Ray dan Yara tidur di satu kamar yang sama, dua anak kecil itu tampak kelelahan hingga tertidur pulas sambil berpelukan menyalurkan kehangatan satu sama lain.
Sementara itu di luar mama Reva dan nenek Tayla belum tidur.
“Kenapa kau biarkan Ray tidur di kamar Yara Reva?” tegur nenek Tayla tidak senang.
“Biarkan saja bu, Reva pusing harus apa kenapa semua jadi berantakan begini? Mas Celvin tega bu.” Tangisan mama Reva pecah dalam pelukan nenek Tayla.
“Setelah anak di kandungan wanita itu lahir, kita usir saja ibu dan anak itu ya. Kau jangan lemah seperti ini, ibu juga tidak suka dengan kehadiran mereka, kau nyonya di rumah ini nak dan hanya kau, ingat itu jangan sampai posisi mu tergantikan oleh wanita itu.”
“Iya bu aku tau.”
Semalaman ini mama Reva terus menangis memikirkan suaminya tengah bersama wanita lain, yang mungkin sekarang tengah memadu kasih.
Pagi pukul 06.30
Agha dan Poppy tengah sarapan sebelum berangkat ke sekolah, Yara juga sudah duduk manis di kursi dengan meminum susu nya.
“Kak Ray belum masuk sekolah ya kak?” tanya Yara dengan mulut yang penuh dengan makanan.
“Tidak, nunggu mama saja baru kaka sekolah.”
“Oh gitu, bentar lagi mama Ezra pasti pulang bersama papa, kak Ray jangan sedih, Yara akan temani kaka.”
“Yara jangan panggil bibi itu dengan sebutan mama, mama kita cuman satu” tegur Agha.
“Tapi mama Ezra yang meminta nya, kak Agha harus memanggil nya mama juga kerna sekarang kita adalah keluarga.” Dengan polos nya Yara menjawab.
“Siapa yang bilang seperti itu nak?” tanya nenek Tayla.
“Papa yang bilang, katanya kita sekarang keluarga”
Mama Reva angkat bicara. “Udah bu biarkan saja, Yara masih kecil jangan terlalu memaksa nya, lagian itu hanya sebuah panggilan.” tutur mama Reva sabar, lagian tidak ada yang salah dari itu.
Poppy memandang sinis Ray, Yara selalu membela anak itu. Poppy tidak bisa membiarkan itu terus berlangsung, dia harus menghasut Yara. “Yara tidak sayang mama kan?” ujar Poppy memanasi.
“Kaka jadi orang jangan jahat, Yara menyayangi semua nya. Kenapa kaka menuduh Yara yang tidak tidak, mana mungkin Yara tidak menyayangi mama, maaa Yara sayang mama jangan dengarkan perkataan kak Poppy.” Yara tidak Terima dengan perkataan Poppy, ia pun membantah perkataan kaka nya, hal itu membuat nya nangis.
“Ia mama tau udah Yara jangan nangis, Poppy jangan gitu dengan adik mu,” tegur mama Reva.
“Lagian Yara belain orang asing itu terus padahal kan mereka cuman numpang di sini” Poppy juga tidak terima hanya adik nya saja yang di bela, padahal niat Poppy membela mama nya.
“Udah lah Poppy, Yara masih kecil nanti dia juga ngerti kalau ibu tiri adalah orang yang jahat,” sambung Agha yang sudah selesai dengan sarapan nya.
Ray dari tadi hanya diam, ia tidak tau harus berkata apa, suasana ini asing baginya, ia merasa di kucilkan kecuali Yara yang selalu berbicara dengan nya.
“Papa, Ray rindu papa,” ujar Ray dalam hati.
“Kak Ray sudah selesai makan?” tanya Yara memecahkan lamunan Ray.
“Sudah.” Melihat Yara yang juga sudah selesai dengan sarapan nya, Ray mengajak Yara untuk bermain di taman belakang, tatapan kebencian dari nenek Tayla membuat Ray tidak nyaman dan segeralah ingin pergi menjauh dari nenek Tayla.
“Sekarang sudah aman.” Ray menghela napas nya lega
“Emang nya tadi kita dalam bahaya?”
“Tidak, maksud kaka di sini udara nya lebih enak, iya kan?”
“Iya sih hehe” Kekeh Yara.
Seharian ini Yara terus menempel dengan Ray begitu juga sebaliknya, mereka seperti tidak terpisahkan padahal baru kenal beberapa hari yang lalu.
Kedekatan Yara dan Ray tentu saja tak lepas dari tatapan kebencian dari nenek Tayla dan juga Poppy yang tidak menyukai ada orang baru di rumah ini.
Sedangkan Agha? Ia belum menunjukkan tanda tanda kebencian yang mendalam.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
zhA_ yUy𝓪∆𝚛z
kasian ray yang jadi korban.
2022-07-07
0
zhA_ yUy𝓪∆𝚛z
mamanya juga aneh..
jadi merasa curiga sama mereka
2022-07-07
0