Lombok 2 Tahun Lalu
𝙃𝘼𝙉𝙄𝙉𝘿𝙔𝘼.
Menjadi seorang manajer proyek menjadikan beban kerja dan tanggung jawabku semakin besar dan semakin bertambah banyak.
Sudah hampir satu bulan ini aku bolak-balik Jakarta lombok karena tanggung jawabku sebagai manajer proyek yang tengah menangani proyek besar pembangunan tower provider di daerah di lombok dan sekitarnya.
Aku mulai terbiasa berada di pulau ini pulau dengan pemandangan dan alam yang sangat indah.
Bekerja tapi berasa liburan begitu kata Suri yang beberapa kali datang ke Lombok untuk menggantikan pak Galla.
Dari kabar yang aku dengar Ayah pak Galla dirawat di Singapura jadi mau tak mau pak Galla harus mengurus perusahaan ayahnya juga sehingga proyek ini pak Galla mempercayakan padaku.
Keberhasilan proyek yang aku tangani adalah pembuktian pada semua orang, bahwa aku mampu bekerja dan bertanggung jawab menyelesaikan amanah yang diberikan padaku.
Di Lombok sebenarnya aku gak sendiri karena ada beberapa staff ku yang ikut serta dan beberapa teknisi.
Suri juga beberapa kali ke sini katanya mastiin aku baik-baik saja karena ada buaya darat, yang Suri maksud buaya darat adalah Mas Dion sahabat Pak Galla.
Mas Dion adalah teman pak Galla, kami berkenalan saat acara ulang tahun perusahaan dan berlanjut bertemu dia luar hingga saat ini kami berhubungan baik.
Mas Dion sopan dan baik, dia juga beberapa kali kerumah bertemu dan berbincang dengan om Hardi.
Bahkan om Hardi menitipkan aku pada Mas Dion saat Mas Dion mengatakan sedang ada proyek di Lombok juga.
Kedekatan kami berlanjut hingga saat ini mas Dion beberapa kali mengunjungiku dan mengajakku keluar untuk menikmati pemandangan di Lombok.
Seperti saat ini Mas Dion mengajakku menikmati Sunset di pantai.
"Balik ke Jakarta kapan Nin," kami tengah duduk di tepi pantai di temani semilir angin dan suara debur ombak.
"Minggu depan mungkin mas, tunggu pak Galla datang," jawabku.
"Proyeknya sudah selesai kan?" tanya Mas Dion.
"Sudah Mas, Mas Dion sendiri kapan balik ke Jakarta?" Aku menoleh, tatapan kami bertemu aku memilih menunduk.
"Mungkin minggu depan," jawabnya terkekeh pelan.
"Nunggu kamu," mengulum senyum, aku terdiam menunduk dalam karena Mas Dion terus menatapku.
"Sesuai janji ku sama om Hardi," Mas Dion menegakkan tubuhnya.
Perasaanku terhadap Mas Dion biasa aja layaknya seorang teman, aku tak merasakan perasaan berdebar atau gugup jika bersama Mas Dion lain halnya saat aku bersama pak Galla.
Aku bukan gadis polos yang belum pernah jatuh cinta, aku pernah merasakan rasa yang sama saat duduk di bangku SMA perasaan gugup salah tingkah dan deg-degan saat aku bersama kakak kelasku aku jatuh cinta pada kakak kelasku, dan perasaan itu aku rasakan saat aku bersama pak Galla apa artinya aku juga jatuh cinta sama pak Galla?.
Berulang kali aku menepis rasa itu Pak Galla adalah suami orang dan aku meyakinkan diriku bahwa aku tidak akan pernah terjebak dalam pesona Pak Galla.
"Janji apa,,?" Aku menoleh kearah Mas Dion.
"Janji buat jagain kamu,janji waktu om Hardi nitip kamu,"
"Om Hardi pake nitipin aku segala emangnya aku barang ," ujarku membuang muka karena Mas Dion masih menatap ku.
"Gak juga sih Nin, kebetulan proyek ku juga masih berjalan jadi sekalian aja pulang minggu depan," ujarnya
"Galla minggu depan katanya mau kesini?" Mas Dion mengalihkan perdebatan kami karena melihat ku yang sudah mulai tak nyaman.
"Iya kemarin sih infonya gitu." jawabku menegakan posisi duduk.
"Jadi bisa dong kita party kecil-kecilan untuk merayakan kerja keras kita," aku menoleh pada Mas Dion.
"Party?? Aku gak ikutan deh mas mungkin Mas Dion dan pak Galla aja," ujarku menggeleng.
"Sekali-kali gapapa Nin, ntar aku izin sama om Hardi," Lagi-lagi mas Dion menggodaku.
"Mentang-mentang deket sama om Hardi," ledekku pada Mas Dion, kami menoleh dan tertawa bersama.
Kami menghabiskan sore kami di tepi pantai sampai menjelang maghrib dan matahari benar-benar tenggelam.
Mas Dion mengantarkanku ke rumah yang kami tempati selama di Lombok.
Tiba di rumah aku di kejutkan oleh kehadiran Suri di ruang tengah.
"Dari mana lo sama buaya itu?" Tanya Suri, melongok kearah pintu memastikan mobil Mas Dion telah berlalu.
Aku tahu Suri dan Mas Dion tak pernah akur bahkan Suri berulang kali memperingatkan ku untuk menjauh dari Mas Dion.
Selama ini Mas Dion baik padaku dan gak pernah macem-macem seperti yang Suri katakan.
"Lo kapan sampai? Gak ngabarin," aku memilih bertanya daripada menjawab pertanyaannya.
"Udah dari sore tadi, lo dari mana sama Dion?" Suri masih mencerca ku.
"Gue dari pantai, lo kesini sendiri?" aku mengambil air mineral dan memberikan pada Suri.
"Gak sama Mas Galla," Membuka tutup botol air mineral dan meneguknya hingga tandas.
"Oh jadi gue bisa pulang dong," sesuai kesepakatan aku akan pulang jika pak Galla sudah tiba di Lombok.
"Belum enak aja lo, ninggalin gue," Suri mencampakan botol minum begitu saja, anak itu memang semena-mena dan sesuka hati.
"Gue ingetin lo jangan deket-deket sama Dion itu," lagi-lagi Suri memperingatkanku.
"Kenapa lo cemburu ya," aku menggoda Suri, mukanya terlihat kesal, dan aku suka melihat Suri marah.
"Dihh najis gue,," aku tergelak tertawa puas menertawakan Suri, aku paling suka menggoda Suri menjodohkannya dengan Mas Dion.
Meski dekat dengan Mas Dion tapi hubungan kami hanya sebatas teman gak akan pernah lebih karena aku telah jatuh cinta pada orang lain.
𝘿𝙄𝙊𝙉.
Hanindya aku berkenalan dengan gadis itu di acara ulang tahun perusahaan Senggala sahabatku, gadis itu menarik perhatian ku saat tak sengaja aku melihat Anggun menyeret gadis itu menjauh dari tempat acara.
Aku mendekati gadis itu, gadis manis yang ramah dengan sejuta pesonanya, aku tak memperdulikan peringatan Galla dan Suri.
Aku mendekati Hanin bukan untuk hubungan sesaat,bersama Hanin aku berharap aku bisa menjalin komitmen dan melangkah bersama menuju pernikahan.
Kali ini aku serius aku ingin berhenti dari sikap bejat ku aku ingin memiliki keluarga seperti Senggala dan aku hanya ingin Hanin yang menjadi pendampingku kelak.
Aku mulai sering mengajak Hanin bertemu bahkan aku beberapa kali ke rumahnya menemui om nya, ya Hanin tinggal bersama om nya kedua orang tuanya berada di bandung.
Aku bertekad akan melamar Hanin sepulang dari Lombok.
Saat aku mengatakan rencana ku pada Senggala, sahabatku itu menentang rencana ku.
"Kenapa harus Hanin?" tanya nya saat ini kami tengah duduk di club.
"Ya karena gue jatuh cinta sama Hanin," jawabku.
"Kenapa lo harus jatuh cinta sama Hanin," ujarnya menatapku tajam.
"Gue gak paham bro," aku mengedikan bahu.
"Gue udah pernah bilang kan jauhi Hanin," ujar Galla.
"Kenapa gue harus jauhin dia, gue nyaman sama dia, dia juga nyaman sama gue, gue mau nikahin dia," ujarku sambil menyesap minuman yang ku pesan.
"Berhenti dulu dari sikap bejat lo, baru lo boleh nikahin Hanin," aku tertawa sumbang, siapa Galla dia hanya atasan Hanin.
"Sebenarnya gue gak perlu minta ijin sama lo,karena lo cuman atasanya,"
"Karena gue atasnya gue gak mau lo main-main sama bawahan gue," Aku kembali tertawa.
"Baru tahu gue atasan Galla project ikut andil juga dalam masalah cinta bawahan," aku menatap tajam kearah Senggala.
"Apa lo jatuh cinta juga sama Hanin?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
🎯aufaN⃟ʲᵃᵃ࿐
pengen tak bejek² c anggun
2022-07-04
0
Hayase °£
ciee Mas Gala alibinya atasan, hatinya udh terpaut k Hanin tapi kehalang status aja masih suami orang 🤭
2022-07-03
0
aniek mardiana
haniin dah di keep sama pak galla🤣
2022-06-27
1