# Dendra POV #
Aku dengan gemetaran meletakkan berkas itu ke meja. Aku segera meminum teh di meja dengan gugup. Aku hanya menelan ludah bingung. Entah apa lagi ini? Ayah sakit dan bangkrut, lalu masih ada perjanjian ini?! Rasanya aku terjatuh dalam lubang hitam yang sangat dalam. Namun, aku harus tetap berusaha tegar meskipun aku ingin jatuh dan menangis sejadi-jadinya.
"Dea, kamu tidak apa apa?" Tanya tuan Adam menyadarkan lamunanku.
Aku hanya terdiam mematung, sungguh aku tak tahu harus bagaimana lagi. Mataku mulai berkaca-kaca, inginku menangis sejadi-jadinya. Namun aku harus kuat! Kutatap tuan Adam yang khawatir terhadap kondisiku. Aku tak mampu mengucapkan sepatah kata.
"Deandra, are you allright? Im sorry. Seharusnya aku bisa memberitahumu dengan cara perlahan. Tapi kita sudah tidak punya banyak waktu. Ayahmu membutuhkanmu." Ucapan tuan Adam membuatku tersadar.
Kuatlah Dendra!! ayah sudah terlalu banyak memikul beban yang berat! Aku harus kuat ! apa yang aku alami ini tidak ada apa-apa dibandingkan apa yang sudah ayah alami!
"M...maaf tuan Adam. Saya tidak tahu harus dengan cara apa dan bagaimana untuk dapat melunasi hutang kepada anda. Semua harta dan aset sudah disita dan bahkan...m...kami sudah tidak mempunyai apa-apa lagi". ucapku sambil gemetar.
"Aku sudah tahu semuanya, dan aku juga mendengar bahkan operasi ayahmu tertunda karena biaya. Aku disini ingin memberikan penawaran padamu untuk membantu." Tuan Adam tersenyum penuh arti.
"Penawaran, Apa maksud anda? " aku bingung.
"Selama berbisnis, ayahmu adalah orang baik. Dan ayahmu sering bercerita tentangmu. Aku menyukaimu dari cerita ayahmu, kamu adalah gadis yang baik dan luar biasa. Sebenarnya aku juga punya anak. Hm... aku ingin kamu bertunangan dan menikah dengan putraku. Sebagai gantinya aku pastikan ayahmu mendapatkan pertolongan dan perawatan yang terbaik dan aku akan membiayai seluruh biaya sampai ayahmu sembuh. Dan selama kamu dengan putraku aku tidak akan menyinggung masalah hutang ayahmu. Aku akan anggap lunas jika kalian bisa menikah hidup bersama" Tuan Adam tersenyum penuh arti.
Aku terbelalak mendengar penawaran tuan Adam. Sebuah penawaran tak terduga. Aku terdiam cukup lama dengan ragu aku bertanya "mengapa anda ingin menjodohkanku dengan putra anda?"
Tuan adam menarik nafas berat, ia tampak berfikir berat. "Aku hanya mempunyai seseorang putra di dunia ini. Seperti kamu menyangi ayahmu. Aku juga menyayangi putraku. Aku ingin dia bahagia. Dia punya pengalaman buruk di masa lalu. Dia tak pernah menjalin hubungan lama dengan wanita. Aku terlalu sibuk mengurus perusahaan di Autralia. Aku ingin putraku punya wanita baik sebagai pendamping hidupnya," tuan Adam tampak sedih.
Aku hanya terdiam membisu. Pikiranku sudah kemana mana. Aku tak habis berfikir mengapa tuan Adam sampai repot-repot mencarikan pendamping untuk putranya, sedemikian tidak lakunya putranya apa?jangan jangan putranya seorang laki laki buruk rupa, cacat fisik, atau punya kelainan mental. Yang lebih parah gay!
Aku hanya bergidik membayangkannya.
"Maafkan saya , tapi saya sudah mempunyai tunangan." ucapku gelisah sambil melirik ke cincin pertunanganku dengan kak Doni. Biar bagaimanapun aku mempunyai seseorang yang sangat aku cintai.
Tuan adam menghela nafas panjang. "Well, aku memang tak bisa memaksamu, tapi aku bisa membantumu melalui kesepakatan tadi."
"Tuan Adam, sudah waktunya kita kembali. Anda mempunyai rapat penting 15 menit lagi." sekretaris tuan Adams mengingatkan.
"Baiklah, sudah waktunya aku pamit. Dea, tolong dipikirkan baik baik. Ini kartu namaku. Telp aku jika kamu berubah fikiran. Senang berjumpa denganmu." tuan Adam menyerahkan kartu nama.
"Terimakasih atas perhatian anda tuan." Aku tersenyum sambil menerima kartu nama yang diberikan tuan adam. Aku hanya menatap kepergiannya dengan nanar.
Beb....beb....beb....
Handphoneku berbunyi.
"Maaf ini, Mbk Deandra? Putri pak Handoko?" Sebuah suara terdengar dari ponselku.
"Ya, saya Deandra. Putri pak Handoko. Ada apa?" Tanyaku was-was. Apalagi ini? Penagih hutang lagikah?!
"Begini mbk, Ini dari rumah sakit. Ayah anda saat ini kritis, ia memerlukan penanganan segera. Harus segeral dilakukan operasi sebelum semuanya terlambat. Untuk administrisi bagaimana ya mbak?" Tanya suster.
Aku terbelalak tidak percaya. Apa?! Ayah kritis lagi dan harus segera di operasi. Tapi aku belum mempunyai uang. Bagaimana aku harus membayar biaya operasi ayah?!
"Baiklah akan saya usahakan secepatnya mbk". Aku menutup telepon dengan gelisah.
Segera aku bergegas menuju ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit aku segera mencari ruangan ayah namun nihil. Aku panik dan langsung menuju ke ruang keperawatan.
"Maaf suster, Ayah saya tidak ada di ruangan? Ayah saya dibawa kemana suste" Tanyaku panik.
"Ayah anda dipindahkan ke ICU karena kritis mbk, Operasi harus segera dilakukan agar ayah anda selamat" Terang perawat itu sambil menatapku iba.
Aku segera berlari ke ruang ICU, aku hanya bisa melihat ayah terbaring tidak berdaya dengan banyak benda terpasang di tubuhnya. Seketika badanku terasa kaku dan kakiku lemas tidak berdaya.
Akupun duduk termenung sedirian di kursi di depan ruang ICU ayah. Air mata yang sudah kutahan sedari tadi sudah tidak bisa ditahan. Akhirnya aku menangis sesenggukan sambil bersedih meruntuki nasibku.
Suster mengatakan ayah kritis lagi. Jika tidak segera di operasi ayah mungkin tak tertolong. Sedangkan aku belum mendapatkan biaya, aku sudah mencoba meminjam ke bank atau teman2ku tapi semua gagal. Oh tuhan....aku harus bagaimana?!
tuhan! tolong beritahu aku! Aku harus bagaimana?
Aku mengambil ponsel di tasku, lalu sesuatu terjatuh dari ke bawah, aku segera memungutnya. Sebuah kartu nama yang diberikan oleh tuan Adam.
William adams anderson
Directur Anderson Compeny
Haruskah aku menempuh jalan ini? Lalu bagaimana dengan tunanganku sendiri? Aku mengalihkan cincin manis di jariku. Bayangan wajah kak Doni terbayang di wajahku lalu bergantian dengan tubuh ayah yang terkapar di rumah sakit. Apa yang harus aku pilih? Kehidupan cintaku? Atau kehidupan ayahku??
Aku menghapus air mataku pelan. Kuraih handponeku di tas dan mulai memencet No dengan gemetar. Aku mencintai kak Doni, sangat mencintainya tapi aku harus menyelamatkan ayah. Maafkan aku kak Doni
"Hallo..." terdengar sebuah suara dari seberang.
"Tuan Adams, mmm ..ini Deandra. Ayahku, sedang kritis ia harus segera di operasi sekarang juga. Hm...m... Apa tawaran tadi masih berlaku?" Tanyaku bergetar, yah aku sangat bergetar mengingat aku mengambil keputusan paling penting dalam hidupku! Menyarahkan diriku untuk menyelamatkan nyawa ayahku!
"Tentu, sekretarisku akan mengurusnya langsung..Setelah urusanku selesai aku akan menghubungimu." suara tuan Adam terdengar bahagia dan lega.
Aku menutup handphone dan langsung tertunduk lemas. Ya tuhan, semoga pilihanku tepat. Aku tertunduk lesu, menangis lagi. Entah aku harus menyesal atau gembira dengan keputusan ini? Yang aku tahu, aku harus menyelamatkan nyawa ayahku, keluargaku satu-satunya.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Erika Darma Yunita
begitulah kira kira.... selanjutnya... yuk disimak lagi
2021-09-24
0
Berdo'a saja
trus kenapa ga minta tolong doni
2021-06-21
0
Julinda Sianturi
kan ad doni
2021-04-28
0