Kisah Masa Lalu.

Jakarta 7 tahun lalu

𝙎𝙀𝙉𝙂𝙂𝘼𝙇𝘼.

Aku mengepalkan tangan saat melihat Anggun dan Riko berpelukan mesra memasuki lobby Hotel.

Aku tak mungkin pergi meninggalkan klien jadi aku putuskan untuk tetap melanjutkan meeting meski hatiku berontak berkobar karena rasa cemburu dan marah.

Aku mengirim pesan pada Anggun, bertanya sedang dimana dia, namun jawaban dari Anggun membuat hatiku remuk redam tak tersisa, aku di khianati, Anggun berkhianat.

Selesai meeting aku memilih langsung pergi ke hotel dimana acara putra kami akan digelar, sekarang bukan waktu yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini.

Marah aku sangat marah tapi aku gak mau kebahagian putra kami rusak karena kejadian ini.

Sesuai yang dikatakan pagi tadi Anggun datang menjelang makan siang, aku tak tahu dia datang diantar Riko atau sendiri yang jelas aku sudah muak melihatnya.

"Mas Galla," dia tampak terkejut mendapati diriku yang berdiri di lobby hotel.

"Mas Galla dari tadi kok gak jemput aku, katanya ada meeting," dia mendekat dan merangkul lenganku.

"Meeting sudah selesai kebetulan tadi meeting dekat sini, kamu sama siapa?" Anggun terlihat gugup terlihat dari gestur tubuhnya.

"Diantar pak Riko tadi sekalian dia mau jemput anaknya," ujarnya jujur.

"Oh,,," aku hanya diam, walau sebenarnya aku merasa muak dan jijik tak kusangka wanita yang lemah lembut seperti Anggun berani bermain api di belakangku.

Kami berjalan beriringan menuju lobby tadi saat di lift aku melepas rangkulan dia, Anggun terhenyak saat tangannya aku hempaskan tapi memilih diam.

Di dalam Ballroom semua sudah berkumpul acara untuk Aryo hanya dihadiri para keluarga dan teman dekat ku dan Anggun.

Kami berdua berdiri dengan aku yang menggendong Aryo untuk meniup lilin, semua terlihat bahagia dan sempurna.

Tawa bahagia Aryo membuatku sementara menyimpan bara amarah pada Anggun, tak mau merusak kebahagiaan ini.

𝘼𝙉𝙂𝙂𝙐𝙉.

Tiba di lobby kantor Pak Riko sudah menyambutku, kami memang ada janji berdalih janji pekerjaan kami pergi berdua hanya berdua.

Tak banyak yang tahu aku memiliki affair dengan manager operasional ini, hubungan yang kami sebut friends with benefit.

Aku tahu ini salah kami sama-sama sudah berumah tangga dan dengan sadar kami mengkhianati pasangan kami.

Aku tahu aku salah dan aku tahu akulah penghancur kebahagian ini,tiga tahun lalu saat aku hamil Aryo adalah awal mula hubunganku dengan pak Riko.

Hari ini adalah hari ulangtahun putraku padahal aku sudah mengambil izin untuk tidak masuk kantor, tapi pak Riko mendesak untuk bertemu dan aku mau tak mau harus menemui dia.

Setiap aku menolak pak Riko pasti selalu mengancam akan membeberkan hubungan ini pada Mas Gala, pak Riko sengaja menyimpan video di mana aku dan dia tengah berbagi peluh di ranjang yang sama.

Setelah memastikan mobil Mas Gala pergi aku dan pak Riko memasuki mobil pak Riko.

Tak ada yang curiga karena mereka pekerjaanku masih di bawah pimpinan pak Riko.

"Aku gak bisa lama, habis makan siang ada perayaan ulang tahun Aryo," ujarku saat mobil yang dikendarai pak Riko keluar dari halaman kantor.

"Setengah hari cukup nanti aku antar kamu, lagian besok aku harus berangkat ke Bangka," ujar pak Riko mengusap pahaku.

Aku hanya tersenyum kecut, sulit untuk terlepas dari semua ini. Bukan sulit tapi aku yang tak mau mencoba.

Kami tiba di sebuah hotel di kawasan senayan, saat aku bertanya kenapa kesini katanya di sini lebih aman dan privasi akan terjamin.

Memasuki lobby hotel sebenarnya aku risih saat pak Riko memelukku dengan mesra aku takut jika ada orang yang aku kenal atau Mas Gala kenal melihat kami.

Sesuai janjinya Pak Riko mengantarkanku ke hotel dimana acara Aryo akan digelar.

Aku kaget bukan main saat mendapati Mas Gala berdiri di lobby menunggu kedatanganku, seperti seorang pencuri yang ketangkap basah aku terlihat gugup.

Aku berharap Mas Gala tidak mengetahui kegugupan ku, aku terhenyak kaget saat tanganku yang bergelayut manja di hempaskan.

Sepanjang acara Aryo,perasaanku tak tenang karena perubahan sikap Mas Gala padaku.

𝙃𝘼𝙉𝙄𝙉𝘿𝙔𝘼

Usiaku genap 21 tahun di usia ini aku memutuskan untuk merantau mengadu nasib ke ibu kota, setelah lulus SMA aku memutuskan untuk bekerja membantu kedua orang tuaku dan membantu pendidikan adikku.

Tawaran bekerja di ibukota dari om Hardi adik bapak akhirnya aku Terima, om Hardi meminta diriku untuk masuk menjadi akuntan di kantornya katanya aku juga bisa melanjutkan kuliahku.

Bapak dengan senang hati mengantarkanku ke Jakarta kerumah adik kedua bapak dan menitipkan ku pada tante Salma istri om Hardi.

Om Hardi pemilik sebuah percetakan yang berlokasi di daerah Jakarta Barat dan tak jauh dari kantor om Hardi ada kampus swasta yang cukup terkenal.

Dan kini aku telah resmi menjadi mahasiswa sekaligus karyawan di kantor om Hardi.

Meski om Hardi adalah keluarga namun saat di kantor kami bersikap profesional layaknya atasan dan bawahan.

Hari ini aku menemani om Hardi untuk bertemu seseorang teman lama yang kata om Hardi akan memberikan proyek besar karena teman om Hardi tengah mencalonkan diri sebagai anggota legislatif.

Pertemuan siang ini di sebuah hotel mewah di kawasan ancol, aku yang memang tak pernah masuk ke tempat seperti ini terkagum-kagum dengan desain interior hotel dengan label bintang lima.

Selesai berbincang om Hardi mengijinkan aku untuk berjalan-jalan sebentar karena ada pembicaraan privasi antara om Hardi dan temannya.

Melewati sebuah ballroom aku tersenyum saat lagu ulang tahun untuk anak-anak terdengar di telingaku, ternyata ada yang berulang tahun sama denganku.

Aku mendekat hanya untuk melihat dan mendengarkan lagu sampai selesai, rasanya seperti aku yang sedang merayakan ulang tahun.

Aku berdiri di depan pintu menempelkan telinga ke daun pintu dan.

"Aduhhh,,," aku terdorong saat pintu ruangan dibuka dari dalam.

"Eh maaf kamu gak papa?"

𝙎𝙀𝙉𝙂𝙂𝘼𝙇𝘼.

Selesai acara tiup lilin, aku menurunkan Aryo dan meminta izin keluar sebentar rasanya sesak berada satu ruangan dengan Anggun bayangan apa yang sudah Anggun lakukan dengan Riko menari di atas kepalaku.

Aku berjalan bergegas keluar dari ruangan dan saat pintu terbuka..

"Aduhh,,," aku ikut menunduk saat seorang gadis terjatuh di lantai aku gak tahu kenapa bisa sampai dia terjatuh.

"Eh maaf kamu gak papa?" tanyaku

"Gak papa pak," gadis itu langsung berdiri dan menunduk malu sebelum akhirnya dia setengah berlari menjauh.

"Gadis aneh," gumamku dan berjalan keluar menuju taman.

Tak disangka aku kembali melihat gadis itu tengah duduk di ujung bangku taman.

Saat akan mendekati seorang pria paruh baya mendekat dan menggandeng gadis itu pergi.

"Sayang cantik-cantik simpanan om-om," gumamku.

Terpopuler

Comments

🎯aufaN⃟ʲᵃᵃ࿐

🎯aufaN⃟ʲᵃᵃ࿐

knp gal

2022-06-23

1

aniek mardiana

aniek mardiana

mmm terkadang apa yg kita lihat itu tidak.sesuai dengan apa yang terjadi 😪😪😪

2022-06-23

1

Ntah

Ntah

mntang2 istrimu slingkuh jd pandanganmu jd jelek ke cewk ya gala🤣

2022-06-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!