Deandra menghela nafas panjang ketika sebuah mobil berhenti di depannya. Seorang supir keluar membawakan kopernya dan memasukannya ke bagasi mobil dan seorang lagi keluar menyapa Deandra lalu mempersilahkannya untuk masuk.
Deandra masuk ke mobil dengan langkah gontai. Teringat kejadian beberapa hari yang lalu. Setelah ia menghubungi tuan Adams, operasi ayah segera dilaksanakan. Operasi ayah berhasil tapi ayahnya masih belum sadarkan diri. Dokter bilang karena operasi yang tertunda ayah masih memerlukan perawatan yang intensif dan lebih lengkap. Akhirnya tuan Adam mengirimkan ayah ke Jakarta untuk mendapatkan perawatan lebih baik.
Dan disinilah Deandra berada sekarang. Ia berangkat ke Jakarta juga, cuma bukan untuk menemani ayahnya tetapi menemui calon tunangannya yang entah ia sendiri tidak tahu bagaimana rupanya. Begitu urusan ayahnya selesai, Deandra membuat kesepakatan dengan tuan Adam. Tuan Adam harus kembali ke Australia jadi tidak bisa pergi bersamaku. Ia hanya didampingi salah satu anak buahnya.
"Maafkan aku Dea, aku belum bisa menemaniku. Perlu kamu ketahui, meskipun tabiat putraku sedikit buruk, ia sebenarnya baik. Kuharap putraku bisa menyukaimu. Jika ada sesuatu kamu bisa meminta pak Suryo atau menghubungiku." Pesan tuan Adam saat ia menandatangani perjanjian itu. Kata tuan Adam teringang di telingaku. Mempunyai tabiat buruk? Seperti apa??
Deandra melirik cincin di jarinya lalu melepasnya dan menempatkannya di kotak cincin.
Maafkan aku kak Doni, aku harus melepaskan ikatan ini meski aku tak ingin. Maafkan aku yang mengingkari janji kita dan berpaling ke orang yang bahkan tak kukenal. Maafkan aku... sungguh!
Air mata membasahi pipi Deandra, ia pun menghapus titik titik air mata di pipinya. Demi ayah ia harus menikahi pria yang mungkin buruk rupa, atau cacat atau kelainan mental atau mungkin lebih buruk lagi!
*****
"Nona, kita sudah sampai." Sebuh suara membangunkan Deandra yang tertidur ketika dalam perjalanan.
Deandra mengerjab-kerjabkan mataku berusaha mengembalikan kesadarannya. Matanya lalu terbalalak ketika melihat sekeliling rumah. Tampak rumah mewah, ia mempunyai halaman yang sangat luas seluas sebuah desa. Bahkan ada hutan pinus kecil di dalamnya. Di beberapa halaman parkiran terpakir berjejer mobil dengan berbagai merek yang jelas semuanya mahal!
Gila! Rumahnya gede sekali. Ini rumah apa istana. Bahkan halamannya saja seperti lapangan golf.
Seorang pelayan membukakan pintu mobil untukku, Deandra hanya terdiam masih merasa tidak nyaman diperlakukan seperti ini. Ia segera turun dari mobil dan masih menatap takjub rumah itu. Aku memang menduga tuan Adam bukan orang biasa.Tak disangka tuan Adam kaya bahkan sangat kaya sekali.
"Nona, lewat sini. Tuan muda nico di dalam." pak Suryo membuyarkan fikirannya
Seperti apa tuan muda Niko?? Aku sudah menduga banyak hal. Ia pasti sesorang yang jelek, buruk rupa atau bahkan cacat! Sehingga papanya bersusah payah untuk mencarikan calon istri untuknya!
Deandra lalu memasuki rumah tersebut, lagi lagi ia terperanggah. Luar biasa! rumah ini sungguh sungguh mewah. Semua yang berada di rumah ini terlihat mahal.
"Saya akan memanggilkan tuan muda, nona bisa tunggu disini." pamit Pak Suryo lalu beranjak pergi.
Deandra hanya mengangguk lalu aku kembali menikmati kemegahan rumah ini. Selang beberapa lama, Deandra mulai menunggu ia mulai bosan dan suntuk. Sedangkan pak Suryo belum terlihat juga. Deandra menghela nafas jenuh, ia ingin ke toilet. Lalu ia beranjak dan mulai clingak clinguk mencari toilet. Akhirnya ia manemukan toilet di sudut rumah. Lagi-lagi ia terperanggah, toilet ini sebesar kamarnya dulu.
Setelah dari toilet, Deandra mencari-cari tempat dimana ia duduk tadi. Namun, ia tersasar. Astaga saking besarnya rumah ini setelah dari kamar kecil aku malah tersasar!! Dimana ruangan tempat aku menunggu tadi!!
"Ugh....ugh....hmmm...nymmmm..."Deandra mulai mendengar suara aneh. Dari tadi ia perhatikan rumah ini sepi. Jangan jangan ada perampokan!
Saking penasarannya, Deandra mencari asal suara, suara itu berasal dari salah satu ruangan yang sedikit terbuka. Sambil mengendap endap ia berjalan dan membuka pintu itu. Dan...
"Aaaaaaaa!!!!!!" Deandra berteriak sambil menutup mata melihat pemandangan yang vulgar antara laki-laki dan perempuan yang sedang berciuman mesra.
"Shitt!! Siapa kamu!" Sebuah suara berat terdengar kesal. Tampaknya ia sangat terganggu aktifitasnya terganggu oleh suara teriakanku.
Deandra membuka mataku perlahan, pria dan wanita itu sudah berhenti melakukan adegan yang membuat bulu kuduknya berdiri. Raut muka mereka tampak tak suka dan terganggu. Si wanita mulai membenahkan dresnya dengan kesal.
"Nona, ada apa? Aku dengar suara teriakan." Terlihat pak suryo khawatir.
"Siapa dia?" Ucap Deandra bersamaan dengan pria itu. Dan ups selain pertanyaan mereka yang bersamaan ternyata mereka sama-sama saling menunjuk.
"Hm.... nona Dea ini tuan muda Nico, tuan Niko, ini nona Deandra. Calon tunangan anda." Pak suryo menjelaskan.
"Apa?!" Lagi lagi mereka berbarengan terkejut.
Pria itu menatap Deandra tajam, ia melihat Deandra dengan detail dari ujung rambut sampai ujung kaki hal yang membuat Deandra sangat risih.
"Karen, kamu bisa pulang sekarang, hari ini cukup sampai disini."perintah Nico.
"Tapi Nic, kita baru saja mulai. Lagian aku tak membawa mobil. Kamu harus mengantarku." Rajuk wanita bernama Karen itu dengan nada manja hm...tidak..lebih tepatnya genit!
"Pak Suryo akan mengantarmu. Pulanglah. Aku ada sedikit masalah dengan WANITA INI." Perintahnya tegas sambil memberikan penekanan pada kata wanita ini.
Karen merengut tapi dia tak protes. Dia hanya mengangguk lalu mengambil tasnya dan beranjak pergi sesaat dia melirik Deandra dengab kesal saat melewatinya. Pak suryo mengikuti dari belakang.
"Ikut aku!" Lagi lagi pria ini memerintah Deandra seenaknya. Deandra menghela nafas kesal lalu mengikutinya.
Mereka berhenti di sebuah ruangan santai, ia duduk di sofa lalu dia menelphon seseorang, yah sepertinya dia menghubungi tuan Adam. Setelah selesai berdebat di telp dia duduk dengan muka kesal. Deandra hanya duduk tak jauh darinya. Mereka hanya terdiam lama tampa bicara apapun.
Deandra melirik pria di depannya. Dia tampan berdarah ind tinggi, tegak dengan badan atletis. Kulitnya putih bersih, rambutnya hitam dengan potongan cepak yang sedikit berantakan tatanannya. Hidungnya mancung, bibirnya tipis sexy meskipun sedang menggrutu tak jelas. Matanya berwarna abu abu sama seperti tuan adam.
Keseluruhan pria is perfect. Terlalu perfect . Jauh dari bayanganku yang buruk rupa,cacat, kelainan metal dll. Lalu mengapa tuan Adam susah payah mencarikan calon istri untuknya?!
"Hei, mau sampai kapan melihatku! Apa kamu tak pernah melihat pria tampan sepertiku!" Suara Nico membuyarkan lamunan Deandra. Deandra segera mengalihkan pandangannya tanpa menjawab pertanyaan Nico
"Aku sudah berkali kali bilang aku tidak suka dijodohkan lagi dan lagi. Aku tak mengerti mengapa dady malah membawa wanita ini menjadi calon tunanganku!" Grutu Nico kesal dengan tetap dengan penekanan dengan kata wanita ini.
Aku menghela nafas geram, aku tak suka dengan sebutan wanita ini.
"Berhentilah menyebutku dengan wanita ini! Aku punya nama." Deandra melontarkan kata dengan kesal.
"Tapi aku tak berminat mengetahui nama wanita yang menganggu aktifitas pentingku." Sahutnya kesal.
What?! Tak berminat tahu namaku? Aktifitas penting? Bermesraan mesum dengan wanita tadi maksudnya. Kepribadian pria ini sungguh berbeda dari penampilan!!
"Maksudmu aktifitas penting dengan berbuat mesum. Hal yang memalukan itu.Jadi ini putra tuan Adams. Tak kusangka ayahmu sebaik malaikat tapi anaknya justru sebaliknya." Ucap Deandra tak mau kalah.
"Hei kau wanita menyebalkan! Dengar ya, aku tidak terima harus bertunangan apalagi menikah denganmu." Nico menatap Deandra tajam.
Aku juga tidak mau punya tunangan bahkan suami sepertimu!!
Deandra menghela nafas, ia sudah berjanji dengan tuan adams. Ia akan menjadi tunangan dan istri dari putranya demi ayah. Deandra harus kuat, tampaknya ia harus menahan diri dan lebih bersabar. Deandra menata hati berusaha menghilangkan kekesalannya.
"Berhentilah memanggilku wanita ini. Namaku Natasya Deandra Anggraeni. Kamu bisa memanggilku Dea." ucap Deandra berusaha tenang dan sedikit memaksa ramah. Ia mengulurkan tangan untuk memperkenalkan diri.
Nico menatap Deandra sedikit curiga. Kemudian senyum kelicikan terpasang di wajah tampannya.
"Apa kamu sedang merayuku sekarang?" Nico tersenyum penuh seringai. Deandra hanya melongo tak percaya.
Aku hanya mengenalkan diri. Berusaha memperbaiki hal yang salah pada pertemuan tadi. Tapi dia bilang apa tadi? Merayunya!! Dasar Pria menyebalkan!!
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Erika Darma Yunita
aku mulai mengingatnya... nicholas Anderson... yg punya stasiun TV itu bukan sih...
2021-09-24
0
Berdo'a saja
hemmnnmm
2021-06-21
0
Arini keill novani💞
d bab sblum nya nma nya prcillia deandra y thor..knpa skrang jd natasya deandra anggraeni..nma dpan nya nma ank sya thor 😀😀
2021-03-17
0