Episode 06

Balik dari markas Lion, Azka langsung melajukan motornya pulang ke rumah karena ketika di jalan ia mendapatkan telepon dari ayahnya untuk segera pulang. Azka tentu saja merasa sangat senang karena tidak biasa ayah menelponnya, biasanya juga enggan tapi di satu sisi ia merasa ada hal buruk yang akan terjadi, tapi abaikan saja.

Tak lupa sebelumnya itu pamitan pada sahabatnya dan anak-anak lain.

“Kok gue ngerasa ada yang salah ya” seru Radit yang sekarang telah berada di markas bersama yang lain.

“Iya lo bener, nggak biasa nya tuh anak semangat banget” saut Lio yang sudah balik dari rumah Nano. Sedangkan Bagas hanya diam dengan tatapan datarnya tapi jika dilihat dengan jelas ada rasa khawatir disana.

...

Sedangkan di kediaman Aldebaran, Azka memasuki rumah dengan wajah sumringah nya, dia tidak sabaran ingin bertemu ayahnya dan hal apa yang ingin disampaikan sang ayah.

Namun, bukan ayahnya yang ditemukan tapi malah ibu tiri nya yang sedang menatap nya dengan tajam.

“Mana ayah saya!” tanya Azka dengan datar. Males banget liat nih muka orang.

“Cih...enggak usah sok datar bocah. Kamu itu seharusnya sadar posisimu disini, hanya anak tak diinginkan!” Azka menggenggam erat tinju nya mendengar perkataan wanita sialan itu. mau ia tonjok.

“Oh iya...apa kamu tidak lelah diperlukan kasar oleh orang yang kamu anggap ayah selama ini! Kalau aku sih pasti udah minggat dari sini dari pada dapat siksaan terus ya nggak” Alena tersenyum miring saat mendapatkan wajah anak tirinya memerah seperti menahan amarahnya.

“Jadi menurutku lebih baik kamu pergi saja dari rumah ini, dan hidup lebih baik. Yah...biarkan putraku menjadi putra Abraham satu-satunya!”

Gak waras, ya sangat cocok untuk orang modelan mak lampir yang sayang nya ibu tirinya sendiri.

“Dasar gila, orang kek Lo cocoknya cuman rumah sakit jiwa bukan di rumah bokap gue! Lo nggak sadar omongan lo barusan, sadar nggak! Yang harus pergi tuh elo ama anak bangsat Lo tuh bukan gue, stres!” dan memilih melewati si mak lampir dan sengaja sedikit menyenggol bahunya tapi yang terjadi selanjutnya membuat Azka menggeram.

“Aduh...a-azka kok kamu dorong bunda sih? Salah bunda apa? Hikss...” nah kan mulai lagi dah dan kebetulan Abraham baru keluar dari ruangan kerjanya bersama Dava dalam gendongan nya melihat dan mendengar suara tangisan istrinya tentu dia marah.

"njiir...kek monyet nih anak pakai digendong segala!"

Abraham menatap Azka marah dengan suara dinginnya, “apa yang kau lakukan pada istri ku bajingan!” Dava yang dalam gendongan ayahnya dengan cepat memeluk bundanya.

“Cih, paan sih gue senggol dikit doang juga, kagak usah drama lagi Lo lampir!” Hilang sudah rasa senang Azka, lihat lah dia di marahin ayahnya lagi dan semua itu ulah mak lampir, babi.

Plak

Satu tamparan melayang ke wajah tampan Azka, selalu saja wajah tampan bin imut ia yang kena yang lain aja kan bisa, “Muak saya memiliki anak seperti mu, kau sudah membuat putra ku menangis bahkan hampir membuat asmanya kambuh dan sekarang kau melukai istriku lagi, DASAR ANAK KURANG AJAR!”

Bugh...bugh...

Tanpa perasaan Abraham memukul dan menendang Azka, benar-benar biadab. Lalu dengan kasar menyeret Azka ketempat biasa apalagi bukan gudang.

“A-yah Azka mohon jangan lagi!” sungguh ia tidak ingin mendapatkan siksa dari benda panjang itu apalagi bukan ikat pinggang, sialan nih bapak satu. Baru saja luka dipunggung mengering sekarang akan tambah lagi.

“A-yah!” Azka terus memohon namun tetap tidak dipedulikan Abraham.

Sedangkan kedua ibu dan anak itu tertawa girang dalam hati, sungguh ini lah selalu mereka inginkan.

“akting bunda selalu ngetop dah, liat deh si tua bangka itu marah banget” Dava berbisik girang.

“Iya dong, siapa dulu dong, Bunda dilawan” Alena mengangkat dagunya sombong.

“Jadi gimana bun, apa bunda yakin si tau bangka bakal buang Azka”

“Enggak tau juga tapi bunda berpikir begitu lagian kamu enggak liat Abraham benci banget sama Azka” mereka tertawa jahat tanpa mereka ketahui ada seseorang yang mendengar semua percakapan mereka.

“Ya Allah, tega sekali mereka. ternyata apa yang saya pikirkan selama ini memang benar, mereka bukan orang baik. Kasihan sekali den Azka” gumamnya pelan dengan menggelengkan kepala, lalu bergegas menjauh dan melanjutkan pekerjaan nya sebelum ketahuan menguping bisa habis dia.

...

“Arggh...u-udah yah, Azka u-udah gak tahan lagi!” teriak Azka dengan pilu, sungguh apa ayahnya tidak merasa rasa iba sedikit pun. Azka sudah terkulai lemah di lantai kumuh itu dengan tatapan sayunya. Hampir sekarat.

“A-yah kenapa? K-kenapa ayah menjadi seperti ini! A-apa ayah melupakan ku, apa ayah melupakan bunda Renata!” Azka sudah tidak tahan lagi, air mata yang selama ini selalu ia tahan tidak sanggup lagi menampung semua luka-luka yang telah ditorehkan ayahnya sendiri.

Azka itu tidak kuat kok, dia hanya pura-pura kuat hanya untuk menutupi rasa kecewa nya.

“K-kemana ayah Azka yang dulu? A-yah...”

“DIAM KAU SIALAN!” Abraham memotong ocehan Azka karena hanya membuat dia semakin marah.

“Jangan harap saya akan kasihan dan jangan pernah sebut nama mendiang istri saya lagi!” setelah mengucapkan itu Abraham keluar dengan wajah dinginnya tak lupa mengunci pintu nya.

Tiba-tiba dia merasa bersalah atas semua yang telah dilakukan nya terhadap putra nya. Namun sedetik kemudian memilih abaikan karena memang sudah sepatutnya anak itu mendapatkan ganjaran.

“B-bunda, a-yah jahat!” lirih Azka sebelum tak sadarkan diri.

☀️

☀️

☀️

Pukul 20.10 malam.

Bagas, Lio dan Radit tampak sudah bersantai ria di pinggir jalan dekat balapan liar disana juga ada anak-anak Cobra lain nya termasuk Fano. Hari ini mereka hanya ingin menonton acara balapan karena katanya ada anak baru, mungkin jika Azka ada pasti anak itu juga ikutan karena dia maniak balap.

“Hehh...lo udah hubungi si bos!” Radit menyenggol lengan Lio yang berada di sebelahnya.

“ck, aktif aja kagak, gue yakin nih anak lupa cas hp nya!” degus Lio dengan kesal.

“Sok tau Lo, bisa aja terjadi apa-apa sama si bos!” cetuk Fano nada ngegas nya.

“Ye...santai aja kali, ngegas amat Lo zainudin!”

“Njiir...itu nama bokap gue goblok” Fano paling tidak suka nama ayahnya di sebut-sebut apalagi orang modelan Lio, nggak like dia.

“Bodo lah” membuat Fano mendegus.

“Eh...mau kemana Lo gas, itu udah mau dimulai noh, Lo nggak kepo heh siapa yang bakal menang” seru Lio saat melihat Bagas memakai helmnya akan pergi.

“rumah Azka” Mendengar jawaban singkat Bagas mereka mengerti.

“Kalo terjadi apa-apa hubungi kita ye gas!” kata Radit disetujui anak-anak lain.

Bagas hanya membalas dengan deheman nya dan berlalu pergi.

“Moga aje bos kagak napa-napa!”

“He’em...si bos kan kuat” semua anak-anak cobra tau kisah hidup Azka seperti apa, semua itu Nano dan Radit pelaku nya menceritakan semuanya, emang tuh kagak bisa jaga rahasia mulut ember. Dan sejak mendengar hal itu tentu saja mereka sangat kesal dan marah, namun mereka hanya bisa memendam perasaan itu karena Azka itu paling tidak suka dikasihani orang lain.

...

“Sshht...” Azka terbangun dari pingsan nya  dengan meringis menahan rasa sakit dan ngilu pada perut, pipi apalagi punggungnya. badan terasa remuk semua.

“S-sial ini sakit banget ******!” masih saja sempat mengumpat tapi apa pedulinya toh juga kagak akan mengubah keadaan.

Cklek

Tiba-tiba saja pintu nya dibuka seseorang, Azka pikir ayahnya tapi ternyata bukan malah si Davanjing nongol.

“Mau ngapain Lo burik, lo kangen ama gue!” sentak Azka dengan nada sinisnya tapi malah kedengaran menyedihkan bagi Dava.

“Ututu...kacian banget udah kaya gembel” ejek Dava dengan wajah anjingnya.

“Diam Lo babi, mending Lo buat lagi deh drama anjiing lo biar makin meriah dah!”

Dan Dava tersenyum mengejek seraya menaik-turunkan alisnya, emang dajjal nih anak kagak ada akhlak sama sekali.

“Napa udah enggak tahan lagi”

"Lo pikir mau buat anak pakai enggak tahan segala!" otak Azka tiba-tiba aja jadi ngeblenk. lagian pertanyaan apaan dah, kagak jelas.

“Lo tenang aja gue pasti bakal buat Lo makin menderita biar gue ama emak gue bisa hidup bahagia ama bapak Lo tanpa pengganggu kaya Lo!” dengan kurang ajarnya mencengkram kuat bahu Azka yang ternyata juga sudah memar. Ya Azka tidak memakai pakaian sekolah nya karena sengaja di buka paksa oleh ayahnya. biar lebih leluasa nyiksa tubuh putih bin mulusnya.

“Bangsat!” Azka menepis dengan kasar tangan Laknat si Davanjing.

“Oh...ini jangan lupa di makan biar Lo makin kuat” Dava tertawa gila setelah meletakkan sepiring nasi putih tanpa ada lauknya.

“Dasar setan titisan iblis, kalo mau kasih gue makan yang benar dong, masa cuman nasi putih aje, ******! Ini juga air nya mana!” cerocos nya dengan segala umpatan tanpa ada niat menyentuh nasi itu karena sudah yakin itu nasi basi, bukan nya kuat ia malah makin sekarat makan nya.

Sialan! Dasar human kagak punya otak, titisan iblis.

AAAAKKH...kenapa nasibnya harus seperti ini, sungguh menyesakkan.

 

BERSAMBUNG...

Episodes
1 Episode 01
2 Episode 02
3 Episode 03
4 Episode 04
5 Episode 05
6 Episode 06
7 Episode 07
8 Episode 08
9 Episode 09
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Visual 1
37 Episode 36
38 Episode 37
39 Episode 38
40 Episode 39
41 Episode 40
42 Episode 41
43 Episode 42
44 Episode 43
45 Episode 44
46 Episode 45
47 Episode 46
48 Episode 47
49 Episode 48
50 Episode 49
51 Episode 50
52 Episode 51
53 Episode 52
54 Episode 53
55 Episode 54
56 Episode 55
57 Episode 56
58 Episode 57
59 Episode 58
60 Episode 59
61 Episode 60
62 Episode 61
63 Episode 62
64 Episode 63
65 Episode 64
66 Episode 65
67 Episode 66
68 Episode 67
69 Episode 68
70 Episode 69
71 Episode 70
72 Episode 71
73 Episode 72
74 Episode 73
75 Episode 74
76 Episode 75
77 Episode 76
78 Episode 77
79 Episode 78
80 Episode 79
81 Episode 80
82 Episode 81
83 Episode 82
84 Episode 83
85 Episode 84
86 Episode 85
87 Episode 86
88 Episode 87
89 Episode 88
90 Episode 89
91 Episode 90
92 Episode 91. Fakta yang mengejutkan
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Episode 01
2
Episode 02
3
Episode 03
4
Episode 04
5
Episode 05
6
Episode 06
7
Episode 07
8
Episode 08
9
Episode 09
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Visual 1
37
Episode 36
38
Episode 37
39
Episode 38
40
Episode 39
41
Episode 40
42
Episode 41
43
Episode 42
44
Episode 43
45
Episode 44
46
Episode 45
47
Episode 46
48
Episode 47
49
Episode 48
50
Episode 49
51
Episode 50
52
Episode 51
53
Episode 52
54
Episode 53
55
Episode 54
56
Episode 55
57
Episode 56
58
Episode 57
59
Episode 58
60
Episode 59
61
Episode 60
62
Episode 61
63
Episode 62
64
Episode 63
65
Episode 64
66
Episode 65
67
Episode 66
68
Episode 67
69
Episode 68
70
Episode 69
71
Episode 70
72
Episode 71
73
Episode 72
74
Episode 73
75
Episode 74
76
Episode 75
77
Episode 76
78
Episode 77
79
Episode 78
80
Episode 79
81
Episode 80
82
Episode 81
83
Episode 82
84
Episode 83
85
Episode 84
86
Episode 85
87
Episode 86
88
Episode 87
89
Episode 88
90
Episode 89
91
Episode 90
92
Episode 91. Fakta yang mengejutkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!