Di sebuah lobi perusahaan, Nico duduk sambil membolak-balikkan koran yang tidak ia baca sedikitpun. Nico menghela nafas berat dengan kesal. Sementara itu, pak Tomi sudah mulai resah melihat CEO nya yang sepertinya dalam kondisi tidak baik. Ia merasa aneh kelakuan Nico. Pertama ia datang sudah menunjukan kelakuan yang aneh seperti ingin sidak di beberapa ruangan, namun kenyataannya tidak satupun yang ia lakukan.
Kedua, entah apa yang ia lakukan duduk setengah jam di lobi sambil membolak balik koran yang jelas tidak ia baca. Nico hanya melihat beberapa orang yang lalu lalang. Sesekali ia mendengus menandakan bahwa ia sedang kesal saat melihat sesosok yang memasuki lobi tampak bukan sesosok yang dicarinya.
"Maaf pak Nico sedang mencari apa? Atau sedang menunggu seseorang?" tanya pak Tomi.
"Tidak, aku hanya mencari pegawai yang telat. Semua harus di tertipkan," jawab Nico kesal.
"Bukankah pegawai yang tadi juga terlambat pak, mengapa dibiarkan?" tanya pak Tomi bingung. Ia tidak mengerti mengapa Nico melepaskan Anderan, dan justru mencari karyawan yang terlambat lagi yang belum tentu ada kan.
Nico tidak menjawab ia hanya menghempaskan koran yang ia bawa ke meja.
Mengapa aku malah terlihat bodoh menunggunya disini? Entah dimana gadis itu? Sudah satu jam dari jam kerja, ia belum menapakkan batang hidungnya. Memang benar dugaanku, Deandra hanya main-main bekerja di kantornya.
"Pak Nico mohon maaf, 10 menit lagi anda mempunyai rapat penting. Apa tidak sebaiknya bapak naik dan bergegas?" tanya pak Tomi membuyarkan lamunan Nico.
"Hm...." Nico berfikir sambil melirik jam tangannya. Tidak terasa sudah setengah jam ia duduk disini. Nico menghendikkan bahunya dan menatap ke arah luar.
Aku memang harus segera pergi sekarang. Tapi bagaimana dengan Deandra?? Dia belum tampak batang hidungnya, padahal sudah dari tadi dia berangkat dari rumah. Sial, Aku kehilangan untuk menghandiiknya kali ini.
"Pak Tomi, tolong sampaikan ke Fara agar mempersiapkan pegawai baru. Kumpulkan mereka semua. Setelah saya rapat pegawai baru diminta menghadap ke saya." Nico mulai beranjak pergi.
"Baiklah tuan," jawab pak Tomi bingung sambil mengikuti Nico beranjak menuju ke arah lift.
******
Di sebuah ruangan duduklah beberapa orang dalam suatu meja yang berbentuk lingkaran besar. Nico duduk di depan sambil memperhatikan seorang karyawan yang sedang mempresentasikan beberapa hasil dari pekerjaan.
"Sekian presentasi dari saya. Terima kasih atas masukan Bapak Nico dan rekan-rekan sekaliannya," ucap seorang karyawan menutup presentasinya.
"Oke baiklah, terima kasih atas presentasinya hari ini. Terima kasih atas kerja kerasnya untuk rapat hari ini. Kita tutup rapat hari ini. Saya tunggu untuk perbaikannya hari ini. Selamat bekerja tetap semangat," ucap Nico penih wibawa sambil menutup rapatnya.
"Terimakasih pak," jawab semua orang yang berada di ruang rapat.
Nici lalu menutup tabletnya kemudian dia berdiri. Ia mulai meninggalkan ruang rapat. Tepat di depan ruangan, sudah ada Pak Tomi yang sedang menunggunya. Pak Tomi lalu menghampiri Nico dan berjalan di sampingnya.
"Pak Niko untuk karyawan yang baru yang diminta untuk menghadapinya dengan sudah kami siapkan," ucap pak Tomi.
"Baiklah, dimana mereka?" tanya Nico tegas. Sekilas senyum seringai muncul di sudut bibirnya.
Kena kamu Deandra. Akan kuhabisi kamu kali ini dan kubuat kamu hengkang dari sini secepat mungkin.
"Mereka di ruangan bapak," sahut Pak Tomi sambil berjalan lebih cepat di depan Nico san membukakan pintu ruangan Nico.
Langkah kaki Nico terdengar mantap ketika memasuki ruangan. Tampak beberapa orang pegawai baru berdiri sambil menunggu Nico. Mereka menoleh ke arah Nico saat mendengar langkah kakinya. Wajah tegang tampak di wajah mereka saat melihat Nico berjalan ke arah mereka. Entah apa yang menjadi alasan mereka dipanggil kesini.
"Siang pak," sapa semua pegawai baru dengan gugup.
"Siang semua." Nico berjalan melewati mereka dan duduk di kursinya.
Nico menyilangkan kaki kanannya ke kaki kirinya. Ia lalu menatap satu persatu para pegawai baru dengan tatapan tajam. Lalu mengulangi melihat mereka.
Mana Deandra?
Nico meneliti lagi satu persatu pegawai baru yang diterima perusahaan dengan seksama. Di depannya berdiri 3 orang perempuan dan 2 laki-laki berdiri. Mereka tampak gugup di hadapan Nico. Nico lalu mengernyitkan dahi bingung.
Bukankah Deandra seharusnya salah satu satu dari para pegawai baru? Tapi mengapa dia tidak ada disini?
"Pak Tomi, tolong panggilkan Fara kesini," Ujar Nico kemudian.
"Baiklah pak," jawab pak Tomi sambil berlalu keluar ruangan.
Tak lama kemudian, seorang gadis cantik memasuki ruangan. Ia menapakkan high heelsnya mendekati Nico. Fara membukukan badan dan tersenyum.
"Apa ada yang bisa saya bantu pak?" tanya Fara.
"Dimana yang lain?" tanya Nico pada Fara sekretarisku.
Fara mengeenyitkan dahi, lalu ia menatap Nico dengan tatapan bingung. "Maaf pak, maksud bapak apa? yang lain?"
"Pegawai baru. Aku kan memintamu untuk mengumpulkan mereka semua sekarang," sahut Nico tegas.
"Maaf pak Nico, mereka semua adalah pegawai baru yang diterima. Semuanya sudah di depan anda pak," jawab Fara berusaha untuk tenang.
Nico kembali menatap para pegawai dengan tatapan heran.
Sudah semua di depanku? Hanya mereka?Lalu dimana Deandra? Kenapa dia tidak ada?
"Memangnya hanya 5 saja yang diterima di perusahaan kita?" tanya Nico kembali memastikan.
"Iya bapak, hanya 5 pegawai. Hm... Tapi tunggu_" Fara berusaha mengingat-ingat. Ia lalu membuka tablet yang yang ia bawa. Berusaha untuk mencari data karyawan yang lolos seleksi beberapa waktu lalu.
"Tapi apa?" tanya Nico tidak sabaran.
Baguslah kalau Deandra terlambat atau membangkang. Bisa untuk aku alasan untuk memarahinya di depan umum.
"Sebenarnya ada 1 lagi pak, seorang wanita. Tetapi dia__" Ucap Fara terputus.
"Panggil dia kesini sekarang!" perintah Nico tegas sambil memutus perkataan Fara.
"Maaf pak, dia tidak disini. Ketika kami informasikan mengenai lolos seleksi dan dapat untuk bekerja di perusahaan, yang bersangkutan memunduran diri." Jelas Fara sambil membaca laporan tentang pemunduran diri Deandra.
Nico mengernyitkan dahi heran, ia tampak tersinggung mendengarnya. Ia menatap Fara dengan tatapan tidak suka.
Siapa yang berani-beraninya menolak bekerja di perusahaanku. Memundurkan diri? Hanya orang aneh yang melakukannya.
"Siapa orang itu, berani-beraninya memundurkan diri dari perusahaanku?" tanya Nico kesal.
Fara bergegas membuka lebih detail data pegawai dan mulai memeriksa."Namanya Pricilia Deandra pak. Memundurkan diri karena ada alasan pribadi."
Nico membelalakkan mata kesal, ia lalu menghendikkan bahunya. Pegawai baru hanya terdiam sambil bertanya-tanya.
Astaga! Jadi Deandra tidak tampak batang hidungnya karena memundurkan diri?! Memangnya mengapa? apa dia takut dan malu ketahuan punya tujuan lain bekerja di perusahaanku? Ternyata dugaanku benar. Deandra memang bekerja di sini hanya untuk mendekatiku.
Nico lalu mengalihkan pandangannya melihat para pegawai yang menatapnya bingung dan penuh tanda tanya.
"Baiklah, selamat bergabung dengan Nipo Company. Good Luck dan semoga berhasil. Oke cukup ini saja, kalian sudah boleh pergi melanjutkan pekerjaan kalian," Nico berusaha tenang dan melempar senyum karisma sebagai seorang pemimpin.
"Terimakasih pak. Kami permisi" Para pegawai baru membungkukkan badannya dan pergi disusul oleh pak Tomi dan Fara.
Brak!
Nico melemparkan berkas di mejanya kesal. Ia menatap ke arah pintu dengan nafas naik turun menahan amarahnya.
"Gadis gila! Beraninya dia memundurkan diri dari sini! Apa sebenarnya maumu?" Gumamnya kesal.
*****
Author
Terimakasih sudah membaca karyaku yang masih abal2 ini. Semoga suka dengan cerita ini. Terimakasih sudah like, vote dan rate ⭐ 5. Kalian adalah penyemangat bagiku untuk lanjut menulis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Saenab
jangan smkan semua perempuan dgn wanita mu Dea org berpendidikan dan pintar kamu kira dapat kamu permaikan
2023-02-07
0
Berdo'a saja
serba salah
2021-10-26
0
NFC
pak nicoooo...kowe mbingungi tenan..
2021-05-31
0