Mobil yang ditumpangi Alva akhirnya sampai di kediaman Bramantyo. Vicky melepaskan ikatan di tangan dan kaki Alva. Alva pun merenggangkan tangan dan kakinya yang terasa kebas. Alva merogoh saku celananya tapi tidak menemukan handphonenya.
"Siall!!"umpat Alva.
"Mari Tuan Muda, anda sudah di tunggu Tuan Besar,"ucap Vicky yang masih berdiri di samping mobil.
"Aku pinjam dulu handphone mu,"ucap Alva menadahkan tangan pada Vicky.
"Anda bahkan tidak mampu membeli handphone?!"cibir Vicky sambil terkekeh.
"Diam dan pinjamkan handphone mu, atau aku akan memukul wajahku sendiri dan mengadukan pada papa bahwa kamu telah memukul aku," ancam Alva yang membuat Vicky menghentikan tawanya kemudian memberikan handphonenya pada Alva.
Alva langsung menyambar handphone yang di berikan oleh Vicky kemudian menghubungi seseorang.
"Halo, Ric. Sekarang juga kamu kerumah, kalau tidak aku akan memecat mu,"ucap Alva setelah mendengar sahutan dari ujung telepon, kemudian langsung mematikan sambungan telepon tanpa menunggu jawaban dari orang yang di telepon nya.
"Ini, aku sudah tidak butuh lagi,"ucap Alva melempar handphone yang dipegangnya pada Vicky. Untung saja Vicky dengan sigap langsung menangkapnya, jika tidak handphonenya akan jatuh dan kemungkinan akan rusak.
"Alva, papa ingin bicara,"ucap Bramantyo sudah menunggu Alva.
"Jika papa ingin membicarakan soal pernikahan ku dengan Anjani, jawaban ku adalah aku tidak mau menikah dengannya,"sahut Alva dengan nada datar.
"Kau...."
"Tuan.!! Tuan..!! Nyonya Tuan,"teriak seorang Art berlari tergopoh-gopoh menghampiri Bramantyo yang membuat Bramantyo tidak melanjutkan kata-katanya.
"Ada apa?"tanya Bramantyo.
"Nyonya.. Nyonya jatuh di kamar mandi dapur Tuan,"ucap Art itu dengan nafas yang masih terengah-engah.
"Apa?!"pekik Alva dan Bramantyo kemudian langsung berlari ke kamar mandi yang ada di dapur, di ikuti oleh Vicky.
Dengan cepat Alva langsung menggendong mamanya sedang Bramantyo langsung menengok ke arah Vicky.
"Vicky, siapkan mobil untuk ke rumah sakit,"perintah Bramantyo, dan Vicky pun langsung bergegas menyiapkan mobil.
Setelah tiba di rumah sakit, Ratih pun langsung di bawa ke UGD. Alva , Bramantyo dan Vicky menunggu di depan UGD dengan wajah penuh kekhawatiran.
"Tuan Besar, Tuan Muda,"sapa Riky yang tiba-tiba muncul.
"Duduklah," ucap Bramantyo dan Riky pun duduk di dekat Alva.
"Pa, aku ke toilet dulu,"pamit Alva kemudian langsung pergi ke toilet.
Bramantyo yang melihat itu langsung melirik Vicky dan memberikan isyarat agar Viky mengikuti Alva.
"Tuan Besar,saya pamit ke toilet dulu,"pamit Riky beberapa menit setelah Alva pergi.
"Hemm,"sahut Bramantyo.
Riky pun pergi ke toilet menyusul Alva yang ternyata sudah menunggunya dari tadi.
"Kenapa lama sekali,"gerutu Alva saat melihat Riky masuk ke dalam toilet.
"Saya tidak ingin Tuan besar curiga Tuan Muda,"ucap Riky.
"Cepat berikan handphonemu.!"perintah Alva.
Tanpa banyak kata, Riky pun langsung merogoh handphonenya dari dalam saku celana dan memberikannya pada Alva. Dengan cepat Alva mengetik pesan ke sebuah nomor, setelah itu Alva mengembalikan handphone Riky.
"Aku keluar duluan, kamu nanti saja,"perintah Alva.
"Iya, tuan Muda,"sahut Riky patuh.
Beberapa jam menunggu di depan UGD, akhirnya dokter pun keluar.
"Bagaimana keadaan istri saya dokter?"tanya Bramantyo pada dokter yang baru keluar dari UGD itu.
"Nyonya Ratih mengalami benturan yang sangat keras hingga menyebabkan pendarahan otak,"jelas dokter.
"Pendarahan otak?"tanya Bramantyo dan Alva bersamaan dengan wajah cemas.
"Iya.Perdarahan otak ini merupakan salah satu risiko fatal akibat cedera kepala yang dialami Nyonya Ratih. Perdarahan ini terjadi di ruang sekitar otak (perdarahan subarachnoid) atau di dalam jaringan otak (perdarahan intraserebral),"
"Perdarahan bisa mengakibatkan pembengkakan jaringan otak yang berada di sekitar perdarahan. Bengkaknya satu bagian otak bisa menyebabkan terhalangnya aliran darah ke sana. Hal ini pada akhirnya bisa menyebabkan matinya sel-sel di otak,"jelas dokter.
"Lalu tindakan apa yang harus dilakukan dok?"tanya Alva.
"Kita akan melakukan operasi,"sahut dokter.
"Baik dok, lakukan apapun yang terbaik untuk istri saya,"ucap Bramantyo.
"Kami akan mengoperasi Nyonya Ratih besok. Untuk sementara Nyonya Ratih akan kami pindahkan ke ruang rawat,"ucap Dokter itu kemudian segera pergi dari tempat itu saat ada perawat yang memanggilnya.
"Ma,"ucap Alva menggenggam tangan Ratih dengan wajah khawatir.
"Alva, boleh mama minta sesuatu darimu?"tanya Ratih dengan suara lemah.
"Iya,ma. Katakanlah.!"sahut Alva.
"Mama ingin kamu menikahi Anjani,"ucap Ratih.
"Ma..."
"Mama tidak pernah minta apapun dari mu. Jika kamu tidak mau memenuhi keinginan mama, kamu tidak usah menemui mama lagi selamanya,"ucap Ratih memalingkan wajahnya.
"Baiklah,"ucap Alva dengan berat hati.
"Tapi sebelum mereka menikah, mama harus sehat dulu ma. Dan Alva, tolong besok kamu gantikan papa untuk mengurus perusahaan kita yang ada di luar negeri. Tolong bereskan masalah yang ada di sana.Papa tidak bisa tenang jika pergi dengan meninggalkan mama mu dalam keadaan yang seperti ini,"ucap Bramantyo menatap serius wajah putranya.
"Iya pa,"jawab Alva menurut demi mama nya, sedangkan Ratih pun setuju.
Keesokan harinya Alva pun berangkat keluar negeri untuk mengurus perusahaan papanya yang sedang bermasalah.
***
Disha POV
Hari ini adalah hari keberangkatan ku ke kota xx. Sudah dua hari Alva tidak pulang ke rumah, handphonenya pun tidak dapat dihubungi, dan aku benar-benar merasa sangat kesepian.Mungkin dia memang tidak ingin lagi bersamaku.
Aku mengemasi barang-barang ku untuk pindah ke kota xx. Aku tatap sebuah kalung dengan liontin berbentuk bunga teratai yang begitu indah. Kalung yang diberikan almarhum ibu dan bapak ku yang tidak pernah aku pakai karena aku takut jika sampai menghilangkannya.
Aku menatap pakaian Alva yang masih tersusun rapi di lemari. Aku membawa beberapa baju milik Alva. Entah apa yang ada di otak ku, aku benar-benar tidak mengerti. Tapi aku benar-benar ingin membawa pakaian Alva itu.
Setelah selesai mengemasi barang-barang ku, aku menatap kamar yang penuh kenangan ku dengan Alva itu. Dia benar-benar seperti jailangkung, datang tak di jemput dan pulang pun tidak di antar. Tiba-tiba muncul di kamarku dan tiba-tiba pula hilang dari kamarku.
Jika tidak melihat bajunya yang tersusun rapi di lemari, aku mungkin akan menganggap bahwa kebersamaan ku dengan nya hanyalah mimpi.
Aku melangkahkan kakiku meninggalkan rumah warisan dari orang tuaku menghampiri seorang tetangga yang aku percayai dan menitipkan kunci padanya.
"Bibi, saya akan pergi ke kota untuk bekerja. Saya titip rumah ya? Saya minta rekening bibi, biar saya bisa transfer uang untuk bibi sebagai imbalan untuk menjaga dan membersihkan rumah saya,"ujar ku pada tetangga dekat rumahku yang suaminya bekerja sebagai ojek online.
"Iya, Nak. Sebentar bibi tulis nomor rekening nya,"ucapnya kemudian masuk ke dalam rumah dan tidak lama kemudian menyerahkan secarik kertas yang sudah ada tulisan nomor rekening.
"Tapi ngomong-ngomong suami nak Disha mana?"tanya tetangga ku itu.
"Suami saya sudah berangkat duluan Bik,"ucap ku berbohong.
"Oh, begitu ya?!"sahutnya.
"Iya. Kalau begitu saya pamit ya Bik.Maaf merepotkan,"ucapku kemudian berangkat ke kota tujuan ku.
...🌟"Badan manusia hanya mampu menanggung rasa sakit hingga 45 Del. Tetapi selama bersalin ibu akan mengalami hingga 57 Del, sama dengan rasa sakit akibat 20 tulang yang patah bersamaan. Banyak yang mengatakan statement itu adalah hoax....
...Namun yang pasti ibu melahirkan kita dengan mempertaruhkan nyawa. Lalu masih beranikah kita menyakiti hati ibu yang melahirkan kita?"🌟...
..."Nana 17 Oktober "...
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
Anonymous
mama alva berbohong
2024-07-25
0
Sweet Girl
Mulai Drama deh... si Nyonya...
2024-04-05
2
Bundanya Jamal
smoga klaian bertemu
2024-01-26
1