Bab 12 : Oswald Royal Museum (2).

"Kerajaan Oswald didirikan pada tahun XXX sebelum masehi. Kerajaan ini semula dipimpin oleh Raja Dierez dan Ratu Lizbeth, sebelum akhirnya turun kepada anak sulung mereka, Raja Dalbert. Selama ratusan tahun, rakyat yang hidup di bawah kepemimpinan mereka menjalani kehidupan yang damai dan bahagia." Suara Mr. Anthony, sang pemandu wisata, mengalin penuh wibawa bersama aroma debu sejarah. Ia kemudian menekan tombol pada remote di tangannya, hingga sebuah layar besar muncul dan menampilkan lukisan-lukisan kuno bergambar wajah-wajah yang telah lama ditelan waktu.

Elena yang turut menyaksikan pertunjukan kecil tersebut lantas tertegun, saat mendapati salah satu lukisan yang terpampang di sana.

"Ini adalah foto Princess Airlea yang masih berusia 16 tahun. Putri kedua dari Raja Galadriel dan keturunan kesembilan Raja Dalbert. Kerajaan yang selama bertahun-tahun dikenal damai dan sejahtera, seketika berubah saat sebuah peristiwa terjadi di sana." Mr. Anthony kembali bersuara.

"Princess Airlea yang rencananya akan dinikahkan dengan seorang putra mahkota dari kerajaan tetangga, rupanya menolak keras perjodohan tersebut. Pemberontakan pun dilakukan Princess Airlea dengan kabur dari istana. Mengetahui sang putri kabur, Raja Galadriel memerintahkan seluruh pasukannya untuk mencari ke seluruh negeri. Namun, sayang, mereka sama sekali tidak dapat menemukan Princess Airlea."

Layar besar itupun menampilkan sesosok pria misterius bertopi jerami dengan pakaian sederhana.

Melihat gambar tersebut, dada Elena kontan bergemuruh. Elena merasa sangat familiar dengannya.

"Kerajaan Oswald pun gempar, ketika mendapatkan berita dari salah seorang pedagang yang sempat melihat kepergian sang putri bersama seorang pria lusuh pekerja serabutan. Desas-desus mengatakan kalau keduanya diketahui telah menikah dan tinggal di pedesaan yang jauh dari kerajaan Oswald. Princess Airlea bahkan merubah identitasnya agar tidak diketahui siapapun."

Jantung Elena berdentum kencang. Napasnya mulai memburu.

"Calon besan Raja Galadriel tentu saja murka begitu mendengar berita tersebut. Mereka merasa terhina dan menyatakan perang pada Raja Galadriel detik itu juga. Beliau digulingkan dari tahta dan dihukum mati bersama seluruh keluarganya. Dan hingga akhir hayatnya, Raja Galadriel tak pernah sekalipun bertemu dengan putri sulungnya itu." Mr. Anthony mengakhiri cerita panjangnya.

Suasana hening sejenak. Semua terperangah mendengar kisah menyedihkan itu, termasuk Elena yang kini telah bersimbah airmata, seolah rasa sakit yang terjadi memang pantas ia rasakan.

"Ada yang ingin mengajukan pertanyaan? Silakan saja, tidak usah malu-malu!" Mr. Anthony mengangkat tangannya guna mempersilakan para murid bertanya.

Bella pun mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

"Ya, silakan perkenalkan diri dulu sebelum mengajukan pertanyaan!" tukas Mr. Anthony.

"Perkenalkan, nama saya Bella Smith dari St. Cicilia High School. Mr. Anthony, apakah Princess Airlea akhirnya ditemukan? Tahukah beliau kalau seluruh keluarganya telah dibunuh dengan kejam, dan siapa nama barunya? Terima kasih!" Bella mengangguk sopan, tanda menyudahi pertanyaannya.

"Pertanyaan yang bagus! Beri tepuk tangan yang meriah dulu untuk Nona Bella Smith!" titah Mr. Anthony yang langsung dituruti para pengunjung.

"Nama Princess Airlea yang baru masih simpang siur. Ada yang mengatakan Direz, Riez, Iris, atau Irez. Sementara nasibnya sendiri tidak ada yang bisa mengetahuinya secara pasti, tetapi kesimpulan yang didapat dari para ahli sejarah mengatakan, bahwa Princess Airlea hidup bahagia hingga akhir hayatnya!" jawab Mr. Anthony kemudian.

Bisik-bisik menyakitkan pun terdengar. Mereka mulai menggunjingkan keegoisan sang putri yang lebih mementingkan dirinya sendiri.

"No!" Gumaman lirih keluar dari mulut Elena. Satu kata yang mengandung seluruh beban di balik fakta.

Air mata pun semakin deras mengalir, tatkala bisik-bisik itu kembali terdengar.

"Benar-benar tak patut dicontoh! Bagaimana bisa dia hidup bahagia, padahal seluruh keluarganya mati bunuh!"

"Benar! Sayang sekali Raja Galadriel memiliki putri berhati jahat seperti itu!"

"Seharusnya dia tidak menolak perjodohan tersebut! Apalagi sampai meninggalkan keluarganya!"

Elena menutup kedua telinganya rapat-rapat demi menghindari bisikan-bisikan jahat yang keluar dari mulut para murid. Dengan suara yang nyaris tidak terdengar, Elena mengatakan 'tidak' berulang-ulang kali.

Jenny yang berdiri di sebelah gadis itu kontan terkejut melihat keanehan yang dialami sahabatnya. "El, kamu kenapa?" tanya Jenny khawatir.

"Suruh mereka diam, Jen! Mereka tidak tahu apa-apa! Gadis itu tidak pernah hidup bahagia!" seru Elena di sela-sela isak tangisnya.

"Apa? Siapa?" ujar Jenny tak mengerti.

"Dia tidak pernah bahagia, Jen!" seru Elena dengan suara yang sedikit berbeda kali ini.

"Aku tidak mengerti, El. Siapa yang tidak bahagia?" Jenny yang kebingungan lantas memegang kedua pundak Elena, lalu mengguncangnya pelan.

"El, sadarlah!" ucap Jenny panik.

Elena mendadak terdiam. Sorot matanya yang semula tampak sangat tersiksa, tiba-tiba berubah dingin, kosong, dan kelam.

"Aku mengakui semua kesalahanku pada mereka. Tapi, tahu kah kalian, bahwa hidupku pun berakhir tragis di tangan seorang iblis berwujud manusia!"

Jenny tertegun. Suara itu bukan milik Elena.

Sedetik kemudian, Elena kembali berubah seperti semula, seolah tidak sadar dengan apa yang baru saja terjadi.

"El, kamu baik-baik saja? Apa yang terjadi barusan? Kesalahan apa yang kamu akui dan siapa yang berakhir tragis? Kamu benar-benar membuatku takut, El!"

"Hah?" Elena mengerjap-erjapkan matanya. Beberapa teman sekolah pun mulai mengalihkan perhatian mereka, dan menanyakan kondisi Elena yang kini telah bersimbah airmata.

Mr. Anthony yang juga melihat kondisi Elena, akhirnya bergegas menghampiri. "Nona muda, mengapa Anda menangis? Boleh saya tahu siapa nama Anda?" tanya pria bersurai keemasan itu.

"Nama saya Elena Odelia Wileen dari St. Cicilia High School," jawab Elena.

"Ahh, Anda rupanya satu sekolah dengan Nona Bella rupanya. Lalu, mengapa Anda menangis, Nona?" tanya Mr. Anthony tersenyum.

Elena sendiri yang tampak kebingungan dan hanya bisa menoleh ke arah sahabatnya, guna meminta penjelasan.

Jenny mengangkat alisnya tinggi-tinggi. Dia bahkan merasa lebih keheranan dengan sikap Elena yang seperti tidak menyadari tingkahnya sendiri.

"Mungkin karena cerita mereka terlalu tragis." Jawab Jenny asal.

Mr. Anthony mengangguk-anggukan kepalanya. "Baiklah, saya harapx Anda dan semua teman-teman Anda dapat menikmati suasana di tempat ini. Sekarang, untuk para siswa-siswi sekolah, mari membuat kelompok masing-masing yang sudah ditentukan, dan selamat bersenang-senang!" kata pria itu sembari berpamitan pada para pengunjung.

Jenny menggenggam tangan Elena. "El, kamu benar baik-baik saja?" tanya gadis itu.

"Ya, aku tidak apa-apa, Jen," jawab Elena.

Jenny tersenyum. Meski banyak pertanyaan yang berkecamuk dalam kepalanya, gadis itu memilih bungkam dan mencoba untuk tidak terlalu memikirkan kejadian barusan.

...***...

"El, boleh kutanya sesuatu?" tanya Jenny, saat mereka berdua baru saja kembali ke kamar hotel untuk beristirahat. Bella dan Abigail masih belum terlihat, karena mereka sedang berenang terlebih dahulu sebelum pesta barbeque diadakan.

"Kamu ini, ingin bertanya saja sampai meminta izin dulu. Mau tanya apa, Pirang?" Elena yang sibuk mencari pakaiannya di tas, menanggapi pertanyaan Jenny jenaka.

"Soal mimpi yang pernah kamu ceritakan waktu itu, loh! Tentang wanita jaman dulu yang selalu menghantuimu. Apa kamu masih memimpikannya?" tanya Jenny penasaran.

"Ahh, dia! Ya, aku masih suka memimpikannya. Memang kenapa?" Elena menghentikan kegiatannya sejenak dan menatap Jenny.

"Kamu ingat, tidak, siapa nama gadis itu?" Jenny membalas tatapan Elena dengan raut wajah serius.

"Iris!" jawab Elena cepat.

Mendengar jawaban sang sahabat, Jenny sempat termangu. Kata-kata yang sempat dilontarkan Elena tadi, serta nama gadis dalam mimpinya itu, entah mengapa seperti memiliki keterikatan satu sama lain.

Berbagai pertanyaan lain pun timbul mengusik batin Jenny seketika.

"Tidak!" gumamnya sambil menggelengkan kepala. Ia tidak terlalu mempercayai kisah-kisah berbau supranatural.

"Gila saja! Mana mungkin!" Batin Jenny menyangkal.

Terpopuler

Comments

ZhieLaa

ZhieLaa

kisah Elena dimasa lampau

2022-11-16

1

Siska Agustin

Siska Agustin

kek Elena kerasukan Iris/putri Airlea gt g sih?? tp keknya Elena lebih ke reinkarnasi dr sang putri deh...

2022-06-16

1

Yen Lamour

Yen Lamour

Tak ada yang tak mungkin didunia ini jen 🤭

2022-06-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Sepenggal Mimpi.
2 Bab 2 : Kepulangan Evans.
3 Bab 3 : Potongan Mimpi Kembali Hadir.
4 Bab 4 : Pertemuan Keduanya.
5 Bab 5 : Rencana Simon.
6 Bab 6 : Air Mata Luka.
7 Bab 7 : Terhina.
8 Bab 8 : Fakta Tentang Evans.
9 Bab 9 : Bayangan Leon.
10 Bab 10 : Perkenalan Albern dan Evans.
11 Bab 11 : Oswald Royal Museum (1)
12 Bab 12 : Oswald Royal Museum (2).
13 Bab 13: Panti Asuhan Maria Joseph.
14 Bab 14 : Prom Night.
15 Bab 15 : Hari Pertama Bekerja.
16 Bab 16 : Air Mata Elena.
17 Bab 17 : Tak Dianggap.
18 Bab 18 : Pertengkaran.
19 Bab 19 : "Elena!"
20 Bab 20 : Tragedi.
21 Bab 21 : Terbangun Di Tempat Asing.
22 Bab 22 : Sosok Leon di Mata Elena.
23 Bab 23 : Princess Airlea.
24 Bab 24 : Mimpi Evans (1).
25 Bab 25 : Mimpi Evans (2).
26 Bab 26 : Kondisi Elena.
27 Bab 27 : Aku Akan Terus Bersamamu.
28 Bab 28 : Seutas Janji.
29 Bab 29 : Elena Siuman.
30 Bab 30 : Semua Terungkap.
31 Bab 31 : Tanda Lahir Evans.
32 Bab 32 : Percaya Reinkarnasi?
33 Bab 33 : Mimpi Evans Kembali Hadir.
34 Bab 34 : Kandas.
35 Bab 35 : Nyaris Celaka.
36 Bab 36 : Satu Hati.
37 Bab 37 : Cinta Sejati?
38 Bab 38 : Break.
39 Bab 39 : Kecemburuan.
40 Bab 40 : Hilang?
41 Bab 41 : Ulah Albern.
42 Bab 42 : Iris.
43 Bab 43 : Leon - Evans.
44 Bab 44 : Penyelamatan Elena.
45 Bab 45 : Evans Mendapatkan Ingatannya.
46 Bab 46 : Vonis Albern.
47 Bab 47 : Takdir Tak Bisa Diubah.
48 Bab 48 : Sepenggal Ingatan.
49 Bab 49 : Hilang?
50 Bab 50 : Hidup Tanpanya.
51 Bab 51 : Kencan Buta.
52 Bab 52 : Dinas Luar Kota.
53 Bab 53 : Identitas Chris.
54 Bab 54 : Nyaris Bertemu.
55 Bab 55 : Pertemuan Kembali.
56 Bab 56 : Tak Akan Kubiarkan Kau Pergi.
57 Bab 57 : Ingin Bersamamu.
58 Bab 58 : Menyerah?
59 Bab 59 : Firasat.
60 Bab 60 : "Aku mencintaimu."
61 Bab 61 : Amnesia Disosiatif.
62 Bab 62 : Kasih Sayang Keluarga.
63 Bab 63 : Apartemen.
64 Bab 64 : Sebuah Pengakuan.
65 Bab 65 : Kembali atau Pergi?
66 Bab 66 : Princess Airlea.
67 Bab 67 : Pa Emër River.
68 Bab 68 : Perjodohan.
69 Bab 69 : Melarikan Diri.
70 Bab 70 : Akhir Kisah Kerajaan Oswald.
71 Bab 71 : Akhir Kisah.
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1 : Sepenggal Mimpi.
2
Bab 2 : Kepulangan Evans.
3
Bab 3 : Potongan Mimpi Kembali Hadir.
4
Bab 4 : Pertemuan Keduanya.
5
Bab 5 : Rencana Simon.
6
Bab 6 : Air Mata Luka.
7
Bab 7 : Terhina.
8
Bab 8 : Fakta Tentang Evans.
9
Bab 9 : Bayangan Leon.
10
Bab 10 : Perkenalan Albern dan Evans.
11
Bab 11 : Oswald Royal Museum (1)
12
Bab 12 : Oswald Royal Museum (2).
13
Bab 13: Panti Asuhan Maria Joseph.
14
Bab 14 : Prom Night.
15
Bab 15 : Hari Pertama Bekerja.
16
Bab 16 : Air Mata Elena.
17
Bab 17 : Tak Dianggap.
18
Bab 18 : Pertengkaran.
19
Bab 19 : "Elena!"
20
Bab 20 : Tragedi.
21
Bab 21 : Terbangun Di Tempat Asing.
22
Bab 22 : Sosok Leon di Mata Elena.
23
Bab 23 : Princess Airlea.
24
Bab 24 : Mimpi Evans (1).
25
Bab 25 : Mimpi Evans (2).
26
Bab 26 : Kondisi Elena.
27
Bab 27 : Aku Akan Terus Bersamamu.
28
Bab 28 : Seutas Janji.
29
Bab 29 : Elena Siuman.
30
Bab 30 : Semua Terungkap.
31
Bab 31 : Tanda Lahir Evans.
32
Bab 32 : Percaya Reinkarnasi?
33
Bab 33 : Mimpi Evans Kembali Hadir.
34
Bab 34 : Kandas.
35
Bab 35 : Nyaris Celaka.
36
Bab 36 : Satu Hati.
37
Bab 37 : Cinta Sejati?
38
Bab 38 : Break.
39
Bab 39 : Kecemburuan.
40
Bab 40 : Hilang?
41
Bab 41 : Ulah Albern.
42
Bab 42 : Iris.
43
Bab 43 : Leon - Evans.
44
Bab 44 : Penyelamatan Elena.
45
Bab 45 : Evans Mendapatkan Ingatannya.
46
Bab 46 : Vonis Albern.
47
Bab 47 : Takdir Tak Bisa Diubah.
48
Bab 48 : Sepenggal Ingatan.
49
Bab 49 : Hilang?
50
Bab 50 : Hidup Tanpanya.
51
Bab 51 : Kencan Buta.
52
Bab 52 : Dinas Luar Kota.
53
Bab 53 : Identitas Chris.
54
Bab 54 : Nyaris Bertemu.
55
Bab 55 : Pertemuan Kembali.
56
Bab 56 : Tak Akan Kubiarkan Kau Pergi.
57
Bab 57 : Ingin Bersamamu.
58
Bab 58 : Menyerah?
59
Bab 59 : Firasat.
60
Bab 60 : "Aku mencintaimu."
61
Bab 61 : Amnesia Disosiatif.
62
Bab 62 : Kasih Sayang Keluarga.
63
Bab 63 : Apartemen.
64
Bab 64 : Sebuah Pengakuan.
65
Bab 65 : Kembali atau Pergi?
66
Bab 66 : Princess Airlea.
67
Bab 67 : Pa Emër River.
68
Bab 68 : Perjodohan.
69
Bab 69 : Melarikan Diri.
70
Bab 70 : Akhir Kisah Kerajaan Oswald.
71
Bab 71 : Akhir Kisah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!