Sebuah mobil mewah berjalan melambat melewati lobi di sebuah perusahaan bergengsi di kota ini. Mobil itu berhenti di depan lobby perusahaan dengan desai mewah. Sebuah papan besar bertulisan NIPO Company terlihat jelas terpasang di gedung tersebut. Pak Tomi, yang merupakan salah satu tangan kanan dari Nico membukakan pintu mobil.
"Selamat pagi pak Niko," sapa Pak Tomi sambil membukakan mobil yang dikendarai oleh Nico.
"Pagi pak Tomi," sapa Nico sambil melirik sekilas ke arah pak Tomi.
Nico saat itu sedang membuka tabletnya sambil melihat beberapa pekerjaan yang harus ia lakukan hari ini. Ia menghentikan aktivitasnya meneliti beberapa jadwal dan menutup tabletnya. Ia memasukannya ke dalam tas yang berada di sampingnya.
Sebuah senyum tersungging penuh seringai saat menyadari ia telah sampai di perusahaan yang ia sudah kelola bertahun-tahun. Senyumnya semakin bertambah ketika mengingat bahwa ia akan bertemu dengan Deandra disini. Ia sudah mempunyai beberapa akal untuk dapat menindas gadis itu.
Lihatlah Deandra. Aku akan membalasmu di kantor. Aku ingin lihat sampai dimana usahamu dalam merayuku. Aku akan membuatmu hengkang dari sini secepat aku menerimamu. Hm... Aku sudah tidak sabar untuk membullynya.
Nico kemudian keluar dari mobil, disusul pak Tomi yang membawakan tasnya. Dia menapakan kaki tingginya ke lantai demi lantai lobi perusahaan. Setapak demi tapak kakinya mulai melangkah riang. Sebuah pintu yang terbuat dari kaca terbuka otomatis ketika Nico melewati pintu tersebut.
Nico sengaja berjalan- pelan dan melirik sekilas ke sebuah ruangan yang biasanya digunakan untuk training para karyawan baru. Tanpak ruangan itu tenang dan sepi.
Mengapa ruangan training ini sepi? Bukankah karyawan baru biasa diberi pengarahan disini di hari mereka bekerja?
"Pak Tomi, kenapa ruangan ini sepi. Bukankah perusahaan kita baru merekrut karyawan baru disini? Harusnya mereka di training dulu. Mengapa ini sepi?" tanya Nico dengan nada tegas.
"Maaf pak, training sudah selesai beberapa waktu lalu," jawab Pak Tomi sambil mengernyitkan dahinya. Tidak biasa bosnya itu menanyakan hal tentang karyawan baru.
"O... sudah selesai. Baguslah kalau begitu," Nico masih bernada tegas, berusaha menyembunyikan senyum seringainya. Artinya Deandra sudah selesai dengan training, aqNicobisa mulai mengerjainya dengan berbagai pekerjaan yang menumpuk.
"Iya Pak Nico, mungkin ada yang bisa saya bantu? atau ada sesuatu yang pak Nico butuhkan?" tanya pak Tomi.
"Tidak, aku tidak memerlukan apapun. Hm... berarti mereka sudah mulai bekerja disini ya? Bukankah kantor management disana?" Nico mengedarkan pandangannya ke arah ruangan di seberangnya, dimana bagian management berada.
"Betul pak, ada ada yang diperlukan dari bagian managemen?" tanya pak pak Tomi.
Nico tidak menjawab, ia hanya melangkahkan kakinya memasuki ruangan tersebut. Spontan semua karyawan disana langsung tercengang melihat bos mereka yang mendadak datang di pagi begini. Suasana jadi terlihat canggung.
"Selamat pagi pak Nico!" semua karyawan di sana langsung membukukan badan dan menyapa Nico.
"Pagi," sahut Nico datar sambil mengedarkan pandangan ke sudut-sudut ruangan. Tampak para karyawan yang mulai menundukan kepala sambil bertanya-tanya.
Nico memincingkan matanya ketika tidak menemuikan sesosok Deandra disana. Ia menghela nafas kesal ketika tidak melihat Deandra.
Kemana wanita itu! Seharusnya ia berada disini kan?!
"Maaf pak, ada yang bisa kami bantu?" salah satu pegawai mendekati Nico dengan perasaan was-was. Si CEO tampan ini pagi-pagi ke ruangan bidang management pasti ada sesuatu yang penting. Apalagi ia terlihat kesal, pasti ada sesuatu yang salah.
"Tidak, aku hanya lewat," Nico lalu melangkahkan kakinya keluar ruangan. Beberapa karyawan langsung menghela nafas lega.
Dia tidak juga disini? lalu kemana dia?
Nico keluar ia menghentikan langkahnya saat berada di depan pintu lift. Ia membalikkan badannya melihat ke arah pintu lobi. Tampak seorang karyawan yang berjalan bergegas berlari memasuki pintu lobi, lalu ia segera ke arah untuk melakukan absen dengan finger print.
Nico berjalan mendekati karyawan tadi. Ia melirik tajam ke arah karyawan tadi. Karyawan tadi hendak pergi dari tempat finger print namun, langkahnya terhenti ketika melihat Nico sudah berada di belakangnya.
Wajah pria itu pucat seketika melihat Nico. Ia ketakutan setengah mati. Siapa yang tidak takut jika datang terlambat ke kantor dan langsung ketahuan oleh CEO nya. Nico memang terkenal playboy dan angkuh. Namun masalah pekerjaan ia no satu.
"Selamat pagi pak Nico," sapanya gagap.
"Pagi" jawab Nico angkuh. Matanya masih menatap tajam ke arah karyawan itu.
"Siapa namamu?" tanya Nico lagi.
"Saya Andrean pak Nico," jawab sang karyawan yang bernama Andrean.
"O... Andrean ya .. Hm..." Nico masih menatap tajam Andrean. Andrean langsung menelan ludah gugup.
"Maaf pak Nico, saya datang terlambat," ucapnya menyesal dan takut. Entah apa yang akan dilakukan CEO nya itu. Bisa saja Nico akan memberikan surat teguran atau yang paling parah, memecatnya.
"Hm.. Jadi kamu terlambat ya?" tanya Nico sambil memikirkan sesuatu.
"Iya pak Nico, maafkan saya. Saya terlambat. Jalanan pagi ini macet. Kebetulan kendaraan saya baru diperbaiki jadi saya naik bus umum," jelas Andrean.
"Jalanan macet ya? Hm... " Nico menyilangkan kedua tangannya di dadanya. Ia tampak memikirkan sesuatu.
"Iya pak, maaf saya tidak berbohong." Andrean sedikit memaksakan senyumnyam Berharap sang CEO yang berdiri di depannya akan mengampuninya. Setidaknya hanya menegurnya.
"Ok, Baiklah," jawab Nico datar.
"Ok?!" Andrean bingung. Ia bahkan tidak mendapatkan teguran karena tidak terlambat dari Nico.
"Kenapa masih disini? Cepat masuk dan bekerjalah dengan giat," Nico mengibaskan tangannya.
"Terimakasih atas kebaikannya pak. Bapak memang baik dan luar biasa sekali," Ucap Andrean sambil pamit pergi
"Pak Nico, apa saya perlu berikan namanya ke HRD?" tanya pak Tomi.
"Kenapa? Dia hanya terlambat karena kemacetan di jalan. Sudah biarkan saja hari ini," sahut Nico sambil mengarahkan pandangannya kembali pintu masuk lobi.
Jadi Deandra datang terlambat juga ya? Karena jalanan macet? Dasar hari pertama bekerja sudah terlambat. Sungguh tidak profesional!
Nico berjalan dan lalu duduk di kursi tamu yang berada dilobi perusahaan. Ia mengambil koran dan berpura pura membacanya. Ia membaca sambil melirik orang berlalu lalang masuk ke kantor. Pak Tomi hanya mengikutinya dengan heran.
"Pak, kalau ingin membaca koran saya bisa antarkan ke meja ruangan bapak," kata pak Tomi sambil berdiri di samping Nico.
"Tidak perlu, aku hanya ingin membaca koran disini sebentar," sahut Nico sambil membalikkan halaman demi halaman.
Beberapa waktupun berlalu, Nico sudah berkali-kali membalikkan halaman demi halaman. Mata elangnya masih saja menyorot tajam ke pintu masuk. Ia mulai gelisah berharap sesosok yang dicarinya yang tidak segera muncul.
Dalam angan Nico, ia akan menemukan Deandra yang datang terlambat. Nico memang sengaja menunggu dan ketika Deandra datang, akan menegurnya dengan keras karena datang terlambat di hari pertamanya bekerja. Nico akan mempermalukan Deandra di hari pertamanya kerja dengan begitu Deandra pasti akan marah dan hengkang di hari pertamanya bekerja. Namun, siapa sangka Deandra tidak muncul juga.
Mengapa gadis itu sangat terlambat datang?! Apa dia naik becak kesini? Aku sudah tidak sabar mengejeknya dan mengatakan "Hai, Im your Boss!!" Namun, mengapa ia tidak kunjung datang??
*****
Terimakasih sudah membaca karya ini. Mohon maaf agak lama, author punya banyak deadline pekerjaan di dunia nyata.
Jangan lupa dukung Author dengan vote, like, rate ⭐5. Tinggalkan jejakmu ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Berdo'a saja
kecelek koe
2021-10-26
0
Naida
tdk smua yg kmu rencanakan pria arogan akan terwujud,rasakan🤣
2021-06-01
0
Cerita Emmilia
wakakakaka emang enak nunggy
2021-04-02
0