Pukul 21.20
Mata Yara masih terpokus di depan TV yang menyiarkan berita, yang dikabarkan cukup menarik perhatian Yara sebab lokasi TKP adalah tempat yang Yara kenal.
Dahi Yara mengernyit. “Bukankah jalan x itu daerah sini, ya?” gumam Yara, melihat berita di TV mengabarkan penemuan mayat di jalan x tak jauh dari tempat Yara tinggal sekarang. Yara mendengarkan dengan saksama, saat berita teralihkan ke berita yang lain, Yara langsung mematikan TV.
Kerna bosan Yara pun keluar untuk menghirup udara malam dari balkon. Tak sengaja Yara melihat Poppy berjalan di bawah dengan penampilan yang rapi.
“Kak Poppy,” panggil Yara. Poppy pun menoleh ke arah sumber suara. “Kaka mau kemana?” sambung Yara berteriak agar Poppy dengar.
Yang dipanggil tidak menoleh, tapi dia menjawab, “Bukan urusanmu.”
“Tadi di TV ada berita tentang penemuan mayat di jalan X. Kak Poppy hati-hati kerna pelakunya belum ditemukan. Jangan pulang terlalu larut,” pringat Yara.
“Aku lebih tahu dari pada kau tentang daerah sini, jadi jangan sok mengaturku!” Poppy pergi dengan seorang cowok yang baru saja sampai menjemput Poppy dengan motor sport.
Yara terheran melihat siapa pria yang bersama kakaknya. “Siapa cowok itu? Kak Poppy sudah punya pacar? Hah sudahlah mungkin kalau dengan cowok itu kak Poppy akan lebih aman,” pikir Yara.
Tak ingin ambil pusing Yara pun membiarkannya saja.
Pagi sekali, Yara sudah siap untuk memulai kehidupan SMA, ia menunggu Poppy untuk berangkat bareng kerna Yara tidak tahu jalan di kota ini.
“Ngapain kau di sini?” tanya Poppy kerna Yara berada di depan pintunya.
“Untuk hari ini saja tolong biarkan Yara ikut denganmu, Kak. Yara tidak tahu jalan menuju sekolahnya,” mohon Yara dengan berkata jujur apa adanya.
Poppy menghela napas kasar dan berjalan tanpa merespon Yara terlebih dahulu, Yara berjalan mengikuti Poppy dari belakang bahkan saat menaiki bus.
Saat Bus berhenti di halte, Poppy dan Yara berjalan kaki kerna jaraknya tidak lah begitu jauh.
“Hmm Kak, apa nanti ada masa PKL atau MOS gitu?” tanya Yara dari belakang mengikuti langkah kaki Poppy.
“Kau telat!”
“Maksudnya?”
“Masa itu sudah lewat sebulan yang lalu,” jelas Poppy yang merupakan salah satu OSIS di SMA itu.
“Kok Papa tidak bilang? Padahal Yara cukup lama menganggur di rumah.”
“Entah, jangan berbicara denganku lagi sekarang kita berpisah di sini, kau bisa melihat di sana? Itulah sekolahnya.” Poppy berlari menjauhi Yara sedangkan Yara terdiam di tempat membiarkan Poppy jauh terlebih dahulu darinya.
Yara berjalan melewati karidor kelas, setiap langkahnya menjadi pusat perhatian pelajar lain, dengan topi baret hitam di kepalanya serta kaca mata bulat yang di pakai Yara, menambah kesan imut. Yara benar-benar cantik.
“Kenapa mereka melihatku seperti itu?” batin Yara menyadari bahwa ia sekarang menjadi pusat perhatian.
“Mau kemana, Dek?” tegur seorang perempuan.
“Mau ke ruang kepala sekolah, Kak,” jawab Yara sopan.
“Anak baru ya?”
“Iya.”
Perempuan itu memandang Yara dari atas sampai bawah, seragam Yara tertutupi oleh kardigan kotak kotak yang Yara pakai.
“Seragamnya jangan di tutupi Dek,” tegur perempuan itu.
“Ah iya kak nanti Yara lepas kalau sudah masuk kelas, kalau gitu Yara permisi.” Yara meninggalkan perempuan itu dan ingin cepat sampai ke ruang kepala sekolah seperti kata satpam di gerbang tadi.
“Kaka itu terlihat sangat galak,” ujar Yara dalam hati.
Tbc..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments