"Mau apa kamu?!"teriak Disha saat Alva menerobos masuk dan langsung mengunci pintu kamar itu.
"Aku sangat merindukanmu sayang,"ucap Alva langsung memeluk Disha. Tapi Disha segera mendorong tubuh Alva dengan sekuat tenaga.
"Jangan sentuh aku lagi.!! Aku tidak Sudi disentuh seorang pengkhianat sepertimu,"ucap Disha dengan penuh penekanan.
"Sayang, aku tidak bermaksud mengkhianati kamu,"ucap Alva lembut.
"Jangan panggil aku dengan kata 'sayang'lagi.!!"hardik Disha.
"Tapi aku benar-benar menyayangi kamu sayang, aku mencintaimu,"ucap Alva.
"Kamu berkata mencintai dan menyayangi aku, tapi kamu menikah lagi tanpa sepengetahuan ku,"
"Hatiku ini bukan parkiran yang bisa kamu maju mundurkan. Hatiku juga bukan layangan yang bisa kamu tarik dan kamu ulur sembarangan,"ucap Disha dengan kilat kebencian di matanya.
"Sayang, aku tidak pernah bermaksud mempermainkan mu,"ujar Alva.
"Setelah pulang dari kota ini aku akan menggugat cerai padamu,"ucap Disha dengan nada tegas penuh amarah.
"Aku tidak mau kita bercerai,"ucap Alva yang menjadi marah karena mendengar kata-kata perceraian dari Disha. Alfa bener-bener benci saat Disha mengatakan kata cerai.
"Aku tidak perduli kamu mau atau tidak, yang pasti aku akan mengajukan gugatan cerai ke pengadilan,"ucap Disha menahan amarahnya.
"Aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi,"ucap Alva.
"Alien..!! Apa yang kamu lakukan?! Turunkan aku.!!"pekik Disha memukuli dada bidang Alva, saat tiba-tiba Alva menggendongnya.
"Aku akan menghukum mu karena telah berpikir untuk bercerai dari ku,"ucap Alva sambil menggendong Disha tanpa memperdulikan teriakan dan pukulan dari Disha.
"Lepaskan aku alien.!! Lepaskan.!!!"pekik Disha terus memberontak.
Alva membaringkan Disha di atas ranjang dan langsung menindih dan mencium Disha. Diciumnya bibir istrinya itu dengan rakus, walaupun Disha sudah sekuat tenaga mencoba melawan Alva, namun semua usaha Disha itu tidak ada artinya.
Karena sudah kehabisan tenaga untuk melawan Alva, akhirnya Disha pun pasrah dalam kuasa Alva. Alva yang merasakan Disha tidak lagi melawan pun akhirnya memperlakukan Disha dengan lembut. Perlahan Alva melepaskan kacamata dan kawat gigi Disha.
Kemudian Alva melahap bibir Disha yang menurutnya sangat menggoda itu, sedangkan tangannya sudah bekerja melepaskan helai demi helai kain yang membalut tubuh indah Disha dan juga tubuhnya tanpa menghentikan aktivitas bibirnya untuk membuat tanda di tubuh istrinya.
Setelah berhasil melepaskan seluruh pakaian mereka dan merasakan daerah intim istrinya sudah basah, Alva pun langsung memposisikan miliknya ke daerah intim istrinya.
Alva yang sudah lama berpuasa itu pun seperti orang yang kelaparan. Menikmati tubuh istrinya yang selalu menggodanya. Menghujamkan miliknya semakin cepat membuat Disha dan juga dirinya meracau karena nikmat nya penyatuan mereka.
Malam itu Alva benar-benar menghajar Disha habis-habisan, dan berkali-kali hingga membuat Disha tertidur pulas karena kelelahan.
***
Di kota lain, malam itu Anjani dan Adiguna mendatangi rumah Bramantyo untuk membicarakan masalah yang terjadi tadi siang.
"Silahkan duduk Pak Adi, Anjani,"ucap Bramantyo saat mereka sudah berada di ruang tamu. Tak lama kemudian Ratih turut bergabung dengan mereka.
"Tyo, dimana Alva? Saya ingin membahas soal kejadian tadi siang di kantor Alva,"kata Adiguna.
"Alva ada perjalanan bisnis ke luar kota, Pak. Jika Alva dan kliennya sepakat untuk bekerja sama, mungkin Alva akan menginap beberapa hari di sana,"jelas Bramantyo.
"Saya rasa kita tidak akan bisa membahas masalah ini jika tidak ada Alva,"ucap Adiguna terlihat kecewa.
"Atas nama Alva, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian ini Pak Adi,"ucap Bramantyo tulus.
"Kalau begitu saya pamit pulang. Anjani kamu mau tinggal di sini atau mau pulang bersama papa?"tanya Adiguna pada Anjani tanpa menanggapi permintaan maaf dari Bramantyo.
"Aku ikut papa pulang. Aku akan tinggal di sini jika Alva sudah pulang,"ucap Anjani.
"Maafkan Alva ya, Anjani?!"ucap Ratih tak enak hati, namun hanya ditanggapi dengan senyuman tipis dari Anjani.
***
Hari sudah mulai pagi, dua insan yang semalaman bergelut mencari kenikmatan itu nampak masih berada di atas ranjang. Alva masih tetap mendekap tubuh Disha dalam dada bidangnya tanpa mau melepaskan penyatuan mereka.
Perlahan Disha membuka matanya menatap wajah tampan pria yang sedang mendekap tubuhnya.
"Apa sebenarnya yang dimakan alien ini? Kenapa dia ini kuat sekali? Apa dia ini tidak merasa kelelahan melakukan kegiatan suami-isteri semalaman?"batin Disha.
Disha menggeliat ingin merenggangkan tubuhnya yang terasa remuk redam karena ulah Alva semalam yang seolah tidak pernah puas menjamah tubuhnya, walaupun sudah berkali-kali mendapatkan pelepasan.
"Sayang, kamu jangan menggodaku,"ucap Alva tiba-tiba dengan suara serak, khas orang yang baru bangun tidur.
"Siapa yang menggoda mu? Aku ingin bangun,"ketus Disha.
"Apa kamu tidak merasa, gerakan kamu barusan sudah membangunkannya,"ucap Alva yang sekarang sudah menatap Disha, dan tiba-tiba tangannya sudah meremas salah satu benda kenyal bagian belakang tubuh Disha yang masih polos.
"Alva, hentikan!!"bentak Disha mencoba menyingkirkan tangan Alva tapi tidak bisa.
"Sayang.!!"ucap Alva dengan mata yang sudah berkabut dan tangan yang sudah bergerilya.
"Al...emp...."Disha tidak bisa lagi melanjutkan kata-katanya saat Alva tiba-tiba sudah membungkam mulutnya dengan bibirnya.
Disha merasakan ada benda yang mulai mengembang di dalam tubuh bagian intinya dan lama-kelamaan benda itu pun semakin mengembang hingga bagian intinya terasa sesak. Seiring dengan gerakan bibir dan tangan Alva yang semakin menuntut, Disha tidak menyadari telah terbuai oleh sentuhan Alva, hingga Alva sudah kembali menindih tubuh Disha.
Perlahan Alva mulai menggerakkan pinggulnya dan semakin lama semakin cepat, dengan bibir yang terus membuat tanda di tubuh mulus Disha dan tangan yang tetap aktif mengelus dan meremas apapun yang diinginkannya. Hingga keduanya mengerang merasakan kenikmatan yang membuat tubuh mereka menegang karena nikmat yang tidak dapat digambarkan.
Setelah melakukan pergulatan panas di pagi hari itu, Alva langsung menggendong Disha kedalam kamar mandi dan bersama-sama membersihkan diri. Dan beberapa menit kemudian Alva, Disha, dan Riky bertemu di restoran hotel untuk sarapan pagi bersama.
"Tuan, wajah anda pagi ini tampak berbeda,"ucap Riky jujur.
"Apanya yang berbeda?"tanya Alva datar sambil melanjutkan makannya.
"Wajah tuan tampak berseri-seri seperti layaknya aura pengantin baru,"ucap Riky.
"Oh ya?!"sahut Alva singkat.
"Iya Tuan. Tapi Disha malah tampak lesu sekali. Apa Kamu tidak tidur semalaman, Dis?"tanya Riky pemasaran melihat Disha yang nampak lesu dan tidak bersemangat, beda dari biasanya.
"Iya, saya tidak bisa tidur semalaman karena ada seseorang yang meneror saya sampai pagi ini,"ucap Disha dengan nada kesal.
"Siapa yang berani meneror kamu?"tanya Riky terkejut, tapi malah jadi bercampur bingung saat tiba-tiba Disha menatap tajam kearah Alva.
...🌟"Saat hati sudah terlanjur mencintai, ingin seutuhnya memiliki, hanya akan tertoreh satu nama di dalam hati, hidup bersama hingga akhir nanti, halangan dan rintangan pun akan dilewati."🌟...
..."Nana 17 Oktober "...
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
Sweet Girl
Lhaaa Khan kuoootor Yo Tor.... bersarang ampek pagi...
2024-04-06
1
Sweet Girl
Hatiku juga bukan hotel... yg bisa kapanpun mau kamu singgah iiii
2024-04-06
1
Bundanya Jamal
ajak kabur aja tuh disa biar tenang hidup lo alva
2024-01-26
1