Azka Vincent
Azka Vincent Aldebaran, biasa dipanggil Azka. Putra tunggal dari pasangan Abraham Aldebaran dan Renata Syafira Sanjaya. Azka remaja berusia 17 tahun, sekolah di SMA Galaxy kelas 11 milik Ayahnya sendiri. Azka memiliki empat sahabat dari orok namun saat memasuki jenjang sekolah atas mereka harus berpisah sekolah tapi walaupun begitu mereka tetap berkumpul setiap hari.
Azka memiliki sebuah Geng, yang dia buat bersama keempat sahabatnya, nama Gengnya, Geng Cobra yang mana Azka sendiri menjadi bosnya. Geng tersebut mereka bentuk semenjak kelas tiga SMP memiliki anggota cukup banyak di berbagai sekolah.
Awal mula semuanya terjadi karena ayahnya, setelah sang ayah menikah lagi semenjak empat tahun Kematian ibunya, Azka yang dulu nya anak baik, penurut dan sedikit nakal berubah menjadi semakin nakal, pembangkang dan selalu memandang sinis apalagi saat bertatap dengan ibu tiri dan saudara tirinya benar-benar membuat seorang Azka jijik dan muak.
Bahkan tak jarang Azka mendapatkan tamparan kasar dan pukulan dari ayahnya sendiri. Semenjak kedua manusia bermuka dua itu masuk dalam kehidupan nya dia tidak pernah mendapatkan perhatian dan kasih sayang lagi dari sang ayah. Yang lebih menyakitkan lagi ayahnya lebih percaya omongan ibu tiri dan anak tirinya dibandingkan dia sebagai anak kandungnya.
Tapi jangan pikir Azka itu akan menangis, dia tidak akan pernah menangis bahkan saat dipukuli sang ayah. Ya Azka anak kuat. Bahkan tidak ada rasa kebencian sedikitpun terhadap sang ayah, karena dia ayahnya pahlawannya sejahat apapun sang ayah Azka tidak pernah membenci nya. Dia hanya merasa kecewa. Itu saja.
...
Di sebuah arena balapan liar terdengar beberapa sorakan dari para penonton. Mereka menunggu siapa yang akan menjadi pemenang pertama.
Brumm...Brummm...
Brumm...
Terlihat sebuah motor sport hitam sampai pertama digaris finish membuat para penonton bersorak.
“Apa gue bilang? sudah pasti si bos yang bakal menang!” Sorak seorang remaja biasa dipanggil Nano, panjangnya Nano Wiliam, sahabat Azka paling Playboy cap kakap.
“iya dong gue gitu loh!” Azka sebagai pembalap meraih kemenangan mengangkat wajah songong setelah membuka helm full face nya.
“Gini nih kalo dipuji songong nya minta ampun!” cibir Raditya Reynand, biasa dipanggil Radit, sahabat Azka paling barbar dan petekilan.
“Bukan bos gue” Adelio, panjangnya Adelio Caesar Fernandez menggelengkan kepala sok jijik. Kelakuannya hampir sama dengan Radit tapi masih parah Radit.
Azka malah memandang mereka jengah suka sekali menistakan bos sendiri.
“Nih bayaran nya pas 15 juta, gue akui Lo hebat salut gue!” seorang remaja memberikan sebuah amplop berisi uang yang langsung diambil oleh Azka.
“Makasih, Lo juga hebat kok” balas Azka sedikit tersenyum.
“Kenalin gue Alister, kalo lo siapa?’ ternyata lawan nya itu tidak seburuk ia pikirkan tidak seperti lawannya sebelumnya.
“panggil Azka” setelah membalas jabatan tangan remaja bernama Alister itu.
“Ok, Azka senang kenalan sama Lo, kalo gitu gue cabut” remaja bernama Alister itu pergi membawa motor kearah lain. Azka hanya membalas dengan anggukan, sedetik kemudian amplop ditangannya malah direbut seseorang.
“Widiih...banyak bener nih bos, bisa traktir kita keknya bos” siapa lagi kalo bukan Radit tersenyum tengil.
Plak
“kayak orang miskin aja Lo minta gratisan mulu, heran gue!” Nano menggeplak bahu Radit dengan cibiran nya.
“mendingan contoh noh si kulkas diam aja dari tadi kagak bacot kek Lo pada!” Mereka melirik kearah tatapan Azka. Sedangkan orang yang disebut diam saja tidak merasa sama sekali.
Dia Bagas Faresta, sahabat Azka paling datar, dingin dan irit bicara tapi kalo soal pengertian dia lah yang paling utama apalagi terhadap Azka. Biasa dipanggil Bagas. Jangan heran karena sudah dari lahir kek gitu.
“Ini mah enggak usah di jelasin, lama-lama bosan gue liat wajah datar begituan” mereka tertawa mendengar ucapan Radit yang mana tetap dapat tatapan datar dari Bagas.
“Dah cabut kuy” kata Azka yang sudah menstater motor kesayangan nya.
“Markas bos”
“Iye, sekalian gue traktir anak-anak” mereka menjadi bersemangat apalagi Nano kecuali Bagas. Masing-masing motor mereka melesat mengikuti Azka yang sudah duluan.
☀️
☀️
☀️
Sekarang Azka sudah sampai didepan rumah setelah menghabiskan waktu kurang lebih dua jam di markas. Azka menarik napas dalam-dalam sebelum membuka pintu utama rumah besar tersebut. Ia berharap si tuan rumah sudah memasuki alam mimpi.
Cklek
Tapi sepertinya sang semesta tidak berpihak padanya, karena disana telah berdiri si tuan rumah menatap tajam kearah nya seperti ingin memakan hidup-hidup.
“Masih ingat pulang!” Abraham Aldebaran itu nama sang ayah.
“Mau jadi apa kau pulang selarut ini, mau jadi berandalan Hah! Dasar anak tak tau diri! Kau contoh seperti saudara mu Dava dia tidak pernah berkeluyuran malam seperti mu dan selalu membuat ku bangga, sedangkan kamu tidak pernah membuat ku bangga, malah keluyuran. Mau jadi apa kau nanti Hah!”
Azka memejamkan mata kuat mendengar suara dingin dan bentakan ayahnya. Selalu saja begitu, apa ayahnya tidak bisa berbicara baik-baik saja.
“bukan urusan ayah, dan satu lagi JANGAN PERNAH BANDINGKAN AKU SAMA ANAK KESAYANGAN AYAH ITU...”
Plak
Terlihat sebelah pipi Azka memerah dengan kepala ikut menoleh ke samping kiri. Sedangkan Abraham pelaku nya tidak merasa bersalah sedikitpun. “Dasar anak kurang ajar, saya tidak pernah mengajarkan mu berbicara tinggi di depan yang lebih tua!” Abraham terlihat sangat marah sekali.
“Cih...apa peduliku” Azka tersenyum sinis tidak peduli dengan pipinya yang terasa memanas karena sudah terbiasa bahkan saat tawuran saja lebih parah dari ini jadi biasa saja baginya.
Tanpa mempedulikan kemarahan sang ayah Azka memilih melewati ayahnya dan menaiki tangga menuju kamarnya.
Kebetulan disana ia berpapasan dengan Dava yang akan turun. Dava tersenyum kecil penuh kemenangan. “Gimana sakit gak di tampar ayah sendiri!” bisik Dava sangat pelan namun masih terdengar di gendang telinga Azka. Dan Azka hanya membalas dengan senyuman sinis dan acuh tak acuh.
Melihat itu tentu saja membuat Dava kesal, “sialan! Dia betah sekali dengan tampang nya. Ck...lihat aja nanti gue bakalan buat Lo terusir dari rumah ini, hanya gue yang boleh menjadi putra Abraham dan kasih sayang seorang Abraham! lagian gue udah muak liat wajah songong lo” batin Dava. Gak sadar apa? Jelas dia sendiri hama disana.
...
Sesampai dikamar Azka menutup pintu kamar nya dengan kasar tidak peduli roboh sekalipun.
“Davanjiing sialan! Awas aja lo”
“Cih...dasar manusia licik kurang belaian, mungkin dari kecil kagak pernah dapat kasih sayang dari ayahnya sampe cari perhatian ayah orang lain bahkan udah buat ayah gue kecentol, anjiing emang!” Cerocos Azka tanpa henti sambil memukul-mukul tempat tidur nya karena saking kesalnya.
“Ini gara-gara si davanjiing bangsat tempat tidur gue jadi korban. Awas aja Lo! Nanti bakal gue balas sampe masuk liang lahat biar kagak jadi hama lagi, heran gue!” Dengan mulut terus komat-kamit Azka membawa langkah kaki memasuki kamar mandi mungkin dengan mandi otak nya jadi segar dan melupakan human buluk untuk sejenak. Bodoamat dengan kesehatan cukup kali ini saja ia mandi malam.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Choky Ritonga
thor kalau ibu tiri dan anak nya betingkah " buat sdkit keras Azka " prrcuma berandalan ngabisin orang spserti itu ga bisa " ok saya mulai baca nih " jika ternyata cerita tempe saya Anjingin kamu thor 👐
2024-09-16
0
Honeybee🐝🥀
namanya aldebaran. sekolah di galaksi sungguh cocok
2024-02-28
0
Nur'Ani
hadir kak
sepertinya seru..
2022-12-10
0