kanker otak

Aisha dan umma sedang sibuk di dapur mereka mempersiapkan sarapan pagi buat semua keluarga. Hari ini hari libur, semua berada dirumah dan Aisha berencana ingin membuat cemilan puding kesukaan Hanafi.

" Assalamu'alaikum umma, enak sekali pudingnya " pujian Hanafi.

" wa'alaikumsalam, cuci tangan dulu Hamdan " Hamdan menyeringai kemudian berdiri mencuci tangannya. Padahal sudah satu sendok puding masuk di mulutnya.

" heh enak aja puding kakak di habisin, ini buatan istri kakak ya " Hanafi menarik puding yang berada di tangan Hamdan membuat Hamdan kesal.

" Kakak Hanafi curang, Hamdan mau kak " membuat Aisha dan umma tersenyum.

" Sudah jangan berantem, mas jangan begitu ini Aisha buat banyak " Aisha memberi tahu Hanafi bahwa ia membuat tidak hanya satu tapi lebih.

" Maunya ini, kakak ngga rela buatan istri kakak kamu makan " Hanafi mengambil piring yang berisi puding di hadapan Hamdan.

" ck... kakak pelit, Kaka Aisha bikin buat Hamdan. kak Hanafi kan bisa setiap hari makan buatan kak Aisha. " membuat umma geleng kepala.

" selalu begitu mereka Ais kalau bersama, kayak tim and Jerry " aish tertawa melihat tingkah laku kakak beradik itu.

Tak selang waktu Abah datang kemudian mengambil puding yang ada di tangan Hanafi. Tanpa rasa berdosa Abah memakan puding itu. membuat semua orang heran dengan kelakuan Abah yang tak biasanya nimbrung keributan antara Hanafi dan Hamdan.

" Abah..." umi memanggil.

" hmmmm " hanya dijawab gumaman dan melanjutkan menikmati puding itu.

Semua mata tertuju pada Abah, momen yang langka bagi mereka. biasanya Abah itu pribadi yang serius, jarang bercanda.

" jangan liatin Abah terus nanti mata kalian lompat, Abah ingin menikmati makanan buatan menantu kesayangan Abah" semua orang mengerutkan keningnya kecuali Aisha yang tertawa kecil melihat kejadian pagi ini.

" umma sini, duduk sama Abah " kemudian Abah menyuapkan satu sendok puding ke mulut umma. Umma pun mengikuti tanpa membantah dan melihat anak mereka yang menonton.

" Kak Hanafi, ajak kak aish juga bermesraan. Jomblo mau mandi.. Orang tua makin tua makin menjadi " Semua tertawa mendengar ucapan Hamdan yang tampak kesal.

***

Kebahagiaan itu terpancar dari dua insan yang saling mencintai, cinta setelah pernikahan ternyata lebih abadi. Allah lebih tau mana yang terbaik untuk setiap hambanya. Skenario Allah pasti akan lebih indah.

Hanafi terlihat sangat bahagia begitupun Aira, hingga Hanafi lupa bahwa dia tidak boleh terlalu lelah. Aktivitas yang ia lakukan beberapa hari menguras dirinya bahkan pikirannya.

Hanafi ingin berjalan menuju tangga, entah apa yang terjadi semua terasa gelap hingga Hanafi jatuh pingsan tak sadarkan diri.

ngga ada yang tau karena saat itu Aisha ke dapur menaruh belanjaan, Hanafi dan Aisha beserta ibu habis dari pasar untuk belanja bahan makanan.

" Mas Hanafi, kenapa tidur disini." pak Maman menggoyang-goyangkan tubuh Hanafi, pak Maman terkejut mendapati Hanafi yang tak merespon ia pun langsung berteriak.

" Bu, mba aisha, mas Hanafi pingsan " Semuanya berlari menuju tempat dimana Hanafi tak sadarkan diri.

" Ada apa mang Maman " umma tampak panik karena teriakan pak Maman.

" ini bu, mas Hanafi pingsan "

" Astaghfirullah bawa kesofa mang " meski berat mang Maman masih kuat membopong tubuh Hanafi dan meletakkan di sofa.

" Ada apa umma, " Aisha yang baru saja keluar dari toilet. Setelah meletakkan belanjaannya tadi Aisha langsung pergi ke toilet, jadi ia tak mendengar teriakkan mang Maman.

" Hanafi Aisha, pingsan "

" Astaghfirullah, " Aisha kaget langsung menghampiri suaminya yang belum sadar.

" kenapa mang Maman dengan mas Hanafi " tanya Aisha yang masih mencoba menepuk pipi suaminya supaya lekas sadar.

" Saya tidak tau mba, tadi mang Maman masuk rumah mas Hanafi sudah tergeletak di situ " jelas mang Maman.

Tampak mulai ada pergerakan oleh Hanafi, semuanya tampak senang melihat Hanafi mulai membuka matanya.

" Argh.... " Hanafi mengerang dan memegang kepalanya. Begitu tampak kesakitan, itupun tanpa kesadaran Hanafi ia terus memegang kepalanya dan sekali-kali menjambak.

" Ada apa sama kak Hanafi " tampak Hamdan mengetahui kakaknya yang kesakitan.

" Ngga tau hdan, tadi kakakmu pingsan" jelas umma.

" Kita bawa ke dokter saja umma, sepertinya serius " Hamdan memapah kakaknya bersama pak Maman.

mungkin jika Hanafi sadar ia tak akan mau dibawa ke rumah sakit. Hanafi menyembunyikan penyakit nya karena tak mau orang yang ia sayangi sedih. Hanafi tak kuat merasakan rasa sakitnya hingga Hanafi pingsan kembali saat memasuki mobil.

" Astaghfirullah mas, bangun mas "

Hamdan cepat mengemudikan mobilnya sampai rumah sakit dimana dokter keluarga yang biasanya mereka pakai. Hanafi pun periksa dengan dokter tersebut.

Sesampainya dirumah sakit, para perawat sudah siap membawa Hanafi untuk ke ruang UGD. Tampak Aisha yang menangis bingung, umma pun memeluknya untuk menenangkan.

" Sabar sayang kita berdoa semoga suamimu lekas sadar, mungkin dia kelelahan saja " Aisha masih dalam keadaan menangis.

Hamdan menunggu didepan pintu tersebut, berharap segera ada kabar dari dokter yang memeriksanya. Terdengar langkah suara hentakan kaki ynag mendekat, Abah berjalan terburu-buru datang ke rumah sakit setelah umma memmberi kabar.

" Apa yang terjadi " raut panik abah.

" Hamdan juga ngga tau pa, Hamdan pulang kak Hanafi sudah ngga sadar. Kita tunggu kabar dari dokter ya pa, semoga kak Hanafi lekas siuman "

Setelah kurang lebih tiga puluh menit dokter keluar. Dokter berusaha tenang dengan sikapnya agar tidak ketahuan cemasnya, karena pesan Hanafi agar tidak memberitahu keluarga nya dahulu terlebih istrinya. Tak ingin semuanya sedih, Hanafi akan beritahukan nanti. Dokterpun heran kenapa sampai saat ini Hanafi belum memberitahu kepada keluarganya padahal penyakitnya semakin memburuk.

" Gimana dok dengan anak saya " Abah menghampiri dokter.

" Hanafi hanya kelelahan saja, tidak apa-apa " jawab dokter dengan bahasa tubuh yang tampak ada sesuatu yang di sembunyikan.

Hamdan nampaknya tak puas dengan jawaban dokter. Ia berencana menemui dokter di ruangannya.

" Dok ada waktu, saya mau bicara " Hamdan meminta bicara dengan dokter.

" Maaf nak saya belum ada waktu lain kali ya, saya lagi sibuk " Dokter tahu arah pikiran Hamdan, sejak tadi ia menatap dokter dengan penuh curiga. Dokter belum ingin menjelaskan.

" Pasien belum sadar, saya suntikan obat tidur agar istirahat dulu. Mungkin akan siuman setelah lima jam. jika ada yang ingin menjenguk silahkan kedalam hanya boleh satu orang ynag masuk. Saya permisi.." kemudian dokter meninggalkan keluarga yang masih menunggu itu.

Akhirnya Aisha memilih masuk duluan ingin melihat keadaan suaminya.

Tanpa dokter sadari Hamdan mengikuti dari belakang, dan saat dokter masuk ke ruangan nya Hamdan menahan pintu ruangan itu.

" Astaghfirullah, nak Hamdan mengagetkan saja "

" Dokter tolong saya ingin bicara, jangan sembunyikan dok "

" Tapi nak saya sedang sibuk " tampak dokter menyibukkan diri dengan berkasnya.

" Dok saya tau waktu itu kak Hanafi menemui dokter, tolong dok katakan ada apa. jangan simpan sesuatu ini dari saya dok "

Dokter diam, Hamdan terus mencecar agar dokter memberitahu.

" Baiklah kalau kamu ingin tahu, Hanafi menderita kanker otak "

.....

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

TERNYATA ADA TYPO JUGA, AISHA MNJADI AIRA..🤦🏻‍♂🤦🏻‍♂🤦🏻‍♂🤦🏻‍♂🤦🏻‍♂😁😁😁😁😁😁

2023-09-12

0

Tatin Tin

Tatin Tin

ceritanya bagus tapi bikin q nangis

2022-11-16

1

lihat semua
Episodes
1 Pinangan
2 Pernikahan
3 rumah
4 Malam yang dirindukan
5 pusing
6 kampung halaman
7 tak sadarkan diri
8 obat
9 Hamdan
10 Hasil pemeriksaan
11 RS
12 Hamdan curiga
13 pulang
14 kanker otak
15 terkejutnya Hamdan
16 syok
17 Zakia namanya
18 RS
19 teman lama
20 kepulangan Hanafi
21 kembali pingsan
22 operasi
23 lebih baik
24 Hanafi kembali dari rumah sakit
25 ke rumah pak Wahyu
26 jadwal ke dokter
27 pesan Hanafi
28 mimpi buruk umi
29 kontrol
30 kemoterapi
31 dokter baru
32 bertemu
33 kemo lagi
34 titip istriku
35 Mama Raisa
36 Azzam
37 Hajar
38 Azzam pergi
39 Hanafi kritis
40 kepergian Hanafi
41 pemakaman
42 khitbah
43 keyakinan aisha
44 menerima lamaran
45 persiapan
46 pernikahan kedua
47 mantan istri
48 wisuda
49 MP
50 pulang ke Indonesia
51 rumah mama Raisa
52 Kiran
53 kembali bekerja
54 dokter Azzam
55 sepiring berdua
56 pelakor
57 libur kerja
58 peduli zidan
59 bakso
60 Aurel
61 salah paham
62 mencari Aisha
63 rindu
64 apartemen
65 sadar
66 berita hamil
67 puding
68 mual muntah
69 periksa
70 rujak
71 syukuran
72 melamar
73 di lema Zakia
74 Bertemu mama almira
75 keinginan mama almira
76 tikung di sepertiga malam
77 tendangan di pagi hari
78 jawaban Almira
79 resepsi
80 sempit
81 kecelakaan
82 operasi aisha
83 kritis
84 berhasil
85 sadar
86 VVIP
87 lebih baik
88 bidadari surga
89 sebuah nama
90 Suster Rista
91 Ammar dan Ameer
92 pamit ke Lombok
93 acara pesta Ammar dan Ameer
94 TAMAT
95 Promo novel " Mujahadah Cinta Zakia Humaira"
96 promo novel " Rasa Yang Salah"
97 Promo novel " Rahim Untuk Suamiku"
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Pinangan
2
Pernikahan
3
rumah
4
Malam yang dirindukan
5
pusing
6
kampung halaman
7
tak sadarkan diri
8
obat
9
Hamdan
10
Hasil pemeriksaan
11
RS
12
Hamdan curiga
13
pulang
14
kanker otak
15
terkejutnya Hamdan
16
syok
17
Zakia namanya
18
RS
19
teman lama
20
kepulangan Hanafi
21
kembali pingsan
22
operasi
23
lebih baik
24
Hanafi kembali dari rumah sakit
25
ke rumah pak Wahyu
26
jadwal ke dokter
27
pesan Hanafi
28
mimpi buruk umi
29
kontrol
30
kemoterapi
31
dokter baru
32
bertemu
33
kemo lagi
34
titip istriku
35
Mama Raisa
36
Azzam
37
Hajar
38
Azzam pergi
39
Hanafi kritis
40
kepergian Hanafi
41
pemakaman
42
khitbah
43
keyakinan aisha
44
menerima lamaran
45
persiapan
46
pernikahan kedua
47
mantan istri
48
wisuda
49
MP
50
pulang ke Indonesia
51
rumah mama Raisa
52
Kiran
53
kembali bekerja
54
dokter Azzam
55
sepiring berdua
56
pelakor
57
libur kerja
58
peduli zidan
59
bakso
60
Aurel
61
salah paham
62
mencari Aisha
63
rindu
64
apartemen
65
sadar
66
berita hamil
67
puding
68
mual muntah
69
periksa
70
rujak
71
syukuran
72
melamar
73
di lema Zakia
74
Bertemu mama almira
75
keinginan mama almira
76
tikung di sepertiga malam
77
tendangan di pagi hari
78
jawaban Almira
79
resepsi
80
sempit
81
kecelakaan
82
operasi aisha
83
kritis
84
berhasil
85
sadar
86
VVIP
87
lebih baik
88
bidadari surga
89
sebuah nama
90
Suster Rista
91
Ammar dan Ameer
92
pamit ke Lombok
93
acara pesta Ammar dan Ameer
94
TAMAT
95
Promo novel " Mujahadah Cinta Zakia Humaira"
96
promo novel " Rasa Yang Salah"
97
Promo novel " Rahim Untuk Suamiku"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!