Kejutan Tak Terduga

Lombok 2 Tahun Lalu

𝙎𝙀𝙉𝙂𝙂𝘼𝙇𝘼.

Setelah menghabiskan satu batang rokok aku memutuskan kembali, bukan ke hotel di mana aku menginap tapi aku kembali ke villa di mana Hanin dan beberapa staf Galla project menginap.

Kedatanganku disambut para teknisi dan staf proyek yang tengah menonton pertandingan bola bersama.

"Pak Galla mau minum apa?" tanya pak Ginting kepala teknisi mereka terlihat canggung saat aku ikut bergabung bersama mereka.

"Nanti saja pak, siapa saja yang tinggal di sini?" aku menatap sekeliling mencari sosok Hanin, setahuku dia juga tinggal di sini.

"Kami pak ada bu Hanin dan Lala dan istri pak Ketut pak" jawab pak Ginting.

Aku menghela nafas lega karena Hanin tak sendirian tinggal di sini.

"Bu Suri sore tadi baru pulang pak," ujar pak Ginting.

"Suri sudah pulang?" Anak itu suka seenaknya sendiri datang pergi sesuka hati.

"Saya mau tidur di sini pak," ujarku..

"Sebentar saya minta Pak Ketut menyiapkan kamar bapak," Pak Gintang bergegas ke belakang untuk memanggil pak Ketut penjaga Villa.

Aku memutuskan bermalam di Villa, pikirkan ku sedang kacau, Hanin memenuhi pikiranku saat ini.

Apa aku harus menyatakan perasaanku apakah ini waktunya, lalu apa bedanya aku dengan Anggun sama-sama berkhianat.

Ya hatiku mengkhianati Anggun aku kalah, aku jatuh pada pesona Hanindya Ayu, gadis lugu dan energik si cantik bermata coklat yang ulet dan cekatan.

Aku gak rela jika Hanin jatuh ke pelukan Dion, aku setuju saat Dion mengatakan akan berubah aku dukung perubahan Dion tapi tidak dengan hubungan pria itu dengan Hanin.

Pagi itu kami bertemu di meja makan, aku seperti anak sekolah yang sedang jatuh cinta mencuri-curi pandang ke arah Hanin.

Hanin pun sama karena tanpa sengaja pandangan kami bertemu, semburat merah muncul di pipinya aku semakin terpesona olehnya.

"Pagi ini kita ke lokasi dulu atau mau langsung ke kantor pemerintah pak," pertanyaan pak Ginting membuyarkan perhatianku pada Hanin.

"Kantor pemerintah dulu saja, kita harus selesaikan perizinan," jawabku di balas anggukan oleh pak Ginting.

"Bu Hanin ikut kami dulu,,,?"

"Iya Hanin ikut kita,," aku memotong pembicaraan pak Ginting, rasanya ingin selalu dekat dengan Hanin kemanapun.

Selesai sarapan aku mendapatkan pesan dari Siti pengasuh Aryo yang memang aku pekerjakan untuk mengawasi Aryo dan Anggun.

Karena beberapa bulan lalu aku mendapat laporan dari keamanan di komplek jika Anggun beberapa kali menerima tamu sepasang suami istri bahkan kadang sampai bermalam, dan hingga detik ini Anggun tak pernah bercerita apapun tentang tamunya.

(Bapak tolong Cek CCTV di rumah ) begitu pesan yang dikirim oleh Siti.

Aku hanya membacanya sekilas dan memilih mengabaikan karena sudah ditunggu,nanti saja pikirku.

Kegiatan hari ini sangat menguras tenaga dan waktuku, aku harus menghadapi protes dari pemerintah daerah karena ternyata izin pembebasan lahan belum turun, sementara dari pihak provider menyatakan jika urusan izin pembebasan lahan telah selesai, dan pemerintah daerah meminta kami menghentikan proyek ini.

Aku sempat melayangkan protes pada Hanin karena tak memberikan laporan tentang hal ini,wanita itu seperti biasa menanggapi dengan tenang dan mencoba mengatasi masalah yang ada. Hanin juga sama dengan ku tak mengetahui fakta tentang urusan perizinan yang belum selesai.

"Kalau mau dihentikan sementara sampai ijin lahan turun gak papa juga pak," ujarnya saat kami tengah diskusi.

"Karena dari informasi bagian keuangan seluruh dana telah masuk ke perusahaan artinya kita gak akan rugi dan bukankah kesepakatan di awal tentang pembebasan lahan menjadi tanggung jawab provider pak?"

"Pihak provider tidak bisa menuntut kita pak, coba bapak baca ulang kontrak kerjasamanya," aku menatap kagum pada Hanin, wanita ini selalu tenang dalam menghadapi masalah apapun.

"Artinya kita harus memperpanjang pekerjaan kita di sini buang-buang waktu," ujarku kesal, aku kesal pada pihak provider karena menyepelekan masalah perizinan.

"Gak ada yang terbuang pak,anggap saja ini pengalaman," ujarnya tersenyum amat manis, menenangkan.

Menjelang sore hari aku memutuskan untuk kembali ke hotel, sepertinya aku perlu istirahat setelah semalam aku di buat tak nyenyak tidur karena mengkhawatirkan sesuatu yang belum halal bagiku.

Selesai mandi aku mengecek ponselku, aku teringat akan pesan Siti pagi tadi.

Bergegas aku membuka laptop untuk mengecek CCTV rumah.

Aku menatap terpaku pada layar laptop menyaksikan apa yang terjadi di rumah dan untuk kedua kali aku di khianati.

𝙃𝘼𝙉𝙄𝙉𝘿𝙔𝘼.

Suri sudah kembali sore ini, aku sempat protes karena ternyata pekerjaan ku belum bisa ditinggal pak Galla masih memintaku untuk stay di sini sampai segala macam urusan perijinan selesai.

Aku mengirim pesan pada bapak mengatakan bahwa kepulangan ku diundur, padahal aku sudah merencanakan akan pulang ke Bandung mengambil jatah libur ku.

Pagi ini aku di buat kaget karena kehadiran pak Galla di meja makan kami.

Sepertinya bukan hanya aku saja yang kaget Lala dan beberapa teknisi juga terlihat kaget.

Biasanya saat sarapan kami akan bersenda gurau, tapi kali ini suasana terasa kaku, canggung pastinya berada satu meja dengan pak Galla.

Aku beberapa kali mencuri pandang ke arah atasanku, pria penuh kharisma yang membuatku dan para pekerja wanita terpesona.

Saat pandangan kami bertemu aku memilih menunduk menyembunyikan pipi ku yang sudah bersemu merah.

Malu rasanya karena pak Galla terus menatap ke arahku.

Beruntung pak Ginting mengalihkan kecanggungan ini dengan bertanya pada pak Galla tentang agenda hari ini.

Aku terpaksa mengikuti pak Galla menuju kantor pemerintah daerah,dan fakta baru tentang perizinan pembebasan lahan membuatku lemas, artinya aku akan lama berada di sini.

Izin pembebasan lahan belum turun dan pihak pemerintah daerah meminta penghentian sementara proyek ini.

Aku menghela nafas berat, aku rindu bapak, ibu dan Lima sudah hampir satu bulan lebih aku tidak bertemu.

Biasanya di hari jumat aku akan pulang ke Bandung dan kembali ke Jakarta di hari senin, tapi kali ini rasanya sudah lama aku gak pulang.

Aku kembali ke villa menjelang sore setelah selesai berdiskusi dengan pak Galla. Tubuh dan pikiran ku terasa penat nyatanya kerja sambil liburan gak seindah yang aku bayangkan.

Kali ini aku gak setuju dengan Suri yang mengatakan Everyday is Holiday karena aku gak bisa menikmati indahnya pulau Lombok saat pikiran ku berada di Bandung.

Melangkah gontai turun dari mobil aku terbelalak kaget tak percaya saat aku melihat orang yang aku rindukan berada di teras Villa menyambutku.

"Bapak,, ibu,, lima,," ujarku berlari ke arah mereka.

"Bapak,,, " aku memeluk erat bapak

"Ibu,," ujarku terisak,bergantian memeluk ibu dan Lima.

"Bapak, ibu, Lima kenapa gak bilang?" aku menghapus air mataku yang sudah jatuh membasahi pipi.

"Mau kasih kejutan," ujar ibu mengusap rambutku merapikannya.

"Bapak cuman di ajak,"

"Kita semua diajak,,," sahut Lima tersenyum matanya memberi isyarat untuk ku menoleh.

"Ehemmm,," aku menoleh ke belakang dan..

"Mas,,,," aku menggeleng tak percaya.

Terpopuler

Comments

Norainah Hani

Norainah Hani

bagus..baru ketahuan Anggun main gila lagi

2022-07-06

1

Hayase °£

Hayase °£

Galanya aja yg terlalu bod*h mau mempertahankan istri model Anggun 😠😠

2022-07-03

0

aniek mardiana

aniek mardiana

keluarga hanin dijadikan kejutan ini mah 🤔🤔

2022-07-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!