Jangan lupa tab jempol like, vote, rate.
happy reading all
________
Deandra berdiri di sebuah hallroom hotel. Sinar lampu memenuhi ruangan itu. Beberapa orang berlalu-lalang sibuk mempersiapkan sesuatu. Diandra melirik jam tangan yang terpasang di tangan kirinya. Ia tampak mengamati beberapa persiapan sambil melihat daftar list di buku yang ia bawa. Ia memmbaca satu demi satu list tersebut dan menyesuaikan dengan benda atau persiapan di sekitar yang telah dipersiapkan.
Seuntas senyum manis tersungging di wajahnya. Ia menutup buku yang ia bawa dan menghela nafas lega. Ia lalu beranjak pergi dari hallroom menuju ke sebuah ruangan dimana tertera papan di atas pintunya. "Event Planner Room"
Sudah beberapa hari, ia bekerja di hotel sebagai asisten Event Planner. Sebuah pekerjaan yang belum pernah ia lakukan selama ini. Dimana ia akan mengurus dan mengontrol ivent-ivent yang diselenggarakan di hotel ini. Awalnya Deandra ragu untuk menerima pekerjaan ini, namun apa salahnya ia mencoba. Sebuah pekerjaan yang tentunya merupakan tantangan baginya.
Deandra duduk di kursi kerjanya lalu menyandarkan punggungnya di meja. Ia melemaskan otot-otot badan dan lehernya. Kali ini dia mendapatkan misi untuk mempersiapkan sebuah ivent rapat dari salah satu perusahaan besar. Rapat tersebut di selenggarakan di hotel dengan di hadiri oleh beberapa petinggi disana. Lumayan melelahkan karena banyak permintaan dari perusahaan itu.
Aku lelah karena semuanya merupakan hal baru untukku. Tapi aku puas karena bisa belajar hal baru dan bisa menangani ini semua.
"Deandra, bisa ke ruangan saya?" sebuah suara membuyarkan lamunan Deandra.
"Eh iya pak, saya segera ke ruangan bapak" sahut Deandra segera.
Deandra berdiri dan melangkahkan kaki menuju ruangan. Di dalam ruangan tersebut telah duduk seorang pria yang tengah menunggunya. Di meja tertuliskan "CEO Gilang Pratama"
"Maaf bapak, ada yang bisa saya bantu?" tanya Deandra sopan.
"Bagaimana Deandra? Apa kamu sudah mengechek semua persiapan untuk acara besok?" tanya seorang pria tampan yang duduk di depan Deandra.
"Semuanya sudah saya chek dan sudah siap bapak," jawab Deandra.
"Baguslah, maaf ya kamu baru bekerja saya suruh menangani ini. Lisa cuti jadi tidak bisa menghandel ini," Gilang tersenyum puas.
"Tidak apa-apa bapak, ini sudah merupakan tugas saya," Deandra tersenyum sopan. Ya, dia memang hanya asisten disini. Namun karena mbk Lisa sebagai penanggung jawab utama bagian Even Plenner di hotel ini cuti, sehingga di limpahkan Deandra. Beruntung Deandra bisa belajar dengan cepat sehingga bisa menangani dengan baik.
"Tapi kuakui, Deandra. Pekerjaanmu bagus, kamu hebat. Kamu seperti seseorang yang sudah bekerja lama di bidang ini," puji Gilang sambil tersenyum.
"Tidak pak, saya masih harus banyak belajar. Masih perlu banyak bimbingan," jawab Deandra rendah diri.
"Jangan merendah begitu. Kamu baru beberapa hari bekerja dan aku melihat pekerjaanmu begus. Kamu menangani persiapan ivent yang diselenggarakan dengan dengan baik. Mulai hari ini kamu bisa menangani ivent yang lebih besar. Sukses untuk besok ya, selamat bekerja." Pak Gilang tersenyum penuh.
"Terimakasih pak Gilang, saya pamit dulu," pamit Deandra.
"Oh iya, baiklah. Hati-hati di jalan ya," Gilang menatap Deandra penuh arti.
Deandra membungkukkan badan kemudian berbalik. Ia melangkahkan kaki jenjangnya keluar dari ruangan Gilang. Ia menghela nafas bahagia lalu kembali ke ruangannya. Ia lalu duduk di kursi sambil memejamkan matanya.
Alhamdulillah, pekerjaanku lancar. Setidaknya ini lebih baik daripada aku harus bekerja dengan pria arrogant itu kan? Lihat pak Gilang, dia CEO tapi baik dan sopan. Tidak seperti CEO yang aku lihat beberapa waktu lalu. Hufh..
"Mbk Deandra," panggil Aris salah satu staf yang datang ke arahnya.
"Iya mas Aris, kenapa?" tanya Deandra sambil mengernyitkan dahinya.
"Ini mbk, tadi ada telp dari perusahaan Atmaja, yang besok mau rapat disini," ucap Aris.
"Iya, lalu?"
"Hm... salah satu staffnya ingin mengechek secara langsung persiapan untuk besok. Sebenarnya sudah dari tadi pagi telephonnya. Cuman, maaf ya mbk, aku lupa," jelas Aris sedikit menyesal.
Deandra menghela nafas, lalu tersenyum. "Iya, ndak papa mas Aris, kapan mereka kesini?"
"Hm... sekarang mbk. Mereka sudah dalam perjalanan dan akan segera tiba," jelas Aris.
"Apa?!" Deandra terhentak kaget.
"Iya mbk, maaf saya kelupaan tadi karena mbk Deandra sibuk seharian," tambah Aris.
"Oke, oke... aku tangani," Deandra mengambil berkas di mejanya.
"Sekali lagi maaf ya mbk, jadi membuat mbk Deandra kelabakan," sesal Aris.
"Gak papa ms Aris. Aku tinggal dulu ya buat persiapan," Deandra tersenyum menenangkan. Deandrapun beranjak pergi meninggalkan ruangan menuju ke lobi hotel, menunggu staf dari perusahaaan Atmojo.
******
"Lewat sini pak," ucap Fara mengarahkan jalan memasuki lobi sebuah hotel bintang lima.
Nico melangkahkan kaki dimana Nico akan bertemu klien untuk membahas perjanjian kerjasama dengan antar perusahaan. Nico melangkah mengikuti arah yang ditunjukkan oleh Faara.
Nico berjalan penuh mantap, ia mengendarkan pandangan di hotel ini. Hotel ini milik orang tua salah satu sahabatnya. Gilang. Semenjak Gilang ikut dalam pengelolaan hotel, hotel ini mengalami kemajuan yang pesat pesat dibandingkan dulu. Gilang memang hebat. Para pengujung terlihat belalu-lalang sekarang.
Pandanganku terhenti ketika melihat sesosok gadis yang tampak tak asing lagi. Ia berjalan dengan senyum terkembang ia duduk sendirian, seperti sedang menunggu seseorang. Tak lama, seorang pria paruh baya berjalan menghampirinya. Mereka bersalaman lalu berbincang sekilas. .
Bukankah itu Deandra? Tapi, dengan siapa? Apa yang dia lakukan disini?!
Kutajamkan pandanganku ketika melihat Deandra dan pria itu beranjak pergi. Ia tampak berbincang akrab dengan pria itu. Sesekali Deandra dan pria itu tersenyum entah apa yang mereka bicarakan.
Cih, liat cara tingkahnya di depan pria itu. Sangat bertolak belakang saat denganku. Apa yang mereka saling mengenal?
"Pak Nico, maaf. Lewat sini," ucap Fara menyadarkan lamunan Nico
"Oh ya, maaf aku melamun. Dimana tadi jalannya?" tanya Nico masih melirik ke arah Deandra dan pria paruh baya itu. Mereka mulai berjalan ke arah yang berlawanan dengan Nico.
"Fara, aku akan pergi sebentar. Tolong tunggu aku disini!" perintah Nico sambil melirik ke arah Deandra.
Nico beranjak pergi mengikuti arah Deandra dan Pria itu. Fara hanya terheran melihat Nico yang pergi begitu saja tampa penjelasan. Nico berjalan peran sambil mengintai kemana Deandra dan pria itu pergi.
Entah apa yang dilakukan Deandra disini, di hotel, dengan seorang pria tua lagi!
Tak lama, langkah Nico terhenti. Ia membelalakan mata terkejut. Deandra dan pria itu memasuki sebuah kamar hotel. Kamar hotel yang mewah dan terbilang bukan untuk sembarang orang.
Terjawab sudah apa yang menjadi pertanyaanku. Ternyata Deandra bukan gadis biasa! Dia tak ubah dari gadis lain yang hanya mencari keuntungan dari pria dengan menjual diri!
"Got you!"
Nico tersenyum penuh seringai, lalu beranjak pergi kembali ke ruangan yang ditunjukkan Fara. Berbagai pikiran untuk membuat Deandra hengkang dari kehidupannya mulai datang.
______ Bersambung_____
Terimakasih masih mengikuti kisah Deandra dan Nico.
Dukung author dengan meninggalkan jejak, like, vote dan rate ⭐5.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Berdo'a saja
salah faham lagi
2021-10-26
0
Kimyumi
niko ..lu terkecoh
emang nya elu babang nico
asal ke kamar hotel langsung wik...wik
2020-10-28
0
Lina Castano Thekelijie
fikiran nico kotor
2020-09-12
3