Married With Mr. Arrogant
Jalanan kota Yogyakarta semakin padat mengingat aktivitas mulai berjalan. Orang berlalu lalang menuju ke tempat mereka bekerja, menuntut ilmu dan bahkan hanya untuk sekedar menghabiskan waktu.
Seorang gadis mengendarai mobilnya cepat tampak terburu buru. Sesekali ia melihat alexnder cristy ditangannya dengan was-was. Tampak kalau ia tidak ingin terlambat bertemu dengan seseorang yang tengah menunggunya.
Pricilia Deandra, seorang gadis cantik dengan rambut hitam panjang. Gadis manis yang hanya menggunakan kream dan bedak untuk wajahnya, di padu alis mata dan eyelener. Ia hanya menggunakan make up minimalis yang selalu menghiasi harinya.
Setelah sampai di sebuah resto, Deandra bergegas memarkirkan mobil. Ia tergesa gesa membuka pintu dan masuk ke dalam. Seorang pelayan yang datang menyambutnya, namuam ia terpaksa melaluinya begitu saja. Gadis itu masuk dan mencari-cari seseorang. Sebuah senyum manis tersungging di wajahnya ketika melihat satu sosok. Seorang pria tampan duduk sambil sendiri di bangku pokok. Sosok yang dikenal Deandra duduk disana dengan tenang sambil memainkan tabletnya.
"Kak Doni, maafkan aku terlambat. Aku tadi mampir ke butik sebentar," jelas Deandra. Ia lalu berjalan mendekati sebuah meja dimana pria yang bernama Doni telah duduk manis menunggunya
"Gak papa sayang, aku juga baru sampai. Ayo duduklah. Aku sudah memsansankan spageti kesukaanmu." Pria yang bernama Doni itu tersenyum menenangkan.
"Hehehe... terimakasih, Sayang," ujar sang gadis yang bernama Deandra sambil tersenyum sumringah.
"Oh ya Dea, aku punya kabar baik untuk kita. Aku ketrima melanjutkan studi di amerika!" Doni tersenyum bangga dan bahagia.
"Benarkah?! Ya tuhan, kamu memang luar bisa sayang." Deandra hanya menatap tak percaya ke arah Doni. Kemudian wajahnya berseri seri bertanda bangga dan bahagia dengan pria ganteng di depannya ini.
"Jadi besok kita bisa sama-sama di sana. Ayah akan kuberitahu kabar bahagia ini. Pastinya dia tak akan lagi khawatir kalau aku membuka membuka usaha lagi disana karena Kak Doni juga disana" lanjut Dea bahagia.
"Dan setelah studi spesialisku selesai, kita bisa menikah dan hidup bahagia." Doni menggenggam tangan Deandra dengan lembut.
Deandra hanya tersenyum penuh bahagia menatap Doni yang telah menjadi pacarnya selama 5 tahun ini. Doni adalah seorang pria tampan yang berprofesi sebagai dokter. Ia bekerja di salah satu rumah sakit terkemuka di kota ini, Doni telah resmi menjadi tunangannya 3 bulan semenjak yang lalu.
"Kalau begitu mari kita rayakan." Deandra tersenyum bahagia ketika pelayan tengah membawakan pesanan mereka.
*
*
*
Deandra dan Doni tiba di sebuah bandara, tampak orang berlalu lalang sibuk dengan aktifitas mereka. Deandra berjalan berdampingan dengan Doni menuju antrian menuju pemberangkatan. Doni menggenggam Deandra seolah olah tidak ingin melepaskan gadis yang dicintainya itu.
"Sayang, malu dilihat orang" bisik Deandra sambil menahan mukanya yang memerah.
"Terserah orang mau berpandangan apa. Aku akan terbang ke benua yang jauh darimu. Aku hanya tak ingin menyiakan kesempatan detik detik ini. Setiap detik bersamamu begitu berharga." Doni semakin erat memegang tangan Dea.
"Kak Doni, kita kan hanya akan berpisah beberapa hari saja. Beberapa hari lagi aku pasti akan menyusulmu. Ayah bilang masih ada beberapa urusan, jadi aku harus menunggunya baru bisa ikut ke amerika,' keluh Deandra sambil merengut.
"Tampaknya ayahmu masih tak rela jika anak gadis satu satunya di rebut olehku," goda Doni.
"Yah...begitulah Ayahku. Terlalu menyayangiku sampai ke Amerika saja harus diantarkan. Padahal aku bisa berangkat berdua dengan kakak saja," Deandra merajuk.
"Permisi Nona, anda hanya bisa mengantarkan sampai batas ini," tegur seorang petugas bandara sambil menunjuk batas biru pengantar.
"Ah, iya...maafkan kami," jawab Doni. Donipun menatap Dendra lekat. Doni tersadar bahwa sudah saatnya mereka berpisah.
"Deandra sayang, tunanganmu yang ganteng ini pergi dulu. Sampai jumpa di Amerika ya sayang." Doni memeluk Deandra erat.
"Ih, Kakak itu narsis aja sukanya. Sampai sana jangan lupa telp dan jangan main-mata dengan bule." Deandra membalas pelukan Doni.
Doni hanya terkekeh dan melepaskan pelukan Deandra. Lalu ia berjalan masuk sambil melambaikan tangan. Deandra membalas lambaian tangan sambil tersenyum.
Pippp... Pippp... Pippp...
handpone Deandra berbunyi.
"Halo, ada apa?" Sapa Deandra lembut.
"Nona, saya sekretarisnya Bapak. Maaf menganggu. Bapak__," ucap Pak Budi terputus. Nada bicara terlihat panik sekali.
"Ada apa dengan ayah?" tanya Deandra penasaran.
"Ayah anda....beliau mengalami kecelakaan, sekarang sedang kritis di Rumah sakit." jawab Pak Budi sedikit pelan.
"Apa?! Ya tuhan, Ayah kecelakaan? Dimana sekarang? Oke, aku akan segera ke rumah sakit," sahut Deandra panik. Ditutupnya handpone di tangannya dan bergegas keluar meninggalkan bandara.
****
Deandra berjalan gelisah mendekati ruang ICU. Matanya berkaca kaca menahan tangisan, sudah sedari tadi ia menangis. Sekretaris ayah Deandra, Pak Budi duduk di depan ruang ICU segera berdiri ketika melihat kehadiran Deandra.
"Nona..." sapa Pak Budi lemah.
"Pak, bagaimana kondisi ayah?" Tanya Deandra khawatir.
"Nona, mohon menguatkan diri. Tuan sedang dalam kritis. Tim Dokter baru saja menanganinya," Terang Pak Budi.
Deandra hanya menatap pintu ICU dengan sedih. Dia hanya terduduk di kursi tunggu dengan pilu. Dalam hati ia berdoa untuk kesembuhan ayahnya. Pak budiman dengan setia menemani di sampingnya sambil menepuk punggung Deandra yang bergetar menahan isakan tangis.
Tak lama kemudian, seorang perawat mendatangi mereka. Dia menatap Deandra dan Pak Budi bergantian.
"Dimana keluarga tuan Handoko?" Tanyanya.
"Saya putrinya suster." Deandra segera bangkit dan mendekati suster dengan khawatir, "Bagaimana kondisi ayah saya suster?"
"Baiklah Mbk, Kondisi ayah anda dalam masa kritis, ayah anda mengalami benturan keras di kepalanya. Kita harus segera melakukan operasi untuk menyelamatkan nyawanya." Suster itu menatap Deandra.
"Baiklah suster mari kita lakukan sekarang juga," ucap Deandra cepat. Ia tak mau terjadi apa-apa dengan ayahnya, di dunia ini Deandra hanya mempunyai keluarga satu satunya yaitu ayahnya.
"Baiklah kalau begitu ada beberapa hal yang harus anda baca dan anda tanda tanganin, dan mohon maaf untuk pembayaran biaya operasi bisa anda urus terlebih dahulu sebelum operasi dimulai. Mari silahkan ikut saya. " Terang suster itu, Deandra hanya mengangguk pasrah dan mengikuti suster tersebut untuk mengurus semua berkas.
****
# Deandra POV #
"Maaf nona, kartu yang anda berikan tidak bisa digunakan," ucap seorang petugas kasir ketika aku menyerahkan kartu debitku untuk membayar biaya operasi.
"Hah? Tidak bisa?" tanyaku keheranan.
Padahal semua uang yang diberikan ayah disana semua. Uang dalam jumlah besar, bagaimana mungkin tidak bisa digunakan. Apa mungkin kartunya rusak??
Aku merogoh kartu kredit di dalam dompet dan menyerahkan ke petugas kasir. Petugas kasir menerimanya, lalu ia menggesekan kartu tersebut. Ia hanya menggeleng-geleng.
"Maaf nona, kartu ini juga tidak bisa digunakan." Jelasnya.
Aku hanya mengernyitkan dahi. Bagaimana bisa kartu kredit tampa batasku juga tidak bisa digunakan?!
"Maaf Nona, apa anda mempunyai uang cash?" tanya perawat itu lagi. Aku melihat isi dompetku yang hanya tinggal beberapa ratus ribu saja. Aku memang tidak biasa membawa uang cash dalam jumlah besar.
"Sayang sekali Nona, kalau tidak segera dilunasi maka operasi tidak bisa segera dilaksanakan," terang suster.
"Suster, bagaimana kalau dioperasi dulu. Saya akan mengambil uang di rumah?" tanyaku sambil memelas.
"Maaf sekali Nona, kami tidak bisa membantu," jawab suster itu sedih.
Aku terduduk lemas, bagaimana ini? Apa yang harus kulakukan. Aku harus pulang ke rumah, mungkin saja ayah menyimpan uang di rumah.
"Suster, tolong jaga ayahku sementara ini. Saya akan mengambil uangnya di rumah," ucapku sambil bergegas keluar rumah sakit.
_____ Bersambung____
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
223
greget sumpahhh
2021-12-02
0
Erika Darma Yunita
akun lupa dapt novel ini darimana... tapi aku tertarik.... ok aku datang
2021-09-24
0
Kenzi Kenzi
mampir gw thor
2021-08-08
0