Disha POV.
Pagi ini aku sudah siap-siap pergi ke kantor dengan kacamata tebal dan besar, kawat yang menghiasi gigi, celana longgar dipadukan dengan kemeja dan blazer namun terlihat modis pilihan PakSu (Pak suami). Huft...aku jadi teringat padanya.
Dasar alien mesum tukang maksa, Jailangkung.!!! Sebel.!! Sebell.!! Akan aku cabik-cabik tubuhnya jika bertemu dengannya nanti. Berani-beraninya dia mempermainkan hatiku!! Datang dan pergi sesuka hati.
Hati ku bukan terminal, bukan stasiun, bukan pula pelabuhan yang bisa di jadikan tempat persinggahan.
Huff...sabar...sabar...aku harus tetap semangat. Aku akan buktikan pada dunia bahwa aku bisa menjadi wanita karir yang sukses.
Waktu tempuh dari kontrakan ku dan perusahaan tempat ku bekerja adalah setengah jam dengan menggunakan ojek online. Sekarang aku sudah tiba di depan sebuah perusahaan besar, Bramantyo Group.
Dengan penuh percaya diri aku menghampiri meja resepsionis dan setelah aku menyebutkan namaku, aku langsung diantar ke sebuah ruangan. Seorang pemuda tampan bertubuh jangkung sedang menunggu ku di ruangan itu.
"Nona Ayudisha Putri?"tanyanya padaku.
"Iya Tuan. Saya Ayudisha Putri,"sahutku.
"Saya Riky, asisten Presiden Direktur.To the point aja. Coba kamu kerjakan berkas-berkas ini dalam waktu satu jam. Kamu bisa mengerjakannya di sofa itu, setelahnya baru saya akan mempertimbangkan kontrak kerjanya,"ucap pria jangkung yang ternyata bernama Riky itu menunjuk ke arah sofa yang ada di ruangan itu.
"Baik Tuan,"ucap ku langsung membawa berkas-berkas yang di berikan olehnya dan langsung mengerjakannya di sofa yang dia tunjukkan. Sebenarnya aku agak bingung, aku bukan di antar ke HRD tapi malah keruangan asisten Presiden Direktur. Padahal bagian penerimaan karyawan kan HRD.
Dalam waktu setengah jam aku sudah bisa mengerjakan berkas-berkas yang dia berikan dan langsung menyerahkan berkas-berkas itu padanya.
Dia tampak mengernyitkan keningnya saat aku menyerahkan berkas-berkas itu. Namun langsung tersenyum cerah setelah memeriksa berkas-berkas yang sudah aku kerjakan.
"Saya senang dengan caramu bekerja, saya akan memberikan gaji sepuluh juta perbulan. Ini surat kontrak kerjanya. Silahkan baca dan tandatangani jika Nona setuju dengan isinya,"ucapnya tersenyum ramah.
Aku pun segera membaca isi surat kontrak kerja itu kemudian menandatanganinya.
"Maaf saya lupa, tadi saya membuatnya rangkap dua, jadi tolong tandatangani lagi yang ini ya?!"ucapnya memberikan lagi surat kontrak kerja.
"Silahkan baca dulu, siapa tahu isinya ada yang beda,"ucapnya sambil tersenyum.
Aku membaca dua lembar paling atas dan isinya sama dengan yang pertama, jadi aku tidak lagi membaca sisanya. Aku langsung saja menandatanganinya.
"Oke, mulai hari ini Nona bisa langsung bekerja.Selamat bergabung dengan Bramantyo Group,"ucapannya mengulurkan tangan padaku dan langsung ku sambut.
"Terimakasih, Pak,"ucapku dan dia pun mengangguk.
"Mari, saya antar ke meja tempat kamu bekerja ,"ucapnya melangkah keluar dari ruangan ini dan aku pun mengikutinya.
"Nah, disini adalah ruang kerja kamu. Di depanmu adalah ruangan Presiden Direktur. Dan ini berkas-berkas yang harus kamu kerjakan dan ada juga beberapa file yang harus kamu kerjakan di laptop ini,"ucapnya menjelaskan.
"Iya, Pak,"sahut ku.
"Oke selamat berkerja,"ucapnya tersenyum ramah.
"Terimakasih Pak,"ucapku.
Akhirnya orang yang bernama Riky itu pun kembali ke ruangannya dan aku pun dengan semangat empat lima segera mengerjakan pekerjaan ku.
***
Di negara xx tempat Alva berada sekarang.
Alva nampak serius mengerjakan berkas-berkas yang menumpuk di meja kerjanya. Alva menyelidiki beberapa orang staf yang dicurigai melakukan korupsi secara berjama'ah alias korupsi beramai-ramai hingga membuat perusahaan hampir pailit.
Alva sudah menyerahkan beberapa orang yang sudah terbukti melakukan korupsi kepada pihak yang berwajib. Dan sekarang Alva sedang berusaha untuk mengembalikan keadaan perusahaan agar kembali normal.
"Ceklek,"tiba-tiba pintu ruangan Alva terbuka. Alva yang sedang menunduk memeriksa berkas-berkas yang ada di meja pun mendongakkan kepalanya menatap seseorang yang baru masuk keruangan nya tanpa mengetuk pintu.
"Mau apa kamu kesini?"tanya Alva pada
seorang wanita cantik dengan kaos ketat yang tipis hingga terlihat warna bra yang dipakainya. Dipadu dengan rok mini sebatas paha serta high heels setinggi sepuluh sentimeter.
"Aku jauh-jauh ke sini untuk mengunjungi calon suami ku,"ucap wanita cantik itu, yang tidak lain adalah Anjani.
"Apa tidak ada pria di luar sana yang menyukai mu hingga kamu mengejar-ngejar aku?"tanya Alva dengan tatapan tidak suka.
"Ada, banyak malah. Tapi aku cinta nya cuma sama kamu,"ucap Anjani yang semakin dekat dengan Alva.
"Tapi sayangnya aku tidak mencintaimu,"ucap Alva datar.
"Aku akan membuatmu jatuh cinta bahkan tergila-gila pada ku,"ucap Anjani tiba-tiba mengelus rahang kokoh Alva, namun Alva langsung menepis tangan Anjani.
"Jangan mimpi, aku tidak akan pernah mencintai mu,"sarkas Alva.
"Aku tidak mau bermimpi, tapi aku mau menjadikan keinginan ku menjadi nyata,"ucap Anjani percaya diri.
"Keinginan mu?"tanya Alva menyeringai.
"Ya, keinginan ku untuk menjadikan mu milikku. Akan ku pastikan kamu akan menjadi suamiku,"ucap Anjani percaya diri.
"Kamu mungkin bisa menjadikan aku sebagai suamimu, tapi hanya sebatas status,"ucap Alva menatap tajam pada Anjani.
"Oh ya? Aku akan buktikan bahwa kamu tidak hanya akan menjadi suami secara status, tapi secara lahir dan batin,"ucap Anjani.
"Iya, tapi bukan dengan kamu,"ketus Alva.
Namun tiba-tiba, Anjani menjatuhkan tubuhnya di pangkuan Alva, dan langsung mengalungkan tangannya di leher Alva, hendak mencium Alva. Dengan cepat Alva mendorong tubuh Anjani, kemudian bangkit dari duduknya, hingga membuat Anjani terjatuh.
"Awhh.!! Alva, tega sekali kamu membuat aku terjatuh,"pekik Anjani menahan sakit karena tubuhnya terjun bebas kelantai yang keras.
"Sebaiknya kamu pergi dari sini,"ucap Alva dengan suara bariton nya yang berat dan penuh penekanan.
"Aku akan mengadukan perlakuan mu ini pada kedua orang tua kita,"ketus Anjani sambil bersungut-sungut, kemudian meninggalkan ruangan Alva.
"Dasar manja.!! Arghh..!!!"pekik Alva mengusap wajahnya dengan kasar kemudian mengacak-acak rambutnya.
"Kenapa aku harus ada di posisi ini? Aku bahkan tidak bisa menemui orang yang aku cintai. Aku bisa melawan dunia untuk bisa bersama Disha, tapi aku tidak mungkin melawan wanita yang telah membesarkan ku dan melahirkan ku ke dunia dengan taruhan nyawa,"gerutu Alva memegang kepalanya dengan kedua tangannya sedangkan kedua sikunya bertumpu pada meja.
...🌟"Saat hati harus memilih antara cinta dan orang tua, mungkin cinta yang akan menjadi pilihannya. Tapi perlu diingat, tidak ada yang namanya mantan orang tua, yang ada adalah mantan orang yang pernah dicinta."🌟...
..."Nana 17 Oktober "...
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
Aidul Putra
hadeuh... bgni lagi model ceritanya.....
2024-07-21
2
Sweet Girl
Napa Ndak bilang aja ya... si Alva ituuu klo dia sudah punya istri...
2024-04-06
3
Monica
sing jelas atimu dudu cor cor an...ngaku kuat padahal ora😁
2024-01-31
3