Di Kediaman Keluarga Anderson.
“Ada apa Rafa, tumben sekali wajahmu cerah begitu tidak seperti biasanya tidak berekspresi sama sekali!” Nadine, lengkap nya Nadine Isabella, ibu dari empat anak itu memandang terheran putra sulungnya.
Sekarang mereka lagi berkumpul di ruangan keluarga, kebetulan Rafa si sulung pulang biasanya jarang sekali pulang.
“mungkin jatuh cinta” Saut Al singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari iPhone miliknya.
“Wahhh...apa itu benar! Ternyata putra mommy masih normal” Nadine berucap syukur yang malah dapat lirikan datar dari Rafael. Wajar saja ia berkata begitu karena selama ini tidak pernah dirinya melihat putra sulungnya ini dekat dengan perempuan mana pun, kecuali keluarga dekatnya.
Nadine menaikkan sebelah alisnya menggoda si sulung, “jadi apa itu benar nak, siapa wanita beruntung itu yang telah membuat putra dingin mommy ini berpaling!”
“Tidak mom”
“aish...kau ini selalu saja menjawab dengan tidak elite, mommy jadi susah mengerti” Entah lah Ia jadi bingung, padahal dirinya yang melahirkan tapi kenapa semua anak-anak malah lebih banyak meniru sifat suami datarnya. Hanya Al yang kadang bisa diajak bicara santai, itu pun hanya sekali-kali bahkan bisa dihitung dengan jari.
Rasanya ingin melahirkan sekali lagi dan meminta yang se like dengan nya tapi itu tidak lah mungkin mengingat umurnya yang sudah tua. Tidak sanggup lagi dirinya melahirkan.
“Daddy mu mana Al?” memilih bertanya pada putra bungsunya karena tidak menemukan suami datarnya sejak habis makan malam tadi, mungkin saja hilang di culik setan gatal. Wajar dong suami datarnya itu sangat tampan dan menggoda walaupun sudah tua pesona ketampanan nya masih tetap sama, jadi jangan heran.
“Tidak tau”
Seketika Nadine di buat kesal tapi tetap berusaha sabar, “Ck, lama-lama mommy mati berdiri mendengar jawaban kalian, singkat banget. Padahal bicara tidak perlu bayar” Omelnya. Dengan cemberut ibu empat anak itu memilih pergi, mungkin mencari suami datarnya.
Sebenarnya Nadine memiliki seorang putra lagi, dan satu putri namun mereka sedang tidak ada di rumah.
Putra keduanya, pergi ke luar kota mengurus hal penting sedangkan putrinya sedang melanjutkan masa studinya di korsel jadi sekarang hanya dirinya seorang wanita dirumah termasuk para maid.
“seandainya di izinkan ingin sekali aku mengangkat seorang anak yang bisa aku ajak curhat tapi sangat tidak mungkin mengingat sifat si tau bangka itu apalagi ke empat anak manusia datar itu”
Memiliki seorang putri malah juga sama seperti putra-putranya. Benar-benar tidak adil.
☀️
☀️
☀️
Siang harinya.
Di gudang bagian belakang sekolah terlihat empat remaja sedang mengisap rokok tanpa peduli jika jam pelajaran sudah masuk.
“Kapan rencana Lo cari kerjaan bos!” tanya Lio, Yap keempat remaja tersebut yang tak lain adalah Azka dan para sahabatnya.
“mungkin nanti sepulang sekolah”
“Yakin gak mau kita bantuin aja bos, apalagi Bagas kayak gak suka Lo kerja” tanya Nano seraya melirik kearah Bagas yang malah asik main ponsel.
Azka ikut melirik anak itu, lalu menghela nafas, “gue tau maksud bagas baik tapi kalo gak kerja gue dapat uang dari mana, gue juga gak mau nyusahin kalian terus”
“Gini nih yang nggak gue suka, Lo lupa bos kita itu saudara artinya kita sekeluarga sudah seharusnya kita saling bantu dan lo gak pernah nyusahin kita bos, soal uang aman kita bisa bantu Lo see nggak nya sampe Lo tamat sekolah”
“Betul, ingat bos kita best friend forever” saut Radit membenarkan ucapan Lio.
Sedangkan Bagas memilih diam, dia masih kesal karena Azka tidak mau menuruti perkataan nya.
Azka mengusap kedua matanya, “Sorry... ternyata gue salah menilai kalian. Kalian emang sahabat terbaik gue!”
“Hiks...gue juga minta maaf kalo selama ini banyak salah ama kalian” mereka malah mewek sembari berpelukan seperti akan berpisah lama termasuk Bagas tapi ia tidak menangis lebay seperti mereka.
Tidak tau saja ada beberapa pasang mata yang melihat semua adegan mereka.
“Ngapain dah mereka” Samuel jadi ngeri.
“Itu namanya sahabat sejati, emang Lo kagak ada baiknya jadi sohib” saut Naufal yang malah ikutan terbawa suasana.
“Dimana lagi salah gue ngab, kurang apa lagi coba, semuanya yang Lo mau pasti gue kabulin, apa lagi coba” Sekarang Samuel malah ikut-ikutan terbawa suasana.
Kenzi hanya menatap males kelakuan mereka, sedangkan Al memilih menulikan pendengaran nya terlalu buruk untuk di dengar.
“Kelas” Al berbalik.
“Eh...Lo gak mau tegur mereka paketu” tanya Naufal, karena selain anak pemilik sekolah Al itu juga menyandang gelar ketua OSIS, sedangkan Kenzi wakil nya. Jadi sudah sepatutnya mereka menegur kan tapi apa ini?
Namun, bukannya dapat balasan tapi malah ditinggal gitu aja.
“Woiii...tungguin dong” teriaknya lalu segera menyusul mereka.
...
“cabut aja yuk, bosan gue!” ajak Azka setelah selesai acara mewek an tadi.
“Kuy lah” mereka bersorak setuju, tidak ada baik-baik nya kelakuan lima human itu. Bukannya belajar malah bolos, ngerokok lagi.
“bos, mending cari musuh kita biar bisa tawuran lagi, kangen nih gue” seru Radit.
Azka yang akan memanjat menjawab, “tenang aje pasti bakal ada yang cari masalah ama geng kita” bukan ngasal sih karena setiap geng-geng seperti nya pasti bakal ada baku hantam, ada saja yang cari masalah.
“Ck, buruan dit lama amat Lo tinggal manjat doang” Degus Nano sedikit keras saat belum mendapatkan Radit keluar.
“Sabar njiing!”
Buk
“Asu, encok pinggang gue!” umpat Azka yang sekarang malah kena timpa tubuh behenol Radit.
“Sorry bos, Lo sih ngapain berdiri di bawah” malah nyalahin orang, dia nya aja yang ingin melompat tidak melihat ke bawah duluan.
“Buruan turun goblok” pekik Azka yang sudah emosi.
“Eh...hehe pich bos” buru-buru Radit beranjak, takut juga ia kena amuk si raja cobra.
“Sial” Azka berdiri dengan kesusahan karena pinggang nya benaran sakit banget rasanya, Bagas yang tidak tega membantu sahabat nya itu, kasihan juga.
Drtt... drtt...
“punya siapa!” mereka malah saling lirik saat mendengar bunyi ponsel.
“Bukan gue”
“Lah terus punya siapa goblok”
“Gue bangsat” sekali lagi Azka pelakunya. Dan mengeluarkan ponselnya dari saku celananya.
“Apaan!”
“Gawat bos markas diserang!”
“Siapa njing!” Rasa sakit pinggang seketika hilang mendengar laporan tersebut.
“Gue gak tau bos kayaknya mereka dari geng lain dah”
“Ck, tunggu gue otw” Azka mematikan ponselnya dengan guratan marah terlihat jelas di wajahnya dan menatap sahabatnya satu persatu dengan dan berkata, “Markas di serang”
Mendengar itu, seketika mereka mengumpat.
“Bangsat!”
“Keinginan gue terkabul juga” seru Radit, bukan hanya markas di serang tapi bakal dapat tawuran lagi.
Segera mereka menaiki motor masing-masing. Kebetulan pagi tadi mereka datang terlambat dan memilih memakirkan motor di dekat kedai yang terletak di belakang sekolah.
BERSAMBUNG...
LIKE >> KOMEN >> VOTE >> FAVORIT
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Zoy
next thor, crazy up thor
2022-07-14
1