Hamdan curiga

" Siapa yang sakit kak "

glek

Hanafi berdiri mematung tak disangka ada Hamdan didepannya. pikirannya kalut Hanafi tidak ingin berbohong, sejak dulu Hanafi orang yang jujur.

" Kak siapa yang sakit," sekali lagi Hamdan menekankan pertanyaannya.

" Astaghfirullah Hamdan bikin kakak kaget, sejak kapan kamu disini " tanya Hanafi tampak panik.

" Dari semenjak kakak masuk, siapa yang sakit kak "

" Ngga ada yang sakit, kakak cuma minta obat untuk persiapan stok drumah aja"

" oh kirain Hamdan siapa yang sakit kak"

Hamdan terlihat manggut-manggut dibalas senyuman oleh Hanafi.

" Kamu sedang apa disini, ada yang sakit?"

tanya balik Hanafi.

" Ngga, kebetulan tadi aku lewat sini liat mobil kak Hanafi trus aku ikutin kakak mau tau siapa yang sakit"

" Kamu buntuti kakak, emangnya kakak anak kecil kamu buntuti " Hanafi tertawa menghilangkan kegugupannya.

" Bukan gitu kak, Hamdan juga khawatir siapa yang sakit"

" Sudah makan siang dek" Hanafi mengalihkan pembicaraan ke topik lain, agar Hamdan tidak interogasi lagi.

" Belum si kak, tapi Hamdan ada janji sama temen-temen ke kantor papanya anita mau wawancara " Hamdan menjelaskan ketidaksediaan ajakan kakaknya.

" oh ya udah kalau gitu kakak juga mau pulang, yuk lekas nanti kamu ditungguin teman-teman mu"

keduanya berjalan beriringan meninggalkan rumah sakit, walaupun dalam benak Hamdan masih bertanya-tanya tapi ia menepis pikirannya itu. Memang seharusnya stok obat-obatan tak harus ke dokter mereka bisa membeli di apotik. itu yang biasa dilakukan orang tua Hamdan, Hamdan tau karena sering mengantar umma.

Hanafi pamit kepada Hamdan dengan melambaikan tangannya, begitupun Hamdan sudah siap di atas motor kesayangannya.

Hamdan bergegas menemui teman-temannya yang pasti mereka semua sudah sampai di kantor papa Anita.

" nah itu dia orangnya "

" panjang umur kamu Hamdan" ucap Yara.

Para sahabatnya sudah menunggu dari tadi kehadiran Hamdan. Mereka pikir justru Hamdan sudah sampai sini, tadi ia berangkat lebih dulu harusnya lebih cepat laju motornya dari mobil mereka.

" Sory temen-temen tadi aku ketemu kak Hanafi jadi mampir dulu " melipat kedua telapak tangannya menjadi satu didepan para sahabatnya.

" okey, kirain kamu kemana. Papa Anita sudah menunggu di dalam"

Semuanya bergegas mengetuk pintu dan masuk dalam ruangan papa Anita

***

Sesampainya dirumah Hanafi mendapati Aisha yang sedang tidur di sofa dengan tv yang masih menyala. Karena tak ingin membangun kannya Hanafi berjalan pelan masuk menghampiri Aisha. Dibelainya kepala Aisha yang masih terbalut jilbab, Hanafi tanpa sadar meneteskan air mata.

" Semoga bahagia selalu sayang, semoga kelak jika ku pergi ada orang yang menyayangimu, menjagamu, lebih dari aku" gumam Hanafi terus membelai kepala Aisha dan menciumnya.

Aisha terusik oleh belaian suaminya, mulai mengernyitkan matanya berusaha membuka.

Aisha terbangun langsung tersenyum manis dihadapan Hanafi. Hanafi menoleh untuk menyeka air matanya.

" Mas udah pulang, maaf Aisha ngga denger mas pulang Aisha ketiduran mas"

" Kalau masih ngantuk tidur lagi sayang, pindah ke kamar jangan disini nanti badanmu sakit " pinta Hanafi.

Aisha mencoba bangun untuk melangkah ke kamar. Aisha kaget saat rasanya badan seperti mengapung. Hanafi berinisiatif untuk menggendong istrinya ke kamar.

" Astaghfirullah mas turunin Aisha,"

" Sudah pegangan sayang yang kenceng nanti jatuh, ratuku "

Aisha tersipu malu wajahnya merona, Aisha langsung mengalungkan tangannya di leher Hanafi, keduanya tanpa jarak.

" Mas ngga makan dulu"

" Udah tadi sayang makan siang di kampus " sesampainya di atas Hanafi langsung menurunkan Aisha di atas ranjang.

" lanjutkan tidurnya sayang masih ada waktu sebelum ashar, mas mau mandi dulu " Hanafi berlalu masuk ke kamar mandi. Aisha bangun menyiapkan baju ganti untuk suaminya. Sebenarnya bener Aisha merasa badannya lelah rasanya ingin tidur, tapi ia tak mau karena ingin menunggu suaminya selesai mandi.

ceklek

suara pintu kamar di buka oleh Hanafi.

" Kok belum tidur lagi sayang,"

" tungguin mas, kita tidur bareng-bareng"

Hanafi tersenyum lalu segera memakai pakaian yang sudah di siapkan oleh Aisha. Kaos putih seperti kaos dalem dan celana cinos. Hanafi tak biasa memakai celana pendek, meskipun akan tidur ia selalu memakai celana panjang.

Setelah selesai Hanafi langsung merebahkan tubuhnya di ranjang, kemudian Aisha mendekati menenggelamkan kepalanya didada suaminya. bagi Aisha itu adalah tempat ternyamannya.

" Udah ayo tidur " Aisha hanya mengangguk sebagai jawaban iya.

***

Ibunya Hamdann merasa panik biasanya Hamdan sudah pulang tapi hingga sore belum pulang, ibu telepon ponselnya berdering tapi tidak di angkat.

" kenapa umma dari tadi liat pintu " Abah masih melihat berita kriminal di televisi.

" Hamdan bah kenapa jam segini belum, kalau pun telat pasti akan memberi kabar sebelumnya" masih dalam keadaan yang begitu panik.

" Tunggu saja mungkin ada kegiatan kampus, kita doakan saja tidak terjadi apa-apa. umma jangan panik, ingat lho Allah itu mengikuti prasangka hamba-nya" jelas Abah menenangkan umma.

" Astaghfirullah, syetan sudah pandai meracuni pikiran ku "

Terdengar suara motor Hamdan, ibunya merasa lega sambil mengelus dada. Begitulah seorang ibu selalu mengkhawatirkan anaknya. Karena yang ibu tau Hamdan itu anaknya gaul tidak ingin Hamdan berbuat sesuatu yang membuat dirinya salah arah.

" Assalamu'alaikum " Hamdan berlari langsung memeluk ibunya.

Itulah Hamdan meskipun dia anak yang agak selengekan tapi masih ke ibuan, apapun yang ibunya katakan tidak berani melawan dan selalu mengingat pesan ibunya.

" Dari mana kamu jam segini baru pulang, ratu rumah ini dari tadi panik " goda Abah pada istrinya.

" Iya kamu darimana Hamdan, umma dari tadi telepon ngga kamu angkat."

" Astaghfirullah Hamdan lupa ma, tadi ada wawancara di kantor teman kemudian ponsel Hamdan matikan. maaf ya umma sayang " memeluk umma seperti anak kecil, memohon maaf agar ummanya memaafkan.

" Nak bagaimana kabar kakakmu Hanafi, umma kangen kapan dia kesini "

" Alhamdulillah baik ma, tadi ada kelas kak Hanafi juga Hamdan sempat mengobrol dengan kak Hanafi. Titip salam buat umma dan Abah insyaallah lusa kesini. Sekarang kerjaan kak Hanafi sepertinya masih menumpuk ma " Hamdan menjelaskan kenapa kakaknya belum berkunjung kerumah orang tuanya. Sebenarnya Minggu lalu Hanafi dan Aisha ingin berkunjung, qadarullah saat di desa Hanafi mengalami insiden sakit jadi mereka menundanya.

" Ya udah mandi gi terus istirahat, bau kamu seharian di luar rumah " ibu memencet hidungya dan mendorong Hamdan segera bersih-bersih badan.

" Tadi ditungguin sekarang di usir " gumam Hamdan.

Abah tersenyum melihat tingkat anak dan istrinya. "Ngga ada di cariin giliran ada di usir," begitu batin Abah.

" Bah, umma kangen sama Aisha dan Hanafi"

" umma jangan ganggu pengantin baru, biarkan mereka melewati masa-masa indah itu. Umma kayak ngga pernah aja " goda Abah membuat umma merona wajahnya.

" ih Abah..."

_____________

Dukung tulisan author ya jangan lupa like dan komen, berikan vote juga.

terimakasih.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

SEMOGA GK BNYK TYPO NI KISAH HANAFI, AISHA & AZZAM....

2023-09-12

0

lihat semua
Episodes
1 Pinangan
2 Pernikahan
3 rumah
4 Malam yang dirindukan
5 pusing
6 kampung halaman
7 tak sadarkan diri
8 obat
9 Hamdan
10 Hasil pemeriksaan
11 RS
12 Hamdan curiga
13 pulang
14 kanker otak
15 terkejutnya Hamdan
16 syok
17 Zakia namanya
18 RS
19 teman lama
20 kepulangan Hanafi
21 kembali pingsan
22 operasi
23 lebih baik
24 Hanafi kembali dari rumah sakit
25 ke rumah pak Wahyu
26 jadwal ke dokter
27 pesan Hanafi
28 mimpi buruk umi
29 kontrol
30 kemoterapi
31 dokter baru
32 bertemu
33 kemo lagi
34 titip istriku
35 Mama Raisa
36 Azzam
37 Hajar
38 Azzam pergi
39 Hanafi kritis
40 kepergian Hanafi
41 pemakaman
42 khitbah
43 keyakinan aisha
44 menerima lamaran
45 persiapan
46 pernikahan kedua
47 mantan istri
48 wisuda
49 MP
50 pulang ke Indonesia
51 rumah mama Raisa
52 Kiran
53 kembali bekerja
54 dokter Azzam
55 sepiring berdua
56 pelakor
57 libur kerja
58 peduli zidan
59 bakso
60 Aurel
61 salah paham
62 mencari Aisha
63 rindu
64 apartemen
65 sadar
66 berita hamil
67 puding
68 mual muntah
69 periksa
70 rujak
71 syukuran
72 melamar
73 di lema Zakia
74 Bertemu mama almira
75 keinginan mama almira
76 tikung di sepertiga malam
77 tendangan di pagi hari
78 jawaban Almira
79 resepsi
80 sempit
81 kecelakaan
82 operasi aisha
83 kritis
84 berhasil
85 sadar
86 VVIP
87 lebih baik
88 bidadari surga
89 sebuah nama
90 Suster Rista
91 Ammar dan Ameer
92 pamit ke Lombok
93 acara pesta Ammar dan Ameer
94 TAMAT
95 Promo novel " Mujahadah Cinta Zakia Humaira"
96 promo novel " Rasa Yang Salah"
97 Promo novel " Rahim Untuk Suamiku"
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Pinangan
2
Pernikahan
3
rumah
4
Malam yang dirindukan
5
pusing
6
kampung halaman
7
tak sadarkan diri
8
obat
9
Hamdan
10
Hasil pemeriksaan
11
RS
12
Hamdan curiga
13
pulang
14
kanker otak
15
terkejutnya Hamdan
16
syok
17
Zakia namanya
18
RS
19
teman lama
20
kepulangan Hanafi
21
kembali pingsan
22
operasi
23
lebih baik
24
Hanafi kembali dari rumah sakit
25
ke rumah pak Wahyu
26
jadwal ke dokter
27
pesan Hanafi
28
mimpi buruk umi
29
kontrol
30
kemoterapi
31
dokter baru
32
bertemu
33
kemo lagi
34
titip istriku
35
Mama Raisa
36
Azzam
37
Hajar
38
Azzam pergi
39
Hanafi kritis
40
kepergian Hanafi
41
pemakaman
42
khitbah
43
keyakinan aisha
44
menerima lamaran
45
persiapan
46
pernikahan kedua
47
mantan istri
48
wisuda
49
MP
50
pulang ke Indonesia
51
rumah mama Raisa
52
Kiran
53
kembali bekerja
54
dokter Azzam
55
sepiring berdua
56
pelakor
57
libur kerja
58
peduli zidan
59
bakso
60
Aurel
61
salah paham
62
mencari Aisha
63
rindu
64
apartemen
65
sadar
66
berita hamil
67
puding
68
mual muntah
69
periksa
70
rujak
71
syukuran
72
melamar
73
di lema Zakia
74
Bertemu mama almira
75
keinginan mama almira
76
tikung di sepertiga malam
77
tendangan di pagi hari
78
jawaban Almira
79
resepsi
80
sempit
81
kecelakaan
82
operasi aisha
83
kritis
84
berhasil
85
sadar
86
VVIP
87
lebih baik
88
bidadari surga
89
sebuah nama
90
Suster Rista
91
Ammar dan Ameer
92
pamit ke Lombok
93
acara pesta Ammar dan Ameer
94
TAMAT
95
Promo novel " Mujahadah Cinta Zakia Humaira"
96
promo novel " Rasa Yang Salah"
97
Promo novel " Rahim Untuk Suamiku"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!