Jakarta 5 Tahun Lalu.
𝙎𝙀𝙉𝙂𝙂𝘼𝙇𝘼.
Sejak aku tahu aku dikhianati Anggun rasaku pada wanita yang dulu aku kagumi dan cintai lenyap begitu saja bahkan mungkin mati terkubur di dasar hatiku.
Aku tak mungkin berpisah dengan Anggun ada Aryo buah cinta kami dan ada Ibu mertua yang harus aku jaga, aku tak mau mengingkari janjiku untuk menjaga dan melindungi Anggun pada Ibu.
Saat dulu melamar Anggun, Ibu banyak bercerita tentang kisah masa lalu ibu yang begitu pahit dan Anggun adalah korban dari keegoisan Bapak dan ibu.
Bapak mengkhianati dan meninggalkan ibu bahkan Bapak tak pernah mengakui Anggun sebagai putrinya, meski semua kebutuhan Anggun di penuhi,ibu dan anak itu berjuang sendiri untuk tetap bisa bertahan dan melanjutkan hidup.
Saat aku datang melamar ibu sampai menangis dan meminta ku berjanji untuk menjaga Anggun dan jangan sampai meninggalkan Anggun.
Lalu apakah janji itu harus aku tunaikan jika pada kenyataannya Anggun lah yang mengkhianatiku merusak rumah tangga ini.
Aku sempat di olok-olok oleh ketiga sahabatku saat aku menceritakan masalah yang menimpa rumah tanggaku.
Adanya Aryo diantara kita membuatku bertahan, aku gak mau Aryo mengalami apa yang Anggun alami dulu, dan lagi aku gak mau mengecewakan Ibu, Ayah dan Bunda.
Bunda meskipun dulu terlihat paling antusias saat aku mengatakan akan melamar anak gadis orang nyatanya bunda tak begitu menyukai sosok Anggun yang keras kepala.
Genap 5 Tahun pernikahan ku dengan Anggun dan genap 3 Tahun aku di khianati.
Kami masih terlihat mesra di luaran tapi jika hanya berdua dengan Anggun aku memilih menghindarinya.
Gairahku tak sama seperti dulu, aku merasa jijik menyentuh Anggun saat bayangan Anggun mendesah dibawah kungkungan pria lain terlintas.
Aku bodoh memilih bungkam, entah sampai kapan aku akan seperti ini.
Kehidupan rumah tanggaku berjalan begitu saja aku yang sibuk dengan perusahaan dan Anggun yang sibuk dengan selingkuhannya.
Bukan sekali dua kali aku tak sengaja melihatnya keluar masuk hotel bersama pria yang sama, apa aku marah? Ya Aku sangat marah, apa aku cemburu? Ya di awal aku sangat cemburu namun seiring berjalannya waktu bukan lagi rasa cemburu tapi lebih kepada rasa muak dan jijik.
Jangan sampai keluarga tahu apa yang terjadi aku menutup rapat semua borok Anggun bukan karena aku masih mencintai wanita itu tapi demi Aryo dan demi Ibu mertuaku.
Enam bulan lalu ibu terserang stroke ringan kami sempat pulang ke Solo dan mengurus ibu, saat aku tawari untuk ke Jakarta ibu menolak ibu hanya berpesan padaku untuk tetap menjaga Anggun dan menegur putrinya jika Anggun ada salah.
Pagi itu Anggun pamit padaku untuk liputan di Istana negara, padahal setahuku itu bukan jobdesk dia Anggun bagian personalia bukan reporter atau pun operasional atau bagian apapun yang mewajibkan dia ikut pergi liputan.
Aku memilih berangkat terlebih dahulu namun aku menepikan mobilku di sebrang gerbang perumahan, tak lama apa yang aku curigai terjadi Anggun di jemput oleh selingkuhannya.
Aku mengikuti kemana mereka pergi, mereka memasuki sebuah hotel di kawasan bogor.
Aku sudah siap untuk menangkap basah perselingkuhan mereka namun di tengah jalan Bunda menghubungiku mengabarkan jika Ayah masuk rumah sakit.
Kali ini Anggun lolos dan aku sejenak melupakan rencana awalku untuk mengungkap semuanya, fokusku saat ini adalah Ayah.
Dua hari berselang Anggun baru datang menjenguk Ayah.
"Ayah maafin Anggun baru sempat menjenguk ayah," ujarnya menyalami dan mencium punggung tangan Ayah.
"Lagian kamu ngapain sampai segitunya bekerja memang uang Galla kurang?" Sindiran mama membuat Anggun diam.
"Mah, ini impian Anggun," berlaku di depan mama, luar biasa bukan drama yang aku mainkan aku bisa bersikap manis di depan semua orang membela istri ku yang,, sudahlah sulit.
"Impian wanita itu kalo sudah punya anak ya mengantarkan anak-anaknya ke gerbang kesuksesan," cibir mama.
"Sudah,, sudah,," ujar papa menyudahi, Anggun terlihat salah tingkah tak enak hati pada kedua orang tua ku.
Aku semakin menenggelamkan diri pada pekerjaan dan Anggun semakin menggila dengan selingkuhannya.
Minggu ini jadwal ku ke Surabaya, sejak aku mengetahui pengkhianatan Anggun aku tak pernah berbagi cerita apapun dengan Anggun termasuk rencana kerja keluar kota.
Anggun sempat protes karena aku tidak bisa berangkat bersama ke Solo, minggu depan Anggun mengatakan akan pulang ke Solo karena ibu kangen dengan Aryo.
Pagi ini saat perjalan dari Surabaya menuju malang Aku mendapat kabar dari asisten rumah tangga kalau Anggun pergi ke Solo bersama temannya yang sering menjemput Anggun siapa lagi kalau bukan selingkuhannya.
Aku mulai geram dengan Anggun apa maksudnya ke Solo bersama selingkuhannya dan membawa Aryo?
Besoknya selesai dari malang aku memutuskan untuk ke Solo kesabaranku sudah habis, aku tak rela anakku mengenal selingkuhan ibunya.
Ibu sempat terkejut saat aku datang, karena Anggun mengabarkan kalau aku akan datang besok bukan hari ini.
"Anggun bilang kamu lagi banyak kerjaan besok baru ke sini," ujar ibu yang duduk di taman belakang menemani Aryo berenang.
"Iya tapi Galla kangen sama ibu," aku memang manja pada ibu mertuaku.
"Ibu minta sama Galla tegur Anggun kalo dia ada salah, ibu gak begitu suka di masih bekerja," Aku menggenggam tangan ibu.
"Ibu tahu sendiri bagaimana Anggun, oh ya Anggun ada bilang ibu mau kemana?" tanyaku pada ibu karena sejak tiba aku tidak melihat istriku hanya ada ibu, Aryo dan pengasuhnya.
"Katanya mau kantor walikota temennya ada liputan,kemarin dia kesini diantar sama temennya itu tapi ibu gak suka," Jadi Anggun membawa selingkuhannya bertemu dengan ibu mertuaku juga keterlaluan aku sudah tidak bisa lagi diam Anggun sudah kelewatan.
"Kenapa ibu gak suka?" tanyaku
"Ibu gak suka Anggun dekat dengan laki-laki,kamu tegur dia Galla kalo perlu suruh Anggun berhenti kerja ibu gak mau ada fitnah dan apa yang menimpa ibu terjadi pada rumah tangga kalian," aku bisa merasakan kegundahan ibu, apakah ibu mertuaku tahu apa yang terjadi dengan rumah tanggaku dan putrinya.
Aku berpamitan pada ibu untuk menyusul Anggun, ibu mengatakan minta di jemput Kang Diman supir ibu di hotel dekat kantor walikota.
Aku menunggu di lobby hotel berdiri di dekat lift memastikan tak akan terlewat jika Anggun atau selingkuhannya keluar dari dalam lift.
Sudah lebih satu jam aku berdiri menatap lift yang terbuka, sampai petugas hotel menawarkan bantuan padaku namun aku menolak.
Dan yang aku tunggu datang, Anggun terlihat menegang dan gugup saat mendapati aku berdiri menatapnya.
"Mas,, Galla,,,?" ujarnya gugup.
"Mas Galla sejak kapan di sini?"
"Sudah selesai?" tanyaku datar.
"Sudah,,,"
"Anggun,,," kami menoleh ke arah suara yang memanggil Anggun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Hayase °£
jangan pertahankan Anggun, Gala. udh lepas aja istri tukang selingkuh
2022-07-03
0
Lusyana Ardhika
semakin kesini semakin geregetan pingin segera nyantet si anggun 😜
2022-06-27
0
🎯aufaN⃟ʲᵃᵃ࿐
pasti dimengerti lah mas galla kan anggun yg selingkug
2022-06-26
0