Author :
Terimakasih yang sudah mampir, sebelum kamu baca jangan lupa tab jempol mu buat like, vote, dan rate 5 ya. Jangan lupa tinggalkan jejak juga
_______
Mata cantik Deandra menatap lurus ke depan. Ke arah sosok tampan yang sedang menatapnya dengan tatapan tajam dan senyum seringai di sudut bibirnya. Deandra mengedipkan matanya bingung. Ia masih tidak mengerti maksud dari pertanyaan Nico kepadanya.
"Motivasi lain? mohon maaf, saya tidak mengerti maksud ucapan anda?" tanya Deandra balik. Ia tidak mengerti maksud dari pertanyaan Nico kali ini. Apa karena jawaban dari Deandra kurang memuaskan? Bukankah itu jawaban yang menurut Deandra luar biasa dalam sesi wawancara?
"Kamu pura-pura tidak mengerti, atau kamu memang benar-benar bodoh untuk mamahami pertanyaanku?" mata elang Nico menatap tajam Deandra, berusaha mencari kebenaran.
"Maksudmu apa?" Deandra mendelik kesal dengan tudingan Nico.
"Aku yakin uang yang diberikan dady kepadamu pasti sangat banyak. Lalu untuk apa kamu bekerja? bukankah itu hanya buang-buang waktu? memangnya uang dady tak cukup untuk kebutuhanmu?" cerca Nico penuh selidik. Drandra terhenyak kaget mendengar pertanyaan diluar dugaannya.
"Maksudmu?"
"Yah...sungguh sanget aneh, kalau gadis suruhan dady mau bekerja. Kamu pasti punya maksud lain kan?" Nico menatap Deandra tajam.
"Apa?! tidak...aku tidak punya maksud lain. aku hanya..." ucap Deandra terputus. Ia bingung harus berkata apa. Tidak mungkin ia berkata ia bosan di rumah, atau ia bekerja untuk mengumpulkan uang dan mencicil hutangnya?
"Kamu pasti hanya mencari cara agar bisa dekat denganku, mencari kesempatan untuk merayuku kan?" lanjut Nico.
Astaga! merayunya? Mengapa pria ini sangat menyebalkan. Pedenya setengah mati. Mengapa semua yang aku lakukan dianggap merayunya?! Memangnya semua wanita yang ada disekitarnya harus merayunya apa? Memangnya siapa dia? Pria paling ganteng se planet ini?? Arogan sekali dia!
"Sudah berapa kali aku bilang aku tidak berniat padamu! Aku tidak sedang merayumu!" sahut Deandra kesal.
"Hahaha... sudahlah, jangan mengelak. Oh ya, aku lupa menanyakan ini. Bagaimana rasa ciumanku? apa cukup membuatku senang? Hm... kemarin terlalu singkat. Apakah kamu mau lagi? kita bisa melakukannya disini," Nico tergelak lalu ia melempar kerlingan mata ke arah Deandra.
"Apa-apaan sih kamu!" Deandra menatapnya kesal. Wajah cantiknya berubah menjadi merah antara menahan malu dan rasa kesal.
Mengapa ia malah mengungkit ciuman itu?! Kupikir ia hanya akan menganggapnya amgin lalu. Aku bahkan sudah setengah mati melupakan kejadian tidak mengenakan itu. Aku tahu, Nico hanya main-main denganku. Mungkin sudah ratusan bibir wanita yang sudah ia cium selama ini.
"Ah..kamu belum pernah ciuman ya ?" goda Nico semakin bersemangat saat melihat muka Deandra yang mulai memerah.
"Diam kau! Apa tamparanku kemarin kurang keras? berhenti mencari gara gara denganku!" Ancam Deandra seraya manatap Nico dengan geram.
"Hahhaa... Tamparan kemarin, masih terasa tangan lembutmu di pipiku. Lain kali jangan pakai tangan, tapi pakai bibirmu untuk menamparku ya," Nico meraba pipinya lalu menunjuk ke bibir Deandra. Ia lalu tergelak saat melihat muka Deandra langsung pucat pias.
"Dasar pria hidung belang!". Deandra bersungut kesal. Ia tahu kenapa wanita sekretaris yang berdiri di depan ruangannya Nico tadi sexi dan cantik. Pasti Nico yang memilihnya karena penampilan fisiknya. Dasar pria gila!
"Hahaha... Hidung belang? Baru kamu yang mengatakan begitu. Deandra, bukan begitu cara merayuku. Kamu harus sedikit lebih lembut dan genit," Nico tertawa puas.
"Aku tidak sudi merayumu!" Deandra manatap tajam ke Nico. Ia menghendikkan bahunya mulai jengah dengan kelakuan Nico. Deandra lalu berdiri dan mulai menginjakkan kaki jenjangnya menuju ke pintu dengan kesal.
Masa bodoh dengan interview ini. Aku muak jika harus berhadapan dengan pria menyebalkan ini. Diluar sana masih banyak pekerjaan dengan CEO yang baik ! Tidak seperti pria hidung belang ini!
"Hei kamu mau kemana?" tanya Nico heran saat melihat Deandra pergi. Mata tajam Nico mengikuti langkah Deandra yang berusaha untuk keluar.
"Maaf saya sudah cukup lama disini. Saya rasa sesi wawancaranya sudah selesai, saya mohon undur diri," jawab Deandra cuek.
"Selesai?? Sejak kapan aku berkata seperti itu? Hei kamu, kembali dan duduk disini!" perintah Nico.
"Berhenti memerintahku!" Deandra menatap Nico tajam ia lalu berbalik hendak membuka pintu keluar.
"Hm...tampaknya kamu lumanyan tangguh juga. Baiklah, mulai besok kamu sudah bisa bekerja disini," suara Nico mengentikan langkah Deandra.
Diandra terhenyak, ia terdiam mematung. Dia mau menerimaku? Yang benar saja! Ah pasti dia hanya mau mengerjaiku saja bukan?
"Hai, apa kamu tidak dengar apa yang aku katakan? mengapa kamu hanya terdiam?" Nico mengerutkan dahinya melihat Deandra yang masih diam tampa ekspresi.
"Maksudmu? aku diterima bekerja disini? tapi mengapa?" tanya Deandra tidak habis fikir. Entah apa yang berada di fikiran Nico saat ini?
Dia tak mau dekat-dekat denganku. Dia curiga aku punya motif lain disini. Lalu mengapa dia menerimaku kerja disini? Bukannya ini aneh?
"Yah....apa boleh buat riwayat pendidikanmu bagus, lulus dengan predikat coumlade dari Universitas ternama. Sangat disayangkan kalau aku melewatkan calon pegawai sepintar dirimu" Jelas Nico sambil membuka CV Deandra di depan mejanya.
Deandra tersenyum. Oh, jadi ia melihat CV ku? Baguslah kalau begitu. Ternyata ia lumayan bagus dalam memilih pegawai.
"Terimakasih pak". Deandra menundukkan kepalanya melunak. Ia melirik Nico yang masih mempelajari riwayat pendidikannya dalam CV nya.
Untunglah Nico menerimanya bukan karena hal aneh-aneh yang sudah ia bayangkan.
"Riwayat pendidikanmu bagus, riwayat organisasimu bagus. Kamu juga cukup aktif mengikuti berbagai pelatihan dan seminar," sahut Nico sambil membaca halaman demi halaman.
"Terimakasih pak" sahut Deandra tulus.
"Tapi, yang lebih penting aku ingin lihat darimu," Nico meletakkan CV Deandra di meja.
"Apa itu pak?" Deandra mengernyitkan dahinya bingung. Ia sudah membuat CV ssesempurna mungkin. Apa yang kurang?!
"Aku ingin melihat taktikmu dalam merayuku. Lagipula sedikit menikmati permainanmu sepertinya menarik," Nico tersenyum mengejek.
"Apa??"
"Tak kusangka kamu gadis pintar, pantas saja kamu tidak hanya menggunakan kecantikanmu untuk merayuku. Kamu punya ide cemerlang dengan ikut kursus memasak lalu sekarang bekerja disini," terang Nico sambil melihat melihat Deandra. Lagi-lagi senyum seringai terlihat di sudut mulutnya.
"Dasar tuan sok peefect. Narsis! arogan!" Deandra mendengus kesal. Lalu ia mengambil kertas CV nya di depan Nico. Ia lalu menyobek halaman demi halaman itu dengan geram di depan mata Nico.
Apa dia bilang? permainanku? dia kira aku bekerja hanya untuk merayunya dan bermain2 saja? apa dia gila? Ayahku sedang koma dan butuh biaya besar! mana mungkin aku punya waktu bermain main!
"Kamu benar benar pria yang picik!" ucap Dendra tajam sambil berlalu pergi meninggalkan ruangan. Ia tidak memperdulikan suara Nico yang memanggilnya.
Aku sudah muak berhadapan dengan pria arrogan ini. Peduli amat dengan pekerjaan disini. Aku sudah tidak berniat lagi jika harus berlama-lama dengan pria yang menyebalkan itu!
*****
Jangan lupa rate ⭐5, vote dan like... tinggalkan jejak ya...
Kamu bisa juga baca novelku yang satunya juga lho. Love by Accident (LBA)
Terimakasih para pembaca tercintaku
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Berdo'a saja
ikut sebel beneran
2021-10-26
0
Suyatun Atun
waow... keren deandra...🥰🥰🥰
2021-03-01
0
Dinda Ainul
banyak kata yang diulang tidak tepat pada kalimatny mohon diperbaiki Thor kan sayang ceritany bagus tapi penyampaianny kurang pas
2021-02-25
0