"Pak Suryo!! Usir Wanita ini!!" Perintah Nico tegas.
"Maaf tuan Nico, anda menyuruh saya apa?". Tanya pak Suryo kembali memastikan.
"Kamu tidak dengar perkataanku?? Usir wanita ini dari rumahku!". Nico menatap pak Suryo dengan penuh tatapan perintah.
"Apa?!! Kamu mengusirku?". Pekik Deandra kesal.
Aku baru saja sampai wahai tuan sok Oke yang menyebalkan. Mengapa kamu usir keluar aku?! Aku bahkan tidak punya tempat tinggal lagi! Mau tidur dimana aku! Meski ini rumahmu, jangan seenaknya mengusirku!!
"Iya!! Ayo pak Suryo! Bawa pergi cewek ini keluat pergi jauh-jauh dari rumahku!". Nico menatap pak Suryo dengan nada memerintah.
"Maaf tuan, saya tidak bisa". Pak Suryo meminta maaf dengan sopan
"Tidak bisa bagaimana maksudmu!?" Tanya Nico kesal.
"Maaf tuan Nico, Tuan Adam sudah memerintahkan saya dan semua orang untuk melayani nona Deandra dengan baik seperti melayani tuan. Nona Deandra tidak diijinkan keluar dari rumah, meskipun anda mengusirnya." Pak Suryo dengan tenang menjelaskan.
"Apa?!!". Nico seperti tidak percaya dengan pendengarannya.
"Maaf tuan, Nona akan tinggal disini sampai kalian menikah dan selanjutnya. Ini pesan tuan Adam." Pak Suryo menjelaskan dengan nada hormat.
"Tinggal disini?!" Nico menatap pak Suryo tak percaya dengan pendengarannya. Tidak pernah satupun wanita yang pernah tinggal di rumahnya.
"Benar tuan, nona Deandra akan tinggal disini. Anda dan nona Deandra akan bisa saling mengenal jika sering bertemu sehingga bisa lebih akrab dan dekat." Jelas pak Suryo.
Nico menghempaskan badannya di kursi dengan kesal. Nico memijit mijiit keningnya yang mulai pusing. Ia sudah mulai kesal dan frustasi. Mengapa daddy sekarang malah menyuruh wanita ini tinggal di rumahnya pula?! Biasanya wanita akan pergi kalau ia usir begitu saja dari rumah.
"Saling mengenal? Akrab? Dekat? Hahaha... dengan cewek barbar kayak dia? Gak mungkin!". Nico tergelak kesal sambil menunjuk Deandra.
"Barbar?! Jaga mulutmu tuan sok sempurna!". Deandra menatap Nico kesal.
Memangnya aku juga mau tinggal disini?? Aku juga tidak berharap untuk tinggal disini, mengenalmu, jadi dekat?! Kalau aku harus memilih akan kupilih orang lain daripada laki-lagi arogan sepertimu?? Aku disini karena terpaksa tahu**!
"Aku heran, apa yang sudah kamu lakukan hingga daddy begitu mendukungmu seperti ini?!" Nico menatap Deandra penuh selidik, mengapa ada gadis yang begitu keras kepala mendapatkan dukungan penuh dari daddynya.
"Hahaha... apa yang sudah aku lakukan?! Pikirkan sendiri. Yang jelas kamu tidak akan bisa mengusirku!". Deandra tertawa senang. Ia pikir ia akan segera hengkang dari rumah saat Nico mengusirnya. Ternyata tidak!!
Terimakasih tuan Adam, sudah menolongku dari jauh. Setidaknya anakmu ini tidak akan semena-mena untuk mengusirku! Setidaknya aku punya tempat tinggal.
" Hm... Baiklah, kita lihat kamu akan bertahan berapa lama. Semua wanita yang dibawa daddy tak pernah bisa menjadi tunanganku mereka tak bisa bertahan lebih dari sebulan." Nico berdiri dengan santai lalu ia mengeluarkan handphone keluaran terbarunya dan memencet sebuah no.
"Apa? Sebulan?!". Deandra terkejut, namun Nico tampak cuek ia masih asik dengan ponselnya.
"Hm.... oke, kita lihat saja. Aku akan pergi dari rumah ini atau tidak". Tantang Deandra.
Aku sebenarnya malu mengatakan ini, aku seperti sudah terlanjur basah jadi biarkan sekalian basah kuyup menghadapai pria ini. Pria ini kalau di baikin makin besar kepala. Apa ia berfikir seluruh bumi mengitarinya sehingga ia sepede itu?!
"Oke terserah kamu, aku akan menunggu saat dimana kamu akan angkat kaki dari rumahku sambil menangis." Nico tersenyum mengejek. Deandra hanya menari nafas panjang berusaha menguasai dirinya.
Tut...tut...tut...
Nico memencet tombol panggilan keluar di ponselnya. Terdengar nada sambung, Nico sengaja mengeraskan suara ponsel agar Deandra mendengarnya.
"Hai Nico sayang, aku sudah kangen kamu. ada apa mencariku?". Terdengar suara genit dari sana.
"Halo Nina sayang... Apa kamu sibuk?". Tanya Nico. Deandra hanya menatap kesal Nico, ia tidak peduli dengan siapa Nico bicara.
"Tentu tidak... Aku tidak pernah sibuk untukmu" Nina menjawab dari seberang.
"Baiklah, bagaimana kalau aku jemput? aku merindukan wajah cantik dan bibir manismu". Sahut Nico lagi sambil melirik Deandra.
" Ah, Nico kamu bisa aja. Baiklah Nico, aku juga sudah merindukan dada bidang berotot dan ciumanmu". Sahut Nina
"Baiklah tunggu aku akan menjemput." Nico mematikan ponselnya.
Nico lalu beranjak melewati Deandra dengan cuek. Deandra hanya mendengus kesal sambil menatapnya jengkel.
Kamu sengaja kan mengeraskan suaranya supaya aku dengar?! Dasar pria yang brengsek! Tidak bisakah kamu menggunakan bahasa yang tidak seronok? dan lihat disini ada orang, kamu cuek saja telp mesraan seperti itu! Tidak punya malu! Tapi tunggu! Siapa tadi namanya? Nina?!
"Kukira pacarmu yang tadi yang aku temui dengan kejadian memalukan bernama karen?" tanya Deandra heran.
Nico berbalik lalu menatap Deandra dengan seringai yang menyebalkan." Kamu pikir aku punya wanita hanya satu? Haahaha... Kamu tahu, kamu tidak akan bisa menghitung jumlah wanitaku dengan hitungan jari tangan dan kakimu."
What!?
"Atau kamu ingin ingin menjadi salah satunya?." Nico masih tetap dengan senyum menyebalkannya.
Whattt!!!!
"Jangan harap!!".
Deandra hanya menggeleng kesal, ia tidak mengerti kata-kata tuan Adam yang mengkhawatirkan putranya. Dia bilang putranya tak pernah menjalin cinta serius dengan wanita. Kenyataannya justru berbanding terbalik!! pria ini justru serius menjalin cinta dengan banyak wanita!!
'semua wanita yang dijodohkan denganku tak pernah bertahan lebih dari sebulan,' kata kata Nico teringang di fikiran Deandra.
Sebulan! aku pastinya masih belum cukup uang untuk membiayai rumah sakit ayah dan membayarkan hutang-hutang ayah ke tuan Adam kalau aku membatalkan perjanjian. Hm... Setidaknya aku harus bertahan lebih lama sampai ayah sembuh dan aku bisa membayar hutang kepada tuan Adam dengan begitu aku bisa pergi jika pria arogan ini menendangku.
"tunggu!"
Nico menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Deandra. Ia mengkerutkan dahinya. "Mengapa? Kamu berminat?".
Deandra menghela nafas panjang dan mengumpulkan keberaniannya. Aku sudah disini. Aku tidak boleh mundur. Aku harus kuat dan bertahan demi ayah.
"Aku tak berminat menjadi WANITAMU, ataupun menjadikanmu PRIAKU! aku hanya butuh status tunangan dan menikah denganmu. Dan bagaimanpun caranya, aku akan bertahan lebih lama. Kalau perlu aku akan memaksamu menjadi tunanganku suka atau tidak. Kalau perlu aku seret kamu ke pernikahan." Deandra mengatakannya dengan mantap sambil menatap Nico tajam.
Yaa tuhan...hatiku bergetar tak percaya aku mengatakan hal tak masuk akal ini. Kata-kata yang membuatku mual! Menyuruh pria brengsek ini tunaganku dan menikahiku??
Nico menatap Deandra tertegun, lalu ia terdiam. Deandra hanya salah tingkah setelah mengucapkan kata-kata tidak masuk akalnya. Nico menatap Dendra lekat, tidak berapa lama sebuah seringai licik terpancar di Wajahnya.
Memaksaku?! Menyeretku?? Yang benar saja! Gadis ini keras kepala sekali rupanya! Dia rupanya tidak tahu berhadapan dengan siapa.
"Well, let we see. Tampaknya menarik. Kita lihat kamu yang akan menyeretku ke pernikahan, atau aku yang akan menyeretku dan menendangmu keluar dari rumah ini." Sahut Nico sambil tersenyum penuh makna kemudian ia langsung pergi dari rumah.
Deandra hanya melongo menatap kepergiannya, tidak menyangka Nico justru senang dengan gertakannya dan membalasnya.
"Astaga, pria itu sungguh menyebalkan. Aku bisa gila jika seperti ini terus!". Gumam Deandra sambil menatap kepergian Nico.
"Pak Suryo, bagaimana kalau Nico mengusirku terus?!." Deandra ganti menatap pak Suryo.
"Nona Deandra, tenang tuan Adam sudah memerintahkan saya untuk tidak mengijinkan siapapun mengusir anda dari sini, termasuk tuan Nico. Anda tinggal berusaha keras untuk melunakan hati tuan Nico. ". Pak Suryo mendekati Deandra, sepertinya ia paham dengan isi pikiran Deandra.
Melunakan hati tuan Nico?! Orang seperti dia?? Hahahaha... kalau bisa memilih ia lebih suka keluar dari rumah ini daripada berhadapan dengan tuan muda yang tidak mempunyai sopan santun dan sok sempurna itu.
"Tuan Nico meskipun menyebalkan, keras kepala, playboy dan sedikit arogan, sebenarnya ia baik nona". Jelas pak Suryo.
Menyebalkan, keras kepala, playboy dan sedikit arogan itu jelas semuanya benar pak Suryo, kalau baik?! Aku ragu akan itu!
"Semoga demikian ya pak". Deandra tersenyum kecut.
"Nona, tuan Nico sudah pergi mungkin akan kembali tengah malam. Mari saya antarkan ke kamar anda." Pak Suryo membuyarkan lamunan Deandra. Deandra hanya mengangguk dan tersenyum.
*****
Bersambung
Hm... Bagaimana readers... tinggalkan jejak ya. Supaya aku makin semangat nglanjutinnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Berdo'a saja
👍👍👍👍👍👍
2021-10-26
0
Cerita Emmilia
hihihi bagus authot awal cerita yg bagus aq tertarik
2021-04-02
0
Dian Aza
kasian deandra dpt calon suami yg suka celap celup sna sni.
2021-01-30
0