Jakarta 3 Tahun Lalu.
𝘼𝙉𝙂𝙂𝙐𝙉.
Mobil yang di kendarai Mas Galla melaju meninggalkan gadis itu, wanita itu berjalan masuk kedalam komplek perumahan, aku meminta supir untuk jalan.
Pikiranku kacau memikirkan hubungan apa yang dimiliki Mas Galla dan gadis itu.
Aku cemburu aneh perasaanku tak terima jika Mas Galla dekat dengan wanita itu, gadis itu cantik dan menarik.
Aku tertawa sendiri menertawakan perasaan aneh ini, aku baru lihat Mas Galla mengantar wanita lain saja sudah sesak seperti ini? Bagaimana dengan Mas Galla?.
Wanita itu cantik dan terlihat seperti wanita baik-baik lalu ada hubungan apa dia dengan suamiku? Aku harus mencari tahu sendiri, aku gak mau suamiku tertarik dengan wanita lain selain aku.
Egois aku memang egois karena apa yang sudah aku miliki gak akan aku bagi atau berikan ke orang lain.
Sejak kecil aku tak pernah mau berbagi termasuk berbagi bapak, kala itu anak bapak dari istri mudanya sampai mengalami luka dan dijahit karena aku mengamuk saat melihat bapak menggendong anak itu.
Namun bapak malah menghajar ibu dan meminta ibu untuk mendidik aku, menyalahkan ibu dan meninggalkan kami.
Tiba di rumah mobil Mas Galla sudah terparkir sempurna di dalam garasi, aku menarik nafas menetralkan gemuruh di dada, bersikap biasa saja.
"Loh kamu baru pulang?" tanya Mas Galla keluar dari dapur masih menggunakan baju kerja yang aku siapkan pagi tadi.
"Iya tadi pas mau pulang ada kendala, Aryo sudah di jemput?" putraku kembali di asuh bunda saat kami bekerja, biasa pagi kami antar dan sore kami jemput.
"Aryo?? Aku kira kamu sekalian jemput Aryo," Mas Galla mengambil ponselnya untuk menghubungi bunda.
"Aryo nginap di rumah bunda, anaknya juga udah tidur dari tadi," ujar Mas Galla setelah mengakhiri panggilan.
"Mas, aku boleh nanya?" Aku rasa aku harus tanyakan langsung pada suamiku, dari pada aku memendam sesak di dadaku.
Mas Galla memutar langkahnya dan duduk di sofa ruang tengah.
"Mau nanya apa?" Dengan tenang suamiku menatapku.
"Sepulang dari kantor tadi kamu kemana?" tanyaku menempati sofa di depan Mas Galla.
"Oh tadi aku antara staf kantor pulang," jawabnya jujur tapi kenapa kejujuran Mas Galla membuat perasaanku masih tak karuan.
"Apa kamu ada hubungan dengan staff mu itu?" Mas Galla memicingkan mata.
"Apa kamu sedang mencurigaiku?" ujarnya mencibir.
"Aku bukan kamu,aku masih sadar kalau aku pria beristri," Mas Galla bangkit dari duduknya dan berjalan masuk ke kamar.
Aku terdiam memikirkan kata-kata Mas Galla, suamiku mampu menjaga kesetiaan nya di luar sana sementara aku?.
Aku memang gak tahu diri, mencurigai suamiku saat aku sendiri berlaku curang terhadap suamiku.
Semalaman kami tertidur saling memunggungi, Mas Galla kembali ke mode awal dingin dan acuh.
Sejak kejadian malam di mana aku melihat wanita turun dari mobil Mas Galla hubungan kami semakin merenggang, Mas Galla bersikap seperti dulu dingin dan cuek.
"Minggu depan ulang tahun perusahaan," ujar Mas Galla pagi itu saat kami tengah sarapan, dan ini kali pertama Mas Galla mengajakku berbicara setelah malam itu.
"Aku harap kamu bisa hadir menemaniku," ujarnya sembari memotong roti.
"Tanggal berapa Mas?" Bahkan tanggal ulang tahun perusahaan suamiku saja aku gak tahu karena beberapa kali aku absen dalam acara penting itu.
"Tanggal delapan,aku harap kamu bisa datang," Mas Galla bangkit dari duduknya setelah menyelesaikan sarapan.
Tanpa berpamitan Mas Galla meninggalkanku, dua hari ini kami berangkat sendiri-sendiri.
Aku melingkari tanggal delapan di kalender agar aku tidak melewatkan acara penting Mas Galla.
Menghembuskan nafas pelan aku bersandar pada kursi kerjaku, pikiranku masih sama penasaran dengan perempuan itu.
Aku harus mencari tahu, aku harus tahu siapa perempuan itu sebelum ulang tahun perusahaan.
Siang nanti aku berencana untuk mengunjungi kantor Mas Galla, hal yang tak pernah aku lakukan sejak menikah dulu saat masih bertunangan beberapa kali Mas Galla mengajakku ke kantor.
Kedatanganku di Galla project membuat Mas Galla terkejut, aku baru sadar ternyata suamiku sekaya ini, gedung Galla project terdiri dari 8 lantai terletak di kawasan bisnis di daerah jakarta selatan.
Mas Galla memintaku menunggu di ruangannya karena dia ada meeting sebentar.
Aku duduk di sofa yang terletak di tengah ruang kerja Mas Galla, suamiku ternyata mempunyai selera yang bagus terbukti dari desain ruangan ini furnitur yang Mas Galla pilih.
Pintu ruangan terbuka aku menoleh, Mas Galla masuk bersama tiga orang, Rifat asistennya, Suri sepupunya dan perempuan itu perempuan yang diantar mas Galla.
𝙎𝙀𝙉𝙂𝙂𝘼𝙇𝘼.
Malam itu Anggun, bertanya kemana aku pergi setelah pulang lembur. Apakah dia mencurigaiku?
Lucu rasanya seorang yang pernah berkhianat mencurigai orang lain, dia takut jika aku akan melakukan hal yang pernah dia lakukan.
Aku pria beristri dan aku tahu batasanku terhadap lawan jenis, meski rumah tangga yang kami jalani tak seperti rumah tangga pada umumnya tapi aku selalu ingat pesan ayah untuk menjaga, mata dan hati saat berada di luar rumah.
"Janji yang kamu ucapkan bukan hanya janji mu pada wali dari wanita yang kamu peristri tapi juga pada Sang pemilik kehidupan, " Nasehat Ayah kala itu setelah aku resmi memperistri Anggun.
Dan sampai detik ini aku masih memegang teguh janji itu untuk tidak melakukan hal yang sama dengan Anggun.
Meski tak bisa dihindari dalam setiap kesempatan godaan itu datang apalagi saat aku memenangkan sebuah proyek.
Aku bukan pria alim dan polos, aku pria normal tapi aku masih bisa menahan diri tak akan menyentuh yang bukan halal bagiku.
Ulang tahun perusahaan seminggu lagi aku meminta Anggun untuk datang karena sudah hampir empat kali Anggun selalu absen dengan seribu alasan.
Jika bukan karena bunda yang meminta aku gak akan peduli Anggun datang atau tidak.
"Minta Anggun datang mas jangan sampai ada gosip yang nggak-nggak di luaran ," ujar bunda malam itu saat aku ke rumah bunda untuk menjemput Aryo.
"Biar orang tahu kamu sudah punya istri,"
Menjelang makan siang aku dikejutkan oleh kedatangan Anggun, tak seperti biasanya dia datang ke kantor.
Aku memintanya untuk menunggu di ruangan karena aku ada meeting penting.
Setengah jam berlalu aku bersama Suri akan melanjutkan diskusi kami di ruangan ku, karena ada beberapa hal yang harus kami selesaikan aku lupa jika ada Anggun di ruanganku.
Aku masuk bersama Suri, Rifat dan Hanin staf operasional yang gak tahun sejak kapan menjadi asisten Suri, anak itu suka seenaknya tapi dedikasi Suri terhadap pekerjaan patut diacungi jempol.
Anggun berdiri menatap kami semua dan berjalan mendekat bukan ke arah ku tapi ke arah Hanin.
"Ada hubungan apa kamu sama suami saya?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Hayase °£
Posesif, lgsg to the point' ada hubungan apa dgn suamiku?? apa kabar kamu Gun, hello...
2022-07-03
0
❤winnygemoy💕
hubungan bilateral simbiosis mutualisme friend with benefit.....😆😆😆😆
2022-07-02
1
❤winnygemoy💕
aduh ibu anggun terhormat....kemana saja sampai kantor suami aja baru menyadari???
sungguh terlalu.....😆😆😆😆
2022-07-02
1