Hanafi harus melakukan cuti sekitar tiga hari di kampus nya, mahasiswa di berikan tugas lewat laptop saja.
" Dek nanti kita beberapa hari nginap di rumah umi setelah nya kita nginap di rumah Abah ya, mas ambil cuti tiga hari jadi kita bisa menginap di dua tempat sekalian" jelas Hanafi yang masih membantu Aisha untuk berkemas.
" iya mas, emang ngga papa mas ambil cuti sebanyak itu kita kan berangkat dari hari Sabtu mas nanti Ahad sore bisa langsung pulang "
" mas tidak mau hanya sebentar dirumah umi, pasti kamu kangen kan " Hanafi berjalan menghampiri Aisha dipeluknya dari belakang istrinya yang sedang berkemas merapikan semua pakaian yang akan dibawanya.
cukup lumayan karena mau beberapa hari.
" terimakasih ya mas " Aisha berbalik dan menghadap Hanafi kemudian memeluk erat.
Rasa cinta keduanya semakin hari semakin tumbuh.
" Sudah yuk sekarang kita tidur biar besok bisa bangun pagi dan tidak kesiangan " pinta Aisha.
" Mas mau kamu dek malam ini " Hanafi bergegas menggendong istrinya menuju ranjang.
Dan malam pun menjadi saksi atas penyatuan mereka kembali dengan gairah penuh rasa cinta yang semakin membara.
***
" Dek bangun shalat tahajud dulu " Hanafi membangun kan Aisha.
sebenarnya Hanafi tak tega membangunkan Aisha karena di lihatnya Aisha letih.
Tapi jika tidak di bangunkan Aisha pasti akan kecewa karena ia tidak bisa menjalankan rutinitas di sepertiga malamnya, shalat malam bersujud memohon mencurahkan segalanya kepada sang pemilik diri.
Perlahan Aisha membuka matanya dan tak lupa memberikan senyuman pagi untuk suami tercinta. Tubuhnya yang masih terbungkus dengan selimut.
" Bisa jalan dek, mas gendong ya " kecupan pagi biasa Hanafi lakukan ketika mereka bangun.
" Ngga mas, Aisha bisa jalan " Aisha yang selalu malu di hadapan Hanafi meski sudah beberapa kali mereka melakukan nya.
" Sudah mas siapkan airnya "
" Terimakasih mas " Aisha bergegas berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Setelah nya mereka melakukan shalat malam, bersujud memohon ampunan meminta pengharapan dengan doa-doa yang paling baik di ucapkan.
Berdzikir hingga waktu subuh pun tiba, Hanafi bergegas ke masjid dan Aisha shalat subuh dirumah.
***
Aisha bersiap dengan baju syar'i nya, wanita itu terlihat sangat cantik yang membuat suaminya semakin mencintai nya. Gamis berwarna navy di balut dengan jilbab besarnya yang menutup dada.
Aisha hari ini tidak masak, karena permintaan Hanafi mereka akan membeli sarapan saja nanti dijalan. Sarapan bubur ayam kesukaan mereka yang selalu ada mangkal di ujung jalan.
" Sudah siap sayang yuk kita berangkat keburu siang" menenteng tas baju ganti menuruni tangga bergegas menuju mobil.
" Yuk mas, Aisha juga sudah laper" senyum Aisha.
Meskipun harus mengantri membeli sarapan bubur ayam Hanafi dan Aisha tetap sabar, karena memang bubur ayam di situ rasanya sangat enak. Aisha dan Hanafi sangat menyukainya.
" Pak Hanafi selamat pagi pak " terdengar seseorang memanggilnya.
ternyata mahasiswa Hanafi yang juga ikut mengantri.
" eh kamu za, mau sarapan juga " jawab Hanafi.
" iya pak, mama yang suruh ini bubur kesukaan mama saya "
" Bapak sendirian "
" Ngga, sama istri tuh disana " sambil menunjuk Aisha yang duduk di tempat makan.
" Bapak sudah menikah, kirain masih lajang"
" alhamdulilah sudah bulan lalu" jawab Hanafi yang masih setia mengantri.
" Kenapa bapak ngga mengundang kami " cecar mahasiswa nya.
" acaranya memang terbatas hanya keluarga terdekat saja dan tetangga dekat, maaf bapak ngga bisa mengundang semua karena permintaan keluarga istri "
Kini giliran Hanafi sudah menerima pesanannya, mereka makan di meja sebelah tak jauh dari mobil mereka di parkiran.
Perjalanan yang tak cukup jauh akhirnya mereka sampai, umi sudah menyambut mereka berdua dengan sangat bahagia.
" Assalamu'alaikum umi " ucap keduanya.
"wa'alaikumsalam nak " jawab umi dengan senyuman khas lembutnya.
Hanafi menyalami mertuanya dengan takzim.
Aisha pun langsung berhamburan memeluk umi yang sangat di rindukan nya.
Keduanya berjalan memasuki rumah yang telah lama ditinggal kannya selepas menikah dengan Hanafi.
" Abi mana um" tanya Aisha.
" Abi sedang ke rumah pak Eko ada kepentingan, sebentar lagi juga pulang "
" Assalamu'alaikum "
ternyata baru di bicarakan Abi sudah pulang, kalau kata orang Jawa panjang umur orang yang sedang kita bicarakan langsug hadir.
" wa'alaikumsalam " jawab ketiganya dan tak lupa langsung menyalami Abi dengan mencium punggung tangan Abi yang sudah mulai keriput itu.
" Sudah lama nak datangnya, bagaimana kabarnya" tanya Abi kemudian duduk di kursi tamu.
" Barusan juga bi, baru saja kami masuk rumah" Aisha langsung menjawab dan Hanafi hanya mengangguk kan kepalanya.
Ibu membawakan minum teh hangat untuk mereka bertiga, berbincang menanyakan kabar masing-masing.
" terimakasih umi, ngga perlu repot begini " Hanafi mengambil minumnya meneguk ke tenggorokan yang sudah kering itu.
" Iya umi, biar Aisha saja umi "
" tidak apa-apa nak sudah lama juga umi tak melayani putri umi " Aisha tersinggung malu.
memang biasanya umi ada sangatlah perhatian kepada semua anaknya melayani meski mereka sudah besar.
Karena didikannya yang luar biasa tak membuat semua anaknya tidak sopan kepada orang tua.
Umi memberikan kasih sayang yang lebih dan juga pendidikan akhlak juga lebih di utamakan.
Setelah mereka berbincang cukup lama akhirnya mereka beristirahat di kamar Aisha yang sudah lama tak ia tempati. Melihat sekelilingnya kamar itu masih sama dan nampak sangat bersih.
" Mas istirahat sebentar ya dek, nanti bangunkan kalau sudah waktunya shalat Zuhur." merebahkan tubuhnya yang cukup lelah. Bukan itu Hanafi merasakan kepalanya kembali sakit lagi seperti lalu.
" Iya mas, nanti Aisha bangunkan. Aisha ingin kebelakang dulu bantu umi buat makan siang " Sudah tidak ada suara Hanafi yang ada hanya dengkuran halus. Membuat Aisha tertawa melihat suaminya yang kini sudah terlelap.
" Mau masak apa umi "
" ini bikin sup aja lebih seger dimakan siang cuaca yang panas gini ndok ".
" Iya mi seperti nya segar rasanya " kembali keduanya melanjutkan memasak hingga suara adzan berkumandang.
Mengingat pesan Hanafi tadi Aisha bergegas ke kamar membangunkan Hanafi agar bisa shalat berjamaah ke masjid.
" mas bangun sudah adzan "
dengan mata yang masih sayup Hanafi bangun, bukannya bergegas Hanafi menarik aisha hingga jatuh di atas tubuh Hanafi.
Begitulah Aisha meski sudah bersama beberapa waktu masih nampak malu jika Hanafi memperlakukan nya dengan sedikit romantis.
" mas keburu Iqamah "
" sebentar saja, berikan kiss itu biar mas bisa bangun. Nampaknya mas butuh cas, baterainya lowbad dek " Hanafi senang sekali menggoda aisha.
Aisha pun nampak merona pipinya kemerahan. Dengan sangat malu keduanya merasakan lembutnya ****an di siang bolong.
Aisha menyudahi karena takut Iqamah, Hanafi harus bergegas kemasjid.
" selalu kamu ya dek, menyudahi sebelum waktunya "
" keburu Iqamah mas hayuk " tanpa berpikir lama Hanafi beranjak mengambil air wudhu dan berangkat ke masjid.
masih dengan kepala yang sedikit berat, tapi Hanafi tak ingin menunjukkan kepada istrinya tentang keadaannya. Hanafi hanya mengira itu sakit kepala biasa.
....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments