"Ayah."
"Iya."
"Ehm.. boleh tanya nggak?"
"Tanya apa?"
"Tadi Ayah sama Mas Bryan bicara masalah kami kan? " Ucap Keysa saat tengah makan malam.
"Kenapa? Kamu ingin pacaran dan menikah sama Bryan?" Ucap Pak Brata.
"Ehm... nggak tahu Yah. "
"Bukan kenapa - napa Keysa, kamu anak Ayah satu - satu nya dan kamu harus tahu Ayah tidak ingin mendidik kamu gagal, Ayah ingin kamu memiliki pendidikan setinggi - tingginya hingga S 3."
"Terima kasih Ayah, sudah banyak melakukan yang terbaik untuk Keysa. "
"Ibu kamu sebelum meninggal dunia berpesan, agar kamu menjadi wanita yang memiliki derajat yang tinggi. Dan menjadi wanita yang sukses."
"Iya Ayah."
******
"Maaf komandan boleh kah saya antar Keysa ke sekolah? " Ucap Bryan yang hari ini menggunakan seragam lengkap nya.
Keysa menatap ke arah Ayah nya, dan Pak Brata menatap ke arah Bryan.
"Keysa bukan nya kamu ini naik taksi kan dan tidak ingin berangkat sama Ayah." Ucap Pak Brata.
"Iya Ayah ini sudah di chat taksinya." Ucap Keysa sambil menatap ke arah Bryan.
Bryan hanya tersenyum, dan Taksi pun datang tepat berhenti di depan rumah Keysa.
"Keysa pamit Ayah. " Ucap Keysa sambil mencium punggung tangan Pak Brata.
"Hati - hati. " Ucap Pak Brata.
"Assalamu'alaikum."
"Walaikumsalam."
Keysa berjalan melewati Bryan dan Bryan menatap ke arah Keysa hingga masuk kedalam Taksi.
"Maaf kan saya Bryan. " Ucap Pak Brata sambil menepuk bahu Bryan.
"Iya Pak tidak apa - apa. " Ucap Bryan.
*****
"Kamu kenapa? " Tanya Leon.
"Saya tadi ke rumah Keysa untuk mengantar dia sekolah tapi sama Bapak nya nggak di ijin kan. " Jawab Bryan.
"Kan sudah jelas waktu itu bilang nggak akan menyetujui kalian pacaran atau menikah." Ucap Leon.
"Iya saya akan sabar." Ucap Bryan.
"Sekarang kamu harus berjuang, bagaimana dulu Keysa juga berjuang untuk mendapatkan kamu tapi akhirnya dia mundur juga."
"Saya yakin dia sebenarnya masih menyukai saya hanya saja dia mungkin ingin menghukum saya."
"Ya.. itu pantas kalau memang dia menghukum kamu karena kamu juga dulu begitu sama dia dingin."
"Akh... ternyata saya jatuh cinta sama bocil." Ucap Bryan mengakui nya.
******
"Neng ini ada kiriman." Ucap Susi sambil menaruh martabak dan pisang molen.
"Dari siapa? " Tanya Keysa penasaran karena dirinya tidak memesan apapun.
"Nggak tahu. " Ucap Susi.
"Buat mba Susi aja akh nggak mau dari siapa, takut ada pelet nya ih... serem."
"Yah.. kalau begitu ya nggak mau juga mba Susi sih, bagaimana kita buang saja. "
"Jangan mubazir, gimana kita kasih Ayah saja. "
"Kalau kasih ke Ayah nanti Ayah yang kena pelet. "
"Ini pasti yang kirim cowok, nggak bakalan mungkin lah Ayah kena pelet. Lagian kirim makanan nggak kasih nama salah sendiri dong."
"Tapi Bapak nggak apa - apa kan? " Ucap Susi ragu.
"Ayah kan belum coba mba Susi. " Ucap Keysa.
"Nah itu Ayah. " Tunjuk Keysa.
"Ada apa? " Tanya Pak Brata.
"Itu buat Ayah. " Ucap Keysa.
"Tumben belikan Ayah makanan begini an." Ucap Pak Brata sambil memakan pisang molen.
"Enak? " Tanya Keysa.
"Enak." Jawab Pak Brata sambil mengunyah pisang molen.
"Bapak nggak merasakan reaksi apa - apa?" Tanya Susi.
"Nggak, memang ada apa sih? " Ucap Pak Brata sambil makan potongan martabak manis.
"Nggak malah enak banget kok."
"Syukur deh." Ucap Keysa.
"Memang kenapa sama makanan ini hah? " Tanya Pak Brata yang mulai curiga.
"Itu ada kurir tadi yang antar ini makanan buat Keysa, tapi nggak tahu siapa yang kirim. Keysa takut ini ada pelet nya Ayah." Jawab Keysa.
"Kamu jangan begitu Keysa, ini benar ada pelet nya nanti Ayah dong yang kena."
"Bapak kan laki - laki kalau ada pelet juga nggak bakalan mempan pasti mental." Ucap Susi.
"Benar juga kata kamu Sus, ya sudah Ayah makan semua ya. " Ucap Pak Brata langsung beranjak pergi sambil membawa kotak berisi martabak manis dan Pisang molen.
*******
Ibnu membuka masker nya dan mencopot jaket kurir online nya, setelah mengantar makanan untuk Keysa.
"Siapa yang nerima? " Tanya Bryan.
"Asisten rumah tangga nya." Jawab Ibnu.
"Kamu nggak bilang dari saya kan? " Tanya Bryan.
"Nggak Bang, saya langsung pamit. " Jawab Ibnu.
"Bagus lah, jangan sampai tahu dari saya. Semoga saja dia suka." Ucap Bryan.
*******
"Selamat pagi semuanya. " Sapa Pak Brata saat berada masuk di ruang breafing sambil menenteng kotak makanan.
"Pagi komandan. " Balas Para Anggota.
"Maaf ya saya bawa ini kesini, tadi belum sempat masuk keruangan. " Ucap Pak Brata.
"Bang, itu kan yang tadi malam saya beli. " Bisik Ibnu.
"Apanya? " Bisik Bryan.
"Kotak martabak nya." Bisik Ibnu.
"Kamu yakin?"
"Yakin Bang. "
"Mungkin berbagi sama Ayah nya."
"Mungkin saja."
Breafing pun telah selesai namun Bryan dan Ibnu di minta untuk tetap tinggal.
"Leon apakah sudah berangkat tadi malam?" Tanya Pak Brata.
"Siap Komandan sudah." Ucap Bryan.
"Dia baru ambil cuti?" Tanya Pak Brata.
"Seperti nya begitu. " Jawab Bryan.
"Maaf Komandan saya ingin tanya." Ucap Ibnu.
"Tanya apa?" Ucap Pak Brata.
"Itu martabak yang sedang viral ya? " Ucap Ibnu.
"Saya tidak tahu, ini anak saya yang kasih tadi malam mungkin ada penggemar rahasia mengirim kan makanan namun anak saya tidak ingin memakan nya karena tak jelas siapa pengiriman nya dan ini enak banget martabak nya. Ini sisa tadi malam karena kenyang. "
"Kalau boleh tahu kenapa tidak di makan?" Tanya Ibnu dan Bryan pun menyenggol kaki Ibnu dengan memberikan kode.
"Katanya takut di pelet mungkin ada jampi - jampi dari dukun."
"Ja - jaman sekarang masih main dukun." Ucap Bryan.
"Iya ini saya yang makan, katanya nggak bakalan mempan kalau saya yang makan." Ucap Pak Brata sedang kan Bryan hanya menelan saliva.
******
"Dasar bocil, tidak tahu apa yang ikhlas kasih dia eh malah di tuduh main pelet." Ucap Bryan kesal.
"Ini juga salah abang kenapa nggak jujur dari abang. " Ucap Ibnu.
"Kalau jujur dia pasti menolak."
"Nggak jujur saja sudah menolak bang."
"Jadi saya harus bagaimana Ibnu?"
"Tahu akh bang, saya pusing. Mending abang dekati dengan cara abang sendiri deh Jangan bawa - bawa saya. "
"Jadi kamu nggak bantu saya nih?" Ucap Bryan.
"Mau bantu gimana lagi bang, di lihat juga abang nya begitu." Ucap Ibnu.
*****
"Terakhir ya hari ini kamu kirim ke rumah nya." Pinta Bryan pada Ibnu.
"Ini apa bang?" Tanya Ibnu.
"kamu tahu kan itu bucket bunga." Jawab Bryan.
"Tahu bang maksud saya nama pengirim?" Tanya Ibnu.
"Bilang saja dari penggemar rahasia." Jawab Bryan.
"Dia pasti menolak bang, yang makanan aja di sangka pelet apalagi ini bunga mawar nanti di kira mawar beracun."
"Aduh bawel banget sih tuh orang, di kasih pikirannya negatif terus." Ucap Bryan kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
*~er~*
untung banyak bapak komandan 😂😂😂
2022-08-23
1
Yulia Birink
🤣🤣🤣🤣😜😜😜
2022-06-19
0
azril arviansyah
bingung kan jadinya
2022-06-18
0