Alva tidak terpengaruh sama sekali dengan pukulan Disha. Alva membaringkan Disha di ranjang dan langsung menindih tubuh Disha.
"Hentikan Al...emp.."Disha tidak bisa lagi melanjutkan kata-katanya karena Alva langsung membungkam bibir Disha dengan bibirnya.
Disha berusaha memberontak, memukuli Alva dengan kedua tangannya. Alva memegang kedua tangan Disha dengan tangan kirinya agar tidak bisa memberontak kemudian kembali mencium Disha dengan agresif
Disha pun akhirnya menyerah, karena percuma melawan Alva, tenaganya tidak akan sebanding dengan tenaga Alva. Alva yang jarang dipenuhi kebutuhan biologisnya itu pun seperti musafir yang kehausan di Padang pasir.
Hasraatnya benar-benar terbakar, keinginan untuk menyentuh istrinya yang selama ini dia tahan pun dia luapkan. Tanpa ampun alva menyerang Disha.
Alva melepaskan hasraat nya berkali-kali pada Disha hingga membuat Disha tertidur pulas karena kelelahan. Cemburu dalam hatinya benar-benar membuatnya tidak bisa mengontrol dirinya. Rasa cintanya yang semakin besar kepada Disha membuat Alva semakin posesif dan mudah cemburu.
Alva bisa bersabar dengan sikap Disha yang keras kepala, suka menolak dirinya dan sering ketus saat berbicara dengannya.Tapi Alva benar-benar tidak bisa mengontrol dirinya jika dia sudah cemburu.
Rasa cemburu dan amarahnya akan hilang saat kebutuhan biologisnya tersalurkan. Dan akan kembali bersikap lembut pada istrinya.
"Maafkan aku,"ucap Alva menciumi puncak kepala istrinya yang berada dalam dekapannya, menyesal karena telah berbuat kasar pada Disha.
Alva merenggangkan pelukannya kemudian mengusap lembut wajah istrinya dan mendaratkan ciuman beberapa kali di bibir Disha yang sama sekali tidak terganggu tidurnya karena begitu lelah setelah dipaksa untuk melayani Alva berkali-kali.
Perlahan Alva turun dari ranjang, membenarkan selimut yang menutupi tubuh polos istrinya kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Beberapa menit kemudian Alva sudah selesai mandi kemudian memakai pakaian.
"Aku akan membeli makanan untuk kita,"ucap Alva mencium kening Disha kemudian pergi meninggalkan rumah itu.
"Aku akan membelikan makanan kesukaan Disha,"gumam Alva mulai menghampiri sebuah warung bakso kesukaan Disha yang lumayan jauh dari rumah mereka.
"Bugh,"
"Akkhh..!! pekik Alva.
Tiba-tiba seorang pria yang bertubuh kekar berlari kencang menabrak Alva hingga Alva terduduk. Belum sempat Alva bangkit dari duduknya tiba-tiba ada beberapa orang dari belakang tubuhnya memegang kedua tangannya kemudian ada seorang lagi yang menutup hidung Alva dengan sebuah sapu tangan hingga lama kelamaan Alva merasa tubuhnya lemas dan kehilangan kesadaran.
"Cepat kita bawa dia masuk ke dalam mobil,"ucap pria yang membius Alva.
Empat orang bertubuh kekar itu pun membawa Alva masuk kedalam mobil mereka yang terparkir tidak jauh dari tempat itu.
"Cepat, bantu aku untuk mengikatnya,"ucap salah seorang pria saat sudah berada dalam mobil.
Seorang pria di belakang kemudi, satu duduk di samping kursi pengemudi,dan dua orang lagi duduk di kursi penumpang mengapit Alva yang tidak sadarkan diri.
"Kenapa kita harus membiusnya?"tanya pria yang duduk di sebelah kiri Alva.
"Dia itu jago beladiri, jika kita tidak membiusnya, boro-boro kita bisa menangkap dia, yang ada kita akan babak belur di hajar sama dia dan berakhir di rumah sakit karena patah tulang,"sahut pria yang duduk di samping kursi kemudi.
"Lagi pula kita kan sudah diberitahu jika kita tidak boleh menyakiti pria itu. Jika tubuhnya sampai lecet, bayaran kita akan dipotong,"sahut pria yang duduk di kursi pengemudi.
"Iya, badannya keras sekali. Tubuhku sampai sakit saat menabraknya tadi,"ucap pria yang duduk di sebelah kanan Alva, sambil memijit bahunya yang terasa nyeri karena menabrak Alva dengan keras.
"Tidak apa-apa, sebentar lagi sakit mu itu akan hilang. Setelah menukarkan orang ini dengan uang, kita akan berpesta sampai pagi,"ucap pria yang berada di belakang kemudi.
"Tapi orang ini memang tampan sekali, tubuhnya tinggi tegap, dan nampaknya juga atletis,"puji pria yang duduk di sebelah kiri Alva sambil meraba-raba tubuh Alva.
"Eh..kamu belok ya? Jeruk makan jeruk?"tanya pria yang duduk di sebelah kanan Alva bergidik ngeri melihat ke arah temannya yang sedang meraba-raba tubuh Alva.
"Enak saja, keris ku tidak karatan dan masih tegak berdiri jika melihat perempuan seksi,"sewot pria yang duduk di sebelah kiri Alva.
"Terus ngapain kamu meraba-raba tubuh nya?"tanya pria yang duduk di sebelah kanan Alva.
"Aku cuma penasaran dengan bentuk tubuhnya. Teryata tubuhnya sangat berotot. Jika aku perempuan aku pasti sudah tergila-gila padanya,"ucap pria yang duduk di sebelah kiri Alva.
"Ih.. lama-lama aku takut dekat-dekat sama kamu, jangan-jangan kamu sudah mulai belok,"ucap pria yang duduk di sebelah kanan Alva.
"Sembarangan!!"sergah pria yang duduk di sebelah kiri Alva tidak terima.
"Sudah, diam kalian berdua!! Berisik sekali,"bentak pria yang duduk di samping kursi kemudi.
"Iya Bos,"sahut dua orang pria yang duduk di kursi penumpang itu.
Beberapa jam kemudian, mobil yang membawa Alva pun telah tiba di sebuah rumah sederhana yang agak terpencil.
"Kalian tunggu di sini saja, aku akan turun menemui pria itu,"ucap pria bertubuh kekar yang duduk di sebelah kursi kemudi itu kemudian turun menghampiri seorang laki-laki yang bertubuh atletis.
"Bos, kami sudah menemukan orang yang anda cari,"ucap pria yang bertubuh kekar itu.
"Aku mau melihatnya,"sahut pria yang bertubuh atletis.
"Mari Bos," ucap pria bertubuh kekar.
Kedua pria itu pun berjalan menuju mobil dimana Alva berada.Pria yang duduk di sebelah kiri Alva pun membuka pintu mobil dan keluar dari dalam mobil itu.
"Kalian tidak melukainya kan?"tanya pria bertubuh atletis.
"Tidak ada yang lecet sedikitpun Bos,"jawab pria bertubuh kekar.
"Kalau ada yang lecet sedikit saja, aku akan mengurangi bayaran kalian,"ucap pria bertubuh atletis.
"Kalau Bos tidak percaya, Bos boleh memeriksanya,"sahut pria bertubuh kekar.
Pria bertubuh atletis itu pun memeriksa tubuh Alva, dan benar saja, dia tidak menemukan luka di tubuh Alva. Bahkan ikatan di tangan dan kaki Alva pun terlihat agak sedikit longgar.
"Oke, kerja yang bagus. Tunggu disini sebentar, saya akan mengambil mobil saya dulu,"ucap pria bertubuh atletis itu kemudian pergi.
Tidak begitu lama pria bertubuh atletis itu sudah kembali dengan mengendarai mobilnya yang dihentikan tak jauh dari mobil keempat pria yang membawa Alva tadi.
"Sekarang kalian pindahkan dia ke dalam mobil saya,"ucap pria yang bertubuh atletis.
"Bagaimana dengan bayaran kami Bos?"tanya pria bertubuh kekar.
"Ini kamu periksa, dan suruh anak buah mu untuk memindahkan pria itu ke dalam mobilku,"ucap pria bertubuh atletis menyerahkan sebuah tas yang berisi uang.
Sementara pria yang bertubuh kekar itu memeriksa jumlah uang yang ada didalam tas itu, anak buah pria itu pun memindahkan Alva ke dalam mobil pria yang bertubuh atletis.
"Bagaimana? Uangnya pas kan?"tanya pria bertubuh atletis, setelah Alva berada dalam mobilnya.
"Pas Bos, terimakasih Bos, senang bekerja dengan Anda. Kapan pun Bos butuh bantuan jangan sungkan untuk menghubungi kami,"ujar pria bertubuh kekar setelah memeriksa uang dalam tas.
"Oke, saya pergi,"ucap pria bertubuh atletis kemudian masuk kedalam mobilnya dan melaju meninggalkan empat pria bertubuh kekar itu.
"Wah.. tidak sia-sia kita mencari pria itu berbulan-bulan bos,"
"Iya, ayo kita pergi ke klub malam untuk bersenang-senang,"ucap pria yang dipanggil bos.
Kemudian empat orang pria itu pun masuk ke dalam mobil mereka dan melajukan mobil mereka ke sebuah klub malam.
...🌟"Apa yang kita lakukan saat marah sering kali di luar kendali kita yang akhirnya akan kita sesali."🌟...
..."Nana 17 Oktober"...
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
Sweet Girl
Orang suruhan Bramantyo sepertinya.
2024-04-05
2
Rifa Endro
waduh !!! alva ditangkap sama siapa itu ?
2024-01-04
3
yuli
kamu pasti nyesel kan sha dan taunya alva ninggalin kamu tuh
2023-11-12
2