"Kalau suka ngapain nggak bilang sama orangnya, Yes?"tanya ku enteng.
"Mana ada yang berani bilang suka sama Pak Rendra, di deketin cewek aja dia itu menjauh,"ucap Icha.
"Jangan-jangan jeruk makan jeruk lagi, sukanya main pedang-pedangan, ha..ha..ha.."ucap ku lalu tertawa.
"Nagadi-ngadi kamu. Masa iya orang macho kayak dia jeruk makan jeruk,"protes Yessie tidak terima.
"Becanda, jangan marah dong.! Lagian kalau suka ngomong aja ngapa?"usul ku.
"Anjani yang lebih cantik dari aku aja di tinggal pas hari pernikahan, apalagi aku? Pasti di tolak mentah-mentah,"sahut Yessie lesu.
"Ya sudah, cari yang lain aja. Move on bestie.!!"ucap ku memberi semangat.
"Susah move on nya. Dia itu terlalu perfek. Kalau kamu belum menikah, kamu pasti juga akan langsung jatuh cinta sama Pak Rendra,"ucap Yessie.
"Nggak akan, aku bukan orang yang mudah jatuh cinta, lagian aku sudah punya suami,"ucap ku percaya diri.
"Itu karena kamu belum ketemu sama Pak Rendra, jadi kamu bisa ngomong kayak gitu,"ucap Yessie kekeh.
"Iya Dis, Pak Rendra itu gagah dan tampan, kayaknya tubuhnya juga atletis,"timpal Icha.
"Woi...ingat, kamu itu sudah punya pacar. Mau kamu kemana'in pacar kamu itu,"ucap ku mengingatkan Icha.
"Yee ile...cuma kagum doang kali. Lagian aku sadar diri, Pak Rendra itu terlalu tinggi untuk digapai. Aku nggak mau jadi pungguk yang merindukan bulan. Temen kita ini aja yang mimpinya ketinggian,"sahut Icha.
"Ya sudah jangan ngeributin orang yang nggak mikirin kita. Ayo balik ke kantor.!"ajak ku setelah melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan ku, dan kami pun kembali ke ruangan kami masing-masing.
***
Di negara xx tempat Alva sekarang berada. Alva dan Anjani baru saja selesai melangsungkan pernikahan mereka. Sesuai dengan keinginan Alva, pernikahan itu digelar secara tertutup sesuai keinginan Alva. Hanya rekan bisnis dan para petinggi perusahaan Bramantyo dan Adiguna saja yang menghadiri acara pernikahan itu.
Anjani dan Alva kemudian masuk ke dalam kamar hotel yang sudah dihias sedemikian rupa untuk malam pertama pasangan pengantin baru. Ranjang yang yang dihiasi tirai berwarna putih yang di ikat di setiap sudut ranjang. Kelompok bunga yang berbentuk hati di atas ranjang. Lilin-lilin yang menerangi kamar sehingga membuat suasana terlihat romantis.
"Aku senang, akhirnya kita bisa menikah,"ucap Anjani yang baru saja masuk ke dalam kamar hotel yang telah di pesan untuknya dan Alva.
Alva tidak menanggapi kata-kata Anjani, dan langsung membuka koper milik nya untuk mengambil pakaian ganti, kemudian langsung menuju kamar mandi.
"Ih.. kenapa sih dia? Dari tadi tidak bicara satu patah katapun. Apa dia lagi sariawan?"gerutu Anjani.
Beberapa menit kemudian Alva sudah keluar dengan menggunakan kaos oblong dan celana training. Tanpa melihat Anjani, Alva langsung menuju sofa kemudian mulai sibuk dengan handphone nya.
"Aku mandi dulu ya Al?!"pamit Anjani tapi sama sekali tidak di respon oleh Alva.
"Astaga..!!! Bisa-bisanya sich aku haid di malam pertama ku? Menyebalkan sekali.!! Gagal total rencana ku memakai lingerie seksi untuk menggoda Alva,"gerutu Anjani yang jadi uring-uringan sendiri di dalam kamar mandi saat mengetahui dirinya sedang haid.
Anjani terpaksa keluar lagi dari kamar mandi untuk mengambil pembalut dan baju ganti, kemudian masuk lagi ke kamar mandi. Beberapa menit kemudian Anjani keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih segar. Perlahan Anjani mendekati Alva yang sedang duduk di sofa.
"Sayang, maaf ya?! Kita harus menunda malam pertama kita. Aku baru saja tahu kalau aku datang bulan,"kata Anjani dengan raut wajah menyesal, memegang tangan Alva, tapi langsung di tepis Alva.
"Sayang, jangan marah ya?"rengek Anjani yang mengira Alva marah karena mengetahui dia sedang datang bulan.
"Jangan ganggu aku.! Pergilah tidur.!!" perintah Alva.
"Baiklah, aku tidur duluan ya?!"ucap Anjani kembali menyentuh tangan Alva, tapi lagi -lagi di tepis oleh Alva.
Anjani yang sudah merasa lelah pun, akhirnya naik ke atas ranjang untuk merebahkan tubuhnya dan tak lama kemudian dia pun terlelap. Sedangkan Alva yang melihat Anjani sudah terlelap pun, mulai membuka akun Facebook palsu nya.
Alva menyimpan foto-foto Disha yang diambilnya secara diam-diam di akun media sosial nya itu. Karena sangat tidak aman jika menyimpan foto-foto Disha di handphone. Foto-foto Disha dalam akun Facebook nya itu di private semua oleh Alva, sehingga hanya dirinya lah yang bisa melihat foto-foto Disha yang diunggah nya.
Semua itu Alva lakukan agar tidak ada orang yang tahu bahwa Disha adalah istrinya. Alva tidak mau Disha dan keluarga bibinya yang ada di kampung celaka karena status Disha yang telah menjadi istrinya.
Alva yakin, Bramantyo dan Adiguna pasti akan melakukan segala macam cara untuk menyingkirkan Disha dari hidupnya jika mereka tahu bahwa Disha adalah istrinya. Dan Alva tidak mau itu terjadi karena Alva sangat mencintai Disha.
"Sekarang kamu sedang apa sayang? Aku rindu sekali padamu,"gumam Alva sambil mengusap wajah Disha di layar handphone nya.
Keesokan harinya Alva sudah rapi dan sedang membereskan kopernya saat Anjani terbangun.
"Kamu mau kemana Al?"tanya Anjani.
"Aku akan pulang dan mengurus perusahaan papa,"ucap Alva datar.
"Haruskah sekarang?"tanya Anjani.
"Aku akan pulang hari ini,"ucap Alva tanpa menoleh pada Anjani.
"Lalu bagaimana dengan ku?"tanya Anjani.
"Terserah kamu, tidak ada urusan nya dengan ku,"ucap Alva dengan nada dingin.
"Mana bisa begitu Al? Kita ini suami isteri, tidak enak rasanya jika orang tua kita melihat kita pulang sendiri-sendiri,"ucap Anjani beralasan.
"Aku tidak pernah menganggap kamu sebagai istri ku. Aku menikah dengan mu bukan karena aku mencintaimu, tapi karena dipaksa oleh orang tuaku, dan juga karena obsesi mu.Jadi jangan pernah berharap aku akan menyukai apalagi mencintaimu,"ucap Alva menatap Anjani dengan tatapan dingin dan tajam kemudian melangkah pergi.
"Berhenti, Al.!! Atau aku akan mengadukan sikapmu ini pada orang tua kita.!!"ancam Anjani, membuat Alva yang sudah mendekati pintu itu menghentikan langkahnya.
"Lakukan saja, karena memang hanya itu yang kamu bisa. Kamu tidak bisa apa-apa tanpa orang tuamu. Dasar anak manja.!!"umpat Alva tanpa membalikkan tubuhnya ke arah Anjani, kemudian kembali melanjutkan langkahnya untuk keluar dari kamar hotel itu.
"Arghhh....!!! Alva menyebalkan.!! Lihat saja aku akan membuatmu bertekuk lutut di hadapan ku.!!"teriak Anjani, melempar semua barang yang ada di kamar hotel itu hingga kamar hotel itu berantakan.
...🌟"Mungkin kamu bisa memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu, tapi kamu tidak akan pernah bisa memaksa seseorang untuk mencintai mu."🌟...
..."Nana 17 Oktober"...
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
Anonymous
kasihan disha
2024-07-25
0
Bundanya Jamal
bikin disa sama Alva kmbali dn sadarkan jwdua orang tuanya kasian tuh disa
2024-01-26
4
Susetiyanti RoroSuli
benar sekali Thor cinta itu tdk bisa dipaksakan bahkan sebaiknya jika qita akan melaksanakan suatu hal.itu juga jangan dipaksakan karena suatu hal yg dipaksakan bisa jadi akan putus ditengah dan hasilnya tdk maksimal
2024-01-16
2