia bukankah berada dalam wilayah Indonesia?"
Jessica membantah ucapan ayahnya tadi.
"Apa bedanya Balinesia dan Indonesia? bukankah mereka dalam satu wilayah!"
"Oh tidak sayang. Bagaimana mungkin negeri Balinesia masuk dalam wilayah Indonesia? terakhir kali ayah kesana ketika ibumu masih ada. Jika ibu mu masih hidup mungkin ia akan setuju pada ayah mu ini, bahwa Balinesia terletak di timur jauh dunia." dengan nada narsisnya tuan muller percaya diri membenarkan ucapannya sendiri.
"Ayah salah!!! balinesia terjepit di antara Java island dan papua. Lihat saja ini!" Jessica membantah ucapan ayahnya seraya menunjukan peta dunia pada ayahnya.
"Tidak!! ayah yang benar!! berdasarkan pengalaman ayah, orang-orang Balinesia sama seperti kita. Mereka adalah orang-orang ras Nordik (ras berkulit putih dan bermata biru ) dan sedikit campuran ras kaukosoid (Ras di India dan sebagainya) yang mendiami pulau indah itu. Kau tahu mereka? penduduk disana lebih mirip orang-orang Eropa. Jadi mana mungkin Balinesia bagian dari Indonesia!" tindas tuan Muller pada putrinya dengan pengalaman pribadinya sewaktu mengunjungi Bali.
"Terserah ayah sajalah!!! aku rasa ayah tipe orang tua yang tak mau mengalah!" tandas Jessica sama halnya yang dilakukan oleh sang ayah. Tak lupa ia memasang wajah jutek dan sedikit ekspresi kecewa. Kali ini Jessica harus mengalah pada ayahnya.
"Baiklah! kali ini ayah percaya pada mu jika Balinesia ada di Indonesia.
Beberapa hari lagi kita akan berangkat. Bagaimana? bukan kah itu ide yang terbilang baik?!" hibur tuan muller pada putrinya yang nampak kesal usai adu argumentasi.
Mendengar ucapan sang ayah, tak butuh waktu lama membuat bibir manis itu menaik ke kiri dan ke kanan memberikan senyuman terbaik.
BERSAMBUNG...
**Mengenal karakter:
Jessica Pattinson Muller: Adalah remaja wanita yang tangguh dan terbilang keras kepala.
Suka melakukan hal-hal fantastis dan brilian dengan ide konyolnya.
Sering kali ia beradu argumentasi jika ia menganggapnya itu benar.
Quotes Jessica: " Lakukan apapun yang ingin kau lakukan. Jangan memikirkan sukses atau gagalnya, karena hasil tak akan mengkhianati usaha."**
catatan kecil penulis.
"Jika tak ada seorang pun percaya pada anda, maka DIAM adalah keputusan terbaik yang anda miliki."
SARANJANA EPISODE 05
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Rachmat
saya suka setiap catatan kecilnya..
hehehe..
2020-03-30
0
Candra Desy
Semakin penasaran
2019-10-25
0
Ita Ncraft
semakin menarik
2019-10-18
1