Wawancara(2)

Author :

Terimakasih yang sudah mampir, sebelum kamu baca jangan lupa tab jempol mu buat like, vote, dan rate 5 ya. Jangan lupa tinggalkan jejak juga

_______

Mata cantik Deandra menatap lurus ke depan. Ke arah sosok tampan yang sedang menatapnya dengan tatapan tajam dan senyum seringai di sudut bibirnya. Deandra mengedipkan matanya bingung. Ia masih tidak mengerti maksud dari pertanyaan Nico kepadanya.

"Motivasi lain? mohon maaf, saya tidak mengerti maksud ucapan anda?" tanya Deandra balik. Ia tidak mengerti maksud dari pertanyaan Nico kali ini. Apa karena jawaban dari Deandra kurang memuaskan? Bukankah itu jawaban yang menurut Deandra luar biasa dalam sesi wawancara?

"Kamu pura-pura tidak mengerti, atau kamu memang benar-benar bodoh untuk mamahami pertanyaanku?" mata elang Nico menatap tajam Deandra, berusaha mencari kebenaran.

"Maksudmu apa?" Deandra mendelik kesal dengan tudingan Nico.

"Aku yakin uang yang diberikan dady kepadamu pasti sangat banyak. Lalu untuk apa kamu bekerja? bukankah itu hanya buang-buang waktu? memangnya uang dady tak cukup untuk kebutuhanmu?" cerca Nico penuh selidik. Drandra terhenyak kaget mendengar pertanyaan diluar dugaannya.

"Maksudmu?"

"Yah...sungguh sanget aneh, kalau gadis suruhan dady mau bekerja. Kamu pasti punya maksud lain kan?" Nico menatap Deandra tajam.

"Apa?! tidak...aku tidak punya maksud lain. aku hanya..." ucap Deandra terputus. Ia bingung harus berkata apa. Tidak mungkin ia berkata ia bosan di rumah, atau ia bekerja untuk mengumpulkan uang dan mencicil hutangnya?

"Kamu pasti hanya mencari cara agar bisa dekat denganku, mencari kesempatan untuk merayuku kan?" lanjut Nico.

Astaga! merayunya? Mengapa pria ini sangat menyebalkan. Pedenya setengah mati. Mengapa semua yang aku lakukan dianggap merayunya?! Memangnya semua wanita yang ada disekitarnya harus merayunya apa? Memangnya siapa dia? Pria paling ganteng se planet ini?? Arogan sekali dia!

"Sudah berapa kali aku bilang aku tidak berniat padamu! Aku tidak sedang merayumu!" sahut Deandra kesal.

"Hahaha... sudahlah, jangan mengelak. Oh ya, aku lupa menanyakan ini. Bagaimana rasa ciumanku? apa cukup membuatku senang? Hm... kemarin terlalu singkat. Apakah kamu mau lagi? kita bisa melakukannya disini," Nico tergelak lalu ia melempar kerlingan mata ke arah Deandra.

"Apa-apaan sih kamu!" Deandra menatapnya kesal. Wajah cantiknya berubah menjadi merah antara menahan malu dan rasa kesal.

Mengapa ia malah mengungkit ciuman itu?! Kupikir ia hanya akan menganggapnya amgin lalu. Aku bahkan sudah setengah mati melupakan kejadian tidak mengenakan itu. Aku tahu, Nico hanya main-main denganku. Mungkin sudah ratusan bibir wanita yang sudah ia cium selama ini.

"Ah..kamu belum pernah ciuman ya ?" goda Nico semakin bersemangat saat melihat muka Deandra yang mulai memerah.

"Diam kau! Apa tamparanku kemarin kurang keras? berhenti mencari gara gara denganku!" Ancam Deandra seraya manatap Nico dengan geram.

"Hahhaa... Tamparan kemarin, masih terasa tangan lembutmu di pipiku. Lain kali jangan pakai tangan, tapi pakai bibirmu untuk menamparku ya," Nico meraba pipinya lalu menunjuk ke bibir Deandra. Ia lalu tergelak saat melihat muka Deandra langsung pucat pias.

"Dasar pria hidung belang!". Deandra bersungut kesal. Ia tahu kenapa wanita sekretaris yang berdiri di depan ruangannya Nico tadi sexi dan cantik. Pasti Nico yang memilihnya karena penampilan fisiknya. Dasar pria gila!

"Hahaha... Hidung belang? Baru kamu yang mengatakan begitu. Deandra, bukan begitu cara merayuku. Kamu harus sedikit lebih lembut dan genit," Nico tertawa puas.

"Aku tidak sudi merayumu!" Deandra manatap tajam ke Nico. Ia menghendikkan bahunya mulai jengah dengan kelakuan Nico. Deandra lalu berdiri dan mulai menginjakkan kaki jenjangnya menuju ke pintu dengan kesal.

Masa bodoh dengan interview ini. Aku muak jika harus berhadapan dengan pria menyebalkan ini. Diluar sana masih banyak pekerjaan dengan CEO yang baik ! Tidak seperti pria hidung belang ini!

"Hei kamu mau kemana?" tanya Nico heran saat melihat Deandra pergi. Mata tajam Nico mengikuti langkah Deandra yang berusaha untuk keluar.

"Maaf saya sudah cukup lama disini. Saya rasa sesi wawancaranya sudah selesai, saya mohon undur diri," jawab Deandra cuek.

"Selesai?? Sejak kapan aku berkata seperti itu? Hei kamu, kembali dan duduk disini!" perintah Nico.

"Berhenti memerintahku!" Deandra menatap Nico tajam ia lalu berbalik hendak membuka pintu keluar.

"Hm...tampaknya kamu lumanyan tangguh juga. Baiklah, mulai besok kamu sudah bisa bekerja disini," suara Nico mengentikan langkah Deandra.

Diandra terhenyak, ia terdiam mematung. Dia mau menerimaku? Yang benar saja! Ah pasti dia hanya mau mengerjaiku saja bukan?

"Hai, apa kamu tidak dengar apa yang aku katakan? mengapa kamu hanya terdiam?" Nico mengerutkan dahinya melihat Deandra yang masih diam tampa ekspresi.

"Maksudmu? aku diterima bekerja disini? tapi mengapa?" tanya Deandra tidak habis fikir. Entah apa yang berada di fikiran Nico saat ini?

Dia tak mau dekat-dekat denganku. Dia curiga aku punya motif lain disini. Lalu mengapa dia menerimaku kerja disini? Bukannya ini aneh?

"Yah....apa boleh buat riwayat pendidikanmu bagus, lulus dengan predikat coumlade dari Universitas ternama. Sangat disayangkan kalau aku melewatkan calon pegawai sepintar dirimu" Jelas Nico sambil membuka CV Deandra di depan mejanya.

Deandra tersenyum. Oh, jadi ia melihat CV ku? Baguslah kalau begitu. Ternyata ia lumayan bagus dalam memilih pegawai.

"Terimakasih pak". Deandra menundukkan kepalanya melunak. Ia melirik Nico yang masih mempelajari riwayat pendidikannya dalam CV nya.

Untunglah Nico menerimanya bukan karena hal aneh-aneh yang sudah ia bayangkan.

"Riwayat pendidikanmu bagus, riwayat organisasimu bagus. Kamu juga cukup aktif mengikuti berbagai pelatihan dan seminar," sahut Nico sambil membaca halaman demi halaman.

"Terimakasih pak" sahut Deandra tulus.

"Tapi, yang lebih penting aku ingin lihat darimu," Nico meletakkan CV Deandra di meja.

"Apa itu pak?" Deandra mengernyitkan dahinya bingung. Ia sudah membuat CV ssesempurna mungkin. Apa yang kurang?!

"Aku ingin melihat taktikmu dalam merayuku. Lagipula sedikit menikmati permainanmu sepertinya menarik," Nico tersenyum mengejek.

"Apa??"

"Tak kusangka kamu gadis pintar, pantas saja kamu tidak hanya menggunakan kecantikanmu untuk merayuku. Kamu punya ide cemerlang dengan ikut kursus memasak lalu sekarang bekerja disini," terang Nico sambil melihat melihat Deandra. Lagi-lagi senyum seringai terlihat di sudut mulutnya.

"Dasar tuan sok peefect. Narsis! arogan!" Deandra mendengus kesal. Lalu ia mengambil kertas CV nya di depan Nico. Ia lalu menyobek halaman demi halaman itu dengan geram di depan mata Nico.

Apa dia bilang? permainanku? dia kira aku bekerja hanya untuk merayunya dan bermain2 saja? apa dia gila? Ayahku sedang koma dan butuh biaya besar! mana mungkin aku punya waktu bermain main!

"Kamu benar benar pria yang picik!" ucap Dendra tajam sambil berlalu pergi meninggalkan ruangan. Ia tidak memperdulikan suara Nico yang memanggilnya.

Aku sudah muak berhadapan dengan pria arrogan ini. Peduli amat dengan pekerjaan disini. Aku sudah tidak berniat lagi jika harus berlama-lama dengan pria yang menyebalkan itu!

*****

Jangan lupa rate ⭐5, vote dan like... tinggalkan jejak ya...

Kamu bisa juga baca novelku yang satunya juga lho. Love by Accident (LBA)

Terimakasih para pembaca tercintaku

Terpopuler

Comments

Berdo'a saja

Berdo'a saja

ikut sebel beneran

2021-10-26

0

Suyatun Atun

Suyatun Atun

waow... keren deandra...🥰🥰🥰

2021-03-01

0

Dinda Ainul

Dinda Ainul

banyak kata yang diulang tidak tepat pada kalimatny mohon diperbaiki Thor kan sayang ceritany bagus tapi penyampaianny kurang pas

2021-02-25

0

lihat semua
Episodes
1 1. Permulaan
2 02. Awal Bencana
3 Perjanjian
4 Pertemuan
5 Penolakan
6 Penolakan (2)
7 Prinsip Nico
8 Rayu Aku!
9 Ciuman yang di curi
10 Calon Menantu
11 Menu Kampungan
12 Wawancara
13 Wawancara(2)
14 Wawancara (3)
15 tentang Wanita
16 Im your bos
17 Mengundurkan diri
18 Got you
19 sebuah chek
20 Wanita Murahan
21 Menghindar
22 Stalker
23 Tertangkap
24 Salah Paham
25 Waspada
26 Kejutan
27 Pembelaan diri
28 Sebuah Ide
29 Tak Tik
30 Peperangan
31 Peperangan (2)
32 Tunangan Nico
33 Pertengkaran dua wanita
34 Play and See
35 Mengelak
36 Menolong
37 Gugup
38 Sisi Lain
39 Ciuman
40 Pengumuman
41 Masa Lalu
42 Masa lalu
43 Cuek
44 Tamu
45 Tamu (02)
46 Makanan
47 Bunga
48 Marah tampa Sebab
49 Kesal
50 Kejutan
51 Flowers
52 Curiga
53 Bidadari di bumi
54 You
55 Ibu
56 Berdebar
57 Hal yang Tidak Masuk Akal
58 Driver Ojek
59 Suami
60 Mengantar
61 Cemburu
62 Malu
63 Malu
64 Malu
65 Pulang
66 Bimbang
67 Tawaran
68 Jemput/ Tidak
69 Tertahan
70 inisiatif Gilang
71 Lepaskan Tanganmu
72 Kecewa
73 Ayo, Pulang
74 Debaran
75 Ajakan Makan
76 Untukku?
77 Maaf
78 Apa Kamu Cemburu?
79 Jangan mencari pria lain
80 Apa kamu mencintaiku?
81 Menikahlah denganku
82 Alasan Menikah
83 Amarah Nina
84 Rencana Nina
85 Rencana Nina
86 Terjatuh
87 Kamu masih memilikiku
88 Menyukai Kecemburuanmu
89 Ijin
90 Dia Lagi!
91 Akal Bulus Nina
92 Akal bulus Nina
93 suap
94 Kesalahpahaman
95 Permintaan Tolong Bianca.
96 Meluapkan Emosi
97 marah
98 Episode 98
99 Jangan Marah Lagi, Deandra
100 Pikiran Aneh
101 Biar Kurapikan
102 Keisengan
103 Mobil Baru
104 Kemarahan Nina
105 Pulang Larut
106 Penguntit
107 Kedatangan Nico
108 Pertarungan dengan Penguntit
109 merasa kotor
110 Terimakasih
111 Silahkan lanjutkan
112 Sarapan Bersama
113 Sebuah Alasan
114 Merawat Nico
115 Merawat Nico
Episodes

Updated 115 Episodes

1
1. Permulaan
2
02. Awal Bencana
3
Perjanjian
4
Pertemuan
5
Penolakan
6
Penolakan (2)
7
Prinsip Nico
8
Rayu Aku!
9
Ciuman yang di curi
10
Calon Menantu
11
Menu Kampungan
12
Wawancara
13
Wawancara(2)
14
Wawancara (3)
15
tentang Wanita
16
Im your bos
17
Mengundurkan diri
18
Got you
19
sebuah chek
20
Wanita Murahan
21
Menghindar
22
Stalker
23
Tertangkap
24
Salah Paham
25
Waspada
26
Kejutan
27
Pembelaan diri
28
Sebuah Ide
29
Tak Tik
30
Peperangan
31
Peperangan (2)
32
Tunangan Nico
33
Pertengkaran dua wanita
34
Play and See
35
Mengelak
36
Menolong
37
Gugup
38
Sisi Lain
39
Ciuman
40
Pengumuman
41
Masa Lalu
42
Masa lalu
43
Cuek
44
Tamu
45
Tamu (02)
46
Makanan
47
Bunga
48
Marah tampa Sebab
49
Kesal
50
Kejutan
51
Flowers
52
Curiga
53
Bidadari di bumi
54
You
55
Ibu
56
Berdebar
57
Hal yang Tidak Masuk Akal
58
Driver Ojek
59
Suami
60
Mengantar
61
Cemburu
62
Malu
63
Malu
64
Malu
65
Pulang
66
Bimbang
67
Tawaran
68
Jemput/ Tidak
69
Tertahan
70
inisiatif Gilang
71
Lepaskan Tanganmu
72
Kecewa
73
Ayo, Pulang
74
Debaran
75
Ajakan Makan
76
Untukku?
77
Maaf
78
Apa Kamu Cemburu?
79
Jangan mencari pria lain
80
Apa kamu mencintaiku?
81
Menikahlah denganku
82
Alasan Menikah
83
Amarah Nina
84
Rencana Nina
85
Rencana Nina
86
Terjatuh
87
Kamu masih memilikiku
88
Menyukai Kecemburuanmu
89
Ijin
90
Dia Lagi!
91
Akal Bulus Nina
92
Akal bulus Nina
93
suap
94
Kesalahpahaman
95
Permintaan Tolong Bianca.
96
Meluapkan Emosi
97
marah
98
Episode 98
99
Jangan Marah Lagi, Deandra
100
Pikiran Aneh
101
Biar Kurapikan
102
Keisengan
103
Mobil Baru
104
Kemarahan Nina
105
Pulang Larut
106
Penguntit
107
Kedatangan Nico
108
Pertarungan dengan Penguntit
109
merasa kotor
110
Terimakasih
111
Silahkan lanjutkan
112
Sarapan Bersama
113
Sebuah Alasan
114
Merawat Nico
115
Merawat Nico

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!