Bab 14 : Prom Night.

Beberapa waktu kemudian.

Beberapa waktu kemudian.

Momen yang paling dinanti para siswa-siswi St. Cicilia High School akhirnya tiba. Prom night yang menandai akhir dari perjuangan panjang mereka setelah ujian.

Elena tampak menakjubkan. Gaun panjang menjuntai berwarna forest green membalut lekuk tubuhnya dengan sempurna. Ia terlihat sangat anggun dan dewasa. Belahan tinggi di sisi gaunnya pun menambah kesan sensual tanpa mengurangi martabatnya sebagai gadis terhormat.

Di sisi lain, Albern tampil gagah dalam balutan tuxedo berwarna dark green yang senada dengan gaun Elena. Mereka tampak serasi, seolah memang ditakdirkan untuk berdampingan.

Begitu memasuki lobi hotel mewah tempat prom diadakan, Elena segera mengenali sosok sahabatnya, Jenny, yang malam itu datang bersama Aldrich, salah satu atlet basket populer di sekolah mereka.

Jenny tampil menantang dalam gaun merah menyala, dengan belahan dada yang menjulur hingga perut dan potongan tinggi di pinggul membuatnya terlihat luar biasa nan memukau. Aldrich pun tampil senada dengan kemeja merah yang memancarkan karisma khas seorang bad boy.

"Wow, amazing!" seru Elena dan Jenny bersamaan, sebelum akhirnya tertawa geli. Keempatnya lalu melangkah masuk ke aula hotel berbintang lima yang megah, tempat dimana prom night itu digelar.

Mereka segera mengambil tempat di salah satu meja bundar untuk enam orang. Ruangan itu dipenuhi cahaya temaram yang hangat, dengan dihiasi bunga segar dan lampu gantung kristal. Musik klasik mengalun pelan, menambah suasana elegan yang sudah terasa sangat kental.

“Sepertinya teman-temanmu benar-benar habis-habisan menyiapkan diri malam ini,” bisik Albern sembari mengamati sekeliling.

"Wajar saja. Malam seperti ini hanya datang sekali seumur hidup, dan tak seorang pun ingin menyesal karena tampil biasa-biasa saja!” Elena tersenyum, menoleh ke arah kekasihnya.

“Pantas, kamu pun tampak luar biasa malam ini,” ujar Albern dengan tatapan hangat.

“Tentu saja! Apa kamu menyukainya?” tanya Elena dengan nada menggoda dan alis terangkat.

“Tentu, Sayang.” Sebuah kecupan ringan mendarat lembut di pipi Elena.

Jenny yang melihat itu hanya bisa berdeham keras, menggoda dengan tatapan jahil.

Tak lama kemudian, dua orang pembawa acara, yaitu sepasang siswa dari kelas lain, naik ke atas panggung untuk membuka acara secara resmi.

Pidato dari ketua yayasan pun menjadi agenda pertama.

“Menjadi dewasa tidak semudah yang kita bayangkan!”Sang kepala yayasan membuka suaranya. “Dulu, kita mungkin tidak pernah bersungguh-sungguh memikirkan arti tanggung jawab. Tapi setelah ini, dunia menuntut kita untuk berdiri sendiri. Tak ada lagi orang tua yang akan selalu menjadi perisai, karena kita sendiri lah yang harus menjadi perisai bagi diri sendiri. Oleh sebab itu, jadilah manusia yang kuat, namun tetap waras. Sebab, jika tidak, dunia yang kejam ini bisa dengan mudah menenggelamkan kita ke dalam lumpur keputusasaan.”

Tepuk tangan dari para tamu undangan bergemuruh memenuhi aula. Beberapa dari mereka bahkan sampai menitikkan air mata, tak terkecuali dengan Elena dan Jenny.

Mendengar pidato sang ketua yayasan, membuat jantung Elena sedikit bergemuruh. Sebab, tak akan lama lagi dia juga akan segera memasuki dunia kerja sekaligus perkuliahan.

Gadis itu sama sekali tak bisa menolak permintaan ayahnya untuk menjadi sekretaris sang kakak. Maka dari itu, sebelum masuk ke dunia perkuliahan tiga bulan lagi, dia akan full bekerja di kantor sang ayah. Baru setelah masuk kuliah, Elena hanya akan datang ke kantor pada hari tertentu saja.

Setelah sesi pidato usai, suasana berubah menjadi lebih ringan dan penuh tawa. Lalu tibalah saatnya semua pasangan berdansa, tepat sebelum pengumuman King and Queen of the Night.

Albern menyodorkan tangannya ke arah sang kekasih. “Mau berdansa denganku?”

“Aku tak bisa berdansa,” bisik Elena jujur. Sejak pacaran, mereka memang belum pernah berada dalam momen yang kelewat romantis ini.

“Tidak apa-apa.” Albern menggenggam tangannya, lalu membimbing Elena ke lantai dansa. Ia menuntun gadis itu untuk memeluk lehernya erat, sedangkan kedua tangannya sendiri memeluk lembut pinggang sang kekasih.

Lampu diredupkan. Musik romantis mulai mengalun pelan, menghanyutkan semua yang ada di ruangan besar ini. Elena memandangi sekeliling, semua teman-temannya tampak tenggelam dalam dunia mereka sendiri.

Di lain sisi, Jenny tampak begitu serius bertatapan dengan Aldrich. Pria itu kemudian terlihat berbisik di telinga Jenny, sebelum kemudian memagut mesra bibir gadis itu setelah mendapatkan persetujuan.

"Aiih, padahal mereka baru saja bertemu," ujar Elena seraya mengendikkan dagunya.

Albern tertawa kecil, mengikuti arah pandangnya. “Cinta pada pandangan pertama memang nyata. Seperti kita, bukan?”

Suara Albern yang dalam dan menenangkan, membuat dada Elena terasa hangat.

“Ya. Seperti kita,” bisiknya.

Albern kemudian mendekatkan dahinya pada dahi Elena. “Aku mencintaimu, Elena Odelia Wileen.”

Hati Elena merekah. “Aku pun mencintaimu, Albern Danish William,” balas gadis itu dengan senyum termanis yang ia miliki.

Pelukan Albern mengerat. Ia menempelkan kecupan di kening Elena, lalu berpindah ke pelupuk mata, pipi, hidung, hingga akhirnya menyentuh bibir sang kekasih dengan lembut.

...***...

"Aldrich mana, Jen? Kalian tak pulang bersama?” tanya Elena, saat keduanya tiba di lobi hotel. Mereka tengah menunggu Albern yang izin ke toilet sebentar.

Jenny langsung memerah. “Mmm, tidak,” jawabnya cepat, tapi terdengar ragu-ragu.

“Kenapa?” Elena memicingkan mata, penasaran.

Jenny menatap sekitar sejenak, lalu mendekat dan membisikkan sesuatu ke telinga Elena.

Refleks, Elena nyaris berteriak. Namun, Jenny sigap menutup mulut sahabatnya tersebut dengan telapak tangan sambil melotot.

“Kecilkan suaramu, Dasar bodoh!” bisik Jenny ketus.

“Maaf, hahaha! Aku tak menyangka kalian akan ....” Elena terpingkal karena tak kuat melanjutkan kalimatnya.

Jenny gelisah, matanya melirik ke arah resepsionis, tempat dimana Aldrich kini sedang memesan kamar untuk mereka. Dan bukan hanya mereka saja yang melakukannya. Ada beberapa pasangan lain yang turut melakukan hal serupa.

Di negara mereka, kebebasan seperti ini memang bukanlah hal yang asing dan tabu.

“Memangnya Albern tidak ...?” tanya Jenny menggantung.

“No, dia terlalu baik! Dia beruntung mendapatkan gadis yang tak kalah baik seperti aku!” jawab Elena, menyeringai penuh kebanggaan.

“Jadi, menurutmu aku bukan gadis baik?” Jenny memukul lengan Elena ringan.

“Yah, kamu tahu sendiri jawabannya!” Elena tertawa kecil.

“Kamu, sih, enak, memiliki status yang jelas! Kalau aku? Maka dari itu, aku harus memanfaatkan peluang selagi ada!” Jenny tertawa centil.

Tak lama, Albern dan Aldrich pun kembali dan mereka berpisah di lobi.

“Good luck! Jangan lupa pakai pengaman, ya?” bisik Elena cepat.

“Enggak seru dong kalau begitu!” Jenny tertawa lebar.

“Heh! Jangan bodoh, Jen!” bentak Elena.

“Ih, aku cuma bercanda, dasar perawan menyebalkan!”

“Oh, dasar pirang sialan! Sudah sana, bye!” Elena melambaikan tangan.

“Mereka check-in?” tanya Albern setelah melihat arah kepergian pasangan itu.

“Iya. Kamu mau juga?” Elena menggoda, sembari menggelayut manja di lengan pria itu.

“Aku benar-benar penasaran, kenapa kita tak pernah melakukannya. Apa jangan-jangan kamu tidak mencintaiku, ya? Atau yang lebih parah, kamu sebenarnya memiliki kepribadian menyimpang, dan sengaja memacariku untuk menutupi hal tersebut?"

Ucapan absurd Elena sontak membuat Albern menyentil sedikit dahinya. "Dasar bodoh! Justru karena aku mencintaimu, makanya aku menjaga semuanya tetap indah sampai waktunya nanti!"

Elena mengusap dahinya dengan penuh drama. “Aku hanya bercanda, Sayang,” bisiknya lirih.

Terpopuler

Comments

Siska Agustin

Siska Agustin

Albern itu cinta bukan nafsu,Elena..dia bnr² menjaga kepercayaan kedua orang tuamu,disaat yg tepat nanti dia akan melakukannya...

2022-06-16

0

@ᵃˢʳʏ ᵛᵃʳᴍᴇʟʟᴏᴡ🐬

@ᵃˢʳʏ ᵛᵃʳᴍᴇʟʟᴏᴡ🐬

baru lulus skola pdhaal,, gila bner hdup d.luar itu kudu bner" tebaal iman.a☺️☺️☺️

2022-06-11

0

Santai Dyah

Santai Dyah

memang sih tdk tabu tapi klo di sini tabu
gpp lah anak muda

2022-06-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Sepenggal Mimpi.
2 Bab 2 : Kepulangan Evans.
3 Bab 3 : Potongan Mimpi Kembali Hadir.
4 Bab 4 : Pertemuan Keduanya.
5 Bab 5 : Rencana Simon.
6 Bab 6 : Air Mata Luka.
7 Bab 7 : Terhina.
8 Bab 8 : Fakta Tentang Evans.
9 Bab 9 : Bayangan Leon.
10 Bab 10 : Perkenalan Albern dan Evans.
11 Bab 11 : Oswald Royal Museum (1)
12 Bab 12 : Oswald Royal Museum (2).
13 Bab 13: Panti Asuhan Maria Joseph.
14 Bab 14 : Prom Night.
15 Bab 15 : Hari Pertama Bekerja.
16 Bab 16 : Air Mata Elena.
17 Bab 17 : Tak Dianggap.
18 Bab 18 : Pertengkaran.
19 Bab 19 : "Elena!"
20 Bab 20 : Tragedi.
21 Bab 21 : Terbangun Di Tempat Asing.
22 Bab 22 : Sosok Leon di Mata Elena.
23 Bab 23 : Princess Airlea.
24 Bab 24 : Mimpi Evans (1).
25 Bab 25 : Mimpi Evans (2).
26 Bab 26 : Kondisi Elena.
27 Bab 27 : Aku Akan Terus Bersamamu.
28 Bab 28 : Seutas Janji.
29 Bab 29 : Elena Siuman.
30 Bab 30 : Semua Terungkap.
31 Bab 31 : Tanda Lahir Evans.
32 Bab 32 : Percaya Reinkarnasi?
33 Bab 33 : Mimpi Evans Kembali Hadir.
34 Bab 34 : Kandas.
35 Bab 35 : Nyaris Celaka.
36 Bab 36 : Satu Hati.
37 Bab 37 : Cinta Sejati?
38 Bab 38 : Break.
39 Bab 39 : Kecemburuan.
40 Bab 40 : Hilang?
41 Bab 41 : Ulah Albern.
42 Bab 42 : Iris.
43 Bab 43 : Leon - Evans.
44 Bab 44 : Penyelamatan Elena.
45 Bab 45 : Evans Mendapatkan Ingatannya.
46 Bab 46 : Vonis Albern.
47 Bab 47 : Takdir Tak Bisa Diubah.
48 Bab 48 : Sepenggal Ingatan.
49 Bab 49 : Hilang?
50 Bab 50 : Hidup Tanpanya.
51 Bab 51 : Kencan Buta.
52 Bab 52 : Dinas Luar Kota.
53 Bab 53 : Identitas Chris.
54 Bab 54 : Nyaris Bertemu.
55 Bab 55 : Pertemuan Kembali.
56 Bab 56 : Tak Akan Kubiarkan Kau Pergi.
57 Bab 57 : Ingin Bersamamu.
58 Bab 58 : Menyerah?
59 Bab 59 : Firasat.
60 Bab 60 : "Aku mencintaimu."
61 Bab 61 : Amnesia Disosiatif.
62 Bab 62 : Kasih Sayang Keluarga.
63 Bab 63 : Apartemen.
64 Bab 64 : Sebuah Pengakuan.
65 Bab 65 : Kembali atau Pergi?
66 Bab 66 : Princess Airlea.
67 Bab 67 : Pa Emër River.
68 Bab 68 : Perjodohan.
69 Bab 69 : Melarikan Diri.
70 Bab 70 : Akhir Kisah Kerajaan Oswald.
71 Bab 71 : Akhir Kisah.
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1 : Sepenggal Mimpi.
2
Bab 2 : Kepulangan Evans.
3
Bab 3 : Potongan Mimpi Kembali Hadir.
4
Bab 4 : Pertemuan Keduanya.
5
Bab 5 : Rencana Simon.
6
Bab 6 : Air Mata Luka.
7
Bab 7 : Terhina.
8
Bab 8 : Fakta Tentang Evans.
9
Bab 9 : Bayangan Leon.
10
Bab 10 : Perkenalan Albern dan Evans.
11
Bab 11 : Oswald Royal Museum (1)
12
Bab 12 : Oswald Royal Museum (2).
13
Bab 13: Panti Asuhan Maria Joseph.
14
Bab 14 : Prom Night.
15
Bab 15 : Hari Pertama Bekerja.
16
Bab 16 : Air Mata Elena.
17
Bab 17 : Tak Dianggap.
18
Bab 18 : Pertengkaran.
19
Bab 19 : "Elena!"
20
Bab 20 : Tragedi.
21
Bab 21 : Terbangun Di Tempat Asing.
22
Bab 22 : Sosok Leon di Mata Elena.
23
Bab 23 : Princess Airlea.
24
Bab 24 : Mimpi Evans (1).
25
Bab 25 : Mimpi Evans (2).
26
Bab 26 : Kondisi Elena.
27
Bab 27 : Aku Akan Terus Bersamamu.
28
Bab 28 : Seutas Janji.
29
Bab 29 : Elena Siuman.
30
Bab 30 : Semua Terungkap.
31
Bab 31 : Tanda Lahir Evans.
32
Bab 32 : Percaya Reinkarnasi?
33
Bab 33 : Mimpi Evans Kembali Hadir.
34
Bab 34 : Kandas.
35
Bab 35 : Nyaris Celaka.
36
Bab 36 : Satu Hati.
37
Bab 37 : Cinta Sejati?
38
Bab 38 : Break.
39
Bab 39 : Kecemburuan.
40
Bab 40 : Hilang?
41
Bab 41 : Ulah Albern.
42
Bab 42 : Iris.
43
Bab 43 : Leon - Evans.
44
Bab 44 : Penyelamatan Elena.
45
Bab 45 : Evans Mendapatkan Ingatannya.
46
Bab 46 : Vonis Albern.
47
Bab 47 : Takdir Tak Bisa Diubah.
48
Bab 48 : Sepenggal Ingatan.
49
Bab 49 : Hilang?
50
Bab 50 : Hidup Tanpanya.
51
Bab 51 : Kencan Buta.
52
Bab 52 : Dinas Luar Kota.
53
Bab 53 : Identitas Chris.
54
Bab 54 : Nyaris Bertemu.
55
Bab 55 : Pertemuan Kembali.
56
Bab 56 : Tak Akan Kubiarkan Kau Pergi.
57
Bab 57 : Ingin Bersamamu.
58
Bab 58 : Menyerah?
59
Bab 59 : Firasat.
60
Bab 60 : "Aku mencintaimu."
61
Bab 61 : Amnesia Disosiatif.
62
Bab 62 : Kasih Sayang Keluarga.
63
Bab 63 : Apartemen.
64
Bab 64 : Sebuah Pengakuan.
65
Bab 65 : Kembali atau Pergi?
66
Bab 66 : Princess Airlea.
67
Bab 67 : Pa Emër River.
68
Bab 68 : Perjodohan.
69
Bab 69 : Melarikan Diri.
70
Bab 70 : Akhir Kisah Kerajaan Oswald.
71
Bab 71 : Akhir Kisah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!