Dear my Lovely Readers.
jangan lupa vote, like, rate ⭐5 ya.
jangan lupa komentar ya..
Happy Reading
_____________
Deandra tersenyum simpul sambil merebahkan diri di ranjang. Ia meluruskan kakinya dan menyangganya dengan beberapa bantal supaya pegal di kakinya dapat berkurang. Badannya sudah terasa akan copot setelah seharian bekerja. Deandra beluruskan telapak kakinya lalu membalikkannya kembali untuk melemaskan otot-otot yang telah bekerja keras.
Sudah seminggu ini ia bekerja di hotel. Awalnya hanya sebagai asisten even planer saja, namun karena mbk Lisa cuti, Deandra mulai dipercaya untuk menangani beberapa ivent kecil sendiri. Deandra mengingat kata Pak Gilang yang selama ini baik dan mengajarinya banyak hal.
Deandra, kamu hebat. Kamu seperti seseorang yang sudah bekerja lama di bidang perhotelan. Kamu menangani persiapan acara di hotel dengan baik. Mulai hari ini kamu menangani acara-acara yang lebih besar lagi.
Ucapan pak Gilang masih teringang di pikirannya, Deandrapun langsung menyunggingkan senyuman tipis. Sepertinya bekerja di hotel tidak buruk juga. Semuanya baik dan ramah kepadanya.
Pak Gilang memang atasan luar biasa. Orangtuanya merupakan pemilik hotel, tapi pak Gilang tidak pernah menyombongkan diri atau bahkan menggunakan kekuasaan sebagai 'penerus hotel' dalam bekerja.
Pak Gilang adalah seorang contoh CEO yang baik dan patut dijadikan contoh. Lihatlah sikap rendah diri yang tidak membedakan siapapun dan pekerjaan apapun. Dia selalu care menanyakan kepadaku apa aku kesulitan atau apalah dengan pekerjaan baruku. CEO yang luar biasa bukan, tidak seperti CEO arrogant yang kutemui beberpa waktu lalu.
Ngomong-ngomong tentang Nico, entah berapa lama aku tidak melihatnya. Entah dia sibuk, atau karena jadwal kerjaku yang shif-shiftan kadang membuat kami jarang bertemu. Tapi, masa bodo dengan pria itu. Bagus kan aku tidak ketemu, artinya aku bisa menghemat tenaga untuk meladeni sikapnya yang sombong dan sok kecakepan itu.
Cekreet!!
Suara pintu kamar Deandra terbuka. Deandra terperanggah dan segera duduk kaget. Mata cantiknya melirik tajam ke arah sesosok yang tengah berdiri di pintu dengan senyum seringainya. Deandra hanya mendengus kesal melihat Nico yang seenaknya masuk ke kamarnya.
"Bisakah kamu sopan sedikit dengan mengetok pintu?" Deadra melirik kesal ke arah Nico.
"Mengetuk pintu? Kamu bercanda. Seluruh pintu rumah ini milikku. Mengapa aku harus mengetuk pintu?" Nico terkekeh sambil masuk ke kamar mendekatiku.
"Mau apa kamu? Kalau tidak ada perlu apa apa, sebaiknya kamu cepat pergi!" usir Deandra.
Deandra mulai tak suka dengan sikap Nico yang seenaknya. Nico hanya tersenyum mengejek tidak memperhatikan ucapan Deandra.
"Ow... jadi aku tidak boleh masuk?" tanya Nico tajam.
"Ini kamar wanita Nico, jaga sikapmu. Aku tidak suka kamu masuk sembarangan," mata cantik Deandra terlihat berang.
Kenapa dia kesini? Dia masih pakai kemejanya. Jelas sekali ia baru pulang kerja. Lagipula, mengapa Nico masuk ke kamarku begini? Selama ini, meski kamar kita berada di lantai yang sama yaitu lantai dua, aku dan Niko tak pernah sekalipun berminat untuk berbincang. Kenapa sekarang tiba-tiba dia kesini? Tidak seperti biasanya dia mendatangaiku.
"Oh, jadi kamu tidak suka yang sembarangan masuk rupaya," Nico menatap Deandra dengan tatapan kesal.
Jadi kamu tidak suka yang sembarangan? suka pria yang bisa membayarmu mahal untuk dapat sekamar denganmu??
"Ini!" Nico melempar sesuatu ke arah Deandra.
"Apa ini?" Deandra bingung sambil memungut kertas yang dilempar Nico
"Tulis berapa yang kamu butuhkan!" ucap Nico tegas.
Deandra hanya mengernyitkan dahi bingung, Ia lalu memperhatikan seksama kertas yang berada di tanggany sekrang.
Sebuah Cek! Mengapa? Buat apa?
"Apa ini?"
"Memangnya kamu tidak bisa membaca. Itu cek," sahut Nico sebal.
Dasar wanita. Pura-pura lugu dan tidak tahu apa-apa.
"Tulis saja berapa hargamu!" Nico menatap Deandra tajam.
"Hargaku? Apa maksudmu Nico?" Deandra mengernyitkan dahi bingung.
Mengapa Nico memberikanku chek? Harga apa yang dimaksudnya?
"Nico aku masih tidak mengerti?," Deandra masih menatap bingung chek di depannya.
Apa Nico tahu bahwa ayahku sakit dan aku sedang membutuhkan uang?
Nicopun melangkahkan kaki jenjangnya perlahan dan semakin mendekati ranjang Deandra. Ia lalu duduk di sebelah Deandra dan mendekatkan wajahnya ke wajah Deandra. Deandra masih mencium aroma parfum maskulin yang berasal dari badan dan baju Nico. Nico menatap tajam Deandra, ia lalu memegang dagu Deandra dengan mata membara.
"Dengar ya Deandra. Tidak usah munafik kamu. Tidak usah berpura-pura menjadi sok polos dan sok suci. Dengar, kamu bisa saja menipu daddy tapi tidak denganku!," Nada Nico terdengar marah.
"Maksudmu apa Nico? Aku tidak mengerti. Pura-pura bagaimana?," Deandra menjauhkan tangan Nico dari dagunya. Ia merasa tidak nyaman dengan sikap Nico.
"Kamu pikir kamu bisa sembunyikan bau busukmu dariku? Kamu salah, aku sudah tahu apa yang kamu lakukan dibelakangku. Aku tahu apa yang kamu lakukan dengan pria itu, Deandra! Sungguh sangat memalukan!" Bentak Nico.
Deandra tersentak kaget bercampur takut, suara Niko terdengar sangat menakutkan.
"Aku sungguh tak mengerti apa maksudmu! Pria yang mana?" Deandra menjauhkan diri dari Nico. Sepertinya akan berbuntut tidak bagus jika ia masih bersiteru dengan Nico.
Kenapa Nico terlihat menakutkan begini! Ap dia mabuk? Tapi sepertinya tidak. Aku tidak mencium bau alkohol darinya. Mengapa dia semarah ini, seperti kerasukan sesuatu! Lebih baik aku pergi dari sini.
Deandra hendak berdiri dan pergi menjauh dari situasi ini. Namun, Nico menarik tangan Deandra erat dan mendudukanku lagi. Ia mencengkram bahu Deandra dengan kesal.
"Pria yang mana?! Hahahhaa... Apa terlalu banyak pria yang tidur denganmu sampai kamu lupa pria yang mana?" Nico mengejek sambil menatap geram ke arah Deandra.
"Jangan asal bicara kamu!! Aku tak pernah tidur dengan pria manapun!" Elak Deandra marah. Ia tidak terima dengan tuduhan Nico padanya.
Tidur dengan pria! Bagaimana dia bisa berfikiran seperti itu? Bahkan dalam usia ini aku masih virgin!
"Jangan bohong kamu, aku sudah tahu semua," Nico semakin erat mencengkram bahu Deandra.
"Aku sungguh tidak mengerti apa maksudmu nic, aku___" ucap Deandra terputus.
Hmmm
Nico mencengkram bahu Deandra dan menciumnya paksa. Deandra berusaha mengelak dengan menolehkan wajahnya. Namun, Nico meraih wajahnya erat dan semakin memperdalam ciuman pada Deandra. Deandra mendorong tubuh Nico dengan kedua tangannya, berusaha untuk melepaskan diri. Satu tangan Nicopun langsung mengunci kedua tangan mungil Deandra.
Deandra tak bisa bergerak, tenaga Nico benar-benar sangat kuat! Nico melepaskan ciumannya sekilas, ia tersenyum mengejek Deandra yang meronta ingin dilepaskan.
"Niko, lepaskan!!" pekik Deandra berusaha meronta melepaskan diri.
"Diam kamu Deandra! Tidak usah jual mahal padaku! Aku tahu kamu apa yang kamu lakukan dengan pria tua itu kemarin, di kamar hotel," Nico masih dengan senyum mengejeknya.
Jangan sok jual mahal wahai wanita murahan! Aku mengerti mengapa kamu ngotot ingin menikah denganku. Karena uangku kan?
"Aku akan membayar lebih mahal dari pria itu. Kamu bisa menulis berapapun nominal yang kamu minta dan segera pergi dari rumah ini. Tenang saja, aku tidak akan mengatakan apa apa pada daddy." Niko tersenyum seringai lalu mulai mencium Deandra kembali.
____Bersambung____
Terimaksih bagi yang udah vote, like, rate ⭐5 dan komentar.
Salam cinta selalu..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Berdo'a saja
hemmmm
2021-10-26
0
Erika Darma Yunita
woii mau kamu apain... di perkaos.... o mai gat
2021-09-24
0
Kimyumi
gawatt nih ..
2020-10-28
0