Karena keduanya sudah terbiasa bangun pagi untuk melakukan shalat tahajud, akhirnya jam 04.00 pagi mereka bangun. Hanafi bangun terlebih dahulu, ia membersihkan diri.
Masih terlihat Aisha yang tertidur kelelahan akhirnya Hanafi membangun kan Aisha mengecup keningnya.
" Aisha bangun, mau shalat tahajud tidak" Aisha menggeliat terbangun dengar suara Hanafi.
" Iya mas" tersenyum manis menyambut pagi suaminya.
Aisha nyengir rasanya sakit semua badan dan yang pasti semalam yang sudah ia serahkan untuk suaminya.
" sakit, bisa bangun Aisha." Aisha lagi-lagi malu Hanafi akan membantunya, tubuhnya yang masih terbungkus selimut saja.
" Ngga perlu mas, Aisha bisa". Aisha perlahan bangun berjalan menuju kamar mandi. Terlihat Aisha nyengir sedang kesakitan.
Hanafipun menggeleng melihat istrinya yang masih malu-malu kepadanya.
Setelah itu mereka melakukan shalat malam bersama, di lanjutkan Hanafi pergi ke masjid untuk melakukan shalat subuh.
" pagi sayang sedang buat apa" Hanafi sudah rapi dengan pakaian kerjanya mengecup kening istrinya yang sedang mempersiapkan sarapan.
" Aku masak nasi goreng mas. Cobain ya." terlihat Aisha sangat bahagia.
" hmmm... masakan kamu enak sekali aku suka" Hanafi dengan lahap menghabiskan sarapannya.
" beneran mas suka atau cuma..." tanya Aisha penasaran.
" Beneran mas suka, masakan kamu enak"
***
Hanafi menjalani harinya sebagai dosen di salah satu universitas, Aisha menjalani ibu rumah tangga. Karena Hanafi belum mengizinkan istrinya untuk bekerja, karena mereka pengantin baru ingin istrinya dirumah saja mengurus ia dan rumahnya.
Tiba-tiba Hanafi merasa kepalanya pusing luar biasa, ia hampir tidak bisa berdiri. Untung saja ia merasa kesakitan setelah mengajar, Hanafi merebahkan kepalanya. Disitu ada ruang UKS, Hanafi dengan jalan gontai masuk langsung merebahkan dirinya.
" Pak ada apa, ada yang bisa saya bantu". salah satu pegawai di UKS tersebut.
" Tidak apa-apa kepala saya sakit saya hanya ingin rebahan sebentar." masih memegang kepalanya ngenyut luar biasa.
" Saya ambilkan obat pak, di minum pak"
" Trimakasih" dengan kepala yang masih merasa berat ia meminum obat ingin segra hilang sakit kepalanya.
akhirnya Hanafi harus tidur beberapa menit di ruang tersebut, tanpa ia sadari sudah ada sekitar hampir satu jam ia tertidur.
Kebangun karena mendengar suara adzan Zuhur di masjid kampus.
" astaghfirullah, aku ketiduran " Hanafi bergegas bangun dengan kepalanya yang sedikit pusing.
" Maaf ya mba saya tadi ketiduran di sini, " sang penjaga pun tersenyum.
" Tidak apa-apa pak, saya lihat bapak bener-bener sakit. Coba bapak cek aja ke dokter pak, takut sakit yang serius. Kejadian ini sudah tiga kali bapak yang tiba-tiba saja sakit kepala. Semoga lekas Allah sembuh kan ya pak" penjaga mempersilahkan Hanafi untuk keluar dari ruangan.
Disitu penjaga tidak sendirian ya, ada dua orang yang bertugas jadi tidak menimbulkan fitnah.
" Aamiin, trimakasih mba saya permisi ke masjid" Hanafi pun berlalu dengan kepala yang masih sedikit pusing.
Hanafi lelaki yang Soleh dia tidak pernah meninggalkan shalat berjamaah di masjid kecuali ada udzur
setelah selesai ia lalu bergegas pulang dengan kepala yang masih berasa sedikit sakit.
" Assalamu'alaikum" Hanafi masuk dirumah dan mencari keberadaan istrinya, Aisha berada di kamar ia baru saja menyelesaikan shalat Zuhur nya.
Empat rakaat sebelum Zuhur dan dua rakaat setelah Zuhur selalu Aisha tunaikan tanpa rasa bosan, tak lupa berdzikir setelah shalat fardhu. Bekal ilmu yang di berikan orang tuanya kepada Aisha tak pernah ia tinggalkan, karena dengan sholat hati nya akan menjadi tenteram.
" Mas sudah pulang " menyalami dan mencium tangan suaminya dengan takzim.
" Sudah, ngga ada kelas siang ini mas langsung pulang kangen sama istriku yang cantik". Aisha pun tersenyum menunduk merasa malu, walau yang memuji suaminya tetap saja Aisha malu. Aisha tak pernah dekat dengan laki-laki sebelumnya.
Dipandanginya wajah suaminya terlihat sedikit pucat.
" Mas pucat, mas sakit"
" Tadi sedikit pusing saja kepala mas, mas tidak apa-apa. Istriku masak apa nih, yuk makan mas sudah lapar sekali" Karena tak ingin istrinya merasa sedih akhirnya Hanafi mengalihkan pembicaraan nya.
" Mas Minggu depan ada libur, mas berencana mau ajak Aisha honeymoon. Aisha ingin kemana?" tanya Hanafi.
" MasyaAlloh mas, kemana aja Aisha pasti suka apalagi pergi sama mas" sambil merapikan piring bekas mereka makan.
" Kalau adek mau, mas kepingin ajak Aisha Bali" Bali yang sempet Aisha juga menginginkan Dateng ketempat itu.
" Mau mas, kemana aja Aisha mau" Sambil melanjutkan pembicaraan mereka
bersantai di ruang tengah.
drrrrt...
suara dering telepon, ternyata berasal dari hp orang tua Hanafi.
" Assalamu'alaikum iya um"
" Wa'alaikumsalam nak"
" bagaimana umi kabarnya sehat?"
" Alhamdulillah sehat, semua sehat. Bagaimana keadaan mu dan Aisha nak sudah lama semenjak menikah kalian belum berkunjung. umma rindu sekali nak," umma sangat merindukan anaknya itu karena memang setelah menikah Hanafi dan Aisha belum sempat pulang terlalu sibuknya Hanafi terbentur pekerjaan yang menumpuk karena kemarin dtinggal menikah.
" Astaghfirullah, maafkan Hanafi ya umma. sebenarnya Hanafi pun sangat merindukan umma, Abah dan Hamdan. insyaallah Minggu ini selesai semester Hanafi dan Aisha berkunjung pulang umma" jelas Hanafi yang terlihat oleh Aisha aura sedih di wajahnya.
" Baiklah jaga kesehatan mu dan menantu mama ya nak. umma mau ada keperluan sebentar dengan ibu-ibu"
" Iya umma, terimakasih sudah mengingatkan Hanafi umma"
" assalamu'alaikum"
"wa'alaikumsalam"
Begitulah kasih sayang orang tua itu sepanjang masa tak meski sama dengan kasih sayang anak yang terkadang bisa lupa.
" ada apa mas" tanya Aisha.
" umma hanya rindu dengan kita, besok lusa kita pulang ya" raut wajah Aisha pun senang ia juga bisa pulang kerumah orang tua nya yang sangat lama ia rindukan.
" Sebaiknya gitu mas, selama kita menikah belum pernah pulang sama sekali. sampai umma begitu merindukan mas Hanafi" terlihat mata Aisha yang berkaca-kaca.
" Sebenarnya mas juga ingin menengok umma, Abah, umi dan Abi dek. Astaghfirullah maafkan hamba mu ini ya Allah yang terlalu sibuk dunia hingga lupa dengan orang yang bertaruh nyawa untuk ku" Hanafi tanpa sengaja meneteskan air mata.
" Iya mas, besok kita berkemas dan lusa pulang. Bahagia itu jika kita juga melihat orang tua bahagia. mereka tak mengharapkan apa-apa dari kita, hanya kasih sayang dan perhatian." Aisha berusaha menahan air matanya, dengan tangannya yang lembut mengusap air mata yang mengalir di pipi suaminya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Lilis Ilham
anak dan menantu yg doleh solhah
2022-12-01
1